Pages

Kamis, Juni 26, 2014

​Perancis Siap ToT Kapal Selam Untuk Indonesia

PARIS-(IDB) : Menteri Muda Pertahanan Prancis Kader Arif menilai Indonesia sebagai mitra penting bagi negaranya. Indonesia diharapkan menjadi pintu masuk bagi Prancis untuk menjalin kerja sama pertahanan dengan negara-negara ASEAN.
 

Hal tersebut disampaikan Arif saat menerima kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Paris, Kamis (26/6/2014). Sjafrie didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Laksamana Muda Rachmat Lubis.
 

Arif mengapresiasi peran yang dilakukan Indonesia baik dalam menjadi perdamaian di kawasan maupun dalam operasi penjaga perdamaian. Seperti halnya Indonesia, Prancis melakukan hal yang sama dengan penempatan pasukan perdamaian di banyak negara.
 

Untuk membuat peran itu berjalan lebih baik, Tentara Nasional Indonesia perlu dilengkapi dengan alat utama sistem persenjataan yang memadai. Menurut Arif, Prancis siap untuk memenuhi kebutuhan alutsista maupun pengembangan industri pertahanan Indonesia.
 

"Saya berterima kasih bahwa TNI AD mempercayai untuk menggunakan meriam Caesar 155 mm buat Prancis. Saya mendukung bukan hanya untuk pembelian alutsista, tetapi juga pengembangan industrinya seperti yang akan dilakukan PT Pindad dengan Nexter untuk pengembangan Caesar maupun dengan Roxel untuk industri propelan," kata menteri muda berdarah Aljazair itu.
 

Menurut Arif, Prancis akan memberikan dukungan untuk transfer teknologi. Termasuk juga untuk industri kapal selam apabila dibutuhkan Indonesia.
 
Wamenhan menjelaskan kunjungan ke Prancis dan Belanda dilakukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan dan juga High Level Committe untuk mencek seluruh alutsista yang dipesan Indonesia untuk TNI. Termasuk juga tiga kapal fregat multifungsi yang sedang dibangun di Manchester Inggris. Juga helikopter serang Eurocopter yang akan melengkapi Helikopter MI 35 dan Apache yang memperkuat TNI AD.
 
Menurut Sjafrie seluruh pesanan itu sudah dalam tahap akhir dan akan segera dikirim secara bertahap ke Indonesia. Seluruh alutsista yang baru ini akan ikut dalam peringatan Hari TNI 5 Oktober.
 
Sjafrie merasa puas karena selain pembelian alutsista ada banyak tawaran bagi pengembangan kerja sama industri pertahanan. Terutama untuk Pindad yang terbuka peluang bagi pengembangan Panser Anoa serta kendaraan tempur dan munisi lainnya.
 
Bersama Dirut Pindad Sudirman Said, Wamenhan bertemu juga Presiden Volvo Group, Stefano Chmielewski untuk membicarakan pasokan mesin Renault untuk kebutuhan Panser Anoa.
 
"Pindad sudah memproduksi 250 unit panser kebutuhan TNI AD. Sekarang Pindad mempunyai kesempatan untuk memasok 250 unit lainnya dan Renault bersepakat untuk memasok kebutuhan mesinnya," kata 




Sumber : Metrotvnews

Rancang Bangun Jet Tempur Indonesia

Model KF-X fighter jet
Model KF-X
JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terus melanjutkan kegiatannya merancang pesawat jet tempur IF-X (Indonesian Fighter Experimental), melalui Kegiatan System Requirement Review (SRR).


Dalam kegiatan SSR tersebut, sejumlah pemangku kepentingan diikutkan, antara lain Kemhan, TNI-AU, KKIP, Bappenas, BPPT, LAPAN, Perguruan Tinggi (ITB, UI, ITS, UGM dan UNDIP) serta beberapa industri lokal terkait seperti PT.LEN, CMI, dan InfoGlobal.


Jet tempur yang dirancang bersama dengan Korea Selatan ini disebut-sebut bakal menyaingi F18, dan harganya pun juga lebih murah.


Dalam siaran pers, Kamis (26/6/2014), PTDI mengatakan, SRR merupakan salah satu tahapan dalam program pengembangan dan rancang bangun pesawat tempur. Pada tahapan ini diharapkan program akan mendapatkan berbagai masukan baik teknis maupun non-teknis dari para pakar pada bidangnya masing-masing, secara independen.


Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dibagi dalam lima panel. Satu panel paripurna dan empat panel lainnya meliputi:
  1. Requirement study, System Engineering and Technology Readiness.
  2. Configuration Design and Analysis.
  3. Propulsion and Subsystems.
  4. Air Combat Systems.

Pesawat tempur KF-X/IF-X dirancang bangun bersama oleh para ahli dari Indonesia dan Korea Selatan. Sejak tahun 2011 lalu, tim dari kedua bangsa telah bekerja keras di Korea Selatan untuk menghasilkan konfigurasi yang bisa memenuhi kebutuhan dan persyaratan operasi Angkatan Udara kedua negara.

Disain Pesawat Tempur KFX / IFX
Disain Pesawat Tempur KFX / IFX
Pesawat ini masuk dalam kategori generasi 4,5 yang kemampuannya akan melebihi sejumlah pesawat tempur produk negara lain. Dengan kemampuannya itu diharapkan akan menjadi salah satu pilihan utama bagi sejumlah negara yang membutuhkan pesawat tempur. Sementara untuk pesawat IF-X dirancang bangun sendiri oleh putera-puteri bangsa Indonesia berdasarkan persyaratan operasi murni dari Angkatan Udara Republik Indonesia.


Dengan penyelenggaran acara tersebut di atas, diharapkan tim KFX/IFX mendapatkan masukan untuk dapat dijadikan pegangan  dalam melakukan tindakan ataupun berupa rekomendasi untuk perbaikan rancang bangun (desain).


“Bagaimanapun bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan program pesawat tempur yang kita rancang sekarang ini bukan saja akan menjadi salah satu sumber kekuatan alutsista dalam negeri, melainkan juga akan menjadi salah satu posisi tawar NKRI yang diperhitungkan. 

Putera-puteri terbaik bangsa yang terlibat dalam rancang bangun pesawat tempur KF-X/IF-X adalah para pionir yang melahirkan generasi pertama pesawat tempur dan ini akan menjadi bagian sejarah penting bangsa Indonesia ke depan,” tutur Direktur Utama PTDI Budi Santoso.

Pesaing pesawat ini adalah F18 buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga jual lebih murah.

Pesawat untuk varian Indonesia yakni IFX akan diproduksi di markas PTDI di Bandung, Jawa Barat. Jet tempur KFX mulai diproduksi secara massal pada tahun 2020. Saat ini tenaga ahli PTDI sedang mempersiapkan rancangan pesawat tempur generasi 4,5 tersebut. 




Sumber : Detik

Berita Foto : Meriam Caesar 155

ROANNE-(IDB) : Modernisasi alutsista yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia tidak hanya dengan memesan tank Leopard, namun juga memesan produk-produk persenjataan canggih lainnya. Salah satunya adalah meriam Caesar 155, sebuah meriam berkaliber 155 mm yang memiliki daya tembak sejauh 39 KM.
Penampakan truk bermesin 2.500 cc yang dilengkapi dengan Caesar 155, sebuah meriam berkaliber 155 mm yang memiliki daya tembak sejauh 39 KM. Meriam ini dibuat PT Nexter, sebuah perusahaan persenjataan di Roanne, Prancis.


Rabu (25/6/2014) digelar penyerahan secara simbolis, empat unit Caesar 155 kepada Indonesia. Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengharapkan empat unit Caesar ini bisa tiba di Indonesia sebelum 5 Oktober 2014.



Tampak dari belakang truk yang membawa meriam Caesar 155. Terlihat bagian untuk memasukkan dan menembakkan amunisi.


Truk ini membawa 18 amunisi yang ditempatkan dengan sangat aman di bagian kanan, sementara 18 fuse-nya ditempatkan di sebelah kiri.


Teknisi Nexter memperlihatkan cara pengoperasian Caesar 155

Amunisi Kaliber 155 mm




Wamenhan Cek Amunisi Kaliber 155 mm  Sumber : Detik

Serah Terima Howitzer Caesar 155

Meriam Caesar 155 Yang Dipesan Indonesia

ROANNE-(IDB) : Modernisasi alutsista yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia tidak hanya dengan memesan tank Leopard, namun juga memesan produk-produk persenjataan canggih lainnya. Salah satunya adalah meriam Caesar 155, sebuah meriam berkaliber 155 mm yang memiliki daya tembak sejauh 39 KM. Meriam ini dibuat PT Nexter, sebuah perusahaan persenjataan di Roanne, Prancis.

Rabu (25/6/2014) pukul 13.00 waktu Prancis, tiga buah truk bermesin 2.500 cc yang dilengkapi dengan meriam berukuran panjang dan besar itu sudah diparkir rapi di sebuah ruangan besar di pabrik Nexter untuk menyambut Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan delegasi. Ini merupakan tiga dari total 37 meriam Caesar 155 yang telah dipesan Indonesia pada 2013 lalu.

Pabrik Nexter yang memiliki areal sangat luas ini berada di kota kecil Roanne, sekitar 500 KM dari Kota Paris. Untuk menuju Roanne, dibutuhkan sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kereta api cepat dari Paris. Bila menggunakan pesawat, Paris-Roanne bisa ditempuh 1 jam 10 menit dan mendarat di bandara kecil Lyon. Dari bandara Lyon, untuk menuju Nexter, hanya dibutuhkan sekitar 15 menit melalui jalan darat. Pabrik ini berada di pedesaan yang sangat tenang dan indah, jauh dari pemukiman.

Hari itu memang akan digelar ada roll-out, penyerahan secara simbolis, empat unit Caesar 155 kepada Indonesia. Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengharapkan empat unit Caesar ini bisa tiba di Indonesia sebelum 5 Oktober 2014. Selain dipamerkan 3 unit Caesar 155 yang sudah diselesaikan, di ruangan bengkel itu juga telah disusun sekitar 100 kursi untuk tempat duduk para undangan yang akan menyaksikan peristiwa bersejarah ini.

Caesar 155 akan menjadi andalan baru artileri Angkatan Darat (AD) dalam pertempuran. Baru kali ini, TNI AD memiliki meriam yang memiliki sistem bergerak dan memiliki daya jangka tembakan sejauh 39 KM. Meriam ini juga mampu melepaskan 6 amunisi berbobot 47 kg dalam 1 menit.

"Ini bagian dari modernisasi alat persenjataan AD. Selama ini kita hanya memiliki meriam berkaliber 155 mm yang ditarik dengan truk, sehingga mobilitas kurang cepat," kata Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan (Danpusenarmed) Brigjen TNI Sonhadji sebelum roll-out dilangsungkan.

Caesar 155 merupakan meriam 155 mm yang selalu digendong oleh truk bermesin Renault ke mana pun bergerak. Truk berbobot 19 ton ini memiliki laju maksimum 82 KM/jam, sehingga sangat ampuh untuk mobilitas tinggi. Konsepnya, dalam pertempuran nanti, setelah Caesar 155 digunakan melepaskan amunisi untuk menghancurkan target, maka alat persenjataan ini bisa langsung berpindah tempat, sehingga sulit dideteksi musuh.

Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengakui bahwa Caesar 155 ini menjawab doktrin yang dikembangkan artileri TNI AD, yaitu senjata berdaya tembak dahsyat dengan mobilitas tinggi. Persenjataan canggih ini menjadi kekuatan pokok yang dibutuhkan untuk menambah kemampuan organisasi TNI.

"Caesar 155 ini adalah alutsista strategis untuk menambah kemampuan dari satuan Artileri TNI AD yang mempunyai daya tembak yang dahsyat 39 KM, ditambah dengan mobilitas tinggi, karena sistem di kendaraan ini, pada saat dia menembakkan 6 proyektil, dia bisa segera bergeser, sehingga antara mobilitas dan deception itu mencakup," kata Sjafrie yang tampak berseri-seri melihat Caesar 155 ini.

Meriam ini nantinya dioperasikan oleh 5 prajurit. Pada saat truk bergerak menuju sasaran, lima prajurit duduk di dalam kabin, dengan salah satu bertindak sebagai sopir. Begitu tiba di lokasi penembakan, kelima personel ini akan turun dari truk, bahu membahu untuk mengoperasikan penembakan. Satu personel mengambil amunisi, satu personel menyiapkan fuse (sumbu)-nya, satu personel memantau screen komputer untuk menentukan koordinat target serangan, satu personel bertugas memasukkan amunisi, dan 1 personel sebagai komandan.

Sistem penembakan di Caesar 155 ini juga telah dibuat otomatis, termasuk proses penyiapan dan pemasukan amunisi ke meriam. Truk ini membawa 18 amunisi yang ditempatkan dengan sangat aman di bagian kanan, sementara 18 fuse-nya ditempatkan di sebelah kiri. 


4 Unit Meriam Caesar 155 Tiba Sebelum HUT TNI

Pemerintah Indonesia memesan 37 unit meriam Caesar 155, sebuah meriam berkaliber besar 155 mm yang menempel di truk, kepada Nexter, sebuah pabrik persenjataan di Roanne, Prancis. Dari 37 unit, 4 unit Caesar 155 sudah siap dikapalkan dan akan menyapa Bumi Indonesia sebelum HUT TNI 5 Oktober 2014.

Penyerahan secara simbolis (roll-out) Caesar 155 tahap pertama dilakukan di pabrik Nexter di Roanne, sekitar 500 KM dari Paris, Rabu (25/6/2014). Hadir dalam roll-out, delegasi yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin. Para anggota delegasi, antara lain Laksda TNI Rachmad Lubis (Kabaranahan), Asops KSAD Mayjen TNI Sonny Widjaja, Danpusenarmed Brigjen TNI Sonhadji, Dirrenbanghan Marsma TNI M Safii, Kapusada Marsma TNI Asep S, Atase Pertahanan KBRI Prancis Kol Age Wiraksono, dan Atase Militer KBRI Prancis Kololnel Jaka Tandang, serta Dirut PT Pindad Sudirman Said.

Upacara penyerahan ini dipimpin oleh M Mike Duckworth, Executive Vice President International Affairs Nexter, dan diikuti jajaran eksekutif Nexter dan para karyawannya. Tiga unit Caesar 155 yang jadi pusat perhatian dipajang di ruangan workshop yang cukup luas itu.

"Sejak kesepakatan ditandatangani Oktober 2013 lalu, dalam waktu enam bulan Nexter sudah bisa menyelesaikan 4 unit, yang tiga di antaranya sudah berada di ruangan ini," kata Duckworth saat menyampaikan sambutan dan disambut dengan tepuk tangan.

Menurut Duckworth, Nexter akan terus berkomitmen untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia yang bertekad melakukan modernisasi alutsistanya. Pada kesempatan itu, Duckworth juga menjelaskan keunggulan Caesar 155 yang menjadi andalan produk Nexter. Rencananya, 4 unit Caesar 155 yang sudah siap digunakan ini akan segera dikapalkan ke Indonesia.

Sementara itu, Sjafrie Sjamsoeddin yang diminta memberikan sambutan, menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada eksekutif Nexter dan jajarannya yang telah berupaya keras menyelesaikan Caesar 155 pesanan Indonesia. "Saya berharap 4 unit yang sudah siap ini bisa segera tiba di Indonesia dan akan diikutkan defile hari HUT TNI yang akan dilangsungkan di Surabaya," kata Sjafrie.

Sjafrie juga meminta kerjasama dengan Nexter akan terus dilanjutkan, termasuk kerjasama dengan PT Pindad dalam memproduksi komponen dan amunisi untuk mendukung produksi Caesar 155. Sjafrie yakin kerjasama dengan Nexter ini akan semakin mempererat hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Prancis. "Besok, saya akan bertemu Menhan Prancis, saya akan sampaikan mengenai kerjasama dengan Nexter ini," ujar Sjafrie.

Penyerahan 4 unit Caesar 155 ini ditandai dengan pengguntingan pita merah oleh Sjafrie dan Duckworth. Setelah itu, Sjafrie dan Duckworth menginspeksi Caesar 155. Keduanya melihat masing-masing bagian di truk itu, termasuk bagian kabin-nya. Setelah itu, Sjafrie juga mencoba naik ke truk tersebut dan berputar-putar di area ujicoba. Di tengah lapangan, Sjafrie juga diperlihatkan oleh staf Nexter bagaimana pengoperasian Caesar 155.

Artillery Sales & Program Manager Nexter, Raoul Duranton, menjelaskan pengiriman 37 Caesar 155 untuk Indonesia akan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, 4 unit akan segera dikirimkan pada bulan Juli 2014 langsung ke Surabaya. Setelah itu 15 unit akan dikirimkan ke Indonesia pada Maret 2015. Sedangkan sisanya akan dikirim pada September 2015.

Raoul juga menjelaskan mengenai keunggulan Caesar 155. Selain dilengkapi dengan mesin canggih Renault, Caesar 155 juga memiliki teknologi yang tinggi. "Caesar 155 bisa memuntahkan 6 amunisi dalam waktu 1 menit," kata pria muda ini. Daya tembak Caesar 155 bisa sejauh 39 KM. 


Dengan US$ 141 Juta Indonesia Akan Miliki 2 Batalion Meriam Caesar 155  

Upaya modernisasi alutsista Indonesia memang perlu banyak biaya. Untuk membeli 2 batalion Meriam Caesar 155, pemerintah Indonesia harus merogoh US$ 141 juta. Namun dengan harga ini, selain mendapat 37 unit meriam berkaliber 55 dan berdaya tembak 39 KM, Indonesia juga mendapat alih teknologi.

"Biaya yang dikeluarkan cukup besar, yaitu US$ 141 juta untuk 37 unit dan itu terdiri dari 2 batalion," kata Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela menginspeksi Caesar 155 di area uji coba pabrik Nexter, di Roanne, Prancis, Rabu (25/6/2014).

Sjafrie menegaskan dalam pengadaan persenjataan, pemerintah tidak hanya sekadar membeli, tapi juga membangun sistem, sehingga industri pertahanan Indonesia bisa maju di masa yang akan datang. "Karena itu sejak awal dilakukan kerjasama dengan Nexter, juga memikirkan kandungan lokal yang diperlukan terhadap kebutuhan alutsista ini, antara lain diperlukan adanya kandungan lokal kaitannya dengan komunikasi dan kendaraan," kata Sjafrie.

Untuk memajukan industri pertahanan nanti, PT Pindad akan terus melakukan komunikasi dan kerjasama dengan Nexter. "Ini semua merupakan bagian tak terpisahkan dari kemampuan PT Pindad. Jadi dalam modernisasi ini, kemampuan yang besar dan minim kita petik, tidak hanya untuk kemampuan AD, tapi juga kemampuan industri pertahanan kita, yaitu Pindad," tegas Sjafrie.

Dengan harga tersebut, Indonesia juga sudah mendapat sekitar 2.000 amunisi kaliber 155 mm. Amunisi untuk Caesar 155 memiliki berat 47 kg dengan teknologi baru di bagian sumbunya.

Kontrak pembelian Caesar 155 ini sudah ditandatangani Indonesia dan Nexter Oktober 2013 lalu. Seperti biasa, dalam pengadaan alutsista ini, Indonesia sudah meninggalkan cara-cara lama menggunakan calo. Indonesia langsung berhubungan dengan Nexter sebagai produsen.

2 Batalion Caesar 155

Sementara itu, Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan (Danpusenarmed) Brigjen TNI Sonhadji menjelaskan bila nanti 37 Caesar 155 sudah tiba di Indonesia, maka meriam-meriam ini akan ditempatkan di dua batalion. Masing-masing batalion terdiri dari 18 unit Caesar 155.

"Sesuai petunjuk pimpinan, 1 batalion untuk Armed 9 di Purwakarta, 1 batalion untuk Armed 12 Ngawi. Seluruhnya masuk jajaran Kostrad," kata Sonhadji. Sedangkan 1 unit sisanya akan ditempatkan di lembaga latihan dan pendidikan.

Sedangkan mengenai pelatihan untuk mengoperasikan Caesar 155, kata Sonhadji, beberapa perwira TNI AD akan segera dikirim ke Nexter untuk dijadikan sebagai trainer (pelatih). "Untuk proses training, sesuai kontrak dengan Nexter, untuk tahap pertama, pelatih akan dilatih di Nexter dan berikutnya akan dilatih di Indonesia," jelas dia.

Proyek pengadaan Caesar 155 ini akan diselesaikan dalam tiga tahap. Tahap pertama, 4 unit Cesar 155 akan dikirim bulan Juli ke Surabaya. Setelah itu, 15 unit Caesar akan dikirim pada Maret 2015 dan sisanya akan dituntaskan dan dikirim pada September 2015.

Menurut Sjafrie, dengan adanya dua batalion Caesar 155, maka saat ini TNI AD sudah dilengkapi dengan persenjataan yang modern dan strategis. "Yang lebih penting saat ini TNI AD sudah dilengkapi dengan modernisasi, sehingga alutsistanya dan kemampuannya sudah bisa berskala strategis. Jadi taktis sudah diketahui, teknisnya juga diketahui, dampak strategisnya pun sudah dimiliki AD," kata Sjafrie. 


Amunisi Meriam Caesar 155 Yang Akan Diproduksi PT Pindad

Sambil menyelam minum air. Itulah yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam pengadaan modernisasi alutsista Indonesia. Membeli senjata, tidak hanya sekadar membeli, tapi juga menyerap teknologi. Sebagai contoh, dalam pembelian meriam Caesar 155 yang memiliki daya tembak 39 KM, Indonesia juga memiliki kerjasama dengan Nexter untuk memproduksi amunisinya bersama PT Pindad.

Bagaimana rupa amunisi berkaliber 155 mm itu? detikcom berkesempatan melihat dan mencoba mengangkat amunisi berwarna hijau di bagian batangnya dan hitam di pucuknya itu. Wow! Sangat berat, berbobot 47 kg. Untuk membopongnya harus menggunakan dua tangan.

Amunisi berbentuk runcing ini terbagi menjadi dua. Bagian pertama adalah bagian tabung yang berisi mesiu. Bagian kedua adalah sumbu (fuse) yang terletak di bagian ujung yang runcing. Di bagian sumbu ini terdapat timer - berisi angka-angka -, untuk menetapkan kapan amunisi itu meledak setelah didorong oleh meriam.

Beberapa contoh amunisi meriam Caesar 155 ini dihadirkan saat penyerahan 4 Caesar 155 di ruang workshop pabrik Nexter di Roanne, Prancis, Rabu (25/6/2014). Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin juga sempat berdiri lama melihat amunisi dan berbincang serius dengan pihak Nexter.

Sjafrie telah mengingatkan Nexter agar segera dibahas mengenai koordinasi dalam pembuatan amunisi itu bersama PT Pindad, sebagai bagian dari kesepakatan yang telah ditandatangani. Saat diingatkan hal ini, M Mike Duckworth, Executive Vice President International Affairs Nexter, menyatakan sangat memahami hal ini dan siap melaksanakannya.

"Tentunya ke depan kita akan kerjasama, Pindad akan berperan dalam membuat amunisi. Inilah target kemandirian industri pertahanan kita. Kita beli senjata, beli amunisi, kita pelajari juga bagaimana membuat amunisi. Mudah-mudahan 5 tahun ke depan Pindad sudah bisa membuat amunisi kaliber besar untuk meriam 155 mm dan bagaimana membuat amunisi besar untuk artileri lain," kata Sjafrie.

Sebelum meninggalkan pabrik Nexter, Sjafrie juga sempat berbincang serius dengan Duckworth dan mengundang Dirut PT Pindad Sudirman Said dan Danpusenarmed Brigjen TNI Sonhadji. Dalam perbincangan itu, lagi-lagi Sjafrie mengingatkan Nexter agar segera berkoordinasi dengan Pindad dalam kerjasama membuat amunisi. Sudirman Said sebagai dirut Pindad dan Duckworth menegaskan siap untuk berkoordinasi.

Seperti diketahui, Indonesia membeli 37 unit Caesar 155 dengan biaya US$ 141 juta. Harga ini sudah termasuk dengan 2.000 amunisinya. Caesar 155 merupakan meriam berdaya tembak 39 KM yang terangkut truk, sehingga bisa lebih cepat bergerak.




Sumber : Detik

BATAN – ESDM Sepakat Meningkatkan Ketahanan Energi


JAKARTA-(IDB) : Telah dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BATAN tentang kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral dengan menggunakan iptek nuklir, yang dilakukan oleh Kepala Balitbang ESDM, F.X. Sutijastoto dan Sekretaris Utama BATAN, Falconi Margono dengan disaksikan oleh wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo dan pejabat tinggi dilingkungan Kementerian ESDM.


Ruang lingkup kerjasama antara kedua belah pihak meliputi tentang teknologi minyak dan gas bumi, teknologi ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi,teknologi mineral dan batu bara, geologi kelautan dan bidang-bidang lainnya yang disepakati antara para pihak,Penandatanganan tersebut diadakan bertepatan dengan acara Rapat Kerja Badan Litbang ESDM di Kantor LEMIGAS, Kebayoran Lama. 

Pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan penandatangan Nota kesepahaman antara Balitbang ESDM dan Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah. Dalam sambutannya Wamen ESDM mengatakan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat mensinergikan litbang dasar dan terapan sehingga menghasilkan penelitian yang mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi, mengembangkan dan pemanfaatan teknologi energi, mendorong berkembangnya industri dan jasa energi dalam negeri untuk menjawab tantangan meningkatnya kebutuhan energi domestik dan penurunan produksi minyak nasional.


Kepala Balitbang ESDM dalam sambutannya juga mengharapkan agar kerja sama yang telah dilaksanakan ini  akan banyak terobosan dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional dan peningkatan nilai tambah, dan sebagai upaya agar semua hasil penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran bangsa dan Negara Indonesia.



Penjelasan BATAN mengenai Program Energi Nuklir

Masalah pro dan kontra rencana Pembangunan PLTN pada akhir-akhir ini menjadi suatu topik hangat dalam pemberitaan surat kabar, terutama surat kabar lokal di daerah Jawa Tengah. Dalam bulan ini telah terjadi beberapa kali demo anti nuklir/pembangunan PLTN telah dilakukan di Jepara, Kudus, Pati, dan bahkan di Jakarta. Beberapa kali diskusi juga telah dilakukan di beberapa tempat di Jawa Tengah.


Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memberikan penjelasan terkait dengan issue tersebut. Penjelasan ini dibuat berdasarkan dasar ilmiah profesional sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang dari BATAN selaku Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi untuk: membuat kebijakan di bidang teknologi nuklir serta sebagai lembaga promotor dan pelaksana Kegiatan Litbangyasa teknologi nuklir di Indonesia.


Mengapa diperlukan penggunaan Energi Nuklir di Indonesia?


Energi nuklir diperlukan dalam mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi nasional jangka panjang (longterm energy security of supply).

  • Peran Energi Nuklir dalam pembangkitan listrik (diversifikasi, konservasi, dan pelestarian lingkungan)
  • Penggunaan untuk non listrik
  • Manfaat lain iptek nuklir dalam bidang energi

Persiapan yang sudah dilakukan selama ini?


Persiapan pembangunan PLTN di Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 1972. Kemajuan penyiapannya berjalan seiring dengan situasi nasional dan internasional yang terkait dengan perkembangan kebijakan harga energi, maupun juga situasi sosial ekonomi, politik yang ada di Indonesia. Berbagai kecelakaan nuklir yang ada di dunia, terutama Three Miles Island (1979), dan Chernobyl (1986) tentunya juga menjadi pertimbangan dan mempengaruhi terhadap rencana pembangunan PLTN di Indonesia.


Studi CADES (Comprehensive Assessment for Different Energy Sources for Electricity Generation) telah dilakukan pada tahun 2001-2002 oleh tim yang terdiri dari BATAN, BPPT, DESDM/DJLPE/DJMIGAS, BAPEDAL, PLN, BPS, LSM dan dibantu oleh tenaga ahli dan software dari IAEA.
 

Sasaran studi tahap pertama CADES adalah untuk memberikan dukungan dalam peren­canaan sektor energi dan listrik secara nasional dan membantu proses pengambilan ke­putusan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam studi ini juga dikaji dengan pemberlakuan kebijakan lingkungan dalam kerangka melindun­gi atmofir dengan memasukkan faktor pengurangan emisi C02 Sedangkan sasaran tahap kedua adalah untuk memperoleh solusi optimal dalam energy mix jika faktor kerusakan lingkungan (external cost,yaitu harga kompensasi yang harus diberikan pada ongkos pembangkitan listrik sebagai akibat dampak lingkungan yang ditimbulkan) dipertimbang­kan dalam analisis penyediaan energi jangka panjang.


Hasil studi tersebut telah disampaikan oleh IAEA (Diwakili oleh Deputy Director General) kepada Pemerintah Indonesia c.q Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 6 Agus­tus 2003. Hasil CADES juga disampaikan oleh Kepala BATAN kepada Menteri ESDM dan merupakan salah satu pertimbangan dan landasan dalam menyusun Blue Print energi. Dalam kajian tersebut, dipergunakan harga energi pada tahun 2000 yaitu sekitar US $ 25 per barrel. Dengan faktor-faktor pertimbangan lingkungan, pengurangan C02 dan dengan eksternalitas, kajian ini menunjukkan bahwa PLTN secara tekno-ekonomis layak untuk digunakan di jaringan Jawa-Madura-Bali pada tahun 2016-2017. Hasil perhitungan external cost untuk pembangkit listrik di Jawa adalah sebesar 0,270 sen/kWh untuk PLTU Batubara, 0,078 sen/kWh untuk pembangkit gas dan 0,006 sen/kWh untuk PLTN.


Kesiapan teknis telah dilakukan dengan menyiapkan program BATAN yang seiring dan mendukung rencana tersebut. Penyiapan fasilitas penelitian, program penelitian, dan pembinaan personil diarahkan untuk mendukung program PLTN. Operasi dan perawatan reaktor di Bandung, pembangunan, operasi dan perawatan reaktor Kartini di Yogyakarta, pembangunan dan operasi Reaktor RSG-GAS di Serpong, serta disain reaktor Produksi Isotop (tidak jadi dibangun) merupakan suatu bentuk penyiapan Nuclear Engineers dalam penyiapan program PLTN.

Batan JeparaPemilihan tapak (sites) dimana PLTN akan ditempatkan telah dilakukan melalui serangkaian proses seleksi sesuai dengan ketentuan dan prosedur standar yang dikeluarkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency). Dari 14 kandidat calon tapak, akhirnya setelah melalui berbagai proses, dapat ditetapkan 3 calon tapak yang paling baik. 

Untuk selanjutnya, pada calon tapak yang terbaik (Ujung Lemah Abang, Kab Jepara), dilakukan pemantauan terhadap berbagai parameter tapak secara terus menerus. Hal ini diperlukan dalam rangka memenuhi persyaratan perizinan dan sekaligus sebagai input dalam melakukan disain PLTN yang cocok dan memenuhi peryaratan keselamatan sesuai kondisi setempat.



Apakah SDM cukup untuk membangun dan mengoperasikan PLTN?


Sebelum lebih lanjut membicarakan masalah SDM untuk mendukung operasi PLTN, perlu diinformasikan bahwa PLTN sebenarnya sama dengan Pembangkit Listrik termal lainnya, hanya saja sumber panas dari PL termal sumber panas berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (BBM, batubara, gas), dalam hal PLTN pembangkit panasnya berasal dari reaksi nuklir. Sedangkan pada bagian turbin lainnya adalah sama, baik itu untuk pembangkit listrik termal maupun nuklir. Kalau toh terdapat perbedaan, terutama hanya dari segi ukurannya. Pembangkit termal yang ada saat ini biasanya dalam orde 600 MW sedangkan pada pembangkit nuklir dapat sampai 1.400 – 1.600 MW.
 

Mengingat bahwa pada PLTN terdapat bagian pembangkit uap nuklir/reaktor nuklir yang berbahaya, maka pada bagian yang terkait ini dilengkapi dengan fasilitas keselamatan atau dikenal dengan sistem yang terkait dengan keselamatan (safety related system). Pada seluruh bagian yang terkait dengan keselamatan dikenakan sebagai subjek dari suatu jaminan mutu nuklir (Nuclear Quality Assurance Program-OAP)dengan segala persyaratan dan aturan yang terkait. Nuclear Quality Assurance diberlakukan sejak saat disain, konstruksi, operasi dan perawatan dari PLTN ini.


Persiapan penyediaan SDM PLTN sebetulnya sudah dimulai sejak awal 1980-an bersamaan dengan pembangunan RSG-GAS, yang saat itu sudah direncanakan sebagai suatu persyaratan awal sebelum masuk ke Industri Nuklir (baik untuk energi maupun non energi). Pembentukan Jurusan Teknik Nuklir di Fakultas Teknik Nuklir UGM, Jurusan instrumentasi Nuklir dan Proteksi Radiasi di bagian Fisika UI, serta Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (sekarang Sekolah Tinggi Teknik Nuklir) merupakan suatu bagian besar penyiapan SDM untuk pembangunan dan operasi PLTN. 

Namun dengan adanya program PLTN yang tidak segera diputuskan, maka Jurusan Teknik Nuklir di UGM saat ini sudah berubah dan diganti menjadi Teknik Fisika. Jurusan Instrumentasi dan juga Jurusan Proteksi Radiasi dari Bagian Fisika UI, secara formal sekarang sudah tidak ada lagi. Saat ini masih terdapat kegiatan pendidikan tentang Iptek Nuklir di ITB sebagai bagian dari Departemen Fisika ITB (S1, S2, S3) dan juga di UGM (S3), meskipun peminatnya tidak banyak.


Tidak terhitung alumnus yang sudah dihasilkan dari program pendidikan tersebut yang tidak tertampung atau merasa karirnya tidak berkembang dan berubah profesi ke bidang lain. Sebagian lainnya masih berada di lingkungan BATAN, Bapeten, Lembaga Pemerintah maupun swasta yang bergerak di bidang industri nuklir (untuk industri, kesehatan, dsb).


Bilamana program PLTN segera diputuskan, rasanya tidak akan ketinggalan kalau sekarang ini segera mengaktifkan program-program yang pernah ada tersebut karena personil masih ada. Penyediaan SDM mempunyai lead time sekitar 10 tahun dan dapat dikerjakan bersama dengan para pemasok teknologi, sebagai bagian dari kontraknya. Bila program PLTN diaktifkan lagi dan segera diputuskan, berarti juga kita sekaligus melakukan preservasi terhadap nuclear knowledge dan know-how di Indonesia, yang saat ini ada ditangan orang-orang yang mendekati umur pensiunnya.
 

PLTN di dekat pemukiman, aspek keselamatan?


Aspek Keselamatan pada PLTN selalu menjadi pertanyaan semua orang. Banyak pertanyaan terkait dengan masalah keselamatan dan kalau diberi suatu keterangan bahwa keselamatan PLTN tinggi, mengapa tidak dibangun di Jakarta. Atau dari sisi lain, mengapa PLTN tidak dibangun di pulau terpencil dan listriknya saja disalurkan ke pusat beban?.


Keselamatan PLTN menjadi perhatian utama semua pihak yang tekait dengan penyediaan jasa PLTN (desainer, konstruktor, operator, penyedia bahan bakar, pihak maintenance, dll. termasuk juga pihak pengawas/regulator). Disadari bahwa kecelakaan yang terjadi pada suatu PLTN menjadi masalah bagi semua pihak industri nuklir global. 

Kecelakaan nuklir di PLTN TMI, Chernobyl, kecelakaan di pabrik bahan bakar di Tokai-mura). Menghadapi kondisi seperti ini, maka industri nuklir maupun organisasi yang terkait (WANO, dll) maupun organisasi resmi internasional (IAEA, IEA-OECD) memberlakukan suatu standar keselamatan yang harus diikuti oleh anggotanya. Badan Pengatur (Regulatory Body) yang bertindak sebagai pemberi izin harus mengawasi (melalui inspeksi dan berbagai kegiatan lain) sejak desain, operasi dan perawatannya.


Keselamatan PLTN


PLTN harus dibangun pada suatu tempat yang memenuhi syarat-syarat bebas dari adanya berbagai fenomena alam yang dapat mengancamnya, atau secara teknis dapat dihindarkannya. Misalnya harus bebas dari daerah yang bebas dari kemungkinan bahaya alam (vulkanologi, tsunami, tornado, dsb, dimana teknologi tidak dapat digunakan untuk mengatasinya), maupun bahaya yang dibuat oleh manusia (dekat dengan lapangan terbang, dekat dengan fasilitas militer yang mempunyai gudang amunisi, dll). Di samping itu PLTN juga harus dibangun di suatu lokasi dimana terdapat suatu jaringan listrik yang dapat memasok cadangan dan sekaligus menyalurkan hasil listriknya dalam suatu batasan teknis tertentu.


PLTN sebagai suatu produk teknologi tentunya merupakan suatu hasil optimasi antara aspek teknologi dan keekonomiannya. Dalam hal gempa bumi, data gempa bumi baik dari sejarah kegempaan daerah tersebut, maupun pengukuran gempa/percepatan tanah digunakan sebagai suatu parameter input dalam menentukan desain keselamatan PLTN yang akan dibangun. Intensitas gempa terbesar yang pernah terjadi dari sejarah gempa seratus tahun, dikalikan dengan faktor keamanan tertentu, akan dijadikan sebagai input untuk mendesain bahwa PLTN dan komponennya harus tahan bila peristiwa tersebut terulang lagi.


Berbagai kondisi yang dapat terjadi, dijadikan sebagai suatu input dalam disain keselamatan PLTN. Sistem keselamatan yang ada dibuat berdasarkan dengan “inherent safety feature” maupun “engineered safety feature”, yang akhirnya akan disimulasikan sebagai suatu sumber kecelakaan yang dapat terjadi, dan bagaimana sistem keselamatan PLTN tersebut dapat menahannya. Semua diskripsi sistem keselamatan dan bagaimana sistem menangani masalah ini, dan juga bagaimana organisasi pengelola PLTN menangani masalah ini harus dilaporkan dalam suatu dokumen yang dinamakan dengan Prelimenary Safety Analysis Report (PSAR), yang disyaratkan sebagai dokumen untuk memperoleh izin pembangunannya (bersama dengan dokumen AMDAL).


PSAR harus dilengkapi dengan data pengujian kemampuan sistem keselamatan yang sudah dibangun, dan laporan ini dituangkan dalam Safety Analysis Report (SAR) dan harus diserahkan kepada Lembaga Perizinan sebelum memperoleh Izin Commissioningl operasi sementara.
 

Untuk menjamin keselamatan PLTN, diterapkan tiga hal pokok: (1) Penegakan peraturan dan pengawasan yang ketat oleh pengawas internal, nasional dan internasional, (2) Penggunaan SDM operator yang handal, tersertifikasi dan secara reguler disegarkan, dan (3) Pemanfaatan teknologi yang proven (teruji) dengan sistem pertahanan berlapis (defence-in-depth).



Masalah Limbah Radioaktif


Limbah radioaktif yang berasal dari kegiatan industri nuklir, dapat digolongkan menjadi (menurut bentuk fisiknya) limbah padat, cair/semi cair, dan gas. Fasilitas nuklir didisain untuk menangani masalah limbah tersebut dengan sempurna, artinya bahwa sejak tahap disain, fasilitas sudah harus menyiapkan diri untuk menangani limbah gas, cair/semi-cair, dan gas. Hal ini harus dicantumkan dalam dokumen PSAR/SAR dan subjek penilaian dalam penerbitan izin konstruksi.


Paparan (exposure) dari zat Radioaktif (termasuk di antaranya dari penanganan limbah) merupakan subjek dari keselamatan nuklir yang dijadikan items dalam inspeksi oleh lembaga keselamatan yang berwenang. Bilamana ketentuan terhadap keselamatan tidak dipenuhi, pengusaha fasilitas nuklir (dalam hal ini pemiliknya) dapat dikenakan tuntutan pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari aspek aktivitas dari limbah, limbah radioaktif dapat dibedakan menjadi 3 kategori, limbah umur pendek, menengah dan panjang. Identifikasi jenis limbah (sampai dengan jenis radioaktif dan umurnya) dapat dilakukan dengan mudah, dan berdasarkan identifikasi ini, limbah radioaktif ditangani sesuai standar yang berlaku dan disesuaikan dengan jenisnya.


Untuk diketahui bahwa menurut UU No. 10 th 1997, BATAN mempunyai tugas untuk menangani seluruh limbah radioaktif di Indonesia. Sampai saat ini, dengan fasilitas yang ada di Serpong, disamping limbah radioaktif yang dihasilkan oleh kegiatan nuklir oleh Batan sendiri, limbah radioaktif dari industri, rumah sakit di seluruh Indonesia ditanangi dengan baik.


Masalah masyarakat yang tidak mempunyai kepercayaan terhadap pemerintah, korupsi, dll.


Masalah masyarakat distrust terhadap pemerintah merupakan suatu tantangan tersendiri dalam sosialisasi tentang PLTN. Namun hal ini memang masyarakat tidak dapat disalahkan dan hanya dapat diselesaikan oleh pihak pemerintah, karena bilamana tidak dapat diselesaikan maka kita tidak akan pernah maju dan semakin tertinggal dengan negara lain.


Terhadap masalah ini, yang dapat dilakukan adalah:

  1. Setuju bahwa korupsi harus diberantas dan proyek pembangunan PLTN harus terbebas dari korupsi
  2. Perlu partisipasi dari seluruh masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap hal-­hal yang terkait dengan pelaksanaan program PLTN, dengan menyertakan mereka dalam kegiatan terkait dengan PLTN.
  3. Selagi masih ada beberapa tahun yang tersisa sampai dengan pelaksanaan pembangunan dimulai dan kemudian PLTN dioperasikan, perlu dilakukan Penyiapan peraturan (tentang CSR, Comunity Development), penyediaan SDM yang nantinya akan diperlukan dalam kegiatan pembangunan dan pengoperasian PLTN.


Siapa yang akan mengoperasikan, bentuk organisasi, dampaknya pada pelaksana operasi? Budaya tidak disiplin?


Pengoperasian PLTN dapat dilakukan oleh BUMN, maupun swasta. Corporate culture dari perusahaan pengelola perlu ditumbuhkan sehingga penegakan disiplin dapat dilakukan. Melihat kinerja dan penampilan beberapa perusahaan swasta di Indonesia, yang memiliki sistem yang baik dan juga penggajian yang memadai, rasanya tidak terlalu sulit untuk mengubah pola kerja dari pekerjanya.




Sumber : Batan

MSCADC Karya Anak Bangsa

MAGETAN-(IDB) : Terbatasnya anggaran dalam pemeliharaan dan perawatan pesawat terbang TNI Angkatan Udara, khususnya pesawat tempur yang dioperasikan Lanud Iswahjudi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berhasil menciptakan MSCADC bagi pesawat F-5 Tiger.

Miniature Standart Central Air Data Computer (MSCADC) merupakan perangkat avionic yang berfungsi menghasilkan data ketinggian pesawat (altitude), kecepatan pesawat (air speed), mengontrol sytem flap, Auxiliary intake door, landing gear warning, dan SAS (stability augmented system).

Demikian dikatakan Kaur Har Avionik Skadron Udara 14 Lanud Iwj, Letda Lek Deddy Agung R., pada briefing Rabu pagi (25/6/14), di ruang Tedy Kustari, yang dihadiri oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Donny Ermawan T., M.D.S., para pejabat dan seluruh penerbang Lanud Iswahjudi.

Dalam paparannya Letda Lek Deddy Agung R., mengatakan Keunggulan MSCADC baru buatan ITS, konektor menyesuaikan dengan CADC yang lama sehingga lebih kuat dan tidak mudah terbakar (Pin lebih besar). Sistem sudah menggunakan komponen teknologi terbaru, terdapat indikator untuk power, kerja system, komunikasi data BUS1553 dan fail.

Hasil temuan tersebut saat ini masih dilakukan uji fungsi dipesawat F-5 Tiger di Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, apabila dalam ujifungsi dinyatakan berhasil maka hasil karya anak bangsa tersebut akan di gunakan oleh TNI AU.

Dijelaskan pula Oleh Komandan Skadron Udara 14 Letkol Pnb Arif Adi Nugroho, bahwa proses pembuatan MSCADC dibiayai mandiri oleh ITS, sedangkan TNI AU sebagai pengguna untuk pesawat F-5 Tiger.



Sumber : TNI AU

Kerjasama Dengan Produsen Leopard

UNTERLUSS-(IDB) : Pemerintah Indonesia menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah Jerman atas suksesnya kerjasama dengan Rheinmetall terkait pengadaan tank Leopard dan Marder. Kerja sama ini bisa terlaksana atas dukungan pemerintah Jerman.

Ucapan terima kasih secara khusus kepada pemerintah Jerman itu disampaikan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan simbolis tank Leopard dan Marder di tahap pertama di pabrik Rheinmetall, Unterluss, Senin (23/6/2014) sore.

"Saya berterima kasih kepada Pemerintah Jerman atas kerjasama ini, karena dengan bantuan pemerintah Jerman, kerjasama ini bisa terlaksana," kata Sjafrie. Sjafrie juga menyebut Rheinmetall sebagai partner yang penting dalam upaya modernisasi alutsista Indonesia.

Dubes RI untuk Jerma Fauzi Bowo yang turut menyaksikan roll-out Leopard dan Marder tahap pertama ini juga menceritakan mengenai lobi-lobi yang dilakukan terhadap pemerintah Jerman, sehingga pengadaan Leopard ini terealisasi dengan baik. Di tengah suasana politik yang agak menghangat di Jerman, sempat ada wacana agar Jerman tidak mengirimkan produk-produk persenjataan produk Jerman ke negara-negara lain.

"Namun dengan berbagai pendekatan, termasuk yang saya lakukan, maka akhirnya proyek Leopard bisa terealisasi dengan baik, karena akhirnya yang tidak diperbolehkan adalah pengiriman ke negara-negara yang memiliki kasus HAM. Sementara Indonesia tidak masuk ke kategori itu," kata Fauzi Bowo yang sering disapa Foke itu. Karena itu, Fauzi Bowo juga menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah Jerman atas hal ini.

Indonesia memesan 180 unit Leopard dan Marder kepada Rheinmetall dengan total biaya US$ 280 juta untuk modernisasi alutsista di TNI Angkatan Darat. Realisasi pengadaan ini akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2016. Tahap pertama akan dikirimkan 26 Leopard dan 26 Marder ke Indonesia sebelum 5 Oktober 2014. Pengiriman tahap pertama akan dibagi dalam dua kali pengiriman: yaitu akhir bulan Juli dan akhir Agustus.




Sumber : Detik

Diplomasi Pertahanan Alat Penting Diplomasi Luar Negeri

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Ade Supandi, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Kerjasama Internasional (Rakorkersin) TNI tahun 2014 yang mengusung tema "Kita Mantapkan Profesionalitas Diplomasi Militer Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI", di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (25/6/2014).

Rakorkersin yang berlangsung sehari tersebut diikuti oleh 68 orang terdiri dari 5 orang dari luar struktural TNI, 28 orang dari Mabes TNI dan 15 orang dari masing-masing Angkatan.


Dalam amanat Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang dibacakan Kasum TNI menyampaikan, diplomasi pertahanan saat ini telah menjadi alat penting dalam kebijakan keamanan dan kebijakan luar negeri Indonesia.


Dia menjelaskan, yang dilakukan pada masa damai dengan menggunakan kekuatan bersenjata dan infrastruktur terkait sebagai alat kebijakan keamanan dan kebijakan luar negeri. Diplomasi pertahanan merupakan sebuah proses yang tidak hanya melibatkan aktor negara, seperti politisi, kekuatan bersenjata atau badan intelijen, namun juga organisasi non-pemerintah, think tank dan masyarakat sipil.


"Military Diplomacy yang saat ini dilakukan TNI antara lain pengerahan Prajurit Garuda pada misi perdamaian dunia, dengan Soft Power yang khas, sehingga membuat Kontingen Garuda senantiasa memiliki daya tarik tersendiri dibanding kontingen negara lain," kata Panglima TNI.

Panglima TNI juga menegaskan bahwa tantangan kebijakan hubungan politik luar negeri Indonesia di masa mendatang sangat tergantung pada stabilitas politik dalam negeri pasca Pemilu 2014. Dia menjelaskan, Puskersin TNI juga dituntut untuk menjaga keamanan wilayah perbatasan dengan negara tetangga terutama dengan Malaysia dan Timor Leste serta peran TNI dalam mendukung kebijakan politik keamanan Indonesia pada ASEAN Security Community.


Sementara itu, peserta Rakorkersin juga mendapat pembekalan dari beberapa Kementerian RI antara lain; Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenkopolhukam Bp. Antonius Agus Sriyono tentang kebijakan kerjasama internasional, Dirjen Multilateral Kemenlu RI Bp. Hasan Kleib tentang kebijakan kerjasama luar negeri dan Dirjen Strahan Kemenhan RI Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo, MA tentang Strategi pemerintah RI bidang kerjasama pertahanan dan militer guna mendukung kebijakan politik luar negeri Indonesia.


Turut hadir pada acara tersebut Wakil KSAD Letjen TNI Moh. Munir, Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan, Wakil KSAU Marsdya TNI Bagus Puruhito, Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Hardiono Saroso, Kabalakpus TNI, para Wakil Asisten Panglima TNI dan Wakapuspen TNI Laksma TNI F.X. Agus Susilo.



Sumber : Sindo