Pages

Sabtu, Juli 12, 2014

Analisis : Bercermin Dari Demokrasi Mesir Dan Thailand

ANALISIS-(IDB) : Sesungguhnya perjalanan demokrasi kita hari-hari ini sedang panas dalam, meriang dan kalau tidak mampu dikelola bisa menjadi meraung dan mengaum saling menerkam.  Di tataran pengambilan suara tanggal 9 Juli 2014 yang lalu para pemilih suara telah menampakkan kualitas demokrasinya dengan antusias mendatangi berbagai TPS di seluruh Indonesia.  Artinya rakyat Indonesia yang punya hak pilih telah memenuhi kewajibannya untuk memilih RI-1. Dunia mengakui kehebatan para pemilih Indonesia dalam menjalankan hak demokrasinya.



Masalahnya kemudian adalah di model perhitungan suara yang bernama quick count yang berbeda satu sama lain jika berhadapan dengan kubu yang berseberangan. Ini kemudian melahirkan sebuah kalimat populer yang pernah disebutkan almarhum  Gus Dur yaitu membela yang bayar. Di kubu A lembaga survey membela kliennya demikian juga di kubu B.  Ini juga salah satu indikator yang menjadi pemicu gejolak panas dalam ditambah lagi dengan keberpihakan media yang terbelah menjadi dua kubu yang berseberangan.  Meminjam istilah sastrawan, Indonesia saat ini bagai bulan yang terbelah dua.



Sesuai perintah, saat ini satu juta Polisi dan Tentara dalam kondisi siaga penuh untuk mengantisipasi kondisi terburuk dalam perjalanan berdemokrasi kita.  Ada pergerakan dan pergeseran pasukan bersama  sejumlah  alutsista di berbagai tempat strategis.  Sebagai alat dan instrumen penyelamat negara dari gangguan keamanan dan pertahanan, menyiagakan personel dan sejumlah alutsistanya merupakan keniscayaan yang dibenarkan.  Kendali tokoh publik atau politisi tentu ada di lisan dan laku sikap.  Manakala lisan provokasi dan laku sikap berlaku anarkis jelas akan berhadapan dan berlawanan dengan instrumen penyelamat negara.




Militer Indonesia bersiaga penuh
Berbagai contoh telah diperlihatkan manakala jalan berdemokrasi melewati ambang batas laku sikap dan lisan yang mau menang sendiri. Mesir yang perolehan suara kaum religi menang tipis terhadap kaum nasionalis dalam Pemilu beberapa tahun silam sangat mengejutkan lingkungan sekitarnya.  Termasuk penggemar status quo yang berpuluh tahun menikmati rezim Hosni Mubarak dan tetangga sebelahnya Israel.



Sayangnya pihak pemenang tipis pemilu ingin cepat-cepat merevolusi tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di negeri piramid itu sehingga menimbulkan birahi berkelahi. Disamping itu sesungguhnya Israel berkepentingan dengan posisi Mesir yang status quo alias tidak adanya aroma ikhwanul muslimin di pemerintahannya. Oleh karena itu berbagai upaya intelijen dilakukan untuk mengembalikan posisi status quo tadi.  



Meski gejolak politik di Mesir menimbulkan efek domino alias Arab Springs dengan kejatuhan beberapa rezim pemerintahan di sekitarnya tapi kita bisa lihat sekarang kondisi negeri “Firaun” itu yang tidak sembuh dari luka dan cuka demokrasi. Militer mengambil alih pemerintahan untuk menyelamatkan wibawa negara. Sebabnya karena posisi sama kuat blok demokrasi di dalam negeri itu yang tak mampu merekonsiliasi diri.  Kemudian adanya campur tangan Israel dan AS untuk tetap “memegang dan menggenggam” Mesir agar tetap jinak.



Demikian juga pertarungan demokrasi sama kuat antara kelompok baju ningrat dengan kelompok baju egaliter yang dikenal dengan sebutan kaos kuning dan kaos merah di Thailand. Berlarutnya dalam hitungan tahunan saling hujat antara kedua kelompok itu akhirnya memancing militer Thailand untuk mengambil alih pemerintahan. Seperti kita ketahui seorang pengusaha kaya Thaksin Shinawatra dalam sekian tahun memerintah negeri gajah putih itu, dan terguling, telah berhasil memikat hati kaum egaliter terutama petani dan pedagang.  Kaum inilah yang menjadi lawan tanding kelompok kaos kuning sebutan untuk mereka yang berada dalam kelas pegawai negeri, keluarga tentara dan pemuja nilai-nilai kerajaan.




Titik Nol Yogya, haruskah kembali ke titik Nol
Demokrasi Indonesia sedang diuji kematangannya terutama ditingkat elite partai dan sekutunya.  Perhitungan suara manual yang sedang dilakukan KPU saat ini hendaknya disikapi dengan ketenangan cara pandang dan cara bicara.  Apalagi kita berada di bulan suci Ramadhan yang nota bene menahan dari segala hal, menahan amarah, menahan emosi termasuk menahan nafsu provokasi. Rakyat bangsa telah membuktikan kematangan berdemokrasi dengan tingkat kedatangan di TPS meningkat tajam.  Rakyat bangsa telah menjalankan “ritual demokrasi” nyaris sempurna tanpa ribut dan cela. 



Maka saatnya elite partai dan kelompok masing-masing harus mampu menunjukkan kecerdasan berpolitik, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual.  Asal tahu saja kalangan grass root atau akar rumput tidak akan melakukan tindakan apa-apa jika tidak ada instruksi dari atasan partai atau kelompoknya.  Mestinya kita banyak bercermin dari kedewasaan masyarakat pemilih kita yang sudah kembali menjalankan aktivitas mereka. Berbagai aktivitas mereka sesungguhnya menggerakkan perekonomian yang terus tumbuh dan berkembang di negeri ini.



Ketika saatnya diumumkan siapa yang menjadi pemenang untuk menjadi Presiden lima tahun ke depan, mestinya jauh-jauh hari sudah dikondisikan bagi kedua petarung dan kelompoknya untuk siap kalah dan menerima kekalahan dengan legowo.  Tentu ini berat karena ongkos politik tidak hanya berupa nilai tukar tetapi juga gengsi diri, harga diri, aktualisasi diri, emosi diri dan ambisi diri terhadap apa yang disebut nilai perolehan harga kekuasaan.  Tentu semua ada limitnya.  Oleh sebab itu pusat gravitasi kendali  merupakan kunci untuk memberikan ketenangan pada harga diri, gengsi diri termasuk kendali kelompok.



Pada posisi tak terkendali, bukan sesuatu yang haram jika Polisi dan Tentara bahu membahu menghantam habis kelompok anarkis yang berusaha mencederai martabat demokrasi karena tak siap kalah.  Posisi darurat sipil maupun darurat militer bisa dan sah diberlakukan di seluruh tanah air manakala kemarahan lisan berubah menjadi kemarahan destruktif tak terkendali.  Kita berada di persimpangan itu, mau meneruskan universitas demokrasi dengan nilai cum laude atau terpaksa harus mengulang kembali karena tidak lulus mata kuliah pengendalian diri.  


Semoga berkah Ramadhan ini mampu memberikan berkah demokrasi yang bening, pengendalian diri untuk sebuah kemenangan Indonesia Raya yang majemuk. Dan di Idul Fitri nanti kita semua bisa mengembalikan nilai kesejatian pada fitrah diri, fitrah berbangsa, sebuah kebanggaan pada nilai kebangsaan Indonesia Raya.



Sumber : Analisis

Vympel R-77 (AA-12 Adder) : Rudal Andalan Perang Udara

ANGKASA-(IDB) : Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal udara ke udara jarak menengah/jauh ini?

Paling tidak ada sepuluh varian induk yang dibuat Vymvel Design Bureau untuk rudal udara ke udara jarak menengah R-77 yang dalam istilah NATO diberi kode AA-12 Adder. Mulai dari varian standar hingga varian terbaru untuk penempur generasi kelima Rusia, T-50 PAK FA, yakni K-77M yang dilengkapi radar AESA. Indonesia melengkapi armada Su-27/30 dengan varian RVV-AE (Izdeliye 190), yang khusus dibuat Rusia untuk versi ekspor.

Walaupun R-77 dasarnya adalah rudal udara ke udara, namun pihak pembuat juga telah mengembangkan R-77 menjadi rudal darat ke udara (R-77-SRK) dan juga rudal kapal ke udara (R-77-ZRK). R-77 jadi andalan para pengguna jet tempur Rusia dan kini sudah digunakan di sembilan negara: Rusia, Aljazair, Tiongkok, India, Malaysia, Venezuela, Vietnam, Peru, dan Indonesia.

R-77 dibuat Vympel pada 1982. Rudal dengan panjang 3,6 meter, diameter 20 cm, dan bobot antara 175 kg (R-77) – 226 kg (R-77-PD) ini mampu mengejar sasarannya dengan kecepatan Mach 4,5. Kemampuan menjangkau sasaran berada dikisaran 40-160 km tergantung varian dan ketinggian terbangnya. Maka R-77 disebut pihak pembuatnya sebagai rudal udara ke udara jarak menengah dan jarak jauh.

R-77 dapat diluncurkan pada ketinggian terbang pesawat antara 5 meter (16,5 kaki) hingga 25 km (82.000 kaki). Rudal ini ditenagai oleh roket berbahan bakar padat (R-77) atau sistem penghisap udara ramjet (R-77-PD). Hulu ledak rudal berkisar 22 kg, menggunakan fragmentasi high explosive serta sistem pemandu inersial baik aktif, pasif maupun infra merah.

Salah satu ciri yang dapat dilihat dari R-77 selain bentuknya yang panjang dan runcing, adalah digunakannya grid fin di bagian ekor. Sirip tegak berlubang dengan pola kotak menyerupai waffle besi ini berfungsi untuk mengarahkan aliran udara di bagian ekor rudal pada kecepatan supersonik. Arahnya dapat diatur dengan poros engsel di bagian pangkalnya. Grid fin lazim digunakan pada rudal balistik buatan Soviet era 1970-an dan juga roket Lunar N1 serta kapsul Soyuz TM-22.

Paling Efektif

Dengan kecepatan lajunya yang sangat tinggi, R-77 diklaim sebagai rudal udara ke udara paling efektif yang dapat digunakan untuk menghancurkan beragam sasaran di udara termasuk rudal Mach 4 AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile), AIM-54 Phoenix maupun rudal darat ke udara semacam Patriot. R-77 digunakan AU Rusia sejak 1994 dan telah diekspor pertama kali ke India tahun 2002. Di kawasan ASEAN, RVV-AE telah dimiliki oleh Malaysia dan Vietnam yang sama-sama menggunakan Su-27/30 sebagai kekuatan pemukul utama.

Tiongkok yang getol membeli beragam persenjataan Rusia, tak ketinggalan melengkapi armada Su-27/30 dengan R-77. Tidak hanya itu saja, Tiongkok kemudian juga membuat secara lisensi seeker dan sistem pemandu pada R-77 dan menerapkannya pada rudal PL-12/SD-10 Sino-AMRAAM.

Dibandingkan AIM-120 AMRAAM buatan Hughes/Raytheon yang telah diproduksi sejak 1991, dapat dikatakan R-77/RVV-AE memang masih kalah dalam pengoperasiannya di medan laga. Sehingga untuk mengukur seberapa hebat rudal ini rasanya masih butuh pembuktian. Sementara AIM-120 telah berhasil menembak jatuh MiG-25 Irak pada 27 Desember 1992 dimana saat itu AIM-120 diluncurkan dari F-16D AU AS. Catatan berikutnya, Januari 1993 MiG-23 Irak juga berhasil dijatuhkan F-16C AU AS menggunakan AIM-120 AMRAAM, dan setelah itu AIM-120 masih membukukan berbagai kill lainnya.

Rusia dan negara-negara pengguna R-77 lainnya mungkin masih menunggu kesempatan untuk bisa menggunakan rudal BVR (Beyond Visual Range) R-77 dalam kesempatan yang pas. Secara teori di atas kertas, rudal ini lebih unggul dari para pesaingnya. Itu pula yang menyebabkan AS dan para sekutunya selalu waspada pada berbagai persenjataan buatan Rusia, termasuk R-77 atau AA-12 Adder ini.




Sumber : Anglkasa

KRI Bung Tomo Class Segera Diresmikan

LONDON-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim mengatakan penamaan 3 (tiga) Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang dibuat di Inggris segera peresmian. Ketiga KRI itu yaitu KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358, dan KRI Usman Harun-359.

Ketiga KRI ini merupakan kapal perusak bertipe Multi Role Light Frigate (MRLF), yaitu sejenis kapal perusak ringan, yang memiliki bobot kurang lebih 2.000 ton. Kapal ini berteknologi canggih, antara lain sistem peluru kendalinya, dan mematikan.

Hal itu disampaikan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim dalam sambutannya pada acara buka puasa bersama segenap Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Pemerintah Propinsi Jawa Timur, di Rumah Dinas Pangarmatim, Jalan Yos Sudarso, Surabaya, Kamis (10/7).

Dia menjelaskan dua kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) buatan Inggris akan diresmikan menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Untuk itu, Pangarmatim berencana untuk menghadiri acara penyerahan sekaligus penamaan dua kapal perang MLRF menjadi KRI di Barrow in Furness, Inggris dalam periode bulan Ramadhan ini.

“Serah terima kapal akan dilakukan di Barrow in Furness pada akhir Juli 2014,” katanya.




Sumber : Jurnas




Roket Hamas Vs Iron Dome Israel

Roket M 302
Roket M 302


YERUSSALEM-(IDB) : M-302, adalah roket andalan militan Hamas yang menjadi buah bibir para analis Israel dan Amerika Serikat. Sebab, roket jenis ini menghujani wilayah Israel setiap 10 menit selama Israel menginvasi Jalur Gaza dalam empat hari terakhir.


Para analis itu bertanya-tanya, bagaimana bisa militan Gaza mampu membuat roket yang bisa menjangkau wilayah Israel dalam jumlah besar. Padahal, kondisi ekonomi Palestina sedang sakit sejak Israel memblokade Jalur Gaza beberapa tahun lalu.


Israel selama ini gencar menuduh Hamas menerima pasokan roket seperti itu dari Suriah dan Iran. Tentara Pertahanan Israel (IDF) mencatat, roket M-302 Hamas ditembakkan ke wilayah Israel setiap 10 menit. Bahkan dalam 72 jam, sudah 400 roket ditembakkan. Data itu mengacu dari keberhasilan sistem pencegat rudal Israel, Iron Dome, yang 90 persen berhasil menangkis roket Hamas.


Iron Dome menjadi andalan Israel, sejak Hamas menguasai Jalur Gaza tahun 2007. Menurut IDF, Hamas memiliki gudang dengan 10 ribu bahan mentah untuk pembuatan roket, yang salah satunya bertipe M-302.


Diproduksi China
 
imageMenurut IB Times, pada Kamis (10/7/2014), roket M-302 pertama kali dikembangkan oleh militer Suriah. Namun, roket jenis itu kini sudah biasa digunakan kelompok Hizbullah dan Hamas, serta pasukan loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad.


Sejak Hamas memperoleh roket M-302, Israel dibuat repot berkali-kali. Hamas setidaknya telah berhasil menembakan roket jenis itu ke wilayah pesirir Hadera , sekitar 30 km dari Tel Aviv atau 70 km dari Jalur Gaza.


Meski Israel meragukan kemampuan Hamas untuk memproduksi roket M-302, namun analis AS justru percaya dengan kemampuan Hamas. ”Hamas mampu memproduksi roket secara mandiri,” kata Patrick Megahan, analis untuk Pertahanan dan Demokrasi yang berbasis di AS, kepada NBC.


“Setelah kita melihat semuanya, kelompok pemberontak di Suriah juga memproduksi beberapa roket tanpa bantuan dari luar negeri. Apakah Iran dan Suriah menawarkan bantuan berupa bahan yang diproduksi secara massal, itu sulit dilakukan di Gaza di mana bahan-bahan terbatas,” ujar Patrick.


Para pemimpin Hamas telah menegaskan bahwa senjata mereka dibuat sendiri dan tidak dijual di tempat lain. Namun, sumber lain menyatakan, roket M-302 tidak hanya diproduksi Suriah, dan Hamas. China juga memproduksi dengan nama Weishi-2 (WS-2).


”Ini dibuat di bawah lisensi dari China,” kata Tal Inbar, analis Israel kepada NBC. Militer Israel mengakui roket M-302 merupakan model roket hebat.” Yang paling canggih, yang bisa menyerang dengan jarak lebih dari 100 mil, dan jika itu digunakan di Gaza maka warga Israel di bawah ancaman,” kata juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner.



Irone Dome
 
imageUntuk menangkis serangan serangan roket Hamas, Israel terus meningkatkan kemampuan iron dome. Jika pada konflik tahun 2006 dinyatakan keakuratan iron dome 70 persen, maka kini meningkat menjadi 90 persen bisa mencegat roket Hamas di udara.


Irone Dome dilengkapi perisai elektronik dan hulu ledak khusus yang mampu mendeteksi dan menghancurkan target dalam waktu beberapa detik. Amerika Serikat ikut berperan dalam mengembangkan teknologi Iron Dome yang mahapenting bagi keamanan Israel ini. AS menggelontorkan US$ 235 juta untuk mendanai penelitian dan membuat senjata pelindung itu.


Sistem ini merupakan sistem pertahanan anti-rudal untuk mencegat roket Hamas yang menarget Tel Aviv dan Yerusalem -dua kota terbesar Israel.


Iron Dome Israel
Iron Dome Israel


Menurut CNN, sistem ini bekerja dengan pertama-tama mengidentifikasi rudal masuk dan kemudian menentukan apakah jangkauan dan arah mereka mengancam daerah padat penduduk, seperti sebuah kota. Jika rudal yang masuk dianggap merupakan ancaman, operator Iron Dome meluncurkan kontra-rudal. Rudal ini akan menghancurkan rudal musuh di udara.


Departemen Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sistem ini telah mencegat 56 roket yang ditembakkan dari Gaza dengan sasaran Yerusalem, Tel Aviv, Asdod, Askelon, Kiryat Gat, dan di tempat lain. Menurut IDF, lebih dari 250 roket telah ditembakkan dari Gaza.


IDF menyatakan Israel menggunakan sistem Iron Dome hanya terhadap roket yang meluncur ke daerah-daerah berpenduduk. Jika tampaknya menuju sebuah lapangan kosong, Iron Dome tidak diaktifkan. “Sistem ini merupakan inti dari strategi pertahanan Israel,” tulis CNN.


Ada dua pekerjaan utama sistem ini, yakni mengidentifikasi target dan peluncur rudal portabel akan menembakkan anti-rudal untuk meledakkan rudal Hamas di udara. Sistem ini mudah diangkut, dengan hanya beberapa jam saja untuk merelokasi dan mengaturnya.


Rudal Iron Dome memiliki panjang 3-10 meter dengan diameter 15 sentimeter dan berat 90 kilogram, tulis analisis keamanan IHS Jane pada 2012. Hulu ledak diyakini membawa 11-24 kilogram bahan peledak. Jangkauannya mulai 4 kilometer sampai 70 kilometer.


Israel mulai mengembangkan sistem ini pada 2007. Setelah serangkaian tes penerbangan tahun 2008 dan 2009, alat ini pertama dioperasikan pada 2011. Seperti dikutip IHS Jane, Angkatan Udara Israel melaporkan tingkat keberhasilan sistem ini mencapai 70 persen pada 2011.


image

Apakah Amerika Serikat terlibat dalam Iron Dome? Ya, tulis ABC News. Pengembangan awalnya dilakukan oleh perusahaan teknologi pertahanan Israel, Rafael. Namun sistem ini disponsori AS. Menurut Congressional Research Service, pada 2014 negara adidaya itu memberikan US$ 235 juta untuk penelitian Iron Dome, termasuk pengembangan dan produksi.


IHS Jane menyatakan pembuatan satu unit Iron Dome menelan biaya US$ 50 juta. Sedangkan sebuah rudal, menutur pejabat Israel, dihargai US$ 62 ribu.

“Ini adalah program yang dirancang untuk memberikan keamanan dan keselamatan bagi keluarga Israel,” ujar Presiden AS Barack Obama mengomentari alat ini. The Jerusalem Post melaporkan, negara-negara lain telah menyatakan minatnya untuk membeli sistem ini, termasuk AS, Korea Selatan, dan beberapa negara anggota NATO di Eropa. 




Sumber : JKGR

Destroyer Pertama Produksi Dalam Negeri India

Destroyer P15A, Kolkata Class, buatan dalam negeri India
Destroyer P15A, Kolkata Class, buatan dalam negeri India
NEW DELHI-(IDB) : Destroyer pertama buatan dalam negeri India, P15A, Kolkata Class telah menyelesaikan delivery acceptance trials (DAT) / ujicoba laut bulan lalu dan diserahterimakan kepada Angkatan Laut India, pada 10 Juli 2014.


Destroyer ini segera aktif di jajaran Angkatan Laut India, diperkirakan akhir bulan ini diresmikan oleh Menteri Pertahanan India, Arun Jaitley, di Mumbai.


Selama menempuh ujicoba DAT bulan lalu, satu rudal jelajah supersonic Brahmos, ditembakkan dari destroyer Kolkata Class ini, pada 9 Juli 2014 di pantai Karwar. Destroyer P15A akan membawa 16 rudal Brahmos dalam konfigurasi launcher Vertikal (VLS).


Kolkata Class berhasil melalui berbagai kendala, yang seharusnya diluncurkan pada tahun 2010, namun terkendala urusan teknis, termasuk persoalan konstruksi dan level kebisingan kapal saat beroperasi. Semua persoalan itu akhirnya dapat diatasi dalam 3 tahun terakhir. Tewasnya seorang Angkatan Laut dalam insiden di bulan Maret 2014, menambah panjang lika liku pembuatan Destroyer ini.

Destroyer P15A, Kolkata Class, India
Destroyer P15A, Kolkata Class, India

Kini, setelah Destroyer P15A berhasil melalui uji coba laut, berarti destroyer buatan dalam negeri India, siap sepenuhnya untuk beroperasi.


Untuk tahap awal, India berencana membuat 3 Destroyer Kolkata Class. INS Kolkata beroperasi tahun 2014, INS Kochi tahun 2015 dan INS Chennai, dalam waktu yang akan ditetapkan.


Sejumlah pengamat menilai destroyer Kolkata Class memiliki kemampuan stealth dan menjadi destroyer stealth pertama di Asia.

Destroyer P15A, Kolkata Class, India
Destroyer P15A, Kolkata Class, India

Berat: 8000 ton; Kecepatan: 30 knot+ dan mampu mengangkut 2 helikopter Anti-Kapal Selam (ASW).


Persenjataan : 
  • Anti-ship: 16 cell BrahMos/Nirbhay/Klub dan 1 x 100mm gun.
  • Air-defence: 32 cell Barak-8 SAM (Range 70km), 8 cell (4×2) Barak-1 SAM (Range 10 – 12 km).
  • CIWS: 4 x AK- 630 Gatling guns.
  • ASW: Triple-torpedo tubes & 2 x RBU-6000.
  • Artillery: SMERCH-2 Multiple rocket launchers. 
  • Radar: MF-STAR APAR/AESA (IAI) S-band [Other L-band, D-band radars also on board).


Sumber : JKGR

Berita Foto : Rimpac 2014, KRI Banda Aceh 593 In Action

HAWAI-(IDB) : The Indonesian Navy amphibious transport dock ship KRI Banda Aceh (LPD 539) arrives at Joint Base Pearl Harbor-Hickam in preparation to participate in the Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, more than 40 ships and submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in RIMPAC exercise from June 26 to Aug. 1, in and around the Hawaiian Islands. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971.

Indonesian Navy ship KRI Banda Aceh (LPD 593) departs Pearl Harbor to participate in the sea phase of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, more than 40 ships and submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in RIMPAC from June 26 to Aug. 1 in and around the Hawaiian Islands. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971.

The Republic of Indonesia's KRI Banda Aceh, Landing Platform Dock (593) departs Pearl Harbor for the sea phase of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, more than 40 ships and submarines, about 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in Exercise RIMPAC from June 26 to August 1, in and around the Hawaiian Islands. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971. 

Indonesian landing platform dock ship KRI Banda Aceh (LPD 593) departs Joint Base Pearl Harbor-Hickam during Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. Twenty-two nations, more than 49 ships, six submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in RIMPAC.




Source : DVDS

Helikopter Tempur AS Jatuh Ditabrak Angsa, 4 Tewas

LONDON-(IDB) : Sekelompok angsa liar menabrak sebuah helikopter militer AS saat tengah terbang di atas sebuah kawasan suaka di Inggris timur. Empat orang kru helikopter tewas dalam kejadian tersebut. Demikian penyidik militer menjelaskan, Rabu (9/7/2014).

Helikopter milik AU Amerika Serikat jenis HH-60 Pave Hawk, yang berbasis di pangkalan udara Lakenheath ini, jatuh di Norfolk pada 7 Januari lalu dalam sebuah latihan rutin.

Saat helikopter itu tengah mengudara, sekelompok angsa liar tiba-tiba beterbangan yang kemungkinan besar dipicu karena suara bising mesin helikopter.

Akibatnya, sekitar tiga ekor angsa menabrak kaca depan helikopter dan menembus masuk ke dalam kokpit, lalu langsung menghantam wajah pilot, kopilot, dan petugas penembak hingga pingsan. Demikian pernyataan Badan Investigasi Kecelakaan yang diterbitkan Angkatan Udara di Eropa dan Afrika.

Salah satu angsa itu juga membuat sebagian kendali helikopter tak berfungsi, di saat para kru helikopter tengah berlatih melakukan penyelamatan pada malam hari.

"Pingsannya pilot dan kopilot, ditambah rusaknya fungsi stabilisator helikopter, membuat helikopter itu bergerak tak terkendali," tambah laporan itu.

"Akibatnya, helikopter itu kemudian jatuh sekitar tiga detik setelah ditabrak sekelompok angsa," lanjut laporan itu.

Helikopter tersebut berasal dari Skuadron Penyelamat ke-56 AU Amerika Serikat, Wing Tempur ke-48, yang banyak dikenal dengan nama Wing Patung Liberty. Kesatuan ini adalah salah satu unit penting militer AS di Eropa.

Helikopter HH-60 Pave Hawk biasa digunakan dalam proses penyelamatan korban perang dan kerap digunakan untuk menolong kru udara yang jatuh di wilayah musuh.

Helikopter ini banyak digunakan di Afganistan, Irak, dan dalam operasi penyelamatan seusai hantaman Badai Katrina di New Orleand, AS, pada 2005.




Sumber : Kompas

Berita Foto : Advanced F-16 Block 50 / 52

f-16-block52-1
F-16 Block 52

f-16-block52-4
F-16 Block 52

f-16 block52=6
F-16 Block 52

F-16 Block 52
F-16 Block 52

f-16-block50
F-16 Block 50

f-16 block50-2
F-16 Block 50

f-16-block50-5
F-16 Block 50

block-52
F-16 Block 52

block52-1
F-16 Block 52

block52-2
F-16 Block 52

block52-6
F-16 Block 52

JKGR-(IDB) : F-16 Block 50/52 : Pesawat pertama diluncurkan tahun 1991, dengan kelengkapan improved GPS/INS dan bisa membawa misil advance: AGM-88 HARM missile, JDAM, JSOW and WCMD. F-16 block 50 diusung oleh mesin F110-GE-129, sementara Block 52 biasanya mengusung F100-PW-229.

F-16 Block 50/52+ :
 

Perbedaan utama, dilengkapi conformal fuel tanks (CFTs), a dorsal spine compartment, radar APG-68(V9), an On-Board Oxygen Generation (OBOGS) system dan Helm JHMCS.




Sumber : JKGR

KRI Jajaran Koarmabar Laksanakan SAR Kapal Yacht Perancis

JAKARTA-(IDB) : RI Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376) berhasil melaksanakan SAR (Search an Rescue) terhadap Kapal Yacht berbendera Perancis, SY. Malick, Kamis (10/7), yang telah 3 hari terombang-ambing di lautan, karena mengalami kerusakan mesin dan sistem kemudi akibat cuaca buruk selama pelayaran sejak dari perairan India.

Menurut Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E, M.P.M., Yacht tersebut berhasil ditolong setelah KRI STS-376 mendeteksi sinyal distress yang dipancarkan oleh Yacht tersebut. Setelah terjalin komunikasi, diketahui Yacht tersebut dinahkodai oleh Rondeau David Jean Marie Marcel serta diawaki 2 (dua) orang ABK, yaitu Leprette Thyl Sylvain dan Mechling Laura Juliette Warga Negara Perancis. 

Berdasarkan pengakuan nahkoda kapal, saat itu mereka sedang dalam perjalanan dari Pelabuhan Seychelles menuju Pelabuhan Vanuatu, namun karena mengalami kerusakan peralatan mesin serta kemudi mereka terbawa arus hingga masuk wilayah Indonesia sampai ke pelabuhan Jakarta.


Setelah diberi bantuan air minum dan makanan oleh KRI STS-376, mereka kemudian dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut Pondok Dayung, Jakarta untuk proses penanganan lebih lanjut oleh Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal III Jakarta dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Perancis di Jakarta.




Sumber : Koarmabar

Jelang Rekapitulasi Kesiagaan TNI Kini Lebih Tinggi

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, TNI akan meningkatkan pengamanan teritorial jelang rekapitulasi suara yang akan dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli 2014 mendatang.


"Pasti lebih tinggi siaganya. Kekuatan yang tergelar sekarang selalu siaga. Tetapi unsur-unsur cadangannya siap dikerahkan," kata Moeldoko saat buka puasa bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), di Balai Sudirman, Jakarta, Jumat (11/7/2014).


Selain pengamanan teritorial, menurut Moeldoko, TNI juga akan meningkatkan fungsi intelijennya guna mendeteksi segala potensi kerawanan yang mungkin terjadi. Di samping juga meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga keamanan bersama.


"Pasukan akan standby. Mereka akan melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat, jangan sampai terjadi sesuatu," ujarnya.


Hingga kini, ia menambahkan, kondisi keamanan di seluruh wilayah Indonesia kondusif pasca pemungutan suara Pilpres 2014. Meski demikian, TNI tetap akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi dinamika sosial yang terjadi.





Sumber : Kompas

Penerbang TNI Tidak Kalah Dengan Penerbang Negara Lain

YOGYAKARTA-(IDB) : Wakil Komandan Kodikau Marsekal Pertama TNI A.Adang Supriyadi, SE,MM, mewakili Komandan Kodikau Marsekal Muda TNI M Nurullah, SE, membuka Pendidikan Sekolah Penerbang Angkatan ke 90 dan PSDP TNI A-29 di Gedung Wisma Adisutjipto Jumat (11/7).


Komandan Kodikau dalam sambutan yang dibacakan oleh Wadan Kodikau Marsekal Pertama TNI A Adang Supriyadi, SE, MM, menyampaikan bahwa Pelaksanaan Pendidikan khususnya sekolah dasar kecabangan penerbang, tidaklah mudah seperti pendidikan-pendidikan lainnya, karena pendidikan ini mempunyai resiko yang tinggi, bahkan bisa berakibat fatal. Tetapi bila dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan tepat, resiko tersebut bisa diminimalkan bahkan dihilangkan.


Pendidikan Sekolah Penerbang Angkatan ke 90/PSDP TNI A-29 diikuti 23 siswa. Ke-23 siswa tersebut sebelumnya telah mengikuti Pendidikan Dasar Keprajuritan selama 5 bulan di Skadik 401 Pangkalan Udara Adisoemarmo, Solo. Direncanakan, pendidikan di Sekolah Penerbang akan ditempuh selama 28 bulan dengan tahapan pendidikan Bina Kelas ( Ground School ) di laksanakan di Skadik 104, tahap Latih Dasar dengan pesawat latih Grob dilaksanakan di Skadik 101, sedang tahap Latih Lanjut menggunakan pesawat KT-1 B dilaksanakan di Skadik 102. Para Siswa ini diperkirakan akan mulai terbang pada bulan Juli 2015. Pendidikan ini akan menyelesaikan 15 sortie dan 180 Jam terbang.


Komandan Kodikau Marsekal Muda TNI M. Nurullah,SE, juga menekankan agar para instruktur maupun para siswa harus memegang teguh displin, dan melaksanakan semua kegiatan sesuai prosedur yang telah ditetapkan, sehingga pendidikan ini dapat berlangsung dengan lancar dan aman.


Hadir dalam Upacara Pembukaan Pendidikan Sekolah Penerbang Angkatan ke 90/PSDP TNI A-29 diantaranya adalah Komandan Lanud adisutjipto Marsekal Pertama TNI Agus Munandar, SE, Gubernur AAU diwakili oleh Dirjian AAU, KaRuspau Hardjolukito yang diwakili oleh WakaRuspau, pejabat Kodikau, Komandan Wingdikterbang Lanud Adisutjipto, Komandan Sekolah PSDP dan para pejabat di lingkungan Lanud Adisutjipto.




Sumber : TNI AU