Pages

Kamis, April 24, 2014

Brigif-1 Mar Siap Gelar Latihan Perang Di Purboyo Malang




SIDOARJO-(IDB) : Prajurit Brigif-1 Marinir melaksanakan gelar kesiapan dalam rangka latihan LSD II Darat TW. II tahun 2014 di Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Kamis (24/04/2014).


Selain di Markas Brigif-1 Marinir Gedangan, gelar kesiapan juga dilaksanakan di seluruh satuan dijajaran Brigif-1 Marinir yaitu di Yonif-1 Marinir Tajung Perak dan di Yonif-5 Marinir Ujung, Surabaya, dengan tujuan mengecek kesiapan personel maupun material yang terlibat dalam latihan yang akan digelar di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Purboyo, Malang pada akhir April 2014.



 
Dalam latihan yang melibatkan ratusan prajurit Brigif-1 Marinir tersebut materi yang akan dilatihkan meliputi GMUK (Gerak Maju Untuk Kontak), serangan, pertahanan, patroli tempur, patroli penyelidik, menembak dan gerak jalan 51 km.



 
Materi menembak meliputi Mortir 81, Mortir 60, SMB (Senapan Mesin Berat) 12,7 mm, GPMG (general purpose machine gun), MGL (multy granade louncher), sniper, pelontar jangkar dan penyembur api. Seluruh rangkaian latihan akan diakhiri gerak jalan dengan menempuh jarak 51 km.




Sumber : Kormar

Pangarmatim Terima Kunjungan Chief of Naval Staff Philippine

SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum menerima kunjungan kehormatan Chief Of Navy Staff Philipine Rear Admiral Caesar Taccad. AFP beserta Naval Forces Eastern Mindanao Commodore Antonio A. Habulan Jr. AFP bertempat di VIP Room Gedung Nala, Mako Koarmatim, Surabaya, Kamis (24/4).

Dalam pertemuan tersebut, Pangarmatim didampingi Asrena, Aspers dan Aslog Pangarmatim serta para Komandan Satuan Kapal jajaran Koarmatim. Pangarmatim menyampaikan ucapan selamat datang kepada Rear Admiral Caesar Taccad. AFP beserta Commodore Antonio A. Habulan Jr. AFP, serta merupakan kehormatan atas kunjungannya di Koarmatim.

Pangarmatim juga menyampaikan bahwa Filipina dan Indonesia mempunyai ikatan sejarah serta kerja sama. Semoga kerja sama yang baik ini akan terus berlangsung dan akan meningkat ke sektor yang lebih luas dimasa depan, sehingga terjalin kerja sama yang lebih baik antara pemerintah Indonesia dan Filipina, khususnya kerja sama angkatan laut kedua negara yang akan membawa manfaat terbaik.

Pada kunjungan ini, delegasi negara Filipina ini berkesempatan menyaksikan profil Koarmatim yang berisi tentang kiprah dan peran Koarmatim dalam melaksanakan tugas pokoknya. Pangarmatim juga sempat memperkenalkan foto KRI Bung Tomo, salah satu kapal perang jenis Multi Role Light Frigate yang diharapkan akan tiba di Indonesia pada bulan Agustus mendatang untuk memperkuat jajaran TNI AL.

Kepada Pangarmatim, Rear Admiral Caesar Taccad. AFP mengungkapkan bahwa pemerintahnya berkeinginan untuk membeli kapal perang buatan Indonesia, yaitu kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) klas KRI Makasar produksi PT. PAL Indonesia. Pemerintah Filipina tertarik dengan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) ini setelah melihat KRI Makasar-590 saat mengirim bantuan kepada korban badai tropis Bhopa yang melanda wilayah Mindanao, Filipina tahun lalu. Karena kapal ini memiliki ruang dan daya angkut yang besar, serta dilengkapi dua buah Landing Craft Utility (LCU) yang mampu mengangkut barang dari kapal menuju pantai saat kapal tidak dapat merapat ke dermaga.

Kegiatan kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata antara kedua belah pihak. Kemudian rombongan delegasi Filipina ini meninggalkan Koarmatim untuk melanjutkan kunjungan ke PT. PAL Indonesia.




Sumber : Koarmatim

Prajurit Yonmarhanlan IX Ambon Latihan Navigasi Laut Malam


AMBON-(IDB) : egenap prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX Ambon melaksanakan latihan navigasi laut malam hari di Dermaga Irian Lantamal IX Ambon, Rabu (23/04/2014).


Kegiatan yang dipimpin langsung Danyonmarhanlan IX Ambon Mayor Marinir Datuk Sinaga ini merupakan latihan parsial dan Raid Ampibi LSD II Laut TW. II TA. 2014, yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan kemahiran prajurit Yonmarhanlan IX dalam membaca Peta, Kompas dan penggunaan GPS di laut dalam melaksanakan Raid Ampibi.


Kegiatan yang di mulai pada pukul 20.00 WIT, diawali dengan pengecekan personel, pembagian Tim, serta pengarahan dari Danyonmarhanlan IX dan Pasiops Yonmarhanlan IX Kapten Marinir Erwin Triyulianto selaku Periwa Pelaksana Latihan (Palaklat).



 
Dalam latihan ini masing-masing Tim dilepas dari titik start, selanjutnya melaksanakan Long Range Navigation (LRN) menuju ke sasaran antara yang telah ditentukan koordinatnya di tengah-tengah laut, berjarak lebih kurang dari 1,8 km dari dermaga dengan sudut kompas yang berbeda-beda. 

 Setelah menemukan sasaran, masing-masing Tim menerima titik koordinat yang diberikan oleh pelatih untuk mencari dan menemukan koordinat sasaran selanjutnya yang berjarak kurang lebih 1,5 km. Setelah menemukan titik koordinat sasaran, Tim menuju sasaran dan mendarat mencari sasaran yang sudah ditentukan oleh pelatih berupa tanda taktis. Usai menemukan koordinat sasaran yang ditentukan, Tim melaksanakan konsolidasi dan kembali ke titik start.


Dengan berbekal Peta, GPS dan Kompas, prajurit Yonmarhanlan IX yang dibagi 6 Tim, bergantian menyeberangi Teluk Ambon menggunakan 4 perahu karet untuk menemukan sasaran dan melaporkan koordinat tanda-tanda sasaran tersebut ke Pos Komando Latihan.



 
Danyonmarhanlan IX Mayor Marinir Datuk Sinaga dalam arahannya menyampaikan bahwa latihan ini bertujuan agar prajurit lebih mahir dan profesional serta mampu menggunakan dan mengoperasikan peralatan yang ada seperti perahu karet, GPS, Kompas, membaca dan mengorientir peta, sehingga mampu melaksanakan pendaratan di titik pendaratan yang ditentukan dengan tepat saat melaksanakan Raid Ampibi.


Lebih lanjut, Mayor Marinir Datuk Sinaga menekankan kepada seluruh prajurit, agar latihan ini dilaksanakan dengan serius dengan mengutamakan faktor keselamatan dan memperhatikan prosedur keamanan serta melaksanakan perintah sesuai dengan arahan pelatih.  





Sumber : Kormar

Frans Kaisiepo-368 Dipercaya Menjadi MIO Commander

BEIRUT-(IDB) : Memasuki Ontask kedua dalam misi operasi perdamaian di perairan Lebanon, Maritime Task Force (MTF) UNIFIL 2014, KRI Frans Kaisiepo (FKO) – 368 dipercaya dan diberi kehormatan untuk bertugas sebagai Maritime Interdiction Operation (MIO) Commander yang salah satu tugasnya adalah memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan hailing yang dilaksanakan oleh unsur-unsur UN Warships di Area of Maritime Operation (AMO) Selasa, (22/04).

Hailing adalah suatu proses permintaan data yang dilaksanakan oleh kapal – kapal yang tergabung dalam MTF terhadap setiap kapal yang melintas di perairan teritorial Lebanon sampai dengan batas luar laut lepas yang sudah ditentukan. MIO Commander mempunyai wewenang secara taktis terhadap unsur-unsur lainnya untuk dapat mengatur pelaksanaan hailing di AMO agar seluruh wilayah tersebut dapat ter-cover dengan baik, sehingga tidak ada satu kapalpun yang tidak terdata. Seluruh kapal yang melintas, baik itu menuju pelabuhan-pelabuhan di Lebanon (inbound) maupun yang keluar dari Lebanon (outbound), dan bahkan yang hanya transit melalui wilayah perairan tersebut dapat teridentifikasi secara penuh.

Pada Ontask kedua ini, selain bertugas sebagai MIO Commander, KRI FKO-368 juga mendapatkan perintah dari MTF Commander melalui MTF-N7 selaku Staf Latihan untuk memimpin pelaksanaan Serial Latihan Miscex-805 (Mail Bag Transfer) dengan TCG Bartin F504, salah satu kapal perang Turki jenis Korvet di Laut Mediterania. Latihan berlangsung selama 3 jam, dimulai pada pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00 waktu setempat. Bersamaan dengan dimulainya latihan Miscex-805, KRI FKO-368 melaksanakan operasi penerbangan Helikopter NV 409 selaku unsur pendukung dalam pengambilan dokumentasi kegiatan latihan dari udara.

“Latihan ini memiliki resiko yang cukup tinggi, selain melaksanakan ship handling, dalam waktu yang bersamaan juga kita harus mengendalikan Helly dan Tim pembekalan di laut / Replenishment at Sea (RAS) yang berada di haluan. Oleh karena itu diperlukan  team work yang baik antara tim anjungan, tim Pusat Informasi Tempur (PIT), tim Helly Deck Party, dengan tim RAS. Laksanakan setiap kegiatan sesuai dengan prosedur, serta tidak lupa mengutamakan keamanan personel dan material,” pesan Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014 Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi dalam briefing sebelum pelaksanaan latihan.

Latihan dapat berjalan dengan baik, aman, dan lancar. Ditutup dengan percakapan antar Komandan kapal melalui jaring radio yang sama-sama mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan latihannya, serta latihan ini dijadikan ajang salam perpisahan dari KRI FKO-368 terhadap TCG Bartin F504 yang akan Outchop minggu depan.




Sumber : Koarmatim

Danbrigif-3 Mar Pimpin Apel Gelar Kesiapan Satgasmar Ambalat XVIII




LAMPUNG-(IDB) : Komandan Brigade Infanteri-3 Marinir (Danbrigif-3 Mar) Kolonel Marinir Suherlan, S.E., memimpin apel gelar kesiapan Prajurit Brigif-3 Mar yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Ambalat  XVIII di lapangan apel Yonif-9 Mar, Batumenyan, Pesawaran, Lampung, Rabu (23/04/2014).


Pada apel gelar kesiapan tersebut Danbrigif-3 Mar Kolonel Marinir Suherlan, S.E., berharap agar seluruh personel yang terlibat dalam satgas menjaga nama baik Korps Marinir dan kekompakan serta soliditas di daerah penugasan.



 
Usai apel gelar, Danbrigif-3 Mar memberikan ucapan selamat bertugas kepada seluruh anggota Satgas. “Laksanakan tugas ini dengan penuh samangat, sukses selalu, dan kembali tugas dengan selamat”, tegasnya.


Hadir pada acara ini Wadan Brigif-3 Mar Letkol Marinir Umar Farouq, para Perwira Staf serta para Komandan Satlak di jajaran Brigif-3 Mar.





Sumber : Kormar

Indonesia Filipina Sepakat Kerjasma Militer

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Filipina sepakat mengembangkan kerja sama militer kedua negara, pada berbagai aspek, sesuai pertemuan Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, dan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Emmanuel Bautista, di Jakarta, Rabu.

Salah satu yang akan diintensifkan adalah kerja sama intelijen di antara TNI dan Angkatan Bersenjata Filipina, di antaranya tentang aktivitas separatis Filipina Selatan.

"15 perwira TNI dipimpin seorang kolonel ada di Filipina, mereka sebagai pengamat," kata Moeldoko kepada pers, saat memberi keterangan bersama Bautista. Berbagai instansi intelijen di tubuh TNI akan bekerja sama tentang ini, "Termasuk di Kodam VII/Wirabuana," kata Moeldoko.

Menanggapi koleganya, Bautista menyatakan, "Bagi kami, TNI merupakan teman sejati. TNI termasuk yang pertama hadir saat topan Haiyan menimpa kami saat itu. Kami sangat berterima kasih."

Pada kunjungannya ke Jakarta saat ini, Bautista juga menganugerahkan medali penghargaan kepada para personel TNI yang terjun ke Filipina menanggulangi dampak bencana topan Haiyan itu. 




Sumber : Antara

Meningkatkan Kualitas Intelijen

WIRA SAKTI-(IDB) : Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Achmad Yuliarto dalam hal ini diwakili oleh Kasrem 161/Wira Sakti Kolonel Inf Adrianus S.A. Nugroho membuka secara resmi pelaksanaan Latihan Teknis Intelijen bagi personil Tim Intelrem 161/Wira Sakti bertempat di ruang Data Korem 161/Wira Sakti, Selasa (22/04).

Danrem 161/Wira Sakti dalam sambutan yang dibacakan oleh Kasrem 161/Wira Sakti menegaskan kepada seluruh peserta agar mengikuti kegiatan Latihan secara sungguh-sungguh, karena Latihan tersebut bertujuan selain untuk meningkatkan satuan intelijen tingkat Tim dalam melakukan deteksi dan cegah dini terhadap segala bentuk ancaman yang muncul, juga dalam rangka untuk menciptakan soliditas dan mekanisme kerjasama antar sesama Aparat Intelijen dan badan pengumpul keterangan lainnya di Wilayah Korem 161/Wira Sakti.


Peran serta dan profesionalisme Aparat Intelijen harus terus ditingkatkan di masa mendatang dalam rangka  turut serta mendukung terciptanya stabilitas keamanan yang kondusif di wilayah dan menjaga tetap tegaknya kedaulatan NKRI. Kualitas kemampuan personil Intelijen  diperoleh melalui pembinaan Latihan yang dilaksanakan secara bertahap, bertingkat, berlanjut, dan berkesinambungan.




Sumber : TNI

Australia Unmoved By UN Critique Of Asylum Seeker Policy

SYDNEY-(IDB) : Australia’s immigration minister dismissed on Wednesday United Nations’ criticism of its asylum seeker policy, even as fresh evidence emerged of abuses at one of its detention centers in Papua New Guinea.

Immigration Minister Scott Morrison hit back after the regional representative for UN refugee agency UNHCR said that Australia’s policy of sending asylum seekers to third countries for lengthy detention might violate its treaty obligations.


“I’m not surprised. They have always opposed our turn back policy, but I will tell you what Australia’s national shame was when it comes to this issue: almost 1,200 people dead at sea,” Morrison said in an interview with Sky News.


“That’s the national shame. That’s the regional shame,” he said, referring to the number of asylum seekers believed to have died at sea in recent years attempting the perilous crossing.


He was responding to remarks by James Lynch, the UNHCR’s regional representative for Southeast Asia, whom the Australian Broadcasting Corporation quoted criticizing the policy during a meeting in Indonesia this week.


Australia uses offshore detention centers to process would-be refugees trying to reach the country, often in unsafe boats after paying people smugglers in Indonesia.


Since coming to power last year, Prime Minister Tony Abbott has instituted a policy of turning asylum seeker boats around at sea and sending them back to Indonesia.


“There are obligations as a signatory to the 1951 Convention and the 1967 protocol, which say: if you intercept in your territorial waters, you should allow those in need of protection to have access to the asylum system,” UNHCR’s Lynch said.


Canberra’s tough stance on asylum seekers has been criticized by the United Nations and other groups as illegal and inhumane.


The policy has come under fresh scrutiny after footage released this week by Fairfax Media appeared to show local guards at the detention center on Manus Island in Papua New Guinea savagely beating detainees a day before a riot there in February left one asylum seeker dead and more than 60 injured.


Australia is investigating the role in the riot of the staff hired in Papua New Guinea for Britain’s G4S, the world’s biggest security group, which was responsible for security at the facility.


But Morrison dismissed calls from opposition politicians to release more information about the riot and said that any evidence should be handed over to authorities conducting the investigation.


“I want to get to the bottom of this. I want to make sure I know exactly what has happened,” he said.




Sumber : JakartaGlobe

Kunjungan CC Athan India Ke Lantamal I

BELAWAN-(IDB) : Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan, Laksamana Pertama TNI Didik Wahyudi, S.E. dan Asisten Operasi (Asops) Lantamal I Letkol Laut (P) Sawa menerima kunjungan dari CC Athan India di VIP Room Mako Lantamal I Belawan, Kamis (24/4/2014).

Dalam kunjungannya CC Athan India yang diwakilkan oleh Captain Karthik Murty dan didampingi oleh CS. Chahar Asisten Defense Athache (DA) ini langsung di terima oleh Danlantamal I untuk membicarakan kedatangan Angkatan Laut India di Lantamal I Belawan, dalam rangka Latihan bersama Indonesia India (Indindo).

Kedatangan Kapal Angkatan Laut India yang direncanakan akan tiba pada tanggal 30 April mendatang. Dalam waktu bersamaan Komandan Lantamal I mengundang CC Athan India Captain Karthik Murpy dan CS. Chahar untuk makan diang bersama di Gedung R. Mulyadi. 



Sumber : TNI AL

Kasal Pimpin Cocktail Party di KRI Banjarmasin-592

QINGDAO–(IDB) :  Kapal Republik Indonesia (KRI) Banjarmasin-592 yang sedang bersandar di Dermaga Qingdao, Tiongkok menyelenggarakan coctail party yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio yang di hadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok Bapak Sugeng Rahardjo serta para Pemimpin Angkatan Laut dan delegasi dari 24 negara-negara peserta Western Pasific Naval Symposium (WPNS) di Tiongkok.

Kegiatan yang diselenggarakan di atas geladak kapal perang di bawah jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ini, merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh KRI Banjarmasin-592 selama berada di Qingdao, Tiongkok dalam rangka mengikuti Latihan Multilateral Maritime Exercise in The Non Traditional Security Field dan International Fleet Review.

Kasal pada kesempatan tersebut mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Tiongkok khususnya Angkatan Laut negara Tiongkok yang telah memberikan bantuan maupun pelayanan terhadap delegasi maupun Satgas dari Indonesia dalam hal ini KRI Banjarmasin-592 selama berada di Qingdao, Tiongkok. Selanjutnya kepada komandan KRI BJM-592 Letkol Laut (P) Jales Jamca Jayamahe yang telah bersedia menjadi tuan rumah pada acara coctail party, serta kepada seluruh ABK KRI maupun Taruna AAL yang turut membantu menyukseskan acara tersebut. Selain itu Kasal juga berpesan agar selama berada di Tiongkok para ABK KRI dan para Taruna AAL dapat membawa nama harum Indonesia pada umumnya serta TNI Angkatan Laut pada khususnya.

Pada kesempatan tersebut, Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) menampilkan sajian hiburan kesenian mulai dari Tari Kecak, Tari perang Papua dan Tari Saman, serta Rampak Gendang yang dipadukan dengan Band, para Taruna tampil prima tanpa sedikitpun melakukan kesalahan saat tampil di hadapan para undangan yang memadati geladak kapal bahkan di dermaga penuh pengunjung yang juga ikut menyaksikan pertunjukan kesenian tersebut.

Selain itu pada acara cocktail party tersebut juga diramaikan oleh kehadiran tim kesenian dari kementrian Pariwisata Republik Indonesia serta dari para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang belajar di Tiongkok turut memeriahkan acara tersebut.

Para delegasi dari 24 negara tersebut dibuat terpana akan hiburan tersebut, tidak sedikit dari para delegasi tersebut menduga bahwa semua kesenian tersebut di tampilkan oleh penari profesional bukan oleh Taruna AAL, setelah dijelaskan oleh Komandan KRI BJM-592 sekaligus Dansatgas KJK tahun 2014, barulah mereka mengerti sekaligus kagum.

Inilah sisi kelebihan prajurit TNI Angkatan Laut, di samping mampu menjalankan tugas sebagai seorang taruna matra laut, mereka mampu menyuguhkan kesenian tradisional yang dimiliki Indonesia, sehingga di setiap kota yang di singgahi dapat dijadikan sebagai ajang untuk memperkenalkan budaya sehingga merah putih akan lebih dikenal di luar negeri.




Sumber : Poskota

Penyebab Seringnya Pertahanan Udara Indonesia Diserobot Pihak Asing

LHOKSEUMAWE-(IDB) : Salah satu penyebab mudahnya pesawat-pesawat asing tanpa izin memasuki wilayah pertahanan udara Indonesia adalah karena Indonesia kekurangan radar udara militer. Dari sekitar 32 radar udara militer yang dibutuhkan, Indonesia hanya memiliki sebanyak 20 radar.

Hal tersebut disampaikan oleh Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Marsekal Muda TNI Hadiyan Suminta Admadja, ketika melakukan kunjungan evaluasi pertahanan udara di Lhokseumawe, Aceh, Rabu, 23 April 2014.

"Sementara ini yang punya kita radar militer itu 20 radar dari Sabang sampai Merauke, ditambah dengan radar-radar penerbangan sipil, itu kita manfaatkan juga. Maksimalnya, paling tidak radar militer sendiri harus ada sebanyak 32," ujar Marsekal Muda TNI Hadiyan Suminta Admadja.

Ia menambahkan, saat ini untuk menutup kekurangan tersebut pihak TNI Angkatan Udara memanfaatkan radar udara penerbangan sipil. "Saat ini kekurangan tersebut diatasi dengan cara memanfaatkan radar-radar penerbangan sipil. Kan ada radar di Medan, Cengkareng, Ambon, itu datanya kita ambil," katanya.

Panglima Kohanudnas tersebut mengakui, kekurangan itu menjadi penyebab lemahnya pertahanan udara Indonesia. Sehingga dalam beberapa kali kesempatan, pertahanan udara Indonesia dengan mudah dimasuki oleh pesawat-pesawat asing tanpa izin.

Terakhir TNI AU berhasil memaksa pesawat jenis Swearingen SX 300 untuk mendarat di Lanud Soewondo, Medan, pada 10 April 2014. Pesawat yang dipiloti warga negara Swiss tersebut memasuki wilayah Indonesia tanpa izin.
Pesawat-pesawat asing tanpa izin tersebut berhasil lolos dari pantauan pertahanan Indonesia. "Ada, ada beberapa, karena pada saat itu kita tidak punya tangannya tadi itu (kekurangan radar)," katanya lagi.

Panglima Kohanudnas direncanakan mengunjungi sejumlah daerah melakukan pemantauan dan evaluasi pertahanan udara. Setelah dari Lhokseumawe, ia direncakan mengunjungi Medan, Dumai, Surabaya, Malang, dan Congot Kulon Progo.

Anggaran Terbatas

 

Sementara itu, Hadiyan mengaku keterbatasan anggaran menjadi alasan banyaknya celah pertahanan udara Indonesia. Sehingga upaya yang dilakukan masih jauh dari yang diharapkan. "Keterbatasan anggaran yang di plotkan untuk TNI kan belum mencukupi, harus kita akui," ujar Hadiyan.

Menurutnya, anggaran atau dana yang dibutuhkan untuk penyediaan radar udara militer tersebut sangat mahal. Namun Hadiyan enggan menyebutkan berapa harga radar tersebut satunya. "Waduh, saya tidak bisa menyebutkan harganya. Yang jelas untuk menciptakan aman itu memang mahal," ucapnya.

Akibat dari kekurangan alat radar militer tersebut, dia mengatakan hampir setiap saat ada yang melintas di wilayah udara Indonesia tanpa izin. Kata dia, pesawat-pesawat tersebut datang dari berbagai negara tanpa dokumen dan izin lengkap.

Kekurangan tersebut menjadi penyebab lemahnya pertahanan udara Indonesia. Sehingga dalam beberapa kali kesempatan, pertahanan udara Indonesia dengan mudah dimasuki oleh pesawat-pesawat asing tanpa izin.




Sumber : Vivanews

Kekuatan Pertahanan Indonesia Terus Meningkat

JAKARTA-(IDB) : Selama sepuluh tahun terakhir kekuatan pertahanan nasional terus meningkat seiring dengan sejumlah program yang dilaksanakan oleh pemerintah termasuk penambahan dan modernisasi alat utama sistem senjata.

Anggaran pertahanan dari Rp21,42 triliun pada 2004 meningkat menjadi Rp84,47 triliun pada 2013 atau meningkat 400 persen, demikian data dari buku "Satu Dasawarsa Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat" diterbitkan oleh Sekretariat Kabinet yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Pemerintah secara bertahap, dengan anggaran yang tersedia, menambah dan memodernisasi alat utama sistem senjata seperti pengadaan peluru kendali komposit Grom untuk merian 23 mm milik TNI AD dan juga melengkapi senjata untuk Sukhoi-27 SK dan Sukhoi 30 MK pada 2004.

Hingga tahun-tahun berikutnya peningkatan jumlah dan jenis persenjataan terus dilakukan termasuk pembelian pesawat Super Tucano dan juga pengadaan Korvet kelas Sigma dan Tank Amphibi.

Selain melakukan penambahan alutsista yang berasal dari luar negeri, pemerintahan Presiden Yudhoyono juga mendorong pengembangan kemampuan dan daya saing industri pertahanan dalam negeri.

Selain Pindad, PT PAL juga PT Dirgantara Indonesia didorong agar bisa memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan dalam negeri dan juga memungkinkan untuk diekspor.

Beberapa produk alat pertahanan produksi dalam negeri antara lain Panser Anoa, senjata serbu, produk kapal patroli serta pesawat CN 295.

Pasukan Perdamaian

Pengembangan kemampuan pertahanan nasional juga diikuti dengan peningkatan peran Indonesia dalam upaya pemeliharaan perdamaian.

Indonesia merupakan negara urutan ke-15 dari 177 negara yang paling banyak mengirimkan pasukan dalam misi perdamaian yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Setidaknya 1.668 Prajurit TNI selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir telah bertugas menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, Kongo, Haiti, Sudan, Darfur dan Filipina.




Sumber : Antara

Analisis : Dibalik Pembelian 58 Pesawat Tempur F35 Oleh Australia

RI-(IDB) : Perdana Menteri Australia Tony Abbott pada hari Rabu (23/4/2014) akan mengumumkan keputusan pemerintah yang akan membeli 58 buah pesawat tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter (JSF) buatan Lockheed Martin dari AS. Pesawat yang dikenal juga sebagai Lightning II itu diputuskan oleh pemerintah Australia, dibeli seharga A$12 miliar. Demikian harian ternama Australia Sydney Morning Herald memberitakan pada hari Selasa (22/4/2014).

Pembelian pesawat tempur berkemampuan stealth (anti radar) generasi kelima sebagai tulang punggung kekuatan udara RAAF itu dikatakan sebagai pembelian terbesar Australia dan akan mensejajarkan Australia menjadi negara maju setelah Jepang juga memutuskan membeli pesawat serupa.

Australia akan menerima pesawat pertama pada Tahun 2018 dan skadron baru itu akan beroperasi penuh pada tahun 2020. PM Abbott menurut SMHU menyatakan, "The fifth-generation F-35 is the most advanced fighter in production anywhere in the world and will make a vital contribution to our national security." Diberitakan juga keyakinan pemerintah Australia, bahwa pesawat F-35 yang akan beroperasi bersama-sama dengan pesawat tempur Super Hornet serta pesawat electronic warfare Growler akan memastikan Australia mampu mempertahankan keunggulan udara di kawasan regional.

Biaya sepenuhnya (life time cost) dari keseluruhan pembelian F-35 itu akan berkisar diangka A$12,4 miliar, termasuk juga perawatan, persenjataan serta spare parts, kini merupakan akuisisi termahal Australia di bidang pertahanan, disamping pembelian kapal selam kelas Collins.

Dislokasi F-35 adalah pada fighter base RAAF  Williamtown di NSW dan Tindal di Northern Territory yang akan dimodernisir dengan biaya A$1,6 miliar untuk keperluan fasilitas serta infrastruktur. Pada saat penulis masih aktif dan pernah mengunjungi hombase fighter tersebut, masing-masing shelter terhubung dengan taxy way yang langsung terhubung dengan run way, sehingga pada saat scramble, kecepatan mengudara beberapa pesawat sangat menakjubkan.

Pesawat tempur F-35 itu sudah direncanakan sejak lama  akan menggantikan peran F/A-18 Hornet yang akan dipensiun pada Tahun 2022, sehingga nantinya JSF akan beroperasi sebagai tulang punggung pertahanan udara (Hanud) bersama-sama 24 buah pesawat tempur Super Hornet serta 12 Growler, sebagai pesawat radar-jamming.

Sebenarnya keputusan pembelian 3 skadron F-35 itu sudah disebutkan dalam buku putih pertahanan Australia Tahun 2013 dari Partai Buruh.

Lieutenant-General Chris Bogdan yang menangani khusus JSF dari Pentagon saat berkunjung ke Australia menyatakan sebenarnya masih banyak masalah yang harus dibenahi dari F-35 khususnya masalah software, sehingga menyatakan sebagai "still a risky, risky business," katanya.

Menhan Australia David Johnson menyatakan, pembelian itu akan menguntungkan industri pertahanan Australia, karena Pemerintahan John Howard pernah melakukan kerjasama dalam produksi JSF, menjadi bagian proyek sebesar A$355 juta dan pada masa mendatang diperkirakan akan mendapat pekerjaan manufaktur sebesar A$1,6 miliar.

Analisis

Keputusan pemerintah Australia tersebut akan merubah balance of power, khusus kekuatan udara di kawasan Asia Tenggara. Sebagaimana diketahui, Amerika juga memberikan kebebasan kepada Pasukan Bela Diri Jepang dengan perkuatan pesawat serupa.

Australia sebagai sekutu AS dikawasan Asia Tenggara memang harus meningkatkan kemampuan gempur serta pertahanan udaranya, karena perkiraan perkembangan geopolitik dan geostrategi dikawasan Laut China Selatan. Tiongkok pada masa depan akan menjadi negara yang sangat diperhatikan oleh AS serta sekutunya. Sehingga Presiden Barack Omaba melakukan perubahan kebijakan luar negeri dengan "strategic rebalancing" dan menggeser kekuatan tempurnya kekawasan Asia Pasifik yang disebut sebagai poros.

Dengan keputusan pembelian tiga skadron F-35 itu maka Australia pada Tahun 2020 akan mempunyai kekuatan serta kemampuan udara yang lebih unggul dibandingkan Indonesia. Pesawat F-35 yang dikenal anti radar serta pesawat Growler berkemampuan jamming akan menjadi kekuatan udara terunggul di antara negara-negara Asia Tenggara. Disamping itu, F-35 merupakan pesawat berkemampuan stealth yang dapat membawa bom pintar akan mampu menyusup  ke wilayah manapun hingga garis belakang pertahanan sebuah negara.

Kondisi ini yang mampu merubah balance of power di kawasan, sehingga semakin jelas  terjadi perbedaan kekuatan udara dengan Indonesia (TNI AU).  Saat ini dengan kepemilikan pesawat Sukhoi 27 dan Sukhoi 30, kemampuan pesawat tempur TNI AU berada diatas kemampuan pesawat tempur Australia (RAAF) super hornet sekalipun. Ini dibuktikan pada saat latihan bersama Pitch Black pada Tahun 2011. Para ahli strategi militer Australia membuat pernyataan mengejutkan, bahwa apabila terlibat pertempuran udara, para penerbang RAAF akan ditembak jatuh oleh penerbang TNI AU sebelum mereka sadar.

Nah, dengan rencana Australia itu, nampaknya TNI AU harus memikirkan renstra-renstra  mendatang apabila akan melakukan pengadaan pesawat tempur baru. Indonesia dengan kemampuan TNI AU yang sudah mengoperasikan Sukhoi, hanya membutuhkan selangkah lagi untuk dapat memiliki pesawat tempur canggih Rusia lainnya generasi yang lebih maju, seperti Sukhoi-35 dan  jet tempur T-50  PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) yang juga berkemampuan siluman. Harga jet tempur Rusia harganya jauh lebih murah dibandingkan F-35 yang harganya mencapai US$95 juta perbuahnya (belum termasuk senjata).

Walaupun kita mengetahui bahwa keputusan pembelian JSF untuk RAAF dalam rangka pembangunan kekuatan jaringan AS dan sekutunya dalam mengantisipasi sikon di Laut China Selatan, paling tidak TNI AU sebaiknya mulai memikirkan agar keseimbangan tetap terjaga. Tidak dalam arti perlombaan senjata, tetapi paling tidak dengan harapan ekonomi membaik dari pemerintahan baru, kita juga mampu menyeimbangkannya. Paling tidak Sukhoi-35 adalah pilihan terbaiknya. Dengan demikian pada saatnya nanti, tidak ada negara yang "nose up" kepada Indonesia. Daya kepruk udara memang harus tetap dijaga. Semoga bermanfaat.




Sumber : RI

Eurofighter Typhoon Dengan Tangki Bahan Bakar Konformal

Mock up Typhoon dengan CFT
ARTILERI-(IDB) : Conformal Fuel Tank (CFT) atau Tanki Bahan Bakar Konformal menjadi salah satu fitur yang dipertimbangkan Eurofighter untuk jet tempur Typhoon dalam usaha penawarannya kepada India (Program Medium multi Role Combat Aircraft)) dan Uni Emirat Arab.
Pihak Eurofighter (dalam hal ini BAE Systems) sudah melakukan pengujian di wind tunnel berkecepatan tinggi di Inggris. Yang mana ditujukan untuk menilai karakteristik aerodinamis dari dua fuselage Typhoon yang dipasangi CFT.
Model Typhoon dengan CFT sebenarnya sudah beberapa kali ditampilkan di beberapa pameran dirgantara dunia, yang terbaru menjelang awal tahun lalu di Al-Ain Air Show di Uni Emirat Arab. Seperti pada gambar di bawah ini.

Typhoon dengan CFT di Al-Ain AIr Show
  Di bawah ini Typhoon standar tanpa CFT.


Typhoon non CFT
CFT tertanam erat pada bodi Typhoon guna meningkatkan jangkauan atau untuk memperpanjang waktu terbangnya di udara. Berbeda dengan drop tank, CFT tidak bisa dibuang begitu saja di udara karena terpasang erat ke dalam pesawat, proses pelepasan hanya bisa dilakukan di darat. Tercatat beberapa jet tempur lain yang menggunkan CFT antara lain F-15E strike Eagle, beberapa varian F-16, Rafale dan Advanced Super Hornet.
Dengan tanki bahan bakar internal (5.000 liter) dan ditambah dua CFT (1.500 liter), artinya Typhoon akan membawa 6.500 liter bahan bakar. Jangkauan sebelumnya yang 2.900 km berarti bisa meningkat hingga 3.700-an km.

Typhoon baru ini tidak hanya diuji untuk CFT-nya, tetapi juga ada beberapa pengujian lain seperti pengintegrasian rudal jelajah, seperti Storm Shadow dan Taurus.




Sumber : Artileri