JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan “Update”
modernisasi Alutsista TNI yang dilaksanakan dalam rangka membangun
kekuatan TNI, kepada Pimpinan Redaksi Media, Selasa (29/4) di Kantor
Kemhan, Jakarta.
Wamenhan yang juga selaku Ketua High
Level Committee (HLC) mengatakan pembahasan update kali ini merupakan
yang ketiga dari gelombang terakhir perkembangan modernisasi alutsista
tahun 2010-2014 sebelum masuk kepada tahap terakhir menghadapi HUT TNI
pada tanggal 5 Oktober yang akan datang.
Pada tahun 2014 ini juga merupakan tahun
kedatangan dari pada Alutsista untuk menuju kepada tahap akhir dari
modernisasi Alutsista tahun 2010-2014 yang dilaksanakan oleh Kabinet
Indonesia Bersatu ke 2 sabagai bagian dari Renstra jangka panjang sampai
tahun 2029.
“Yang ingin saya sampaikan disini kepada bapak-bapak sekalian adalah
untuk mengetahui alutsista yang kita pesan ini sudah sampai dimana, dan
bagaimana perkembangannya hingga saat-saat terkahir ini,” kata Sjafrie
sjamsoeddin.
Pada kesempatan itu Wamenhan
menyampaikan sejumlah Alutsista yang didatangkan dari luar negeri.
Beberapa alutsista untuk TNI AD antara lain seperti kendaraan taktis
(Rantis) 4x4, 2,5 ton yang akan masuk seluruhnya pada tahun 2014.
Kemudian alutsista jenis Meriam Artilery Medan (Armed) 155 mm atau
Howitzer (caesar) sebanyak 37 unit yang sudah bisa dioperasionalkan oleh
2 orang Kowan TNI, sehingga efisien bagi penggunaannya. Selain itu
Howitzer ini merupakan meriam teknologi digital, dengan transmisi
otomatis, serta power steering.
Pada bulan Juni tahun ini Alutsista
Roket Sistem Multi Laras buatan Brazil sebanyak 38 unit dengan harganya
404 Juta US Dollar sudah bisa dikirim. Meriam dengan jarak ratusan
Kilometer tersebut sudah di ui coba di Brazil. Disamping itu nantinya
akan masuk dan bisa hadir pada 5 Oktober 2014 berupa peluru kendali
rudal untuk Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) sebanyak 111 Unit.
Untuk Alutsista TNI AD lainnya yakni berupa Main Battle Tank (MBT)
Leopard siap dikirim beserta tank pendukung.
Khusus modernisasi alutsista TNI AL,
Wamenhan mengatakan masih memerlukan waktu untuk penyelesaian beberapa
masalah administrasi. Salah satunya yang ada pada alutsista Heli Anti
Kapal Selam (AKS), heli ini belum bisa didatangkan ditahun ini karena
masih memerlukan klarifikasi tekhnis yang perlu diclear-kan dari
penggunanya untuk diajukan kepada Kementerian Pertahanan. Sedangkan Tank
Amphibi sebanyak 37 unit sudah hadir dan bisa dilihat sebelumnya di
Surabaya.
Untuk TNI AU, terdapat beberapa perlatan
militer yang didatangkan dari Luar negeri seperti Pesawat tempur T-50i
yang sudah datang semuanya sebanyak 16 unit yang kemudian dilengkapi
oleh pesawat tempur Sukhoi yang juga sudah lengkap sebelumnya. Untuk
Pesawat Combat SAR EC -75 sebanyak 6 Unit dan CN-295 sebanyak 9 Unit
akan masuk tahun ini. Berhubung pesawat ini merupakan Joint Production antara PT. DI dan Airbus Military
maka akan memberikan kontribusi pada industri pertahanan dalam negeri.
Apabila 9 unit itu sudah selesai dikirim maka nanti sepenuhnya PT. DI
bertugas membangun 7 unit lagi dalam mengisi satu skadron 16 unit yang
akan dikerjakan pada renstra mendatang.
Sementara itu rangkaian kesiapan
alutsista yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri, Wamenhan
memaparkan terdapat jumlah tambahan dari Panser Anoa sebanyak 24 unit
sebagai bagian dari 250 unit yang sudah dibuat PT Pindad dari tahun
2007. Selain itu terdapat pelaksanaan Retrofit Tank Ringan AMX-13
sebanyak 13 unit. Terkait Retrofit Tank AMX 13 ini Wamenhan mengatakan
TNI sudah punya Tank ringan AMX -13 sebanyak kurang lebih 400 unit
tetapi sudah tidak layak lagi sehingga harus diretrofit. Jika industry
pertahanan dalam negeri bisa meretrofit Tank AMX 13 sejumlah 400 unit
maka bisa menjadi potensi untuk memasarkannya ke negara-negara yang
memerlukan.
Untuk TNI AL, Kapal Angkut Tank ada 3
unit yang bisa mengangkut tank ringan dan tank berat. Untuk 1 kapal ini
kira-kira bisa mengangkut 10 tank ke pulau-pulau yang memerlukan Deploy
dari tank itu sendiri. Sedangkan alutsista untuk mendukung TNI AU, PT DI
sudah menambah lagi Helikopter NAS dan pesawat CN 235 Patroli Maritime Aircraft (PMA) yang digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan Patroli Maritim.
Mengenai alutsista yang lainnya Wamenhan
mengungkapkan telah dipesan Heli Apache 8 unit dari Amerika Serikat,
diharapkan akan didatangkan 2 unit pertama pada saat 5 Oktober dan
sekaligus latihan bersama AD Amerika Serikat.
Selain itu TNI AU mendatangkan pesawat
F-16 sebanyak 24 unit hasil hibah dari Amerika Serikat, yang telah
diupgrade menjadi setara dengan block 52. Pesawat ini akan datang secara
bertahap mulai pada bulan Juni 2014.
Pemerintah juga membeli pesawat Hercules
C-130 dari Australia sebanyak 5 unit dengan harga 906 Milyar rupiah.
Direncanakan pada bulan Mei 2014 sudah melaksanakan kontrak
pengadaannya. Pesawat Hercules ini dibeli dalam keadaan Serviceable,
dan sudah mulai berdatangan satu persatu. Disamping itu terdapat
program Hibah dari pemerintah Australia sebanyak 4 unit. Dengan adanya
tambahan pesawat 9 unit hasil dari penagdaan dan hibah dari Australia,
maka TNI AU sudah memiliki 32 pesawat Hercules untuk memperkuat skadron
angkut.