Topan terkuat dalam sejarah bencana Filipina ini melarutkan rumah, sekolah, gedung pemerintahan, rumah sakit dan bandar udara.
Korban
bencana di Filipina ini diperkirakan mencapai empat juta orang,
sebagian di antara mereka kini berjuang mengatasi rasa lapar dan haus
serta hidup tanpa aliran listrik dan tempat berlindung memadai.
Situasi
tersebut membuat dunia internasional mengirimkan bantuannya ke
Filipina,termasuk Indonesia. Sebagian fragmen bantuan internasional itu,
sempat diabadikan Jalo dalam sudut pandang militer.
Here we go:
Hercules
kita ini dari Skadron 31 yang diperbantukan di sana. Meski Hercules
tua, boleh diadu dengan pesawat-pesawat negara lain. Saat di sana, hari
ketiga baru kita dapat sortie membawa bantuan ke Tacloban, karena sortie
ke sana sudah diambil negara-negara besar. Saat kita diminta ke
Tacloban ada peristiwa menarik. Landasannya pendek di sana dan pilot
kita berhasil mendarat dengan sempurna.
Kita membawa pengungsi,
wartawan dan LSM dalam perjalanan dari Cebu ke Tacloban. Saat akan balik
dari Tacloban ke Cebu, tentara kita ditanya muat berapa pengungsi, kata
tentara kita mau seratus atau lebih juga tak apa. Si tentara AS yang
tugasnya mendata pengungsi yang naik ke hercules geleng-geleng kepala.
Katanya rata-rata hercules bagus yang menggunakan tipe J paling maksimal
cuma muat 64 orang, kita kemarin memuat 112 orang belum termasuk
wartawan dan LSM.
Saat saya tanya, tentara kita gimana ? Mayor
Sinclair dari USAF mengatakan tentara negara kamu gila semua, katanya
sambil bercanda. Setelah itu, tentara kita selalu diminta untuk membawa
bantuan ke kota Tacloban dan karena kasus itu tentara kita sangat
dihormati oleh tentara-tentara negara lain.
Wartawan-wartawan
asing paling senang kalau pulang dari Tacloban nebeng pesawat kita.
Katanya tentara kita tidak ribet dan kalau di dalam pesawat stabil jadi
ngambil gambar enak. Itu kata mereka loh, termasuk wartawan Malaysia.
Tiap
hari di Bandara stress karena pesawat dan heli AS tidak pernah
mematikan mesinnya. Kenapa ya?. Lebih lagi, mereka akan stay cukup lama,
jika sudah mendarat di bandara. Bandara Tacloban terasa nyaman mulai
jam 3 pagi, tidak ada lagi aktivitas pesawat-pesawat AS yang bikin
streesss
Helikopter Filipina, Ada yang tahu jenis apa ? Mungkin ada yang mau bantu.
Oh
ya, karena padatnya sortie membawa bantuan, jadi rata-rata pesawat
harus antre di udara untuk take off, selain AS dan Inggris, kita
termasuk negara yang bebas putar-putar. Dan tentara kita terkenal paling
ramai di markas induk di Bandara Cebu.
Mungkin sifat orang Indonesia
yang selalu gampang bergaul kali ya,
? Negara-negara besar rata-rata jaim-jaim… tapi sayang waktu mau balik
ke Indonesia ada masalah penyadapan, saya sempat tegur tentara Australia
yang sudah deket banget karena pos-nya bersebelahan. Biasanya
sehari-hari nih tentara habisin rokok, pop mie dan kopi kapal api yang
saya bawa dari Indonesia.
Ketika mau balik saya tegur buat pamit, eh dia
pasang muka ngajak berantem. AS yang juga terlibat ngomong gini ke
tentara Australia: “Biarkan masalah politik negara kita, karena di sini
kita datang untuk misi kemanusiaan,”.
Filipina memiliki dua Hercules, nah ini wujudnya sama tua kayak punya kita:
Nih pesawat besar yang baru saya lihat….
Pesawat
di bawah ini, foto di dalam maaf tidak bisa saya share, waktu itu belum
ikut formil jadi kalau foto harus selfie sama teman-teman karena tidak
boleh lama di dalam. Tentara AS lagi pada kerja.
Salah satu pasukan khusus Filipina (Green Beret) masih menggunakan senjata tua.
Pengalaman
menarik saya yang sangat berkesan adalah saat jalan-jalan menggunakan
nih heli membawa bantuan dari Tacloban ke Ormoc… Lumayan sempat mampir
mengisi Avtur di USS George Washington.
Pasukan khususnya Filipina yang berjaga Bandara Cebu:
Ini
pengawal saya saat di kota Tacloban. Karena waktu itu diberlakukan jam
malam jadi yang mau keluar malam harus dijaga sama polisi. Ehh, khusus
untuk rombongan Indonesia dikasih pasukan elit Filipina. Rombongan
Malaysia hanya dikasih polisi.
Inilah
bukti tentara kita dinegara luar… Ini peristiwa pertama hercules
Indonesia diperbantukan di negara luar. Sekali diperbantukan langsung
terkenal, info hoax-nya nanti PBB mau pake kita lagi untuk misi kemanusiaan.
Sumber : JKGR