Pages

Selasa, Juni 10, 2014

Brazilian Army Inducts ASTROS II Mk-6 MLRS

BRAZIL-(IDB) : The Brazilian Army on 6 June officially received the initial vehicles for the first of three batteries of the ASTROS II (Artillery Saturation Rocket System) Mk-6 multiple launch rocket system (MLRS).


The fleet delivered so far includes six 6x6 universal multiple launching vehicles (AV-LMU), one 6x6 ammunition resupply vehicle (AV-RMD), one 4x4 command-and-control post (AV-PCC), and one 4x4 meteorological mobile station (AV-MET).


Brazil purchased the weapons from local company Avibras under the army's ASTROS 2020 Strategic Project.


The ASTROS 2020 project also covers Avibras' development of the AV-TM 300 tactical cruise missile - with a maximum range of 300 km - and AV-SS-40G guided rocket, as well as a contract to upgrade three batteries of the army's ASTROS II Mk-3s.



Source : Jane's

Satgas Latma RIMPAC 2014 Singgah Di Jayapura


JAYAPURA-(IDB) : Kapal perang jenis Landing Platfrom Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593 yang mengangkut 226 personel Satgas Latma Multilateral RIMPAC 2014 tiba di Jayapura, Sabtu (07/06/2014).


Pelayaran yang akan menempuh jarak 18.645 mil laut ini, KRI Banda Aceh singgah di Papua, Jayapura untuk melakukan bekal ulang bahan bakar maupun logistik, sebelum melanjutkan pelayarannya ke Hawaii untuk mengikuti latihan militer maritim terbesar di dunia bertajuk Latihan Bersama Multilateral Rim Of Pacific (Latma Multilateral RIMPAC) 2014 di Pearl Harbour Training Area dan Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat pada 25 Juni-1 Agustus 2014 mendatang.





Kedatangan KRI tersebut disambut oleh Wakil Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Wadan Lantamal) X Jayapura Kolonel Marinir Prasojo Sumarto.


Pada kesempatan tersebut Wadan Lantamal X Jayapura memberikan arahan mengenai situasi dan kondisi di Jayapura meliputi politik, sosial dan budaya, serta keadaan yang menonjol di daerah setempat sebagai acuan dan panduan untuk para prajurit yang tergabung dalam Satgas Rimpac 2014 melaksanakan pesiar selama berada di Jayapura.





Satgas ini melibatkan semua ABK KRI Banda Aceh, Marinir, Kopaska, Penyelam TNI AL dan beberapa unsur pendukung dengan jumlah personel total 226 personel yang dipimpin Komandan KRI Banda Aceh-593 Letkol Laut (P) Arief selaku Dansatgas.





Hadir dalam kesempatan ini Asintel Lantamal X Jayapura Letkol Marinir Said Latuconsina dan para Pejabat Lantamal X Jayapura.




Sumber : Kormar

Pangdam V Brawijaya, Angkat Bicara

 Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko (kompas :  Achmad Faizal)
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko


SURABAYA-(IDB) : Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko mengaku prihatin terhadap sejumlah seniornya yang saling menghujat untuk kepentingan politik Pilpres 2014. Dia mengaku sakit hati karena sejumlah senior tersebut saling membuka aib TNI.


“Mereka senior-senior saya sepertinya lupa apa yang disampaikan kepada kami dulu bahwa kami harus punya jiwa korsa. Satu sakit, semua ikut sakit,” katanya, Senin (9/6/2014).


Justru sekarang, kata Eko, mereka saling menghujat dan membuka aib masing-masing. “Sakit hati saya mendengar mereka saling hujat dan buka aib di tubuh TNI,” ungkapnya.


Dia berharap, masyarakat di bawah tidak terpancing dengan iklim panas politik pilpres saat ini agar suara di masyarakat bawah, khususnya di tubuh TNI, tetap kondusif dan netral. “Hentikan saling hujat, mari kita saling memuji dan menghargai,” ujarnya.

Sejumlah purnawirawan jenderal TNI terlibat aksi dukung mendukung capres dan cawapres pada pilpres tahun ini. Sebut saja Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan dan Jenderal TNI ( Purn) Hendropriyono yang mendukung Jokowi-JK. Secara politik, mereka berseberangan dengan mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto yang mencalonkan diri sebagai calon presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa.




Sumber : Kompas

Kunjungan Tim MBT Leopard Ke Yonkav 8/2 Kostrad

PASURUAN-(IDB) : Satuan Yonkav 8/2 Kostrad menerima kunjungan tim MBT dalam rangka survey tempat dan diskusi pembicaraan ToT kontrak jual beli pengadaan Main Battle Tank (MBT), tim dari Rheinmetall landsysteme Gmbh yang diketuai oleh Mr. Otmar Franz Schultheis dan dan kawan-kawan 1 (satu) orang beserta 2 (dua) orang pendamping dari PT. Emico Mitra Samudera.
Dalam kegiatan tersebut Tim melakukan survey tempat distribusi materiil kontrak dan inspeksi kesiapan infrastruktur di Satuan Yonkav 8/2 Kostrad.

Tim warga asing dari Jerman beserta  PT. Emico Mitra Samudera diterima Mayor kav Valian Wicaksono Magdi (Danyonkav 8/2 Kostrad) beserta para Danki dan Pasi Yonkav 8/2 Kostrad. Selama survey berlangsung, kegiatan berjalan dengan tertib, aman dan lancar.




Sumber : TNI AD

Skuadron F16 Datang Bertahap Ke Pekanbaru

PEKANBARU-(IDB) : Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Angkatan Udara Republik Indonesia Roesmin Nurjamin Pekanbaru menyatakan, pesawat tempur Skuadron F16 sebanyak 16 unit akan datang bertahap ke daerah tersebut.

"Juni atau Juli empat unit F16 akan tiba di Madiun, setelah itu pada Oktober datang lagi empat unit dan diperkirakan November atau Desember, empat unit pertama akan berpangkalan di Pekanbaru," kata Danlanud Roesmin Nurjamin Kol Pnb Kahiril Lubis di Pekanbaru, Selasa.

Selanjutnya, kata dia, empat unit kedua akan datang juga pada awal tahun depan dan hingga akhir tahun 2015 sudah ada 16 unit akan berpangkalan di "Kota Bertuah", julukan Kota Pekanbaru.

Saat ini, tambahnya, Roesmin Noerjamin sedang proses untuk menjadikan landasan dari tipe B ke tipe A dan perkembangannya saat ini tengah dibangun hanggar dan shelter pesawat.

Lalu ketika empat pesawat pertama datang ke Pekanbaru tiba, lanjutnya, akan ada proses penyambutan sekaligus persmian pesawat.

"Biasanya proses peresmian dilakukan dengan penyambutan," ungkapnya.

TNI AU mendatangkan F-16 Fighting Falcon blok 25 bekas Perang Irak, yang direncanakan akan ditingkatkan kapasitasnya (upgrade) ke blok 52+.

Meskipun hibah dari Amerika Serikat, pemerintah tetap mengeluarkan biaya untuk upgrade dengan total sekitar 400 juta dolar AS memakai skema pembayaran foreign military sales.




Sumber : Antara

Jelang Masa Jabatan, Presiden Dapat Gelar Profesor

JAKARTA-(IDB) : Semakin banyak kado yang diberikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akhir masa pemerintahannya. Paling gres, petinggi Partai Demokrat itu akan mendapatkan gelar guru besar atau profesor. Gelar prestisius di kalangan ilmuwan itu diusulkan oleh Universitas Pertahanan Nasional (Unhan) dan disematkan Kamis depan (12/6).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh membenarkan pemberian gelar guru besar untuk SBY itu. "Jalur yang dipakai adalah status dosen tidak tetap," kata Nuh di ruang kerjanya kemarin.

Dia mengatakan usulan pemberian guru besar SBY oleh Unhan. Nuh mengatakan usulan itu telah ditelaah oleh tim di Kemendikbud.

 "Terlepas dari suka atau tidak suka, Pak SBY menurut saya berhak menerima gelar guru besar ini," katanya. Nuh menuturkan, sejumlah tokoh pernah meraih gelar guru besar dari status dosen tidak tetap dan tidak ada yang mempersoalkannya.

Mereka adalah mantan kepala Badan Intelejen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono oleh Sekolah Tinggi Intelejen Negara (STIN) dan mantan Jamwas Kejagung Marwan Effendi dari Universtias Sam Ratulangi (Unsrat).

Nuh menuturkan untuk penetapan guru besar bagi dosen tidak tetap, berbeda dengan dosen tetap (PNS). Untuk dosen tetap, syarat menjadi guru besar terkait dengan angka kredit, beban mengajar, dan sejenisnya. "Sedangkan untuk dosen tidak tetap, aturannya berbeda," tandasny Nuh.

Ia menuturkan SBY ditetapkan sebagai guru besar karena berhasil mengkonversi tacit knowledge yang dimiliki menjadi explicit knowledge. "Tacit knowledge adalah ilmu yang tidak kelihatan," tandasnya.

Menteri asal Surabaya itu menuturkan, capaian SBY yang dinilai untuk pertimbangan pemberian gelar professor itu adalah kinerjanya sebagai presiden dimasa demokrasi hingga strategi pertahanan negara.

Khusus untuk urusan strategi pertahanan, Nuh mengatakan SBY menjalan kebijakan mulai dari sisi anggaran hingga menjadikan Indonesia sebagai peace keeping atau penjaga perdamaian dunia. "Setelah itu urusan pertahanan juga menjadi kebijakan industry pertanahan," kata dia.

Nuh menegaskan terdapat perbedaan mencolok antara guru besar dosen tetap dengan dosen tidak tetap. Untuk guru besar dosen tidak tetap, Nuh mengatakan yang bersangkutan tidak mendapatkan tunjangan kehormatan sebagai guru besar sekitar RP 12 juta hingga 13 juta per bulan

Mantan rector ITS itu mengatakan, dia akan menyampaikan pidato dalam pengukuhan guru besar SBY itu. Dalam pidatonya nanti, Nuh bakal menyampaikan bahwa pemberian gelar itu sebagai wujud membangun nilai trandisi memberikan apresiasi konstruktif. Tujuannya menumbuhkan budaya atau kultur berlomba menjadi yang lebih baik.

Secara pribadi Nuh pernah mengikuti perkuliahan yang diampu SBY. Dia mengatakan ketika menjadi dosen, relatif SBY menyampaikan bahan kuliah secara sistematik. "Ini penilaian pribadi saya," tandasnya.



Sumber : JPNN

BPK Kritik Kebijakan Kemhan Belanja Alutsista Bekas

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberi opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013. Salah satu yang disoroti adalah pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

JAKARTA-(IDB) : Ketua BPK Rizal Djalil dalam laporan di hadapan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, mengkritik kelemahan sistem pengadaan senjata Tentara Nasional Indonesia ini.

Dari temuan BPK, anggaran pertahanan tahun lalu sudah meningkat tiga kali lipat sejak 2007. Dari hanya Rp 30,7 triliun, pada 2013 menjadi Rp 92,1 triliun.

"Pada 2013 anggaran pertahanan itu direalisasikan hanya kurang lebih Rp 27,8 triliun," ujarnya di Gedung Nusantara II, DPR RI, Jakarta, Selasa (10/6).

Kelemahan pengadaan tank, peluru, hingga jet tempur ini akibat lemahnya koordinasi Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, dan Bappenas. Ketiga kementerian itu gagal memenuhi target waktu dan biaya kebijakan Minimum Essential Force (MEF).

Bahkan biaya pengadaan jadi terhitung membengkak lantaran alutsista yang dibeli bekas lantas diperbaiki di Tanah Air. Ini menimbulkan cost of borrowing. Ada pula, menurut BPK, fee kepada perantara pembelian senjata.

"Kualitas alutsista yang dibeli menjadi kurang mutakhir dan belum sepenuhnya mengikuti perkembangan teknologi," kata Rizal.

Dengan temuan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2013 ini, Rizal mendesak pemerintah membenahi pola pengadaan alutsista.

"Pemerintah juga hendaknya melakukan evaluasi dan kajian terkait komposisi alokasi anggaran belanja kementerian pertahanan."

Dari target Minimum Essential Force (MEF) yang dicanangkan TNI bersama pemerintah sejak 2009, dilakukan pembelian tahun jamak untuk beberapa alutsista penting. Misalnya helikopter serbu Apache dan pesawat jet F-16.

Akan tetapi, kontrak yang sudah dibuat sejak 2009 itu sebagian melonjak nilainya, akibat pelemahan nilai tukar. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ketika bertemu dengan Kementerian Keuangan di DPR awal tahun ini.

Jelang Masa Jabatan, Menhan Selesaikan Pembelian Alutsista

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan masa akhir jabatannya, prioritas pertama program yang akan dilakukan yaitu menyelesaikan pengadaan alat utama sistem senjata (Alustista) yang berasal dari belanja modal. Serta, menyelesaikan masalah administrasi semisal kontrak dan lainnya.

"Praktis untuk belanja modal pengadaan alutsista itu bisa kita selesaikan. Kedua, yang akan kita selesaikan itu adalah masalah administrasinya, misalnya kontrak," ujar Menhan kepada wartawan di Gedung Kemhan,  Jakarta, Selasa (10/6).

Akan tetapi, ia menuturkan untuk pengiriman alustista di luar tahun 2014. "Pasti akan di luar kabinet, jadi semua kita selesaikan. Tapi pengirimannya di luar 2014. Kita tak ada masalah memenuhi belanja modalnya," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, pihaknya sedang menyelesaikan produk strategis 3 bulan terakhir masa jabatan serta mempersiapkan untuk kabinet berikutnya. "Apa yang disiapkan untuk menteri baru agar punya bahan awal 2015-2019. Namun, nanti bisa diubah sesuai keinginan kabinet baru," katanya.

Selain itu, ia mengatakan  tahun 2013 ini, pihaknya mendapat laporan keuangan opini WTP murni dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia mengingatkan agar bisa mempertahankan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya. "Walaupun pada 2013 kemarin, waktu diperiksa untuk tahun 2012, kita mendapat WTP dengan catatan," ungkapnya.

Menurutnya, WTP dengan catatan itu dikarenakan pihaknya mengalami kesulitan di Simak BMN. Ia mengatakan perlu tanggung jawab untuk mempertahankan lagi (WTP murni). Dalam pemeriksaan laporan keuangan tersebut dilakukan 80 hari.

"Kita berbahagia, akan tetapi di sisi lain masih ada perjuangan dan perjuangan lebih sempurna biasanya lebih sulit," katanya.



Sumber : Medeka

Indonesia Australia Belum Ketemu Kata Sepakat

JAKARTA-(IDB) : Pembahasan code of conduct antara Pemerintah Indonesia dan Australia hingga kini belum ada perkembangan meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Tony Abbott sudah bertemu di Batam beberapa waktu lalu. Tiga bidang kerja sama yang sebelumnya dihentikan pun belum akan dilakukan kembali.

"Ya, kemarin kan ada tiga yang ditangguhkan di bidang intelijen, bidang coordinated patrol, dan kerjasama latihan gabungan. Itu semua masih dihentikan sampai ada kemajuan pembahasan code of conduct," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/6/2014).

Marty mengatakan, Indonesia sudah sejak 24 April lalu menyerahkan draf code of conduct kepada Pemerintah Australia. Code of conduct itu akan mengatur hubungan kedua negara, terutama menyangkut masalah penyadapan dan pencari suaka.

"Sekarang kami masih menunggu tanggapannya. Pada prinsipnya, pembahasan sudah berjalan beberapa kali. Presiden SBY dan Perdana Menteri sudah meminta agar masing-masing menteri luar negeri untuk melanjutkan pembahasan," kata Marty.

Saat ditanyakan soal kondisi hubungan Indonesia dan Australia, Marty menyatakan hubungan keduanya sudah semakin terkonsolidasi. Selain itu, dia mengungkapkan sudah ada tekad dua kepala negara untuk memperbaiki hubungan.

"Intinya, ada di pundak Australia untuk bisa menunjukkan sikap konstruktif masalah penyadapan dan juga masalah garis batas," ujarnya.

Renggangnya hubungan Indonesia dan Australia karena adanya penyadapan pembicaraan telepon Presiden SBY dan orang-orang dekatnya. Peristiwa itu terungkap berdasarkan informasi yang dibocorkan mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden.

Penyadapan juga disebut dilakukan terhadap telepon Ibu Negara dan beberapa pejabat "ring satu" Indonesia. Pemerintah Indonesia memanggil pulang Duta Besar Indonesia untuk Australia pada November 2013.

Pemanggilan pulang itu terkait dengan pemberitaan tentang penyadapan telepon Presiden SBY dan sejumlah pejabat Indonesia oleh Pemerintah Australia.

Pemerintah Indonesia juga mengkaji ulang semua kerja sama yang selama ini telah dibangun kedua negara. Namun, pada pertengahan Mei lalu, Presiden SBY meminta Duta Besar RI untuk kembali aktif di Australia.

Hal ini menyusul sambungan telepon PM Australia Tony Abbott dengan Presiden SBY, yang menjadi kontak pertama setelah hubungan kedua negara merenggang sejak akhir 2013 lalu. Sambungan telepon ini kemudian berlanjut dengan pertemuan SBY-Abbott di Batam pada 4 Juni lalu.




Sumber : Kompas

Latihan Komando Pasukan Khusus Malaysia

1. Latihan Dasar (Militaryphotos) MALAYSIA-(IDB) : Tulisan besar 'DATANGMU TIDAK DIUNDANG, JIKA RAGU SILA PULANG' akan menyambut setiap calon pasukan komando di Kem Sungai Udang Melaka. Markas pasukan baret hijau tua ini.

Di Pusdikpassus Batujajar, Jawa Barat juga ada tulisan serupa. "RAGU-RAGU KEMBALI SEKARANG JUGA" Begitu juga di Margahayu Bandung, tempat pelatihan Komando Paskhas TNI AU.

Ini jelas menunjukkan pendidikan komando di negara mana pun, tak akan mudah.

Tahap awal, para calon prajurit komando Malaysia akan menghadapi latihan dasar yang dinamakan 'Latihan Pemanas Badan'. Selama lima minggu mereka akan digodok supaya menjadi prajurit yang tak kenal kasihan pada musuh.

Di tahap awal mereka belajar menggunakan aneka senjata. Bahan peledak, orientasi medan maupun meluncur dari tebing dan helikopter.

Fisik mereka juga diforsir habis. Lari lintas medan puluhan kilo dan cuma dapat waktu tidur 3 jam setiap hari.

2. Latihan Survival (Worldofmalaysiamilitary) 


Latihan selanjutnya adalah survival atau Ikhtiar Hidup. Semua pasukan komando dituntut jago bertahan hidup di segala medan dengan perbekalan seadanya. Prajurit komando harus hidup dari tumbuh-tumbuhan dan berburu di hutan untuk menyambung hidup mereka.

Selama tiga minggu calon anggota Grup Gerak Khas terus bergerak ke target yang ditentukan. Mereka harus tidur di bivak alam dan hanya dibekali parang dan tempurung kelapa untuk bertahan hidup.

Selain di hutan, mereka juga berlatih survival di rawa. Dengan tubuh penuh lumpur calon prajurit komando harus tetap bertempur dan menghindari ular serta binatang buas lain.

3. Pertempuran Laut (Wiki)

Setelah survival, calon pasukan komando Malaysia kembali ke Kem Sungai Udang untuk menghadapi latihan tahap laut.

Mereka dilatih berenang ke dasar laut, penyerangan amfibi serta menggunakan perahu karet atau kayak.

Prajurit Komando Paskhas TNI AU dan Kopassus TNI AD pun harus menyelesaikan tahapan rawa laut.

Kopassus berlatih di Cilacap, Jawa Tengah. Sementara Korpaskhas menggembleng pasukannya di Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat.

Materi yang diajarkan tak jauh berbeda. Intinya pasukan komando harus mampu menyusup lewat laut. Senyap dan mematikan.

4. Camp Tawanan (Militaryphotos)
 

Setelah menempuh latihan gunung hutan dan rawa laut, tibalah pada saat paling mengerikan selama pendidikan komando.

Pelatihan ini dinamakan Escape & Evasion (E&E) oleh pasukan Grup Gerak Khas Malaysia. Sedangkan di Indonesia sebutan camp tawanan lebih populer.

Mula-mula para siswa komando melakukan serangan. Setelah itu mereka harus meloloskan diri. Para pelatih akan memburu mereka sampai dapat.

Jika tertangkap, para siswa komando akan dihajar habis-habisan. Mereka diperlakukan seperti tawanan perang yang tertangkap.

Mulai dipukuli, disetrum, hingga aneka siksaan harus diterima tanpa menyerah atau membocorkan rahasia.

Jika lolos pelatihan ini, barulah seorang prajurit layak menyandang brevet komando.5. Latihan terjun (jijanlaa)

Pasukan komando atau pasukan elite rata-rata memiliki kemampuan terjun payung. Pasukan Gerak Khas Malaysia pun memiliki kualifikasi lintas udara. Artinya setiap personelnya minimal memiliki kemampuan terjun statik atau para dasar.

Kemampuan lanjutan yang dimiliki adalah terjun bebas atau free fall dengan teknik HAHO dan HALO.

Mereka dilatih untuk diterjunkan sebagai tim pengendali tempur dalam sebuah pertempuran. Sebelum pasukan besar terjun, pasukan elite ini lebih dulu diterjunkan untuk mengumpulkan informasi dan menyiapkan pendaratan pasukan payung.




Sumber : Merdeka