Pages

Sabtu, Mei 03, 2014

Kapal Cepat Tenaga Surya 'Jalapatih' Ikut Kompetisi Di Belanda

SURABAYA-(IDB) : Kapal cepat bertenaga solar (sinar surya) yang dinamai "Jalapatih" buatan mahasiswa Sistem Perkapalan ITS Surabaya siap berlaga dalam ajang "Dong Energy Challenge 2014" di Belanda, 27 Juni hingga 5 Juli mendatang.

"Tim ITS merupakan satu-satunya peserta dari ASEAN dan peserta kedua dari Asia bersama China. Tim ITS berangkat ke Belanda pada 20 Juni mendatang, tapi kapalnya dikirim pada minggu depan," kata Ketua Marine Solar Boat Team ITS, Candra Prasetyo Endro, Jumat.

Di sela-sela peluncuran kapal cepat bertenaga surya yang dilakukan Gubernur Jatim Soekarwo bersama Pembantu Rektor I ITS Prof Herman Sasongko itu, salah seorang "driver" Jalapatih itu menjelaskan kapal "Jalapatih" itu sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 2012.

"Pembuatan kapal sebenarnya hanya setahun, tapi kami cari sponsor untuk bisa ke Belanda, termasuk solar cell yang kami pakai latihan pun merupakan bantuan dari LEN (BUMN). Kami tidak merancang solar cell, karena nanti akan diberi panitia, tapi desain kapal dan motor penggerak merupakan buatan sendiri," katanya.

Ia menjelaskan lomba yang pertama kali diikuti ITS itu merupakan adu kecepatan kapal bertenaga surya dengan jarak tempuh sejauh 200 kilometer melintasi tujuh provinsi di Belanda. "Kami akan menjajah bekas penjajah," katanya, disambut tawa Gubernur Jatim dan hadirin.

Sementara itu, driver lainnya, Viky Suryanto, menjelaskan kapal yang panjang 5 meter dan lebar 1,5 meter itu memiliki kecepatan 6,5 hingga 8 knot (setara 12 km/jam) dengan daya 1 kwh, namun kapal itu memiliki batere litium berdaya 1,5 kwh.

"Jadi, kapal Jalapatih memiliki daya maksimal 2 kwh dari solar cell dan batere yang ada. Ada 119 batere litium ion (batere khusus solar) yang kami miliki, tapi keunggulan Jalapatih bukan pada solar cell atau batere yang ada, melainkan sistem yang kami rancang," kata mahasiswa semester 4 Jurusan Sistem Perkapalan ITS.

Oleh karena itu, katanya, kemenangan tidak hanya ditentukan kecepatan kapal, melainkan kecerdasan dari "driver" dalam mengatur kecepatan kapal, karena kalau terlalu kencang juga akan membuat batere cepat habis, tapi kalau lambat juga tidak baik.

"Cara kerja kapal bertenaga surya adalah sinar matahari diubah menjadi energi listrik, lalu energi itu disimpan dalam batere khusus dan akhirnya digunakan menggerakkan propeller pada kapal," katanya, didampingi driver lainnya, Ginanjar Basuki.



Sumber :  Republika

UE Dan Indonesia Gagas Kerjasama Keamanan

JAKARTA-(IDB) : Memperingati berdirinya 50 tahun Uni Eropa (UE), mereka akan menggelar acara pekan Uni Eropa di sembilan kota di Indonesia. Acara yang bertujuan memperat hubungan Indonesia dan Uni Eropa tersebut akan digelar 2 hingga 11 Mei mendatang.

Ditemui saat jumpa wartawan pada Kamis (30/4/2014), di Jakarta, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Olof Skoog memberikan penjelasan mengenai acara apa saja yang akan ada dalam pekan UE tersebut. Menurut dia salah satu acara yaitu seminar bertajuk "Hubungan Indonesia-UE, Merangkul Nilai-Nilai Bersama". Dalam seminar itu, UE dan Indonesia akan akan membahas seputar hubungan kerjasama Indonesia dengan UE dalam bidang keamanan.

“Urusan keamanan bukan hanya mengenai hardware saja, masih banyak hal lain yang bisa dilakukan dalam bidang keamanan. Kami akan melakukan pembicaraan untuk membahas kerjasama antara Uni Eropa dengan Indonesia dalam berbagai bidang keamanan, salah satu keamanan maritim,” ungkap Skoog.

“Dengan adanya kerjasama tersebut kelak, maka UE dapat memberikan banyak bantuan dalam bidang keamanan kepada Indonesia, mungkin salah satunya dalam hal penganan untuk masalah pembajakan seperti yang pernah di alami salah satu anak buah kapal asal Indonesia yang kapalnya di bajak oleh perompak Somalia," ujar Skoog.

“Bantuan yang diberikan Uni Eropa merupakan upaya untuk menaikan level kerja sama dengan Indonesia. Mengingat Indonesia menjadikan Uni Eropa sebagai mitra utama dalam hubungan multilateral,” lanjut dia.

Skoog menambahkan, dalam pekan UE, pihaknya akan memberikan beasiswa kepada beberapa pelaja Indonesia yang berprestasi.



Sumber : Sindo

Sembilan Bot Pemintas Bagi Keselamatan Di Esszone

KOTA KINABALU-(IDB) : Agensi Penguat Kuasa Maritim Malaysia (Maritim Malaysia) bakal menambah sembilan lagi bot pemintas yang dinamakan Bot Petir dalam memastikan keselamatan di Zon Selamat Timur Sabah (Esszone) terjamin.
 
Timbalan Ketua Pengarah Operasi Maritim Malaysia, Laksamana Madya Maritim Datuk Ahmad Puzi Ab. Kahar berkata, Bot Petir itu akan menjalani latihan pandu uji oleh pegawai dan anggota Maritim Malaysia bagi memastikan kesemuanya bersedia untuk digunakan.
 
“Kita percaya dengan peralatan dan teknologi canggih yang terdapat pada bot ini mampu memintas sebarang ancaman pencerobohan dengan kadar kelajuan 65 knot.
 

Selain itu, bot ini boleh melakukan rondaan dalam tempoh tiga hingga empat jam dengan jarak 74.08 kilometer (40 batu nautika) bagi sekali rondaan," katanya kepada pemberita di sini hari ini.

Terdahulu beliau menyampaikan sumbangan kepada salah seorang kakitangan Maritim Malaysia Wilayah Sabah dan Labuan, Laskar Kanan Hasan Muhammad Yunus yang rumahnya di Sikuati, Kudat dekat sini pada 19 April lalu musnah dalam kebakaran.

Yang turut hadir, Ketua Penguat Kuasa Maritim Wilayah Sabah dan Labuan, Laksamana Pertama Maritim Wan Affendi Wan Ahmad.


Dalam pada itu, Ahmad Puzi berkata, pihaknya juga dalam perancangan untuk membina Pangkalan Udara Maritim Malaysia di negeri itu iaitu di Kota Kinabalu dan Sandakan.
 
Katanya, dua pesawat dan enam helikopter jenis AW139 bakal ditempatkan di pangkalan udara itu yang bertujuan memantapkan operasi agensi berkenaan.
 
“Namun, kita belum memutuskan pembinaan ini termasuk lokasi tepat bagi kedua-dua daerah itu. Sebelum penghujung tahun ini, kita juga akan menambah jumlah kekuatan pegawai dan anggota di negeri ini kepada lebih 1,000 orang berbanding kira-kira 800 orang pada masa ini," katanya.




Sumber : Utusan

Yonko 466 Paskhas Latihan Rapelling Dengan Helikopter

MAKASSAR-(IDB) : Prajurit Batalyon Komando 466 Paskhas  melaksanakan kegiatan Latihan Rapelling dengan menggunakan Helikopter, Selasa (29/4). Latihan ini merupakan lanjutan Latihan Rapelling di Tower sehingga dapat memberikan gambaran kepada seluruh prajurit tentang gerakan dasar, formasi, dan pola tindak yang seragam, sedangkan tujuannya adalah agar setiap personil dapat secara profesional dan mahir melaksanakan tugas khususnya tentang teknik Rapelling dengan mengunakan Helikopter. Latihan ini sangat bermanfaat khususnya dalam operasi pencarian atau penyelamatan terhadap Survivor

Helikopter yang digunakan  pada Latihan ini adalah Helikopter Puma SA 330 dari Skadron Udara 8 HT 3309, yang diterbangkan oleh Kapten Pilot Mayor Pnb Kisworo dan Co Pilot Lettu Pnb Nodi Bayu.

Letkol Psk Wahyu Tunggul selaku Komandan Batalyon Komando 466  Paskhas, mengatakan, kegiatan Latihan Rapelling  dengan menggunakan Helikopter ini bertujuan untuk melaksanakan  infiltrasi ke daerah sasaran secara cepat dan aman.

Personil yang terlibat pada Latihan ini sejumlah 30 personil. "Pada dasarnya kemahiran dan keterampilan Rapelling dengan mengunakan Helikopter ditentukan oleh kedisiplinan personil dan banyaknya frekuensi dalam Latihan Rapelling dengan mengunakan Helikopter," demikian tegas Koordinator Latihan Kapten Psk Karli Wiyono.




Sumber : TNI

Pangarmatim Tinjau Persiapan Kogasgab Udara Ambalat 2014

MAKASSAR-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim ) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum didampingi Komandan Lantamal VI Makasar Laksamana Pertama TNI Ari Soedewo, S.E., berkunjung dan meninjau persiapan Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) Udara bertempat di Mako Koops AU II , Rabu (30/04).
 

Dalam kunjungan dan peninjauan kesiapan Kosgasgab udara tersebut, Pangarmatim diterima langsung oleh Pangkoops AU II Marsekal Muda TNI Abdul Muis didampingi para Asisten KoopsAU II. Kosgasgab Ambalat tahun 2014 yang dilaksanakan oleh TNI AL dan TNI AU ini nantinya akan melaksanakan operasi di sekitar Karang Unarang / Ambalat guna pengamanan perbatasan wilayah laut dan udara Indonesia dan Malaysia selama tahun 2014.
 

Selain berkunjung ke Koops AU II, Pangarmatim juga meninjau Posko Cadangan Kogasgab Ambalat bertempat di Kosekhanudnas II dan Pos Komando Taktis Kogasud bertempat di Lanud Sultan Hasanudin. Dalam peninjauan tersebut Pangarmatim mengatakan rencananya Kogasgab tahun 2014 ini akan dibuka secara resmi oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko awal bulan Mei 2014.




Sumber : Koarmatim

NATO Siap Hadapi Tantangan Rusia

WASHINGTON-(IDB) : Rusia berusaha menguji NATO dan sekutu lintas Atlantik harus meningkatkan belanja militer dalam menghadapi tantangan Moskow itu, kata Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, Jumat.

NATO sejauh ini menanggapi campur tangan Rusia di Ukraina dengan "penyelesaian", kata Hagel, tetapi dalam jangka panjang harus memperkirakan bahwa Rusia akan menguji tujuan, stamina, dan komitmen sekutu AS, lapor AFP.

Pemimpin Pentagon itu mengatakan kepada hadirin di organisasi pakar Wilson Center di Washington bahwa sekutu saat ini menghadapi saat-saat yang menentukan terkait sikap keras Rusia di Ukraina dan tidak mampu untuk mundur.

"Generasi mendatang akan mencatat apakah ... saat-saat tantangan ini, kita memanggil kemauan untuk berinvestasi dalam sekutu kita," katanya memperingatkan.

"Kita tidak harus menyia-nyiakan kesempatan ini atau mundur dari tantangan ini. Kita akan dihakimi dengan keras oleh sejarah ... jika kita melakukan itu," katanya.

Para pejabat AS dan para pemimpin tinggi selama bertahun-tahun menyuarakan keprihatinannya bahwa mitra Eropa telah gagal untuk melakukan investasi yang diperlukan dalam pertahanan dan memungkinkan kekuatan militer mereka terkikis.

Untuk memecahkan apa yang disebutnya "kebuntuan fiskal", Hagel menyeru kepada antara lain menteri keuangan dan pejabat anggaran senior dalam sebuah pertemuan para menteri pertahanan NATO terkait belanja militer.

"Ini akan memungkinkan mereka untuk menerima penjelasan rinci dari para pemimpin militer sekutu akan tantangan yang kita hadapi," katanya.

"Pemimpin di seluruh pemerintah kita harus memahami konsekuensi dari kecenderingan saat ini terkait mengurangi belanja pertahanan," katanya.

Sementara anggota NATO yang lebih kecil di Eropa Timur meningkat belanja militer, Hagel mengatakan, negara-negara anggota yang lebih besar harus melakukan hal yang sama, terutama karena ekonomi transatlantik tumbuh lebih kuat.

Amerika Serikat menyumbang hampir tiga perempat dari anggaran pertahanan di antara semua negara anggota NATO.

Terlepas dari Amerika Serikat, hanya Estonia, Yunani dan Inggris memiliki anggaran pertahanan setidaknya dua persen dari PDB, persyaratan NATO yang gagal dipenuhi para anggotanya.




Sumber : Antara

Black Hawk Versi Drone

WASHINGTON-(IDB) : Tim peneliti dari Amerika Serikat sedang merancang inovasi terbaru di dunia teknologi dan penerbangan, yaitu helikopter yang dikendalikan dengan remote control. Tak tanggung-tanggung, helikopter remote control tersebut adalah jenis Black Hawk.

Teknologi sekarang ini tengah menyoroti pesawat tanpa awak bernama Drone yang dapat dikendalikan remote control. Drone yang memiliki ukuran setengah sepeda motor itu juga sudah digunakan untuk misi peperangan. Namun karena bentuknya yang kecil, Drone hanya digunakan untuk mengirim paket barang.

Sedangkan helikopter berjenis Black Hawk adalah helikopter pengangkut pasukan tentara yang sering digunakan dalam misi peperangan. Sayangnya, Black Hawk yang diharuskan melayang diam di udara saat menurunkan pasukan kerap jadi santapan emas para musuh dengan senjata rocket launcher.

Karena itulah, teknologi remote control Black Hawk, atau yang disebut Optionally Piloted Black Hawk (OPBH), dirancang untuk menghindari gugurnya pilot apabila terkena seranga roket musuh.

Helikopter Black Hawk dengan remote control tak memiliki beda dengan Black Hawk konvensional. Sama-sama bisa mengangkut pasukan, hanya saja pergerakannya dikendalikan oleh pilot yang berada di tanah. Pilot OPBH sama halnya seperti sedang bermain helikopter remote control mainan.

Sedangkan untuk menghindari berbagai masalah dari OPBH tersebut, misalnya seperti kehabisan baterai atau pengiriman sinyal remote control dengan helikopter tak berjalan baik, tim membuat sistem pemantau khusus OPBH. Sistem bernama Matrix itu akan memantau segala pergerakan serta mesin helikopter, dan memiliki kendali untuk mengambil tindakan sendiri sesuai perintah manusia atau otomatis.




Sumber : Okezone

Secuil Kisah Korps Hiu Kencana (3)

Kapal Selam Whiskey Class.  

IM000749.JPGJKGR-(IDB) : Kapal selam tipe Whiskey class yang dibuat di Soviet pada sekitar tahun 1950-an, konon kabarnya adalah suatu KS yang didesain berdasarkan desain KS Jerman “tipe XXI” dari masa Perang Dunia ke Dua. Kapal ini memiliki bobot di atas air sebesar 1.100 ton sedangkan displacement (Wasserverdrangung/ volume pemindahan air) nya pada saat menyelam menjadi sebesar 1.300 ton. Panjang 75 meter, lebar 7,5 meter, tinggi dari lunas sampai ke garis air 4,3 meter.


Sistem pendorongannya alias propulsinya menggunakan tiga macam mesin pendorong, jenis pertama dua buah Diesel tipe 37D masing-masing dengan daya sebesar 4000 PK untuk pendorongan di atas air serta pengisian baterai yang mampu mendorongnya untuk mencapai kecepatan sekitar 14 knot di atas air.


Selain itu ada dua buah motor listrik pokok tipe PG 101 yang juga dapat berfungsi sebagai generator pengisian baterai yang masing-masing berkekuatan 5000 PK yang akan memberikan kecepatan setinggi 15 knot saat menyelam.


Di samping itu juga masih ada motor listrik ekonomis tipe PG 103 yang dipergunakan untuk “leisefahrt” alias menyelam di bawah air dengan kecepatan amat rendah, 2 knot, yang noiseless, hampir tidak menimbulkan suara, di mana strategi ini dilakukan saat kita dikejar-kejar kapal atas air lawan. Dengan menggunakan motor ekonomis ini kapal bisa bertahan hampir 200 jam di bawah air. Sistem pendorongannya menggunakan sistem Mechanical transfer of power alias tenaga yang dihasilkan mesin diteruskan kebaling-baling dengan poros fisik melalui beberapa kopling angin.


Pada saat berlayar di atas air, dan pada saat berlayar dengan Rezim DBA/RDP KS dapat melakukan beberapa macam rezim pendorongan. Antara lain KS dapat berlayar dengan dua diesel terhubung ke poros dan dua-duanya memutar generator untuk pengisisan baterai. Rezim ini disebut rezim diesel. Atau pilihan lainnya KS dapat berlayar dengan satu diesel terhubung ke poros baling-baling sambil memutar generator sedangkan pada sisi poros yang lain arus listrik yang diperoleh dari diesel/ generator tersebut dipergunakan untuk memutar motor guna menggerakkan baling baling. Rezim ini disebut rezim pendorongan campuran, atau rezim diesel generator. Rezim ini dilakukan bila baterai sudah penuh atau disebut juga rezim buffer, karena dalam hal ini kita membiarkan baterai floating dan beban arus listrik disangga langsung oleh diesel.


(Catatan buat Warjagers: rezim semacam ini hanya akan terdapat pada KS konvensional yang masih menggunakan sistem “mechanical transfer of power”, dalam artian baling-baling digerakkan oleh diesel prime mover secara langsung melalui kopeling penghubung. Pada KS Diesel elektrik yang lebih modern sistem ini disempurnakan dengan “electrical transfer of power”, di mana diesel tidak terhubung langsung ke baling-baling tetapi harus memutar generator untuk menghasilkan arus listrik, arus listrik yang dihasilkan disimpan kedalam baterai, lalu baru dipergunakan untuk memutar motor listrik yang akan memutar baling-baling).


Pada saat menyelam KS akan menggunakan motor listrik PG 101 nya untuk melaksanakan pendorongan, dengan sumber tenaganya berupa lead cell baterai CY 47 sebanyak 440 sel yang ditata dalam dua ruang baterai, yaitu ruang baterai grup I dan grup II. Masing-masing grup baterai memiliki tegangan sekitar 180 volt (saat batere kosong) sampai 240 volt DC (saat baterai penuh) dan tenaga sebesar sekitar 12.000 AH. Kedua grup batere ini dapat dihubungkan secara seri melalui kontak-kontak dalam stasiun penjalan motor pokok, sehingga tegangan yang akan masuk ke motor listrik pokok akan naik menjadi 480 volt DC.


Untuk dapat berlayar dan melasanakan tugas tempurnya dengan baik, kapal ini diperlengkapi dengan berbagai peralatan navigasi dan elektronika yang saat itu sudah cukup canggih. Guna mengintai lawannya sambil menyelam KS menggunakan dua buah periskop, satu periskop navigasi yang berfungsi sesuai namanya dan satu lagi periskop serang yang terutama dipergunakan saat melaksanakan serangan torpedo terhadap kapal lawan. Untuk mengetahui posisinya dengan tepat kapal ini menggunakan Giro kompas KURS 3 yang setara dengan Anschutz (Standard) 3 buatan Jerman. (Sebagai catatan, Giro Kompas yang terpasang di KS tipe U-209 kita saat pertama kali tiba adalah Giro kompas Anschutz Standard 4 sebagai giro utama, dan Standard 6 sebagai giro dublir).


Sebagai layaknya kapal perang maka KS Whiskey class ini juga merasa perlu untuk menyandang beberapa senjata penghancur. Senjata sampingannya berupa meriam otomatis laras ganda kaliber 20 mm yang dipasang dikubah depan anjungan. (Hanya pada klas Nagarangsang 404 ). Senjata utamanya berupa torpedo dengan kaliber sebesar 21,5 inch (53 cm) dengan berat sekitar dua ton dan mampu meluncur dengan kecepatan sekitar 40 knot/jam atau sekitar 60 km/jam, dengan muatan peledaknya yang beratnya sekitar 400 kg high explosive. 

Torpedo yang disandangnya ada beberapa jenis, pada empat peluncur torpedo yang berada di haluan jenis torpedonya adalah torpedo steam gas ET 80. Di geladak Ruang Satu atau dikenal juga dengan Ruang Torpedo Depan terdapat lagi delapan torpedo cadangan. Pada dua peluncur yang terletak di buritan, torpedonya biasanya berupa SA-ET 40, suatu versi torpedo kendali yang berkepala pelacak (homing head) akustik. Penggunaan torpedo ini khususnya dilakukan pada saat kita melaksanakan manuver penghindaran setelah selesai menembak sasaran dan kebetulan lagi apes ketahuan musuh terus dikejar-kejar oleh kapal atas air maupun bawah air musuh.


(Torpedo SA-ET 40 ini merupakan perkembangan lanjut dari jenis torpedo Jerman tipe “LUT”, Lage Unabhangiger Torpedo, yaitu torpedo yang dapat ditembakkan tanpa memperdulikan arah baringan lawan, karena torpedo ini akan melacak sendiri kapal lawan yang harus ditenggelamkannya dengan hanya “mendengarkan” suara baling-balingnya saja)


Sebagaimana juga pada KS Jerman tipe XXI yang dijadikan patronnya, KS Whiskey class ini sebenarnya juga memiliki senjata pengelabuan yang setara dengan “Pillenwerfer”, suatu tabung logam yang permukaannya dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki “sonar signature” yang hampir sama dengan KS ini sendiri yang dilontarkan melalui peluncur diruang enam.


Pillenwerfer ini akan berfungsi memantulkan pancaran sonar lawan sedemikian rupa sehingga kapal atas air yang mengejarnya akan terkecoh dan memusatkan perhatiannya pada tabung logam ini, sedangkan KS nya sendiri secara diam-diam menyelinap dengan menyelam cepat kekedalaman yang lebih dalam lagi di mana akan ada layer negatif (maupun positif) yang akan lebih melindungi kita dengan mengganggu propagasi sonar mereka yang akan membantu kita meloloskan diri dari deteksi. Ini akan lebih mempersulit lawan untuk mendeteksi KS kita.


(Pillenwerfer bekerja sesuai dengan prinsip kerja Irvin Replica yang dimiliki Angkatan Laut Inggris, hanya kalau pada Replica, yang dipantulkan oleh pelampung yang memiliki radar signature tinggi adalah pancaran radar lawan, pada pillenwerfer yang dipantulkan adalah pancaran sonar)


Kredit foto : contoh Pillenwerfer (irvin Replica) dan sejenis Bold (RBOC (Rapid Bloom Off Board Chaff pada kapal perang)
Contoh Pillenwerfer (irvin Replica) dan sejenis Bold (RBOC (Rapid Bloom Off Board Chaff pada kapal perang)
Di samping senjata aktifnya yang dipergunakan untuk menyerang KS tipe Whiskey class ini juga memiliki senjata pasif yaitu senjata pengelabuan/decoy berupa semacam patron penimbul busa yang biasanya ditembakkan dari ruang enam (ruang motor listrik pokok) melalui “peluncur ruang enam”. 

Bold adalah juga sejenis senjata pengelabuan tapi berlainan jenis dengan Pillenwerfer, Bold ini bersifat pasif yaitu merupakan cartridge Kalium Hidroksida yang dalam perkenaannya dengan air laut akan membentuk suatu kelompok besar busa yang terdiri dari gelembung gas hidrogen, yang kecuali dapat menyelimuti KS kita, gelembungnya juga dapat menyerap pancaran sonar lawan, sehingga pancaran sonar lawan akan seolah olah tidak kena sasaran dan tidak memantul balik ke pesawat penerimanya.


(sekedar catatan : baik Bold maupun Pillenwerfer dipergunakan oleh KS Jerman pada saat Perang Dunia ke II. Bold dipergunakan untuk pertama kalinya pada bulan Juni tahun 1941 oleh Korvettenkapitan (Mayor) Korth, Komandan U-93).


Saat ini pun sebenarnya Angkatan Laut Jerman masih menggunakan peralatan ini tetapi tidak mau mengajarkannya kepada kita walau kita udah membeli KS dari mereka. Yang mereka ajarkan kepada kita hanya cara menggunakan peluncur yang biasa dipergunakan untuk menembakkan peralatan decoy tersebut yang kita kenal dengan sebutan peluncur kesembilan tetapi kita hanya pakai untuk menembakkan signal suar, sebagai peralatan komunikasi bantu saat latihan (atau tanda bahaya / kedaruratan di bawah air, meminta bantun kapal atas air partner dalam latihan dengan peluru signal warna merah). Untung saja awak KS kita punya jiwa militan dan kita bisa mempelajarinya sendiri.


image002Untuk menjamin kemampuan KS Whisley class dalam berkomunikasi terdapat beberapa macam antena, yaitu satu antena WAN yang dapat tetap dipergunakan juga walau kapal sedang menyelam pada kedalaman periskop, sedangkan lainnya antena Stick yang hanya dapat dipergunakan untuk transmisi pada saat kapal berada di atas air saja dan Antena Lier yang membentang dari belakang anjungan keburitan kapal dan juga hanya dapat dipergunakan saat kapal berada di atas air. Di samping itu masih terdapat juga antenna Radio Direction Finder yang dikenal dengan nama “Quad Loop”.


Antena Wan maupun antena stick kedua-duanya merupakan antena yang dibutuhkan untuk memancarkan dan menerima signal gelombang radio komunikasi, sebagaimana pada radio pemancar (Tx) dan penerima (RX) pada umumnya. Hanya bedanya antena stick merupakan antena yang dipasang pada geladak anjungan sehingga akan terendam air saat kapal menyelam sehingga tidak dapat dipergunakan untuk mengirimkan ataupun menerima pancaran gelombang radio. Antena Wan dipasang pada suatu tabung alat angkat yang pada saat KS menyelam dapat dinaikkan sampai keatas permukaan air sehingga tetap berada di udara sekitar setengah meter dan tetap kering, karena itu akan tetap dapat dipergunakan untuk mengirim maupun menerima signal gelombang radio, juga pada saat kapal menyelam pada kedalaman periskop.


Radio pemancar dan penerima yang dipergunakannya adalah KW 1 yang bertenaga 1 Kw dan UKW. Dengan KW 1 maka komunikasi antara Surabaya sebagai basis KS ex Rusia di Indonesia dengan Wladiwostok sebagai home base dari mana kapal kita berasal walaupun jaraknya ribuan mil kedengarannya seperti kita berkomunikasi lewat telpon rumah biasa amat jelas dan jernih hehehe…


Sedangkan Antena lier lain lagi, antena ini merupakan seutas kabel yang direntangkan dari bagian belakang anjungan ke arah ekor kapal dan juga dipergunakan untuk memancarkan dan menerima signal gelombang radio yang menggunakan frekuensi umum. Antena Lier sebagaimana juga dengan Antena Stick tidak dapat dipergunakan pada saat kapal menyelam karena akan berada di bawah permukaan air.

Kredit foto : Antena RDF (Radio Direction Finder) atau pelacak posisi dengan menggunakan signal radio pada  KS yang dikenal dengan nama sandi “Quad Loop”.
Antena RDF (Radio Direction Finder) atau pelacak posisi dengan menggunakan signal radio pada KS yang dikenal dengan nama sandi “Quad
image004
Loop
Untuk mampu mendeteksi lawan secara aktif dengan menggunakan pancaran gelombang elektro magnet di KS Whiskey Class terdapat peralatan radar tipe FLAG, sedangkan dalam rangka peringatan dini akan adanya bahaya pancaran radar lawan terdapat Radar Pasif ANKER (dikenal di lingkungan NATO dengan codename “Snoop Plate”), atau bahkan Radar Jamming System tipe NAKAD (yang dikenal dengan codename “Stop Light”). Terdapat pula antenna Radio Direction Finder yang dikenal dengan nama “Quad Loop”.


Untuk bernavigasi di bawah air dimana pancaran gelombang electromagnet tidak berdaya, masih terdapat peralatan akustik berupa Sonar Aktif tipe FENIX dan Sonar Pasif tipe TAMIR L3. Prinsip kerja sonar tepat sama dengan prinsip kerja radar, bedanya hanya terletak pada medium yang dipancarkan. Kalau radar memancarkan gelombang elektro magnetik maka sonar memancarkan gelombang akustik. Cara penentuan letak sasaran dan jarak sasaran pun tepat sama seperti pada radar.


Sejarah Singkat Whiskey Class
 

Pada saat kita berusaha memebebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda, hampir semua usaha sudah kita lakukan mulai dari kegiatan diplomatis sampai usaha fisik yaitu mempersiapkan perang untuk memerdekakan wilayah kita yang masih dalam penjajahan Belanda itu. Hal ini terpaksa dilakukan karena alih-alih Belanda tetap ngotot mempertahankan Irian Barat dengan menambah kekuatannya antara lain yang paling menonjol adalah dengan mengirimkan kekuatan Angkatan Lautnya yang terdiri dari beberapa detroyer, seperti Tjerk de Hydes dan puncaknya kapal induk Karel Dorman. (target yang paling diincar Pembom Strategis TU. 16 nya TNI AU sama KS Whiskey Class nya TNI AL).


Usaha usaha fisik yang kita lakukan antara lain adalah memperkuat kesenjataan Angkatan Perang kita, baik Angkatan Udara, Angkatan Darat dan tidak ketinggalan pula Angkatan Laut. Gambaran yang jelas dari perkuatan Angkatan Laut kita saat itu adalah hadirnya kapal perang, mulai dari River Gunboat (yang diberi nama Ular, seperti Ular Senduk, Ular Sanca dan lainnya), Motor Torpedo Boat Jerman (yang diberi nama nama binatang buas, kayak Macan Kumbang, Macan Tutul dan lainnya), Raketni Kater / kapal cepat strategis berpeluru kendali P-51 klas Osa (yang diberi nama keris sakti milik para tokoh pewayangan, seperti Pulanggeni, Sarpawi sesa, Kelaplintah, Hardadedali dan lainnya.) dan Motor Torpedo Boat Rusia (yang diberi nama Angin, seperti Angin Gending, Angin Mamiri, Angin Bahorok dan lainnya) serta Fregat klas Riga dan Destroyer klas Skoryy ( yang diberi nama dengan nama para Pahlawan kita, seperti Sultan Iskandar Muda, Nuku,Kaki Ali, Siliwangi, Diponegoro dan lainnya).

image005

Disamping kekuatan atas air yang tersebut, Angkatan Laut kita juga diperkuat dengan kekuatan yang “enggak kelihatan” alias kekuatan bawah air yaitu berupa kekuatan kapal selam. KS Angkatan Laut kita saat itu adalah dari tipe “Whiskey Class”, baik kapal dari jenis yang memiliki senjata meriam laras ganda kaliber 20 mm, yang dipasang di kubah meriam didepan anjungan (kapal bersenjata semacam ini dikenal dengan istilah kelas Nagarangsang / 404) atau pengadaan KS tahap I dan II, dan juga jenis kapal yang tidak memiliki senjata dianjungan (yang dikenal dengan istilah kelas Bramastra / 412).


Pengadaan KS Tahap III

image006
KS Whiskey “Nagarangsang Class”


Nama nama yang dipersiapkan bagi KS ini, sesuai dengan kemampuannya sebagai senjata yang bersifat strategis adalah nama senjata ampuh yang dimiliki oleh para tokoh pewayangan, seperti KRI Cakra (401), KRI Nanggala (402), datang dalam pengadaan tahap I datang Bulan September tahun 1959.


Tahap II pada Bulan Desember 1961 datang lagi 4 KS Whiskey Class yaitu : KRI Nagabanda (403), KRI Nagarangsang (404), KRI Trisula (405), KRI Candrasa (406).


Kredit Foto : KS Whiskey “Bramastra Class”
KS Whiskey “Bramastra Class”
Tahap III pada Bulan Desember 1962 datang lagi 6 KS Whiskey Class yaitu : KRI Alugoro (407), KRI Cundamani (408), KRI Wijayadanu (409), KRI Pasopati (410), KRI Hendrajala (411) dan KRI Bramastra (412).


Hingga total ada dua belas Kapal Selam (KS) yang diterima oleh Angkatan Laut kita pada masa masa itu yang membuat Angkatan Laut kita menjadi Armada Kekuatan Bawah Air yang terbesar di Belahan Bumi Selatan.


Saat ini sayangnya hampir tidak ada satupun dari KS Whiskey Class di atas yang masih secara fisik berada di lingkungan Angkatan Laut karena usianya yang sudah sepuh.  

Bersambung…


“Wira Ananta Rudhiro”
 

“Jalesveva Jayamahe”


“NKRI harga mati!”




Sumber : JKGR