Pages

Rabu, Mei 28, 2014

Panglima TNI Peringatkan Malaysia Soal Tanjung Datuk

Panglima TNI Jenderal Moeldoko (photo:Kompas.com)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko, menyatakan Pemerintah telah melakukan pertemuan dengan Malaysia membahas pembangunan menara suar di wilayah perairan Indonesia, di kawasan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, perbatasan Kalimantan Barat, 28/05/2014.


Malaysia yang bertemu dengan perwakilan TNI, Menteri Luar Negeri, Mekopolhukam dan Menteri Pertahanan, sepakat menghentikan pembangunan menara suar di Tanjung Datuk. “Hasil pertemuan tim Indonesia dengan Malaysia, semua sepakat pembangunan menara suar dihentikan,” kata Jenderal Moeldoko di Mabes TNI, Jakarta.


Kedua negara juga sepakat tidak ada lagi kegiatan atau tindakan yang bisa memperkeruh situasi setelah proses pembangunan menara suar dihentikan. Selain itu akan melakukan verifikasi ulang untuk memastikan batas wilayah dari lokasi pembangunan menara tersebut, sebab masing-masing negara memiliki versi sendiri.

Menara Suar yang dibangun Malaysia di Tanjung Datuk, Kalbar (photo: tribunnews)

“Versi Indonesia dan Malaysia ada perbedaan. Kalau ini (Pembangunan Menara Suar Malaysia) berjalan, Indonesia kehilangan 143 km. Verifikasi akan dilakukan bulan depan,” katanya.


Jenderal Moeldoko menambahkan, belakangan masyarakat yang tinggal di perbatasan khususnya kawasan Tanjung Datuk resah, karena dilarang petugas keamanan negeri jiran untuk mencari ikan, bahkan kerap diusir. Padahal, para nelayan setempat berada di wilayah Perairan Indonesia. “Ada beberapa keluhan dari bupati Sambas (Kalimantan Barat), bahwa masyarakat nelayan sering diusir petugas Malaysia. Atas kondisi seperti itu, maka Panglima TNI akan memberikan pengamanan dan perlindungan terhadap mayarakat kita di sana,” katanya.


imagePanglima TNI mengingatkan kepada aparat Malaysia agar jangan sampai ada lagi larangan terhadap nelayan setempat untuk mencari ikan di kawasan Tanjung Datuk. “Bahwa mereka tidak boleh diganggu oleh siapa pun untuk mencari nafkah. Malaysia tidak boleh lagi seenaknya mengusir masyarakat kita”‘ ujarnya.

TNI akan membangun pangkalan militer di kawasan Tanjung Datuk, dekat lokasi pembangunan menara suar oleh Malaysia, guna memperkuat pertahanan negara di wilayah perbatasan. 

“Pangkalan udara di sana 750 m, sudah kita diskusikan. Persoalan-persoalan Tanjung Datuk sering muncul karena tidak ada military base di sana. Perlu menyetujui pemda membangun pangkalan militer. Kalau itu yang terjadi harus menyiapkan lahan,” tutup Jenderal Moeldoko.

Tapal batas Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Barat (photo: tribunnews)


Tapas Batas
 

Di tempat terpisah, Pasukan Pengaman Perbatasan bersama Pasukan Pos TNI Angkatan Laut Temajuk, dan pasukan bantuan dari Kompi C Raider Yonif 641 Beruang Hitam, telah mengamankan patok 01 perbatasan Indonesia-Malaysia di Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.

image
Anggota Yonif 641 Raider memeriksa patok A54 yang merupakan penanda batas Indonesia-Malaysia di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar, Minggu (25/5/2014). Pasukan ini merupakan pasukan tambahan yang diperbantukan untuk Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia karena adanya gejolak keamanan di kawasan Tanjung Datuk, Temajuk, Sambas. 



Sumber : JKGR

Supertucano Laksanakan SUL Di Pandanwangi

MALANG-(IDB) : Setelah mendapatkan perintah untuk melaksanakan tugas Serangan Udara Langsung (SUL), Crews Skadron Udara 21 segera melaksanakan persiapan-persiapan agar perintah atasan dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku. Komandan Skadron Udara 21, Letkol Pnb Toto Ginoto segera memimpin briefing persiapan terbang dan mengarahkan seluruh crew untuk melaksanakan koordinasi dengan satuan terkait. Personel Ground Crews segera mempersiapkan dua pesawat Supertucano dengan nomor seri TT-3102 dan TT-3104.

Melihat misi yang tidak ringan, maka Letkol Pnb Ginoto menetapkan untuk memimpin langsung pelaksanaan tugas tersebut dan menunjuk tiga Senior Fighter Pilot lainnya. Letkol Pnb Toto Ginoto akan menerbangkan Tucano dengan nomor lambung TT-3102 bersama Kapten Pnb Yuda, sedangkan TT-3104 diterbangkan oleh Mayor Pnb Hery dan Lettu Pnb Jaya.

Dua pesawat Supertucano sudah selesai disiapkan dan empat bom live Mk-81 juga sudah terpasang kuat di sayap kanan maupun kiri dua pesawat tersebut. Waktu telah menunjukkan pukul 01.00 UTC, Letkol Pnb Ginoto dan tiga fighter lainnya telah siap di dalam cockpit pesawat tinggal menunggu release dari pengatur lalu lintas udara (PLLU) Lanud Abd Saleh untuk melaksanakan take of menuju koordinat S 08016.89 E 113013.82 dengan call sign TUCANO FLIGHT. Tepat pukul 01.08’30” dua pesawat Tucano telah tepat berada di atas koordinat yang telah ditetapkan, bom live Mk-81 satu per satu dijatuhkan secara bergantian.

Panglima Koopsau II, Marsda TNI Abdul Muis yang didampingi Komandan Lanud Abd Saleh, Marsma TNI Sungkono, SE., M.Si. dan para Danlanud Jajaran Koopsau II memberikan applous atas keberhasilan dua pesawat supertucano menjatuhkan 4 bom tepat sasaran, yang dikomandani langsung oleh Komandan Skadron Udara 21, Letkol Pnb Toto Ginoto.

Pesawat Super Tucano pabrikan Brasil ini meski merupakan pesawat tempur dengan mesin tunggal turboprop, namun mempunyai kelebihan ketepatan bidik sasaran sangat akurat, sehingga sangat tepat dioperasikan untuk memberikan bantuan tembakan udara darat terhadap pasukan kawan yang berada di medan perang. Oleh karenanya Supertucano selalu menjadi perhatian dalam setiap latihan operasi udara.

Latihan operasi yang diikuti Supertucano kali ini adalah Latihan Sikatan Daya Tahun 2014 yang dimulai sejak tanggal 5 Mei 2014, dan hari ini, Rabu (28/5) resmi ditutup oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Abdul Muis dihadiri para pejabat Koopsau II, Komandan Lanud Abd Saleh, Komandan Lanud Iswahyudi, Komandan Lanud Sultan Hasanudin, para pejabat dan seluruh anggota Lanud Abd Saleh bertempat di Ruang Bina Yudha Lanud Abd Saleh. DihardjoSetelah mendapatkan perintah untuk melaksanakan tugas Serangan Udara Langsung (SUL), Crews Skadron Udara 21 segera melaksanakan persiapan-persiapan agar perintah atasan dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku. Komandan Skadron Udara 21, Letkol Pnb Toto Ginoto segera memimpin briefing persiapan terbang dan mengarahkan seluruh crew untuk melaksanakan koordinasi dengan satuan terkait. Personel Ground Crews segera mempersiapkan dua pesawat Supertucano dengan nomor seri TT-3102 dan TT-3104.

Melihat misi yang tidak ringan, maka Letkol Pnb Ginoto menetapkan untuk memimpin langsung pelaksanaan tugas tersebut dan menunjuk tiga Senior Fighter Pilot lainnya. Letkol Pnb Toto Ginoto akan menerbangkan Tucano dengan nomor lambung TT-3102 bersama Kapten Pnb Yuda, sedangkan TT-3104 diterbangkan oleh Mayor Pnb Hery dan Lettu Pnb Jaya.

Dua pesawat Supertucano sudah selesai disiapkan dan empat bom live Mk-81 juga sudah terpasang kuat di sayap kanan maupun kiri dua pesawat tersebut. Waktu telah menunjukkan pukul 01.00 UTC, Letkol Pnb Ginoto dan tiga fighter lainnya telah siap di dalam cockpit pesawat tinggal menunggu release dari pengatur lalu lintas udara (PLLU) Lanud Abd Saleh untuk melaksanakan take of menuju koordinat S 08016.89 E 113013.82 dengan call sign TUCANO FLIGHT. Tepat pukul 01.08’30” dua pesawat Tucano telah tepat berada di atas koordinat yang telah ditetapkan, bom live Mk-81 satu per satu dijatuhkan secara bergantian.

Panglima Koopsau II, Marsda TNI Abdul Muis yang didampingi Komandan Lanud Abd Saleh, Marsma TNI Sungkono, SE., M.Si. dan para Danlanud Jajaran Koopsau II memberikan applous atas keberhasilan dua pesawat supertucano menjatuhkan 4 bom tepat sasaran, yang dikomandani langsung oleh Komandan Skadron Udara 21, Letkol Pnb Toto Ginoto.

Pesawat Super Tucano pabrikan Brasil ini meski merupakan pesawat tempur dengan mesin tunggal turboprop, namun mempunyai kelebihan ketepatan bidik sasaran sangat akurat, sehingga sangat tepat dioperasikan untuk memberikan bantuan tembakan udara darat terhadap pasukan kawan yang berada di medan perang. Oleh karenanya Supertucano selalu menjadi perhatian dalam setiap latihan operasi udara.

Latihan operasi yang diikuti Supertucano kali ini adalah Latihan Sikatan Daya Tahun 2014 yang dimulai sejak tanggal 5 Mei 2014, dan hari ini, Rabu (28/5) resmi ditutup oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Abdul Muis dihadiri para pejabat Koopsau II, Komandan Lanud Abd Saleh, Komandan Lanud Iswahyudi, Komandan Lanud Sultan Hasanudin, para pejabat dan seluruh anggota Lanud Abd Saleh bertempat di Ruang Bina Yudha Lanud Abd Saleh.


Sukhoi, F16 Dan F5 TNI AU Lakukan Penembakan AWR

Pen Lanud Iswahjudi, Magetan (27/5/14). Tiga jenis pesawat tempur jajaran Koopsau II, yang terdiri dari Sukhoi, F-5 Tiger dan F-16 Fighting Falcon berangkat dari Lanud Iswahjudi untuk melaksanakan penembakan dan pengeboman di Air Weapon Range (AWR) Pandan Wangi, Lumajang, Jawa Timur, dalam kegiatan manuver lapangan latihan antar satuan Koopsau II Sikatan Daya tahun 2014, Rabu (28/5/14).

Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan aju dari ketiga jenis pesawat tempur tersebut, merupakan unsur tempur dalam latihan Sikatan Daya tahun 2014, mempunyai tugas menghancurkan sasaran-sasaran musuh yang disimulasikan berupa target-target yang dibuat di area latihan AWR Pandan Wangi, Lumajang.

Seperti apa yang disampaikan oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Abdul Muis pada pembukaan latihan melalui video conference, bahwa Latihan Sikatan Daya 2014 merupakan latihan antar satuan jajaran Koopsau II mempunyai tujuan untuk menguji atau menyempurnakan Rencana Operasi dan kesiapan operasional Koopsau II beserta satuan jajarannya dalam sistem pencegahan, penangkalan dan penindakan terhadap segala bentuk ancaman yang mungkin terjadi di Wilayah NKRI khususnya Wilayah Koopsau II.

Latihan penghancuran sasaran tersebut juga sebagai ajang pemanasan bagi fighter-fighter TNI Angkatan Udara untuk melaksanakan manuver lapangan dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014, di Asembagus mendatang.

Keterangan Gambar: Tiga pesawat tempur F-16 Fighting Falcon taxi menuju landasan pacu dengan membawa bom untuk melaksanakan pengeboman di AWR Pandan Wangi, Lumajang jatim, Rabu (28/5/14). 





Sumber : Siaga

Menhan :Batas Minimal Kekuatan TNI AL 15-18 Kapal Selam

SURABAYA-(IDB) : Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan mengatakan akan terus menambah jumlah kapal selam yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menambah kemampuan pertahanan laut yang dimiliki TNI AL.
 

"Saat ini kita kembangkan kapal selam dari Jerman untuk seri 209. Kita juga sedang bangun tiga kapal selam dari Korea," kata Purnomo, di sela-sela serah terima Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter di dermaga Ujung PT PAL Surabaya, Rabu (28/5/2014).
 

Menurut Purnomo, untuk memenuhi batas minimal kekuatan laut, pemerintah akan membeli sebanyak 15-18 kapal selam baru. Selain Jerman, beberapa negara juga telah menawarkan kapal selam baru diantaranya dari Rusia, Prancis, serta Swedia.
 

Untuk Rusia, kapal selam yang ditawarkan adalah jenis Kilo Class dengan efek penangkal bebas yang cukup baik karena dilengkapi senjata seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, dan antipeluru kendali, serta rudal dengan daya jelajah hingga 300 kilo meter.
 

"Kita sudah tinjau dan kelihatannya yang dari Rusia ini tidak pas dengan medan yang kita miliki," kata Purnomo. Karenannya, pemerintah saat ini masih mengandalkan pembuatan kapal selam dari Korea.
 

Untuk tiga kapal selam yang saat ini diproduksi galangan Korea, satu diantaranya dibangun dengan bekerjasama antara galangan Korea dan PT PAL dengan cara transfer teknologi.
 

"Kita lebih suka jika pemenuhan kapal selam ini diproduksi PT PAL karena ada kegiatan ekonomi yang menguntungkan bagi tenaga kerja dalam negeri," kata Purnomo.
 

Di tempat yang sama Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut mengatakan saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam. Dia berharap, tiga kapal selam yang dibangun bekerjasama dengan Korea segera rampung sehingga bisa menambah kekuatan yang dimiliki TNI AL.
 

"Kita punya dua, sekarang bangun lagi tiga, dan nanti akan kita bangun lagi tiga sehingga kekuatan minimum sudah kita miliki," kata Marsetio. 



Sumber : SS

Wamenhan Saksikan Uji Coba Misil Astros II Di Brazil

BRAZIL-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyaksikan uji coba misil Astros II di areal militer Angkatan Bersenjata Brasil di Formosa, Brasilia, Selasa (27/5) pagi waktu setempat.
 

Bukan cuma menyaksikan, Sjafrie bahkan menjajal sendiri menembakkan misil Asttos II dari peluncurnya.
 

"Ini canggih. Tinggal tekan tombol. Cuma ada sedikit guncangan. Seperti main game saja," tutur Sjafrie.
 

Indonesia membeli 38 unit artilery saturation rocket system atau Astros II dari perusahaan Avibras, Brasil, senilai US$404 juta.
 

Persenjataan itu akan ditempatkan di dua batalion Artileri Medan di Bogor dan Malang, yang berada di bawah Kostrad.
 

Sebanyak 13 unit Astros II tiba pada Agustus dan akan dipamerkan di HUT TNI ke-69 pada 5 Oktober 2014.
 

Dalam uji coba, dilangsungkan 5 tembakan misil tunggal dan satu tembakan 4 misil sekaligus. Misil yang diujicobakan ialah misil SS 30 yang punya daya jangkau 30 kilometer dengan waktu sampai ke sasaran sekitar 79 detik.
 

Avibras tengah mengembangkan Astros II yang berdaya jangkau 300 kilometer hingga 450 kilometer.
 

"Satu atau paling lama satu setengah tahun, kita sudah siap memasarkannya, tinggal menunggu sertifikat dari Anglatan Bersenjata Brasil," kata CEO Avibras Sami Youssef.
Menurut Sjafrie, kepemilikan Astros II menjadi tantangan tersendiri buat TNI.

 

"Kita harus memiliki 600 misil setahun untuk ditembakkan dalam latihan karena kalau tidak akurasinya tidak sempurna lagi," tuturnya.



 Sumber : Metrotvnews

PAL Luncurkan Buku Alutsista Matra Laut

SURABAYA-(IDB) : Perusahaan perkapalan PT PAL Indonesia (Persero) meluncurkan buku tentang Lead Integrator Alutsista (alat utama sistem persenjataan) Mantra Laut – Membelah Samudera Mengamankan Nusantara.

Peluncuran buku tersebut merupakan bagian dari puncak perayaan HUT PT PAL Indonesia yang ke 34 tahun pada Minggu (27/4/2014).

Humas PAL Indonesia Yudy Ruwanto mengatakan perjalanan panjang yang dilalui perusahaan telah mengantarkan PAL Indonesia menjadi lead integrator yang diceritakan dalam buku tersebut.

Eksitensi PAL Indonesia, katanya, tidak lepas dari amanat UU No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan dan merujuk pada Surat Keputusan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) pada 17 Desember 2013.

"Menjadi lead integrator prosesnya tidak mudah. Sesuai amanat UU tersebut PAL Indonesia mendapat tugas dan amanah menjadi pemandu utama pembangunan alutsista Mantra Laut,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (28/4/2014).

Dalam pengembangan produk kapal, terutama kapal perang untuk kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista), PAL Indonesia menyesuaikan kebutuhan TNI AL.

Pengembangan produk-produk yang teknologinya belum dikuasai sepenuhnya telah dilaksanakan melalui program transfer of technology (ToT) bekerjasama dengan penyedia teknologi.

“Dalam kapsaitas tugas itu kami melakukan sinergi dengan pihak terkait seperti perusahaan BUMN, swasta nasional juga galangan kapal nasional, industri strategis, institusi pendidikan, dan lembaga-lembaga riset,” ujarnya.

Dalam perayaan HUT PAL Indonesia itu juga digelar gebyar panggung gembira dengan tema Dengan semangat lead integrator wujudkan kemandirian alutsista menuju bangsa yang bermartabat.

Selain itu juga digelar pelaksanaan upacara bendera, penyerahan taliasih pada para purna tugas, serta pemberian hadiah lomba 5R (resik, rajin, ringkas, rawat, rapi), lomba knowledge sharing dan lomba poster zero accident.



Sumber : Bisnis

Masa Bhakti KRI Karang Banteng Berakhir

SURABAYA-(IDB) : KRI Karang Banteng dengan nomor lambung 983, yang masuk jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) telah mengakhiri pengabdiannya. Menandai berakhirnya masa bhakti KRI Karang Banteng-983 sebagai kapal perang, dilaksanakan upacara penurunan ular-ular perang yang  berlangsung diatas Geladak KRI Karang Banteng-983 yang bersandar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Rabu (28/5), bertindak selaku Irup Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Aji.

KRI Karang Banteng adalah ex Kapal Fery Cepat KM. Serayu dibuat di galangan kapal Laurzen jerman pada tahun 1998, digunakan sebagai kapal fery penumpang dan dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP). Pada Tanggal 15 September 2005, Departemen Perhubungan RI menghibahkan KM Serayu kepada TNI AL melalui Departemen Pertahanan RI, untuk selanjutnya tanggal 7 April 2006 diresmikan menjadi KRI Karang Banteng-983 dengan tugas mendukung pergerakan pasukan, Raid terbatas dan operasi bhakti.

Sebagai purna bhakti yang terakhir, KRI Karang Banteng-983 selanjutnya dijadikan kapal uji coba penembakan senjata strategis milik TNI AL dalam Latihan Gabungan  (Latgab) TNI tahun 2014 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Dalam amanatnya Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim yang dibacakan Kasarmatim mengatakan, keberadaan KRI Karang Banteng-983 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun berdasarkan pertimbangan strategis, teknis dan ekonomis, KRI ini dirasakan sudah tidak layak lagi untuk mengemban tugas yang dibebankan terhadapnya.

Semua prestasi yang telah dicapai KRI Karang Banteng-983 hanya dapat dicapai melalui kerja keras, dedikasi, loyalitas, tanggung jawab serta profesionalisme seluruh ABK. Penampilan ABK KRI Karang Banteng-983 tersebut, merupakan Hasil pembinaan yang panjang sejak kapal ini pertama kali masuk jajaran TNI AL hingga saat ini.

“Untuk itu, kepada seluruh mantan komandan, mantan ABK maupun para prajurit yang saat ini masih bertugas di KRI tersebut, atas nama pemimpin TNI AL saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya,”kata Pangarmatim.




Sumber : Koarmatim

KRI Multatuli-561 Dan KRI Sungai Gerong-906 Laksanakan Opskamla

KUPANG-(IDB) : Sebagai Negara Kepulauan, Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI memiliki titik-titik kerawanan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu secara illegal demi kepentingannya, baik kegiatan di bidang perikanan, minning, logging, smugling, sea piracy maupun yang bersifat trans national crime.

Perairan sebelah selatan Kupang (Laut Timor) yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste rawan terhadap berbagai bentuk tindak pidana di laut khususnya illegal imigrant. Untuk itu dengan Kehadiran KRI Multatuli-561 dan KRI Sungai Gerong-906 yang tergabung dalam Satgasladu di bawah Kodal Guskamla Koarmatim melaksanakan Operasi Kamla fokus pada penanggulangan People Smuggling dan Assylum Seeker, Senin (26/5).


Operasi Kamla tersebut diharapkan memiliki dampak penangkalan/ deterrence effect serta memberikan rasa aman ataupun kehadirannya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat/pengguna yang melewati maupun yang bergiat di sekitar perairan tersebut.




Sumber : Koarmabar

Dirlatgab Cek Kesiapan Alutsista

33 Jet Tempur Akan Beraksi Di Latgab TNI Madiun 

MAGETAN-(IDB) : Setelah meninjau helikopter di Lapangan Udara TNI Ahmad Yani Semarang, Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus mengecek kesiapan alutsista di Lapangan Udara Iswahjudi, Madiun. Alutsista yang disiapkan di Lanud Iswahjudi merupakan pesawat tempur.

Sebanyak 33 pesawat tempur digelar dalam apel persiapan latgab tersebut. Pesawat yang dipamerkan antara lain Sukhoi, F-16, F-5 Tiger dan pesawat hawk.

Keempat jenis pesawat ini mempunyai kemampuan menyerang lawan melalui tembakan atau bom. Setiap pesawat memiliki keunggulan yang berbeda-beda.

Pesawat Sukhoi dengan badan pesawat warna putih abu, mampu menangkis serangan dari berbagai zona. Sementara pesawat F-16 yang berwarna hijau loreng memiliki bom sebanyak 140 unit.

Lodewijk mengimbau pasukannya untuk terus latihan menjelang latgab yang akan digelar 4 hari lagi tersebut. Ia meminta seluruh pasukan memanfaatkan alutsista yang ada semaksimal mungkin.

"Paradigma ancaman telah sangat jelas. TNI dituntut untuk kampanye militer," kata Lodewijk di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Selasa (27/5/2014).

Menurut Lodewijk, kampanye militer kini menjadi paradigma baru di kalangan TNI. Paradigma tersebut memang baru disahkan pada tahun 2013 dan langsung diuji coba pada tahun ini.

"Sejauh mana validitas doktrin itu dihadapkan pada operasi gabungan. Itu yang coba kita kejar pada latgab tahun ini," tutupnya.

Letjen TNI Lodewijk Dicurhati Alutsista Macet 

Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus mengecek kesiapan alutsista di Lapangan Udara TNI Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Berbagai pesawat tempur, pesawat intai dan pesawat angkut ditinjau kesiapannya sebelum dibawa ke medan tempur di kawasan Asembagus dan sekitarnya.‬

‪18 Unit pesawat yang digelar dalam apel tersebut terdiri dari 7 jenis. Yaitu Hercules (skadron udara 31) sebanyak 7 unit, Hercules (skadron udara 32) sebanyak 4 unit, Casa (skadron udara 4) 2 unit dan Supertucano (skadron udara 21) sejumlah 2 unit.‬

‪Selain itu ada juga Pesawat Foker 28, Heli Super Puma dan Heli Colibri. Masing-masing sebanyak 1 unit.‬

‪Jumlah personel TNI AD yang tergabung dalam gelar kesiapan latgab di Malang ini sebanyak 1.600 orang. Sementara personel angkatan udara sebanyak 400 orang dengan rincian 1 kompi kru, 2 kompi Paskhas dan 1 kompi staf.‬

Para pasukan tersebut mengaku telah beberapa kali melakukan latihan menembak dan terjun payung. Mereka mencurahkan berbagai kendala yang dialaminya pada Dirlatgab.

"Kendalanya saat menembak kebanyakan granat. Kebanyakan macet. Sehingga tidak meledak waktu tolak balik," ucap salah seorang pasukan, Luckyanto di hadapan Lodewijk, Selasa (27/5/2014).

Luckyanto mengaku telah 50 kali mencoba menembak. Mayoritas lolos, namun 3 diantaranya gagal dan tidak meledak.

Lodewijk juga menanyakan kesiapan pasukan regu penerbang. Sejauh ini mereka mengaku tak merasa ada kendala yang cukup berarti.

"Cedera yang cukup berarti adalah cedera engkel. Untuk alat dan kesiapan pasukan aman," kata salah seorang pasukan penerbang TNI AD.

Mereka mengaku terakhir kali melakukan latihan pada bulan lalu. Latihan dilakukan di daerah Grato, Jungar, Jawa Timur di mana area tersebut merupakan perbukitan dengan tanah gembur.

"Untuk latihan di lahan tebu terakhir kami lakukan tahun lalu," katanya. 

Lodewijk Tegaskan Sasaran Latgab TNI 2014 

 Latihan Gabungan TNI tahun 2014 mulai memasuki aspek operasional atau tahapan implementasi dari serangkaian latihan posko yang sudah dilaksanakan.

Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI, Letjen TNI Lodewijk F Paulus mengatakan, ada lima aspek sasaran yang ingin dicapai dalam latihan gabungan ini.

Kelima aspek ini meliputi –pertama-- aspek strategis, sebagai upaya untuk mewujudkan penangkalan terhadap potensi- potensi ancaman militer.

"Artinya, jika TNI siap siapapun yang akan mengganggu negara Indonesia tidak akan berani," kata Lodewijk di sela inspeksi terhadap kesiapan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5).

Tak berhenti pada latihan untuk memperkuat aspek penangkalan, lanjutnya, apabila ada ancaman militer maka TNI juga akan siap menindak.

Kedua, jelas Lodewijk, berupa aspek operasional. Tujuh hari lalu telah dilewati latihan posko. Dalam latihan posko ini ada 14 langkah atas proses pengambilan keputusan militer.

Langkah yang ke-12 sudah kita lewati, yaitu tactical floor game (TFG) dan sekarang akan memasuki tahap uji lapangan, dengan latihan gabungan (latgab).

Berikutnya, lanjut Lodewijk, berupa aspek taktik. teknis dan prosedur. Yakni untuk menguji sejauh mana kemampuan prajurit untuk mengaplikasikan taktik- taktik yang telah dikuasai.

Termasuk teknik dan prosedur-prosedur dalam operasi gabungan, yang melibatkan unsur darat, laut dan udara tersebut.

Aspek ke empat, tambahnya, berupa aspek psikologi. Sebab selain ingin mewujudkan interoperability antar prajurit, Latgab ini juga akan mengikat prajurit secara emosional. "Ada semangat di situ serta daya juang prajurit dalam perang," tegas Lodewijk.

Terakhir, tambahnya, berupa aspek kajian, yang sangat penting untuk penelitian serta pengembangan (litbang) TNI.

Ia menambahkan, dalam latgab TNI 2014 ini bakal menjadi pengujian atas doktrin kampanye militer, yang baru disahkan tahun 2013. Khususnya sejauh mana validitas dari doktrin itu di hadapkan pada operasi gabungan. Yakni dengan kampanye militer yang kita asumsikan tidak dipersiapkan.

"Artinya tidak dipersiapkan kita butuh waktu lama untuk melaksanakan bagaimana prosedur- prosedur kesiapan, termasuk pengembangan alutsista, taktik dan teknik yang lain," katanya menabahkan.

Lodewijk menambahkan, personil TNI yang terlibat dalam latgab 2014 ini mencapai 13.936 orang, yang berasal dari tiga matra TNI. "Kali ini kami mengecek sebagian dari unsur darat, yakni Penerbad," katanya.

Di mana Penerbad melibatkan 35 pesawatnya, yang terdiri atas heli MI 35, MI 17 dan Bell 205. "Ini sebagai gambaran kesiapan Penerbad dalam kampanye militer kali ini," tegas Lodewijk.

Sementara itu, dalam rombongan inspeksi Dirlatgab TNI ini, tampak pula Pangkostrad, Letjen TNI Gatot Nurmantyo. 

Pengecekan Kesiapaan Alutsista Latgab TNI 2014 

Sejumlah prajurit TNI bersiap mendapatkan inspeksi Dirlatgab TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus saat pengecekan alutsista sejumlah helikopter tempur di Lanud Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5).

Jelang pelaksanaan Latgab 2014, Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus melakukan pengecekan kesiapan sejumlah alutsista di Lanud Abdurrahman Saleh Malang, Lanud Ahmad Yani Semarang, dan Iswahjudi Madiun.

Pada Latgab 2014 ini TNI AD mengerahkan 49 kendaraan tempur, seperti Tank Stormer, Tank Scorpion, Panser Anoa, dan Panser Saracen. Sedangkan TNI AU akan menurunkan 40 jet tempurnya, seperti Sukhoi 27, Sukhoi 30, T-50 Golden Eagle, F16, dan Super Tucano. TNI AL juga menurunkan beberapa kapal perangnya dalam latihan ini, seperti KRI Banda Aceh, KRI Makassar, KRI Teluk Mandar, dan KRI Teluk Ende.

Dirlatgab TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus (tengah) mengecek kesiapan alutsista sejumlah helikopter tempur di Lanud Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5).

Sejumlah prajurit TNI bersiap mendapatkan inspeksi Dirlatgab TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus saat pengecekan kesiapan alutsista sejumlah helikopter tempur di Lanud Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5).

Dirlatgab TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus (kedua kiri) melakukan pengecekan kesiapan pasukan dan alusista di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Selasa (27/5).

Prajurit TNI berbaris dengan latar belakang pesawat Hercules jelang pengecekan kesiapan oleh Dirlatgab TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Selasa (27/5).

Direktur Latihan Gabungan TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus melakukan pengecekan kesiapan alutsista sejumlah pesawat tempur di Lapangan Udara TNI AU Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Selasa (27/5). 





Sumber : Republika

Berita Foto : Jerman Scrap 300 Tank Marder, Sungguh Sayang...!!!

Jerman Scrap ratusan tank Marder (photo: dailymail.co.uk)

THURINGIA-(IDB) : Sekitar 300 tank marder terparkir di sebelah timur negara bagian Thuringia, Jerman, menunggu waktu untuk dibongkar atau scrap, Tank Marder produksi 1970-an ini, merupakan batch terakhir yang akan dimusnahkan, oleh perusahaan pembongkar kendaraan militer Jerman, Koch GmbH.


“Sebagian besar tank yang ada di sini akan didaur ulang, untuk diambil bagian logamnya. Bagian lainnya dikembalikan ke pabrik pembuat atau Kementerian Pertahanan. Namun sebagian peralatan itu musnah, saat dilakukan las pembongkaran tank”‘ ujar Peter Koch, Managing Director dari perusahaan Koch yang membeli tank bekas ini dari perusahaan Rheinmetall dan Krauss Maffei Wegmann, juga dari Angkatan Darat Jerman atau Bundeswehr.

image

image

image

image

image

Tiga pekerja mempreteli peralatan satu tank hingga kosong (green tank) selama dua hingga tiga hari dan sebagian besar menggunakan tangan. Bagian mesin dengan cepat terjual ke perusahaan engineering dan elektronik Jerman dan merupakan spare part yang sangat berharga.


Perusahaan Koch berdiri sejak tahun 1991 dan telah membongkar 16.000 ke dataran militer yang dianggap sudah tua, termasuk 800 tank AS yang menjadi milik Jerman Barat, selama era perang dingin.


Perjanjian pasca perang dingin, Treaty on Conventional Armed Forces in Europe (CFE), 1990, jumlah tank dan peralatan militer yang dimiliki NATO dan Pakta Warsawa dibatasi. Menurut seorang pekerja, hingga tahun 2012, lima atau lebih kendaraan militer baru datang ke tempat pembongkaran Koch di Thuringia, setiap hari. Namun di tahun tahun berikutnya jumlah kendaraan yang datang untuk dimunshaken semakin sedikit.


Koch memperkirakan dibutuhkan waktu tiga hingga empat tahun untuk mengosongkan ladang ini. Sebagian besar untuk dibongkar namun sebagian lagi dijual ke negara seperti Indonesia.

image

image

image

image

image

image

image
image

image

Di puncak perang dingin, Jerman memiliki lebih 4000 main battle tank. Hari ini, Angkatan Darat Jerman hanya memiliki 225 unit.


Untuk mengatasi lesunya pasar membongkar kendaraan militer yang sudah lawas, perusahaan Koch menjajaki keberuntungan ke Rusia dan Ukraina, berharap mendapat kontrak membongkar tank atau kendaraan militer tua. Namun adanya krisis di Ukraine, membuat upaya Koch terhenti saat ini.

Tank Marder atau disebut juga Infantry Fighting Vehicle (IFV) Marder, mulai dibebastugaskan oleh Angkatan Darat Jerman, setelah mereka berhasil membuat IFV baru, yakni IFV Puma. 




Sumber : JKGR

PT. PAL Serahkan KCR 60 Pertama Pesanan TNI AL

SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia (Persero) kembali meluncurkan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter yang kedua, sekaligus menyerahkan KCR-60 yang pertama kepada TNI Angkatan Laut, Rabu 28 Mei 2014.

Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah Arifin mengatakan dua dari tiga kapal pesanan Kementerian Pertahanan tersebut dikerjakan dengan tepat waktu sesuai perencanaan.

"Setelah peluncuran ini, rencananya KCR-60 yang kedua akan diserahterimakan pada Juli 2014, sedangkan KCR-60 yang ketiga rencananya pada September 2014," katanya kepada Bisnis, Senin (26/5/2014).

Firmansyah mengatakan kapal berkapasitas 55 orang tersebut diproduksi untuk memenuhi kebutuhan persenjataan yang ada sesuai dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia punya 9 pintu melewati wilayah laut, untuk itu diperlukan kapal perang," ujarnya.

Dia menjelaskan KCR-60 pertama bernama KRI Sampari itu telah melalui proses pengujian dari para ahli dan teknisi sesuai standar yang dipersyaratkan. Pengukuhan penyerahan KCR-60 yang pertama ini diresmikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

"Kami juga berencana mengikutkan kapal KCR ini dalam pameran ADAS 2014 a Defence Manila, di Filipina pada 16-18 Juli 2014. Melalui pameran, kami berharap ke depan ada order KCR lagi," imbuhnya.

Adapun KCR-60 meter memiliki fungsi sebagai kapal patroli dengan kemampuan melumpuhkan sasaran di atas permukaan laut maupun udara. Selain itu memiliki kemampuan dalam pengintaian, tugas-tugas SAR, amphibious raid, dan lawan infiltrasi. Kapal tersebut dirancang untuk bisa dipasangi senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di bagian belakang kapal.

Dalam pengerjaan 3 proyek kapal perang senilai Rp375 miliar, PAL Indonesia konsisten menggunakan bahan baku dalam negeri sebanyak 35% sesuai regulasi pemerintah, sedangkan 65% impor dari Eropa dan Korea Selatan. Menurut Firmansyah, komponen impor seperti persenjataan, navigasi dan sensor belum dapat diperoleh dari dalam negeri sehingga masih memerlukan komponen asing.

"Perlahan kami terus mengarah dalam penggunaan komponen dalam negeri. Namun beberapa komponen lain sudah ada di sini bahkan pengerjaannya asli karya anak bangsa," tuturnya.

Hingga saat ini PAL Indonesia telah memproduksi 43 kapal patroli mulai berukuran 28 meter hingga 57 meter, serta kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 105. Saat ini, PAL Indonesia juga tengah menyiapkan fasilitas atau sarana pembangunan untuk pembuatan kapal selam

Luncurkan KCR 60 Kedua

PT PAL Indonesia (Persero) kembali meluncurkan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter Ke- 2 dengan nomor produksi W00274.

Peluncuran ini bersamaan dengan proses serah terima KCR 60 M Ke-1 W00274 KRI Sampari dengan nomor produksi W00273 kepada TNI-AL.

Kegiatan ini secara resmi dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (28/5/2014).

Tiga kapal KCR-60 pesanan TNI Angkatan laut ini diproduksi untuk memodernisasi dan memenuhi kebutuhan persenjataan serta untuk kemandirian pemenuhan alutsista.

Kapal Cepat Rudal (Fast Craft Missile) 60 Meter pertama KRI Sampari telah melalui serangkaian proses pengujian dari para ahli dan teknisi.

Dan pada tahap akhir saat Commodore Inspection, Selasa (27/5/2014), seluruh fungsi azazi kapal bekerja sangat memuaskan

Hingga saat ini,  PT PAL telah memproduksi 43 kapal patroli, baik berukuran 28 meter hingga 57 meter. 


Berikut liputannya : 




Sumber : BisnisSurabaya

Anggaran Ideal Perawatan Alutsista 10% Dari Anggaran TNI

BRAZIL-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan postur ideal anggaran perawatan dan pemeliharaan alat utama sistem pertahanan adalah sebesar 10% dari total anggaran TNI.
 

"Sekarang baru 5% sampai 6%," ujar Sjafrie seusai uji coba misil Astros II di Formosa, Brasilia, Brasil, Selasa (27/5) pagi waktu setempat.
 

Selain anggaran perawatan, TNI juga membutuhkan peningkatan anggaran bahan bakar minyak dam pelumas untuk alutsista.
 

Saat ini, anggaran bahan bakar minyak untuk alutsista TNI hanya Rp2 triliun lebih per tahun. Padahal, kebutuhannya mencapai Rp6 triliun lebih pet tahun.
 

"Kita berutang BBM sekitar Rp3 triliun," kata Sjafrie.
 

Kebutuhan BBM alutsista TNI memang timggi. Sebagai contoh, kapasitas solar untuk kendaraan peluncur misil Astros yang baru dibeli TNI dari Brasil mencapai 280 liter per kendaraan. Bila di tangki tersisa 25 liter sampai 50 liter harus diisi penuh kembali.



Sumber : Metrotvnews

Isu Tanjung Datuk Bupati Minta Pemerintah Pusat Lebih Perhatian

SAMBAS-(IDB) : Bupati Sambas, Kalimantan Barat, Juliarti Djuhardi Alwi, meminta pemerintah pusat agar bisa lebih serius mewujudkan lebih banyak program pembangunan di perbatasan. Pasalnya, hingga kini, perhatian dari pusat masih kurang.
 

"Karena itu selalu kita suarakan. Hingga sekarang kunjungan tiga Menteri RI akhir tahun 2012 lalu yang akan menuntaskan pembangunan, temasuk tahun 2013, tidak terwujud, " ujar Juliarti hari ini.

 

Menurut dia, banyak hal yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam pembangunan perbatasan. Pertama pembukaan awal jalan perbatasan, pembangunan sarana kesehatan, cetak sawah, pendidikan dan menupayakan pembangunan sarana lainnya guna meningkatan ekonomi masyarakat Temajuk.

 

"Mohon maaf, kami juga sangat menyesalkan komitmen pemerintah pusat yang diwakili Menteri PU, Menko Kesra, dan Menteri Sosial yang katanya akan menyelesaikan pembangunan Tamajuk tahun 2013 tapi tidak terealisasi."

 

Seharusnya program ini tetap jalan sehingga permasalahan perbatasan tuntas. Dia berharap dengan adanya isu pembangunan mercusuar oleh Malaysia itu  harus ada langkah serius dari pusat memperjuangkan pembangunan di perbatasan.

 

"Dari informasi yang didapat, dari kasus ini, ke depan di Temajuk akan dibangun Pangkalan Angkatan Laut, Pangkalan Udara dan Pangkalan Batalyon. Tentunya ini akan kita pertanyakan pada pertemuan di Kemenlu, " lanjut Juliarti.

 

Dia meminta pemerintah pusat tidak saja memberikan angin segar rencana menuntaskan pembangunan di Temajuk.  Apalagi masalah perbatasan Indonesia-Malaysia di kawasan ini sudah tiga kali terjadi.

 

"Semua harus dibenahi. Termasuk sarana telekomunikasi. Untuk pembangunan sarana pangkalan Militer, Pamkab Sambas akan mendukung pembebasan lahan," demikian dia berharap.

 
Pada Rabu 28 Mei 2014, Bupati Sambas diminta hadir mengikuti pertemuan Indonesia-Malaysia di Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI di Jakarta. 




Sumber :Irib

Komandan Kapal Perang Korea Selatan Kunjungi Koarmabar

JAKARTA-(IDB) : Komandan Kapal Perang Angkatan Laut Korea Selatan Roks  Munmu Daewang (DDH-976)  Kolonel Kim, Jeong-Khyun, Ph.D., bersama tujuh orang perwira melaksanakan kunjungan kehormatan ke Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang diterima Asintel Pangarmabar Kolonel Laut (P)  S. Irawan mewakili Pangarmabar Laksamana Muda TNI I.N.G.N. Ary Atmaja, S.E., bertempat di Gedung Yos sudarso, Mako Koarmabar, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (26/5).
 

Kunjungan kehormatan Komandan kapal perang Korea Selatan tersebut dalam rangka silaturahmi serta untuk  lebih mempererat hubungan persahabatan antara TNI AL dalam hal ini jajaran Koarmabar dengan Angkatan Laut Korea Selatan atau Republic Of Korea Navy (ROKN).

Ikut serta menyambut tamu kehormatan dari Angkatan Laut Korea Selatan ini Aslog pangarmabar Kolonel Laut (T) Ika Irwanto, S.T., M.M., Komandan Satuan Kapal Bantu Koarmabar Kolonel Laut (P) Robertus  T. Waskito, S.E., serta Komandan Satuan Kapal Eskorta Koarmabar Kolonel Laut (P) Achmad Wibisono.

 

Kapal perang Angkatan Laut Korea Selatan Roks  Munmu Daewang (DDH-976)  ini tiba di Indonesia Sabtu, 24 Mei 2014 dan sandar di Dermaga 203, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedatangan kapal perang kelas destroyer ini disambut dengan upacara militer oleh prajurit Lantamal III serta staf Kedutaan Besar Korea Selatan.
 

Roks Munmu Daewang (DDH-976) merupakan kapal perang yang memiliki panjang 150 meter, lebar 17,4 meter dan draft 9,5 meter, kecepatan 30 knots, tersebut dijadwalkan berada di Jakarta hingga 28 Mei 2014.
 
Selama berada di Indonesia, Kapal Perang Angkatan Laut Korea Selatan ini  selain mengadakan kunjungan kehormatan ke beberapa pejabat TNI AL juga akan melaksanakan  olahraga persahabatan (Friendly Game) dengan prajurit TNI AL,  dan mengadakan open ships bagi warga Korea Selatan.  Selain itu juga akan melaksanakan latihan Passing Exercise (Passex) dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin (376).



Sumber : Koarmabar

Dirlatgab TNI 2014 Minta Semua Alutsista Dimainkan

JAKARTA-(IDB) : Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus didampingi Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) TNI Letjen TNI Gatot Nurmantyo di Lanud Ahmad Yani, Semarang Jawa Tengah, mengecek kesiapan personel dan Alutsista yang akan diterjunkan dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014, Selasa (27/5/2014).

Dalam peninjauan tersebut, Letjen TNI Lodewijk mengecek kesiapan akhir 32 unit Helikopter berbagai jenis.

"Semua personel yang terlibat diminta melakukan pengecekan secara menyeluruh yang akan digunakan pada saat Latihan Gabungan," katanya.

"Perlengkapan senjata perang, mainkan semua. Manuver apa yang akan kamu lakukan, semua harus dipikirkan matang. Masing-masing pilot diminta untuk benar-benar menguasai Helikopter yang dikemudikannya dan kondisi kesehatan crew juga harus dipastikan fit semua," tegasnya.

Sementara itu, ke 32 unit Helikopter itu terdiri dari 5 unit MI-35, 4 unit MI-17, 3 unit Heli Bolcow 105, 10 unit Heli Bell 205 dan 10 unit Heli Bell 402. Masing-masing Helikopter memiliki keunggulan tersendiri.

Diantara seluruh Helikopter tersebut, jenis MI merupakan Helikopter andalan. Helikopter MI-17 ini mampu menampung personel 1 peleton atau sebanyak 36 orang. Jika tak diisi personel, Helikopter ini menampung meriam, sementara MI-35 memiliki keunggulan dalam hal menembak.

Selain MI-35, Heli Bolcow 105 juga digunakan untuk menembak, Heli Bell 205 dan Heli Bell 402 digunakan untuk mengangkut orang dengan kapasitas 10 penumpang. Helikopter jenis ini merupakan buatan Canada dan baru didatangkan minggu lalu dari PT Dirgantara Indonesia.
Sore harinya Dirlatgab TNI dan rombongan meninjau kesiapan personel dan Alutsista TNI yang terpusat di Lanud Abdurahman Saleh Malang, Jawa Timur.

Sebanyak 1.657 personel dari Divisi Infateri 2 Malang dan 400 personel TNI AU dengan Alutsista yaitu Pesawat Hercules dari Skuadron Udara-31 sebanyak 7 Pesawat, Skuadron Udara-32 empat pesawat, 2 pesawat dari Skuadron-4,3 Pesawat Tucano, 1 Foker 28 dari Skuadron-2,1 Heli Super Puma dari Lanud Atang Sandjaja dan 1 Heli Collibri Lanud Kalijati.




Sumber : Tribunnews

Yonmarhanlan IX Latihan RAID Amfibi




AMBON-(IDB) : Segenap prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX Ambon melaksanakan latihan parsial Raid Amfibi di komplek Lantamal IX, Ambon (22/05/2014).


Latihan tersebut merupakan materi latihan Raid Amfibi TW. II TA. 2014, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lanjutan satuan tingkat peleton melalui pembinaan satuan bidang teknis maupun taktis sebagai usaha untuk memelihara dan meningkatkan keterampilan prajurit Yonmarhanlan IX dalam rangka menunjang penugasan operasi maupun penugasan lain dimasa yang akan datang.






Kegiatan yang dipimpin langsung Danyonmarhanlan IX Mayor Marinir Datuk Sinaga ini merupakan latihan parsial yang dipersiapkan untuk latihan Raid Amfibi yang sebenarnya. Dalam kegiatan tersebut dibagi menjadi 2 Tim dengan masing-masing Tim diawali dengan pemberian Perintah Operasi (PO) oleh Dantim Raid untuk menghancurkan instalasi radar musuh di 2 koordinat yang berbeda.

 


Setelah menerima PO, prajurit Yonmarhanlan IX dipimpin oleh masing-masing Dantim Raid melaksanakan tugasnya sesuai dengan PO, diawali dengan embarkasi personel dengan menggunakan Perahu Karet (PK) di Titik Pemberangkatan menuju Titik Tunggu. Setelah semua unsur berkumpul di Titik Tunggu, PK Pelopor dikeluarkan sebagai Keamanan Pantai menuju Titik Intai untuk meluncurkan renang rintis ke Titik Pendaratan. Setelah dinyatakan aman seluruh unsur mendarat di Titik Pendaratan sesuai dengan organisasi tugas, selanjutnya menyelesaikan sasaran serta pengunduran secara cepat sesuai prosedur.



 
Dalam arahannya, Danyonmarhanlan IX Mayor Marinir Datuk Sinaga menjelaskan bahwa latihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan serta profesionalisme para prajurit Yonmarhanlan IX dalam melaksanakan Raid Amfibi guna mendukung tugas di masa yang akan datang sebagai pasukan pendarat dan pasukan pertahanan pangkalan.




Sumber : Kormar