Pages

Selasa, Maret 18, 2014

Skuadron UAV TNI AU Akan Datang April 2014

Kasau Tinjau Kesiapan Lanud Supadio Naik Status

SUPADIO-(IDB) : Kasau Tinjau Kesiapan Lanud Supadio Naik Status Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Staf TNI AU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia kembali melakukan kunjungan kerja ke Lanud Supadio, sekaligus peninjauan langsung terhadap kesiapan pangkalan udara tersebut yang akan segera dinaikkan statusnya menjadi tipe A.
 
"Saya ingin melihat langsung sejauh mana kesiapan Lanud Supadio untuk menerima kedatangan skuadron pesawat tanpa awak yang akan segera ditempatkan di sini April nanti," kata Ida Bagus saat melakukan kunjungan kerja di Lanud Supadio, Senin.
 
Menurutnya, dengan penempatan pesawat tanpa awak tersebut di Lanud Supadio, maka secara otomatis status lanud tersebut naik menjadi tipe A.
 
"Makanya saya melihat langsung bagaimana kesiapan infrastruktur pendukungnya sekaligus kesiapan personelnya," katanya.
 
Dia menambahkan, dalam rencana strategis kerja TNI AU, pangkalan udara Supadio sudah disiapkan untuk menjadi tipe A. Dengan demikian, nantinya pangkalan tersebut akan dipimpin oleh perwira TNI AU bintang satu.
 
"Dengan peningkatan status pangkalan operasi Lanud Supadio tersebut nantinya juga akan diikuti dengan upaya peningkatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Dengan dimilikinya pesawat tanpa awak, maka akan dengan mudah memantau atau memfoto situasi di kawasan perbatasan tanpa terdeteksi oleh lawan dan bisa digunakan pada malam dan siang hari," kata Ida Bagus.
 
Pria dengan empat bintang di pundaknya itu juga menjelaskan, banyak keuntungan yang bisa didapat dari pesawat tanpa awak, misalnya bisa memantau atau terbang tanpa diketahui oleh sasarannya karena memiliki peredam suara mesin.
 
Pesawat tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk pemantauan aktivitas ilegal, kata dia, di antaranya pengawasan ilegal logging atau penebangan hutan secara liar dan pencurian ikan di kawasan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI).
 
Tidak hanya peningkatan alutsista di Lanud Supadio yang akan ditingkatkan, dalam waktu dekat rencana pembangunan stasiun radar yang akan ditempatkan di Bengkayang juga akan direalisasikan.
 
"Stasiun radar itu juga sudah masuk dalam program kerja TNI AU dan dalam waktu dekat juga akan kita realisasikan," katanya.




Sumber : Antara

Prajurit Mabes TNI Resmi Gunakan Baret Hitam

Para prajurit TNI kini diwajibkan menggunakan baret hitam di lingkungan unit organisasi TNI. Panglima TNI Jenderal Moeldoko memimpin langsung upacara pembaretan ini.

JAKARTA-(IDB) : Jenderal Moeldoko bertindak selaku Inspektur Upacara pada Pembaretan Prajurit TNI, bertempat di lapangan Upacara B-3 Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Pemakaian baret bagi prajurit Mabes TNI berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/190/III/2014.

Upacara diikuti seluruh prajurit Mabes TNI, dengan Komandan Upacara Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Detasemen Markas (Dandenma) Mabes TNI.

Penggunaan baret Mabes TNI terhitung mulai tanggal 18 Maret 2014. Dengan ini, seluruh personel TNI yang bertugas di lingkungan Unit Organisasi Mabes TNI harus menggunakan baret sebagai perlengkapan pakaian dinas seragam TNI.

Jenderal Moeldoko menekankan tugas seorang pemimpin atau Komandan ada dua. Pertama, menyiapkan pasukannya agar setiap saat siap tempur dan siap operasional. Kedua, menjaga dan memelihara serta meningkatkan kesejahteraan anak buahnya.

“Pemakaian baret ini dimaksudkan agar seluruh prajurit TNI memiliki pemikiran dan keinginan yang sama yaitu bagaimana TNI menyamakan langkah menuju tugas pokok TNI, sehingga dapat menjadi lebih solid serta sumber daya manusianya dapat terus ditingkatkan”, ujar Panglima dalam rilis yang diterima, Selasa (18/3/2014).

Hadir pada acara tersebut Kasum TNI Marsdya Boy Syahril Qamar, Irjen TNI Letjen Geerhan Lantara, para Asisten Panglima, Kabalakpus, seluruh personel TNI dan PNS Mabes TNI. 




Sumber : Inilah

TNI AU Terima Kunjungan Perwira AU Thailand

JAKARTA-(IDB) : TNI AU menerima kunjungan lima belas perwira Angkatan Udara Thailand berpangkat kapten sampai letnan kolonel di ruang rapat Wakasau Mabesau, Cilangkap (18/3). Delegasi yang dipimpin oleh Kolonel Teerapun Bussai tersebut diterima oleh Paban IV Hubungan Luar Negeri Spamau Kolonel Sus Werdiningsih didampangi para pejabat di lingkungan Mabesau. 


Kunjungan persahabatan ini merupakan program pertukaran perwira (Junior Officer Exchange Visit Program) antara TNI AU dengan Angkatan Udara Thailand. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan persahabatan dan memperkenalkan TNI Angkatan Udara lebih dekat diantara kedua Angkatan Udara. 


Dalam kunjungan tersebut, Kolonel Sus Werdiningsih menjelaskan tentang berbagai kegiatan TNI Angkatan Udara, struktur organisasi, rangkaian operasi dan latihan yang digelar oleh TNI AU serta latihan bersama dengan negara sahabat, dilanjutkan tanya jawab dan diskusi. 


Selesai mengunjungi Mabesau, delegasi melanjutkan kunjungan ke Lanud Halim Perdanakusuma, Koharmatau, Lanud Adisutjipto Jogjakarta, Akademi Angkatan Udara, serta PT. Dirgantara Indonesia.




Sumber : TNI AU

Dankorpaskhas Kunjungan Kerja Ke Komando Paskhas Brajamusti

KALBAR-(IDB) : Komandan Korpaskhas TNI AU Marsda TNI M. Harpin Ondeh, SH. untuk melaksanakan Kunjungan Kerja di Batalyon Komando 465 Paskhas dan Denhanud 473 Paskhas. Senin (17/03) Pukul 10 45 WIB menerima laporan dari Komandan Batalyon Komando 465 Paskhas Letkol Psk Soleh S.Pd, M.M, dan kemudian dilanjutkan pemeriksaan alat perlengkapan dan persenjataan yang digunakan oleh prajurit Batalyon Komando 465 Paskhas yang didampingi oleh Wasrik Itjen Korpaskhas Kolonel Psk Eka Bagus serta Dan Denhanud 473 Letko Psk I Ketut Setia Budi. 


Dalam kegiatan Kunjungan Kerja Komandan Korpaskhas Marsda TNI M. Harpin Ondeh, SH. ke Batalyon Komando 465 Paskhas dan Denhanud 473 Paskhas adalah merupakan kunjungan Dankorpaskhas yang pertama kali untuk beliau menjabat sebagai Komandan Korpaskhas TNI AU. Dalam kesempatan kunjungan ini Komandan Korpaskhas memberikan pengarahan kepada seluruh anggota beserta istri anggota Batalyon komando 465 Paskhas dan Denhanud 473 Paskhas. 


Dalam pengarahannya Dankorpaskhas menekankan kepada seluruh anggota beserta keluarganya, yang pertama agar seluruh anggota loyal terhadap atasan baik itu langsung maupun tidak langsung dengan begitu akan terbentuk rasa saling peduli terhadap sesama anggota TNI dan keluarganya, yang kedua agar para prajurit Korpaskhas mempunyai jiwa militan yang tinggi dengan tidak pernah memperhitungkan untung rugi di dalam melaksanakan tugas apapun dan dimanapun, yang ketiga setiap prajurit Korpaskhas harus profesional dibidangnya masing-masing karena hanya dengan profesionalisme Korpaskhas akan semakin maju ke depannya. 


Sedangkan perhatian yang ke empat dari Komandan Korpaskhas adalah Prajurit Korpaskhas dan keluarganya harus dekat dan berbuat baik dengan masyarakat dimanapun berada, karena dengan begitu maka masyarakat akan lebih mengenal Paskhas, sehingga Paskhas akan dicintai rakyat dan menjadi kebanggaan masyarakat Kalbar. 


Walaupun Kunjungan Kerja Komandan Korpaskhas di Batalyon Komando 465 Paskhas dan Denhanud 473 begitu singkat tetapi makna dan artinya sangat besar bagi seluruh anggota Batalyon Komando 465 Paskhas dan Denhanud 473 Paskhas. Arahan dan perhatian Komandan Korpaskhas merupakan tuntunan bagi setiap prajurit Paskhas dalam melaksanakan tugas kedepan. 


Komandan Korpaskhas di dalam perhatianya juga mengingatkan agar istri dari pada prajurit untuk ikut mensukseskan Pemilu 2014 dengan tidak golput dan untuk para prajurit Paskhas agar tidak mempengaruhi keluarganya didalam pemilu nantinya untuk mencoblos salah satu partai tertentu. Pada kesempatan tersebut Dankorpaskhas beserta PIA Ardhya Garini Gab. IV Korpaskhas berkenan membagikan tali asih berupa uang saku kepada seluruh istri anggota yang hadir bersama putra-putrinya dan yang dapat menjawab pertanyaan inovatif dari Dankorpaskhas maupun Ketua PIA Ardhya Garini Gab. IV Korpaskhas.




Sumber : TNI AU

Lanud Suryadarma Gelar Latihan Survival Dasar “Surya Sakti 2014 ”

SUBANG-(IDB) : Komandan Lanud Suryadarma, Kolonel Pnb Tahyodi, S AP membuka Latihan Survival Dasar “Surya Sakti 2014” bagi Personel Lanud Suryadarma dengan mengikutsertakan siswa SMK Angkasa II, siswa SMK Negeri 2 Subang, di Base Ops Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang, Selasa (18/3). Upacara pembukaan ditandai dengan laporan latihan, Dirlat, Letkol Pnb Agus Setiawan, penyematan tanda latihan kepada perwakilan, Sertu Asep, Serda Abi dan Siswa kelas 10 SMK Angkasa II, Magdaleni. 


Menurut Komandan Lanud, Latihan survival dasar “Surya Sakti 2014” digelar selama tiga hari kedepan di daerah Kalijati dan sekitarnya, untuk melatih dan meningkatkan kemampuan personel dan Siswa SMK dalam bertahan hidup di daerah baru saat terjadi emergency di darat atau di air. 


“Pengenalan medan latihan bagi peserta survival sekaligus menyegarkan kembali ingatan para personel lanud Suryadarma terhadap beberapa ketrampilan dasar keprajuritan dalam kegiatan di lapangan“, kata Dan Lanud. 


Oleh karena itu, DanLanud menekankan kepada para peserta latihan agar dapat memanfaatkan kegiatan latihan survival dasar ini dengan sebaik-baiknya. “Tidak ceroboh apalagi meremehkan hal sekecil apapun serta melaksanakan semua kegiatan di lapangan dengan penuh semangat dan keseriusan sehingga program yang dilatihkan dapat berjalan dengan lancar dan aman dan selesai tepat pada waktunya” pesannya. 


Seusai upacara pembukaan Komandan Lanud, Kolonel Pnb Tahyodi, S AP didampingi Dirlat, Letkol Pnb Agus Setiawan, Wadirlat Mayor Pnb Tarmuji, Danlat Mayor Psk Sigit M dan pejabat lainnya meninjau gelaran peralatan dan sekenario latihan yang akan digunakan. 


Hadir dalam upacara pembukaan pejabat Lanud, pembina siswa SMK Angkasa II Peltu Lili Agus, pembina siswa SMK Negeri 2 Subang Peltu Pur Sumiar Hasan.  




Sumber : TNI AU

KASAU Kunjungan Kerja Di Pulau Batam

BATAM-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU), Marsekal TNI I.B. Putu Dunia didampingi Ketua Umum PIA Ardhya Garini, Ny. Dewi I.B. Putu Dunia, beserta Pangkoopsau I, para Asisten Kasau, Kepala Dinas jajaran Mabesau dan pengurus PIA Ardhya Garini Pusat, melaksanakan Kunjungan Kerja (Kuker) di Pulau Batam, Kepulauan Riau, (17/3). 


Rombongan terbang dari Lanud Supadio, Pontianak sekitar pukul 12.15 dan tiba di Bandara Hang Nadim, Batam pukul 13.15 WIB. Kedatangan rombongan disambut oleh Komandan Lanud (Danlanud) Tanjungpinang, Letkol Pnb Hendrayansyah S.Sos didampingi Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 13/D.I Lanud Tanjungpinang Ny. Nike Hendrayansyah , para Kepala Dinas, seluruh Perwira, dan pengurus PIA Ardhya Garini, di VIP room Bandara Hang Nadim, Batam. 


Dalam agenda kuker Kasau tersebut, Komandan Lanud Tanjungpinang menyampaikan paparan di hadapan Kasau dan para pejabat lainya. Danlanud melaporkan keadaan Pangkalan TNI AU Tanjungpinang dan Pos Batam sebagai pangkalan Udara pendukung operasi penerbangan dengan segala aspek pendukung, seperti situasi dan kondisi Lanud Lanud Tanjungpinang dan Pos Batam, fasilitas instalasi, kekuatan personil maupun permasalahan pembebasan aset tanah TNI AU yang berada di Kecamatan Nongsa Batam. 


Sementara itu dalam arahannya Kasau mengharapkan program penanganan dan pengamanan aset tanah di Nongsa Batam yang sudah berjalan tetap dilanjutkan. Hal itu dikarenakan mengingat posisi Pulau Batam dan Tanjungpinang yang cukup strategis secara otomatis akan memerlukan faktor pendukung seperti aset tanah guna mendukung kesiapan operasi di Batam dan Lanud Tanjungpinang. 

Disamping itu Kasau juga mengingatkan Komandan dan seluruh perwira agar selalu melaksanakan pengawasan melekat terhadap personel Lanud Tanjungpinang supaya tidak terlibat dengan penyalahgunaan Narkoba, mengingat Batam dan Tanjungpinang menjadi salah satu jalur terbesar dalam peredaran barang haram tersebut. 


Usai memberikan pengarahan, Kasau menyerahkan buah tangan secara simbolis kepada kepada Komandan Lanud Tanjungpinang. Selanjutnya Kasau dan rombongan melaksanakan peninjauan ke lokasi aset tanah TNI AU dan fasilitas mess yang ada kecamatan Nongsa, Batam. 


Di tempat terpisah Ketua Umum PIA Ardhya Garini beserta pengurus PIA Ardhya Garini Pusat, melaksanakan kegiatan tersendiri didampingi Ketua dan Pengurus PIA Ardhya Garini Cab. 13/D I Lanud Tanjungpinang . 


Usai melaksanakan kuker selama tiga jam di Pulau Batam, sekitar pukul 16.00 WIB Kasau dan rombongan bertolak meninggalkan Bandara Hang Nadim menuju Lanud Suwondo, Medan, Sumatera Utara.




Sumber : TNI AU

SIPRI : Impor Senjata Negara Asia Meningkat

STOCKHOLM-(IDB) : Negara Asia Selatan dan Teluk memimpin tren kenaikan impor senjata secara global. Menurut data yang dirilis badan pengawas perdagangan senjata yang berbasis di Swedia, Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Senin, 17 Maret 2014, secara keseluruhan, volume transfer internasional senjata konvensional utama tumbuh 14 persen antara 2004-2008 dan 2009-2013.
Volume impor senjata utama India meningkat sebesar 111 persen antara 2004-2008 dan 2009-2013, dan pangsa volume impor senjatanya secara internasional meningkat dari 7 persen menjadi 14 persen. Sementara itu, impor senjata utama Pakistan meningkat 119 persen.

Pemasok utama senjata ke India pada 2009-2013 adalah Rusia (yang menguasai 75 persen impor) dan Amerika Serikat (7 persen). Sebaliknya, impor senjata Pakistan dari AS pada periode yang sama adalah 27 persen. Cina juga merupakan pemasok utama senjata di wilayah ini, yang jumlahnya sekitar 54 persen dari impor senjata Pakistan dan 82 persen impor Bangladesh.

"Pasokan senjata Cina, Rusia, dan AS ke Asia Selatan didorong oleh pertimbangan ekonomi dan politik," kata Siemon Wezeman, peneliti senior dari SIPRI Arms Transfer Program. "Secara khusus, Cina dan Amerika Serikat tampaknya menggunakan pengiriman senjata ke Asia untuk memperkuat pengaruh mereka di wilayah tersebut."

Lima pemasok terbesar senjata utama selama periode 2009-2013 adalah Amerika Serikat (29 persen ekspor senjata global), Rusia (27 persen), Jerman (7 persen) , Cina (6 persen), dan Prancis (5 persen). Lima negara ini menyumbang 74 persen dari total volume ekspor senjata di seluruh dunia. Amerika Serikat dan Rusia bersama-sama menyumbang 56 persen dari volume ekspor senjata.

"Rusia telah mempertahankan tingkat tinggi ekspor senjata meskipun ada krisis di industri senjata dalam periode pasca perang dingin," kata Siemon Wezeman. Menurut SIPRI, pada 2009-2013 Rusia menjadi penyalur utama senjata untuk 52 negara. Ekspor paling signifikan Rusia pada 2013 adalah satu kapal induk ke India.

Impor senjata ke negara-negara Teluk juga meningkat 23 persen dari periode 2004-2008 ke 2009-2013, yang secara keseluruhan mencapai 52 persen dari impor ke Timur Tengah. Arab Saudi menjadi pengimpor  senjata utama terbesar ke-5 di seluruh dunia pada 2009-2013, dibandingkan dengan pada 2004-2008 yang menempatkannya di peringkat ke-18.

Beberapa negara Teluk telah berinvestasi dalam sistem serangan jarak jauh dan sistem pertahanan udara dan rudal. Ini termasuk pesanan besar untuk pengiriman pesawat tempur dengan senjata yang dipandu dari Inggris dan Amerika Serikat.

AS, yang menyumbang 45 persen dari pengiriman senjata ke negara-negara Teluk, telah menandatangani serangkaian kesepakatan besar yang akan mempertahankan tingginya tingkat ekspor senjata ke negara-negara tersebut. "Pada 2013, untuk pertama kalinya, Amerika Serikat mengizinkan penjualan rudal jelajah jarak jauh ke negara-negara Teluk," kata Wezeman.




Sumber : Tempo

Filipina Akan Beli 2 Heli Anti Kapal Selam Senilai USD 121 juta

MANILA-(IDB) : Departemen Pertahanan Nasional Filipina (DND) pada hari Senin mengumumkan bahwa pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar P 5,4 miliar (sekitar USD 121 juta) untuk mendanai pembelian dua helikopter anti kapal selam untuk Angkatan Laut Filipina.



Rencana pembelian ini dikonfirmasi oleh wakil menteri DND untuk keuangan, modernisasi, instalasi dan amunisi, Fernando Manalo, kepada Kantor Berita Filipina PNA.



"Helikopter ASW (anti kapal selam) adalah salah satu proyek yang termasuk dalam daftar program modernisasi AFP (Angkatan Bersenjata Filipina). Proyek ini akan diimplementasikan," tambahnya.



Manalo mengatakan bahwa anggaran untuk memperoleh dua helikopter anti kapal selam ditempatkan sebesar P 5,4 miliar dan dan proses pembelian untuk pesawat sayap putar ini diharapkan akan rampung pada tahun ini. Namun Manalo tidak merinci helikopter apa yang akan dipilih.



Rencananya helikopter ini akan dioperasikan bersama kapal perang baru Angkatan Laut Filipina yaitu BRP Gregorio Del Pilar (PF-15) dan BRP Ramon Alcaraz (PF-16).


Helikopter AgustaWestland 159 (AW-159) "Wildcat"



Sebelumnya Angkatan Laut Filipina menyatakan kemungkinan pembelian AW-159 "Wildcat" sebagai helikopter anti kapal selam mereka.



AW-159 (sebelumnya disebut Lynx Future atau Lynx Wildcat) merupakan versi upgrade dari helikopter militer Westland Super Lynx. AW-159 Wildcat baru akan dioperasikan Angkatan Darat Inggris pada tahun 2014 (versi angkatan darat) dan Angkatan Laut Inggris pada tahun 2015 (versi angkatan laut).



Helikopter ini dioperasikan oleh dua orang awak, memiliki kecepatan maksimum 291 kilometer per jam, jangkauan 777 km dan jangkauan terbang feri 963 km. AW-159 dilengkapi dengan roket CRV7 dan senapan mesin, rudal Sea Skua dan torpedo Sting-Ray.



Karakteristik Dan Spesifikasi AW-159



  Maksimum take off  6.000 kg
  Mesin  2×LHTEC CTS800-4N turboshaft,
  masing-masing 1.015 kW
  Kapasitas bahan bakar   1.004 liter
  Kru   2 + 6 penumpang
  Panjang   15,24 m
  Tinggi   3,73 m
  Diameter rotor utama  12,8 m
  Kecepatan maksimum  291 km/jam
  Daya tahan   2 jam 42 menit
  Senapan mesin  7,62 mm dan 12,7 mm
  Roket   CRV7
  Rudal   Sea Skua
  Torpedo   Sting-Ray








Sumber : Artileri

China Masuk Empat Besar Negara Pengekspor Senjata

BEIJING-(IDB) : Menurut laporan SIPRI, Cina sekarang menjadi eksportir senjata keempat terbesar dunia, menggantikan posisi Perancis. Jerman ada di peringkat ketiga, posisi teratas Amerika dan Rusia.

Cina kini menggantikan posisi Perancis sebagai penjual senjata keempat terbesar dunia, demikian menurut laporan SIPRI yang berkedudukan di Swedia. Selama lima tahun terakhir, penjualan senjata global naik 14 persen.


Kini Cina menguasai 6 persen pangsa ekspor senjata dunia, sedangkan Perancis 5 persen. Posisi teratas statistik penjualan senjata untuk periode 2009-2013 masih diduduki oleh Amerika Serikat, yang menguasai 29 persen ekspor senjata global, diikuti oleh Rusia, 20 persen, dan Jerman, 7 persen.


Menurut laporan SIPRI, lima negara pengekspor senjata terbesar itu menguasai 74 persen penjualan senjata global.


India Tingkatkan Pembelian Senjata


India tetap menjadi pembeli senjata terbesar dunia dan mengimpor tiga kali lebih banyak dari pesaing terbesarnya, Cina dan Pakistan, selama lima tahun terakhir, demikian pernyataan SIPRI. India menyusul angka pembelian senjata Cina pada tahun 2010 ketika melakukan modernisasi persenjataan dan menghadapi beberapa konflik di perbatasan.


Senjata untuk India kebanyakan dipasok dari Rusia, yaitu sekitar 75 persen. Pada saat yang sama, India juga menjadi pelanggan senjata terbesar bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tahun lalu. Tapi untuk periode 2009-2013, hanya 7 persen impor senjata India berasal dari Amerika Serikat.


Pembeli senjata terbesar lainnya adalah Cina, Pakistan, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, demikian disebutkan dalam laporan SIPRI.


Afrika naik, Eropa turun


Penjualan senjata ke negara-negara Afrika memperlihatkan kenaikan tajam. Importir utama di Afrika adalah Aljazair, Maroko dan Sudan. Impor senjata ketiga negara itu untuk periode 2009-2013 menunjukkan kenaikan 53 persen dibandingkan periode 2004-2008.


Untuk Eropa, impor senjata terbesar dilakukan oleh Inggris dan Yunani. Namun secara keseluruhan, pembelian senjata negara-negara Eropa menunjukkan penurunan 25 persen.

SIPRI menyebutkan, mereka mengamati perkembangan penjualan senjata untuk periode lima tahun, karena statistik tahunan bisa memberi gambaran salah jika pada tahun itu ada pesanan senjata besar dari satu negara.


SIPRI mengumpulkan data-data penjualan senjata dari sumber publik seperti laporan pemerintah dan neraca sektor industri. Tapi data-data perdagangan senjata SIPRI tidak meliputi penjualan senjata ringan, hanya mencatat perdagangan senjata berat.

Asia Pasifik Sumbang 47% Impor Senjata Dunia

Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis laporan “Trends in International Arms Transfers, 2013” yang mendokumentasikan besaran ekspor dan impor senjata negara-negara di dunia. SIPRI menemukan bahwa pasar global untuk senjata dunia tumbuh sebesar 14 persen dari rentang 2004-2008 ke rentang 2009-2013. Wilayah Asia Pasifik dan Oceania memimpin dalam urusan impor, tercatat 47 persen dari total impor senjata dunia. Rinciannya, Asia Selatan menyumbang 45 persen dari total pembelian regional, Asia timur 27 persen, Asia Tenggara 23 persen dan Oceania 8 persen.
 

Laporan ini juga mengurutkan negara eksportir dan importir senjata terbesar di dunia. Eksportir senjata terbesar di dunia tetap belum berubah, sesuai urutan yaitu Amerika Serikat, Rusia, Jerman, China dan Perancis. Sementara China adalah satu-satunya negara Asia dari kawasan Pasifik yang masuk dalam 5 besar negara pengekspor senjata di dunia. Sedangkan untuk urusan impor senjata negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang terbesar adalah India, disusul China dan Pakistan. Tidak hanya di Asia Pasifik, saat ini ketiga negara tersebut juga sebagai importir senjata terbesar di dunia.
 

India menyumbang sekitar 14 persen dari total impor senjata dunia, dan sebagai satu-satunya negara dengan persentase impor senjata dua digit. Sebagai perbandingan, persentase China dan Pakistan masing-masing adalah 5 persen dari impor senjata dunia. Di rentang 2004-2008, ketika China belum cukup mampu untuk mengembangkan persenjataan militernya sendiri, impor senjata China bisa mencapai 11 persen. Sedangkan Pakistan, kemampuan impor senjatanya meningkat dua kali lipat dari dua persen pada rentang 2004-2008 menjadi lima persen pada rentang 2009-2013.
 

Laporan SIPRI juga menekankan proses militerisasi simultan antara India dan Pakistan yang mana keduanya sejak dulu bertengkar atas wilayah sengketa Kashmir, dan bentrokan senjata antara keduanya sudah menjadi biasa. Setidaknya kedua negara ini sudah empat kali berperang (konvensional) sejak kemerdekaan mereka pada 1947, yaitu pada tahun 1947, 1965, 1971 dan terakhir 1999.
 

SIPRI mencatat bahwa impor senjata dan militerisasi di kawasan Asia Pasifik dan Oceania meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Persentase kenaikan impor senjata untuk kawasan ini antara rentang 2004-2008 ke rentang 2009-2013 sangat tajam, sekitar 34 persen, yang utamanya dipimpin oleh India. Pada 2004-2008, Asia Pasifik dan Oceania menyumbang 40 persen dari impor senjata dunia dan saat ini telah meningkat menjadi 47 persen. Negara-negara Asia Pasifik dan Oceania lain yang menunjukkan persentase impor yang besar adalah Australia, Korea Selatan dan Singapura. Kemampuan impor senjata Australia meningkat dua kali lipat menjadi empat persen dari rentang 2004-2008 ke 2009-2013. Korea Selatan, meskipun persentasenya besar, namun sebenarnya impor senjata mereka relatif menurun dalam dua kurun waktu tersebut, sedangkan Singapura terjadi sedikit peningkatan yang awalnya 2 persen menjadi hampir 3 persen.
 

Ketergantungan India pada impor senjata asing untuk memenuhi kebutuhan militernya merupakan kerugian strategis yang besar, karena itu India menggalakkan program pembangunan senjata dalam negeri. Melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO), India kini sudah bisa menghasikan berbagai teknologi senjata modern, salah satunya rudal jelajah hipersonik BrahMos (masih kerjasama dengan Rusia). Angkatan Laut India juga segera akan mengoperasikan kapal induk nuklir hasil buatan dalam negeri (kemungkinan 2015), INS Arihant, dan juga akan meluncurkan kapal induk lainnya, INS Vikrant pada tahun 2016.
 

SIPRI adalah lembaga internasional independen di Swedia yang didirikan pada tahun 1996, berdedikasi untuk penelitian konflik, persenjataan, pengawasan dan perlucutan senjata. Berbasis open source, SIPRI menyediakan data, analisis, dan rekomendasi untuk pembuat kebijakan, peneliti, media dan masyarakat dunia yang berminat.




Sumber : DW

Menerawang Road Map Kapal Selam Produksi PT PAL

Kredit foto KS Nanggala saat dipotong di DSME korea

JKGR-(IDB) : Setelah kita mendengar pembelian KS Kilo batal dan pemerintah lebih memilih untuk pengadaan KS dalam negeri berbasis TOT KS Changbogo class dari Korea. Maka sebagai analisator kita hanya bisa membuat analisa apa saja teknologi kapal selam Type U Jerman yang bisa diaplikasikan untuk KS ke empat yang akan diproduksi oleh PT PAL setelah menyelesaikan pembuatan KS Changbogo yang ke tiga.


PT PAL dalam pembuatan dan pengembangan Kapal selam yang ke empat pastinya harus lebih baik dari CBG class yang sudah diajarkan oleh korea Alasannya selain untuk tidak meniru hak paten pengembangan U 209 dari Korea, PT Pal juga harus memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh usernya yaitu TNI AL. Salah satu Lagu Wajib yang harus dipenuhi oleh TNI AL dalam speck KS yang diinginkan yaitu bisa menembakkan rudal sub berdaya jelajah menengah 300-400 km. Untuk itu PT PAL harus belajar kepada ahli ahlinya yang mempunyai teknologi tersebut yaitu Jerman dan Rusia.


Sekarang kita akan membahas yang teknologi Jerman dan yang berteknologi Rusia karena PT PAL membangun CBG berbasis KS U209 buatan Jerman. Sedangkan kapal selam buatan Jerman teranyar yang mampu menembakkan rudal sub tersebut adalah KS U-212 dan U-214.


Perbandingan U-212 Dan U-214


KS U-212 menggunakan “ A non magnetic hull ” ini wujud persyaratan dari AL Jerman yang menginkan KS tidak bisa terdeteksi dikedalaman laut baltic yg rata rata sekitar 56 m.


Dalam situasi seperti itu, metode pertahanan yang paling penting dari sebuah kapal selam dalam menyelam dan mencoba menghilang dari deteksi sonar. Oleh karena itu, kebutuhan untuk lambung baja non-magnetik sangat diperlukan


Baja non-magnetik juga dikenal di industri sebagai “sweet steel.” Artinya bahwa itu adalah Lebih LEMBUT dari pada baja yang digunakan di Hull U-214 yang lebih keras. Sehingga perwujutan dalam kemampuan menyelam U-214 dapat menyelam lebih dalam dari U-212, tetapi di perairan dangkal seprti lautan Baltik U-212 akan mudah menyelinap dan kabur dari sergapan lawan sementara U-214 mungkin akan ditangkap oleh sonar.


Karena kekhususan itu U 212 tidak pernah ditawarkan ke Angkatan laut negara lain, sedangkan Italia memesan U 212 saat Jerman belum mengembangkan type U 212, dalam artian U 214 belum lahir.



Sistem yang diinstal di kedua KS tersebut bisa dubah sesuai selera dan kebutuhan angkatan laut pemesan sedangkan teknologi yang diinstal di U 212 dan U 214 aslinya berselisih waktu sekitar sepuluh tahunan. Tonase U-212 sekitar 1450 ton dengan kecepatan 20 knot daya jelajah 8000 NM (14,800 Km) endurance 3 minggu, dengan persenjataan 6x peluncur torpedo 533mm dan IDAS misile.


Sedangkan U-214 bertonase 1690 ton dengan panjang 65 meter,  kecepatan 20 knot, daya jelajah 12 000 miles (19.300Km) endurance 12 minggu, dengan persenjataan 8x peluncur torpedo 533m yang empat diantaranya mampu meluncurkan rudal sub harpon.


Sesuai dengan tugas yang diemban oleh Satuan kapal selam Deutsche Marine sebagai bagian tak terpisahkan dari NATO Submarine Command, adalah untuk melakukan peran operasi ASW, intelijen, dan insurjensi di perairan Laut Utara dan Laut Baltik.


Bila diterjemahkan dalam konteks yang lebih riil, Eskader Kapal Selam AL Jerman bertugas untuk memonitor pergerakan KS Rusia yang beroperasi di wilayah kedua lautan tersebut. Dalam menjalankan tugas tersebut, U212 terbukti sangat efektif dan efisien, serta memiliki fleksibilitas tinggi untuk menjalankan berbagai macam profil misi


Meskipun secara desain mampu beroperasi di kedalaman 430 m (operational depth 430m, hull-crush depth 500 m) berkat high tension HY-80 non magnetic steel, namun pada kenyataannya, berkat desain sirip belakang X serta sistem kemudi yang sangat presisi, memampukan KS ini untuk dengan rileks bermanuver di laut yang dangkal (depth < 50 m), kemampuan yang masih jarang dimiliki oleh Kapal Selam. Bahkan Amerika sendiri sampai harus mengeluarkan bermiliar dolar untuk mendesain KS Virginia class agar bisa bermanuver dengan baik di laut dangkal (utk kepentingan operasi intelijen/insurjen).


Keunggulan lain Kapal selam ini berkat desain bodi “Tear Drop” sempurna (perhatikan bentuk lambung dan conning tower alias menara anjungan), serta lapisan polimer khusus pada dinding luar lambung, membuat KS ini betul betul senyap, tidak memiliki “hydrodynamic noise” atau derau hidrodinamis yang bisa ditangkap oleh sonar. Sudah ditest dilapangan pada Exercise Dynamic Mongoose NATO, sangat susah untuk mendeteksi KS ini dengan sonar aktif, apalagi dengan sonar pasif.


Plus, dengan propulsi AIP racikan Siemens yang sudah cukup matang secara desain, memampukan KS ini untuk beroperasi dalam “envelope” yang nyaris mirip dengan KS nuklir, tidak perlu surface dalam waktu 45 hari. Jelas, dalam konteks pertempuran ASW, ini sangat-sangat mendukung survivability Kapal selam.


Kapal Selam Kilo


Kilo Yang lebih berat, besar dan panjang dari KS U-212 dan U-214 mempunyai deterrent tersendiri.


Dengan tonase 2350 Ton, panjang 74 meter kecepatan 25 knot, endurance 45 hari dengan persenjataan 6 x peluncur torpedo 533 dan mampu menembakkan club S anti ship misile. Kilo Sebagai kapal selam yang beroperasi di lautan dalam ocean going dan berperan sebagai kapal selam anti kapal permukaan dan anti kapal selam dilengkapi dengan sonar yang kuat


Proyek 877 kapal dilengkapi dengan Rubikon MGK-400 Sonar sistem (NATO reporting name Shark Gill), yang mencakup deteksi ranjau dan menghindari dari sonar MG-519 Arfa (with NATO reporting name Mouse Roar). Baru pada Proyek 636 kapal dilengkapi dengan peningkatan MGK-400EM, dengan MG-519 Afra juga upgrade ke MG-519EM Sistem sonar yang ditingkatkan telah mengurangi jumlah operator yang dibutuhkan oleh berbagi konsol yang sama melalui otomatisasi.


Kapal selam buatan rusia untuk sistem persenjataan dan Fungsi dibandingkan dengan kapal selam buatan Jerman rata rata akan lebih besar dan berat. Hal ini dikarenakan Kapal selam buatan Rusia prinsipnya memakai lambung berganda, dan cincin penguat silinder pressure hull berada di luar, sementara KS Eropa berada di dalam, disamping itu jumlah cincinnya akan lebih banyak ketimbang kapal selam buatan eropa. Otomatis baja yang digunakan akan semakin banyak dan berat


Kilo dapat berperan sebagai satuan pemukul berat, khususnya dalam konteks peran anti kapal permukaan.  Club S itu adalah senjata penggentar, yang bila digunakan dengan tepat bisa membuat gugus tugas kapal induk pun berkeringat dingin


Kapal Selam Rasa Nusantara Buatan PT PAL


Dengan Kerjasama PT PAL dengan DSME Korea dalam pembuatan Kapal selam jenis Improve changbogo menjadikan PT PAL mampu merakit Kapal selam yang berdasarkan Hul U 209 Jerman.


Kapal selam ke dua yang akan dibuat oleh PT PAL akan menambahkan cita rasa nasional dispeck kapal selam tersebut: PT PAL bisa membuat kapal selam berdasarkan Jenis untu kebutuhan TNI ALyang akan menunjang operasi Korps Hiu yaitu :Kapal selam Heavy, Kapal selam medium dan Kapal selam Light.



Untuk Kapal selam Heavy sementara ini perannya bisa diwakili oleh Kilo class dan Kilo Improve. Suatu saat nanti PT PAL bisa membuat KS merujuk desain Kilo dengan rudal S dan Torpedo kelas beratnya untuk satuan pemukul berat anti kapal permukaan dan Land Attack


Sebagai alternatif juga bisa membuat Kapal selam berbobot 1800 ton mengusung Teknologi U 214 dengan panjang sekitar 65 meter ber AIP dengan kemampuan meluncurkan torpedo kelas berat dan mampu meluncurkan rudal sub harpon dan dibekali IDAM


Kapal selam Medium bisa menggunakan desain U-209 dan U-212 sebagai kapal selam patroli sub combat dan Kapal selam dengan kemampuan peran operasi ASW, intelijen, dan insurjensi.


Kapal selam Light PT Pal bisa menggunakan desain KS mini 22 meter (midget) untuk operasi ASW dan Gerilya laut



Dengan Road map diatas PT PAL yang sudah mendapatkan suntikan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah senilai US$ 250 juta atau kurang lebih Rp 2,5 triliun untuk memproduksi kapal selam di Surabaya.Sebagai Modal awal bisa membuat jenis jenis Kapal selam yang dibutuhkan oleh Korps Hiu Kencana.Untuk mendukung Road Map diatas diharapkan PT PAL bisa membangun jaringan net working dengan galangan kapal selam Jerman TKMS yang sudah dimulai dengan PT PAL menggadeng TKMS dalam program over houle KS Cakra yang akan dilaksanakan.


Dan juga tidak kalah pentingnya memaksimalkan kerjasama perawatan Kapal selam dari Rusia yang sudah di mulai pembicaraannya pada Juli 2013 antara Dubes Rusia dan Kemenhan yang menyangkut Kerjasama Teknik Militer antara kedua negara dalam hal penyediaan material dan renovasi Kapal Selam


Dan yang Terakhir Dukungan Pemerintah yang ISTIQOMAH untuk kemadirian beralutsista, salah satu upayanya untuk dipertimbangkan yaitu:


Pemerintah bisa menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, karena dibutuhkan kemampuan teknologi juga butuh pembiayaan yang besar.


“Segera Dimungkinkan untuk membiayai kegiatan tersebut melalui lembaga keuangan, seperti Bapindo tempo dulu”, negara-negara tetangga seperti Malaysia, India dan Thailand sudah memiliki bank seperti tersebut (Bapindo).

Ke depan, pemerintah harus memberikan dana ke lembaga keuangan yang tugasnya membiayai sektor industri. Hal itu untuk pemberian kredit jangka panjang dengan bunga yang rendah untuk industri pertahanan dan industri lainnya. Karena bagaimanapun Kemandirian ber alutsista adalah real Deterrent yang lebih baik daripada hanya sekedar sebagai negara yang hanya bisa beli alutsita canggih




Sumber : JKGR

Apel Gelar Pasukan Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 Koarmatim

SURABAYA-(IDB) : Untuk mengecek kesiapan pasukan dan unsur yang terlibat Latihan Bersama (Latma) Multilateral Naval Exercise Komodo 2014, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menggelar kesiapan pasukan  tersebut. Gelar pasukan Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014, dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, hari ini, Senin (17/3).

Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 adalah kegiatan latihan TNI AL dengan Angkatan Laut negara-negara sahabat yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas prajurit untuk melaksanakan tugas operasi selain perang (OMSP), khususnya dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam atau yang lebih dikenal dengan Humanitarian Assistance And Dissaster Relief (HA/DR).

Menurut Pangarmatim dalam amanatnya, Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 merupakan tindak lanjut dari Asean Agreement on Dissaster Management and Emergency Response yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan, meningkatkan kemampuan tim penanggulangan bencana Indonesia, khususnya TNI AL dalam konteks operasi multilateral, memberikan rekomendasi dan masukan strategis bagi kerja sama Asean Regional Forum (ARF) dalam penanggulangan bencana di wilayah regional serta memfasilitasi keselarasan berbagai protokol nasional, regional dan internasional dalam penanggulangan bencana,  juga untuk meningkatkan kemampuan komunikasi sosial internasional dan kerja sama prajurit TNI AL, antar negara Asean maupun non-Asean.

“Dengan demikian latihan ini selain memiliki dimensi kepentingan nasional sekaligus bermanfaat dalam meningkatkan kerja sama internasional, khususnya negara-negara Asean dan negara di dunia pada umumnya”, kata Pangarmatim.

Pangarmatim menambahkan, melalui Latma Multilateral Komodo 2014 ini diharapkan akan menciptakan stabilitas kawasan regional melalui interaksi angkatan laut negara-negara regional dan terciptanya rasa solidaritas dan kesiapsiagaan dalam penanganan dan penanggulangan bencana alam. Selain itu juga dapat  meningkatkan kemampuan TNI AL dalam mengorganisir latihan berskala internasional dan terlaksananya sinergitas antar instansi dalam penanggulangan bencana alam dalam skala besar serta terlaksananya mekanisme manajemen penanggulangan bencana yang melibatkan negara-negara multinasional.

Dalam Latma Multilateral Naval Exercise 2014 ini, akan  melibatkan  Angkatan Laut dari 17 negara yang akan dilaksanakan di Batam, Anambas dan Natuna, dengan titik berat pada kegiatan sosial dan bantuan kesehatan masyarakat. Dalam Latihan bersama ini TNI Angkatan Laut  melibatkan 18 kapal perang. Dari jumlah kapal perang yang terlibat tersebut, 9 kapal perang dari jajaran Satuan Kapal Perang Koarmatim. Ke 9 kapal perang tersebut, yaitu KRI Yos Sudarso-353, KRI OWA-354, KRI Sultan Hasannudin-366, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Teluk Banten-516, KRI Makasar-590, KRI Arun-903, KRI Soputan-923 dan KRI dr. Soeharso-990.

Sebelumnya, pada tanggal 14 Maret 2014, seluruh perwira Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Koarmatim  yang terlibat Latihan Bersama (Latma) Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 melaksanakan latihan pemantapan.  Latihan pemantapan  tersebut,  bertujuan untuk melatih para perwira KRI yang terlibat dalam Latma Multilateral Naval  Exercise Komodo 2014, agar lebih memahami kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya.





Sumber : Koarmatim

TNI AL Latihan Evakuasi Korban Radiasi Nuklir

JAKARTA-(IDB) : Satuan Tugas Medical Civic Action Project (Satgas Medcap) TNI Angkatan Laut, menggelar latihan evakuasi udara di Lapangan Terbang TNI AL Pondok Cabe, Jakarta, Senin (17/3/2014).

Satgas Medcap melatih kemampuan untuk mengevakuasi korban radiasi nuklir, biologi, dan kimia (nubika).

Latihan itu sendiri, merupakan persiapan untuk mengikuti Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014 yang melibatkan angkatan laut 16 negara Asean plus di Batam, Natuna, dan Anambas, pada 27 Maret hingg 3 April 2014.

"Dalam latihan, disekenariokan terjadi bencana alam tsunami di perairan Natuna, yang menyebabkan semua bangunan rusak berat termasuk rumah sakit. Sedangkan puluhan korban memerlukan pertolongan cepat," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Laut Agus Cahyono, Senin.

Ia mengatakan, latihan tersebut sebagai bentuk kerjasama Satuan Tugas Latihan (Satgaslat) yang mengatur pergerakan kegiatan operasional pesawat helly yang on board di  KRI untuk mevakuasi korban sesuai permintaan Satgas Medcap.

Latihan medis penanggulangan korban bencana ini, diikuti oleh perwira kesehatan dari TNI AL maupun AD.

"Rincinya, terdiri dari dokter dan para medis yang dipimpin Lettu Laut (K) dr Fatahillah, dan dari personel TNI AD dari kompi Zeni Nubika (Nuklir, Biologi dan Kimia)," terangnya.

Dalam Latma Multilateral Komodo 2014 sendiri, TNI AL akan mengerahkan 16 KRI dari berbagai jenis dari jajaran Koarmabar, Koarmatim dan Kolinlamil. 




Sumber : Tribunnews

Badai Kritik Atas Malaysia

BEIJING-(IDB) : Kritik keras kembali ditujukan kepada Malaysia terkait cara mereka menangani hilangnya pesawat Boeing MH370.

Negara itu dituding “menyia-nyiakan“ waktu dan sumberdaya berharga dengan melepas informasi dramatis satu pekan setelah kejadian.

Perdana Menteri Najib Razak sebelumnya mengungkapkan hasil penyelidikan yang mengindikasikan bahwa Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan 370 telah dibelokkan dan terbang beberapa jam setelah dengan disengaja berbalik arah dari tujuan ke Beijing.

Dimulainya pengungkapan setelah sepekan kebingungan dan munculnya berbagai spekulasi, memunculkan pertanyaan tentang kenapa pemerintah Malaysia perlu waktu begitu lama untuk mengungkapkan data terbaru, dan apakah mereka telah melewatkan kesempatan untuk mencegah pesawat itu untuk mengubah arah.

Pencarian hilangnya Malaysia Airlines MH370 telah melibatkan tim dari 25 negara, di laut serta udara,  dan masih belum menemukan keberadaannya, hingga kini. – Reuters

“Tak bisa dipungkiri bahwa pengungkapan informasi penting itu datang terlambat dengan cara yang menyakitkan,” tulis editorial kantor berita milik pemerintah Cina, Xinhua, sambil memberikan catatan bahwa tujuh hari yang ”menyiksa” itu harus ditanggung oleh keluarga orang-orang yang hilang.

Editorial itu meyakini bahwa para pejabat Malaysia bersalah melalaikan tugasnya dengan cara yang “tak bisa ditolerir”.

Dua pertiga penumpang pesawat yang berangkat dari Kuala Lumpur menuju Beijing itu berkewarganegaraan Cina.

Sia-siakan waktu dan tenaga tim Internasional

Ada kemarahan dan rasa frustasi bahwa Malaysia membutuhkan waktu begitu lama untuk membatalkan pencarian massal yang dilakukan sejumlah negara di Laut Cina Selatan jika mereka sudah tahu bahwa pesawat itu berbalik arah dan terbang menuju Samudera Hindia.

PM Najib Razak tidak mengumumkan penghentian operasi pencarian di Laut China Selatan itu hingga hari Sabtu lalu. Pesawat itu hilang dari radar sipil di atas Laut China Selatan yang terletak diantara Malaysia dan Vietnam pada 8 Maret lalu.

“Dan karena tidak adanya – atau paling tidak lemahnya – informasi yang otoritatif, upaya besar-besaran telah tersia-sia, dan sejumlah isu telah berkembang,” kata editorian Xinhua, sebagaimana dilansir media Jerman, Detsche Welle.

Najib pada Sabtu lalu mengungkapkan bahwa sistem komunikasi Boeing 777 dimatikan – satu demi satu, menunjukkan itu sebagai sebuah tindakan yang dilakukan dengan sadar – sebelum jet berbelok dan kemudian terbang beberapa jam entah ke selatan Samudera Hindia atau ke sebelah utara menuju Asia Tengah atau Selatan.

“Sebagai pemimpin misi pencarian dan penyelamatan internasional, Malaysia memikul tanggung jawab yang tak terhindarkan,” kata editorial tersebut.

Kemarahan serupa muncuk di media sosial Malaysia, dan juga Weibo – sebuah jejaring sosial Cina yang mirip Twitter.

“Prilaku pemerintah Malaysia dalam urusan ini bisa diringkas dalam satu kata: menipu!” kata salah seorang warga China di Weibo.

Para pejabat imigrasi Malaysia juga dipermalukan dengan pengungkapan bahwa setidaknya dua orang menggunakan paspor curian ketika naik ke pesawat. Interpol telah mengatakan bahwa kedua orang itu adalah imigran ilegal yang berniat ke Eropa.

Kepala Angkatan Udara Malaysia, Jenderal Rodzali Daud mengakui sebelumnya bahwa sebuah benda yang tidak teridentifikasi – yang kini diyakini sebagai MH370 – bergerak melewati Malaysia menuju Laut Andaman.

Ia mengatakan pada saat itu bahwa, militer Malaysia tidak mencegatnya karena tidak dianggap “musuh”.

Malaysia membantah ada lubang dalam sistem pertahanan udara mereka. Mereka juga membantah tudingan lambat dalam membagi informasi dengan alasan menyangkut keamanan nasional, sambil mengatakan mereka perlu beberapa hari untuk “memastikan” data radar sebelum menyampaikannya kepada publik.

Kegagalan yang menakjubkan

Tapi ahli keamaman dan penerbangan terus mempertanyakan kenapa begitu banyak sumberdaya yang dikerahkan begitu lama dalam pencarian di Laut Cina Selatan, dan bagaimana militer Malaysia bisa gagal mengidentifikasi saat pesawat itu berbalik arah dan melintasi negara itu.

“Ini adalah kegagalan dalam bidang keamanan yang menakjubkan,” kata Ajaj Sahni, salah seorang pengamat dari India.

“Dan itu kelihatannya kegagalan teknologi yang menakjubkan dalam semua aspek bahwa sesuatu seperti ini bisa terjadi.".

Terence Fan, seorang ahli dirgantara dari Singapura mengatakan, bahwa manajemen krisis Malaysia terbukti cacat.

“Kenapa mereka perlu berhari-hari untuk ‘memastikan‘ data radar mereka bahwa pesawat itu telah berbelok ke barat?“ kata Fan.

“Tidakkah mereka sudah tahu sejak hari pertama bahwa sistem komunikasi yang berbeda di pesawat itu dimatikan pada waktu terpisah?“ tambah dia.

Pertanyaan juga muncul kenapa perlu waktu sepekan bagi Malaysia untuk menggeledah rumah pilot setelah pesawat itu menghilang secara membingungkan.




Sumber : DW