Pages

Minggu, Maret 09, 2014

Rusia Tak Lagi Takut Kepada Barat

UKRAINA-(IDB) : Barat terkesima, tak percaya Vladimir Putin menginvasi Ukraina. Semua diplomat Jerman, birokrat euro Prancis dan intelektual Amerika tertegun bertanya-tanya, mengapa Rusia memilih mempertaruhkan hubungan bernilai triliunan dolarnya dengan Barat?

Para pemimpin Barat terpaku tak mengira para penguasa Rusia tak lagi menghormati Eropa seperti mereka perlihatkan usai Perang Dingin.  Rusia tidak lagi menganggap Barat aliansi pembebas. Rusia kini menganggap semua yang ada di benak Barat melulu uang.

Para tangan kanan Putin tahu sekali soal ini. Selama bertahun-tahun para penguasa Rusia telah membeli Eropa.  Orang-orang Rusia mempunyai mansion dan flat mewah dari West End di London sampai Cote d’Azure di Prancis.

Anak-anak Rusia belajar di sekolah-sekolah khusus nan elite di Inggris dan Swiss, sedangkan uang mereka diparkir di bank-bank Austria dan ditampung sistem pajak rendah Inggris.

Lingkaran terdalam kekuasan Putin tak lagi takut terhadap sikap Eropa. Mereka kini tahu betul siapa Eropa. Mereka bisa langsung melihat betapa penjilatnya para aristokrat dan konglomerat Barat itu yang matanya berubah berbinar setiap kali miliaran dolar uang Rusia dimainkan.

Rusia sekarang menganggap Barat munafik karena elite-elite Eropalah yang justru membantu orang-orang Rusia menyembunyikan kekayaannya.

Sekali waktu Rusia menyimak saat kedubes-kedubes Eropa mengutuk korupsi di BUMN-BUMN Rusia. Tapi sekarang tidak lagi. Karena Rusia tahu sekali bahwa para bankir, pengusaha dan pengacara Eropa justru melakukan kerja kotor bagi orang-orang Rusia untuk menyembunyikan uang hasil korupsi mereka di Antila Belanda dan Kepulauan Virgin, Inggris.

Kita tidak sedang membahas uang yang banyak, melainkan uang yang sangat banyak. Bank sentral Rusia memperkirakan dua pertiga dari 56 miliar dolar AS uang yang ada di Rusia pada 2012 ada kaitannya dengan kegiatan-kegiatan ilegal, hasil berbagai kejahatan seperti pungli, uang narkotika atau penggelapan pajak. Ini adalah uang yang digulungkan para bankir kaya raya Inggris sebagai karpet merah demi masuknya orang Rusia ke London.

Di balik korupsi Eropa, Rusia melihat kelemahan Amerika. Kremlin tak yakin negara-negara Eropa, kecuali Jerman, benar-benar independen dari Amerika Serikat. Rusia kini melihat Eropa tak lebih dari negara-negara klien yang bisa dipaksa Washington, untuk tidak berbisnis dengan Kremlin.

Namun ketika Rusia menyaksikan Spanyol, Italia, Yunani dan Portugal saling menyisihkan dalam tender menjadi mitra bisnis terbaik Rusia dalam Uni Eropa, mereka melihat kontrol Amerika atas Eropa perlahan memudar.

Di Moskow, Rusia menyimak kelemahan Amerika di luar Kedubes Moskow.

Suatu waktu Kremlin khawatir petualangan asing akan memicu sanksi ekonomi ala Perang Dingin yang merugikannya seperti larangan ekspor komponen-komponen kunci bagi industri minyaknya atau bahkan diputusnya akses ke sektor perbankan Eropa. Kini kekhawatiran seperti ini tidak ada lagi.

Rusia melihat Amerika bingung karena perjudian Putin di Ukraina menggoyahkan kebijakan luar negeri AS yang lebih memilih membicarakan China atau berpartisipasi dalam perundingan damai Israel-Palestina.

Rusia melihat Amerika rentan: di Afghanistan, di Suriah dan di Iran di mana Amerika Serikat kini amat sangat memerlukan dukungan Rusia untuk melanjutkan pengapalan pasokan-pasokannya, menuanrumahi konferensi perdamaian atau menguatkan sanksi Barat ke Iran.

Moskow tidak gugup. Para elite Rusia telah mengekspos Barat dengan cara luar biasa dengan menawan properti-properti dan rekening-rekening bank Eropa.

Secara teoritis, ini membuat Barat rentan mengingat penarikan dana secara tiba-tiba oleh adanya investigasi pencucian uang dan larangan visa, bisa memangkas kekayaan mereka. Dari masa ke masa Rusia menyaksikan betapa pemerintah-pemerintah Eropa menolak meloloskan undang-undang yang mirip dengan UU Magnistky AS yang mencegah para pemimpin kriminal memasuki Amerika Serikat.

Semua ini membuat Putin percaya diri, sangat percaya diri, percaya bahwa elite Eropa lebih tertarik pada uang ketimbang menghadapinya.

Ini buktinya. Setelah pasukan Rusia mencapai pinggiran Tbilisi, ibukota Georgia, pada 2008, rangkaian pernyataan dan gertakan keluar dari Barat, namun saat dihadapkan pada miliaran dolar dana Rusia, mereka menjadi ciut. Lalu, setelah para tokoh oposisi Rusia diadili, Uni Eropa mengirim surat keprihatinan, tapi sekali lagi mereka bungkam saat miliaran dolar uang Rusia tersaji di hadapan mereka.

Kremlin kini tahu rahasia perang kotor Eropa.  Kremlin tahu pasti sikap Eropa. Orang-orang bermuka masam yang mengendalikan Rusia di era Putin melihat Barat seperti para politisi di akhir masa Soviet.

Menengok era 1980-an, USSR (Uni Soviet) berbicara soal Marxisme internasional padahal Soviet tak lagi mempercayainya.

Kini, Brussels, menurut Rusia, berbicara soal hak asasi manusia tapi mereka sendiri tidak lagi mempercayainya. Eropa sungguh sudah dikendalikan oleh elite bermoralitas hedge fund (pengelola dana atau pialang): Keduk uang dengan cara apa saja, lalu parkir uang itu di luar negeri.




Sumber : Antara

TNI AL Kerahkan Lima Kapal Perang Bantu Cari MH370

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, menyatakan TNI AL segera mengerahkan lima kapal perang dan satu helikopter untuk membantu pencarian pesawat terbang Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 yang hilang kontak sejak kemarin pagi (8/3).

"Tadi saya berkomunikasi dengan Panglima Tentera Laut Diraja Malaysia, Laksamana Tan Sri Abdul Aziz. Intinya, mereka meminta kami membantu mencari pesawat terbang Malaysia Airlines yang dinyatakan hilang kontak itu," katanya kepada ANTARA News, di Jakarta, Minggu.

Lima kapal perang TNI AL yang segera ditugaskan itu, kata dia, semuanya tergabung dalam Komando Armada Indonesia Kawasan Barat Indonesia TNI AL. "Ada yang memang sedang tugas patroli dan ada yang langsung diperintahkan berlayar misi dari pangkalannya," kata dia.

Wilayah operasi pencarian bagi kapal-kapal perang TNI AL itu, kata dia, ada di wilayah perairan Indonesia di Selat Malaka.

"Kami kerahkan kekuatan agar misi pencarian ini segera menunjukkan hasil. Kami senantiasa berkoordinasi dan saling membagi informasi dengan rekan-rekan internasional kami dalam misi pencarian ini," kata Marsetio.

Informasi menyebutkan, radar Tentera Udara Diraja Malaysia dikabarkan "menangkap" pantulan gelombang radar satu wahana udara di sekitar ruang udara Penang, Semenanjung Malaka.

MH370 lepas landas dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing pada pukul 00.41 waktu setempat, Sabtu (8/3). Seharusnya, dia mendarat di Beijing pada 06.40 waktu setempat pada hari sama dalam penerbangan tanpa henti itu.

Akan tetapi, radar Pengendali Ruang Udara Subang, Malaysia, kehilangan kontak --baik di layar monitor radar ataupun suara-- dengan MH370 pada pukul 02.41 waktu setempat. Di dalam MH370 yang memakai Boeing B-777-200ER itu terdapat tujuh warganegara Indonesia; semula dikabarkan ada 12. 




Sumber : Antara

Stemme S15 : Pesawat Riset Lapan Terbaru

Pesawat terbang Hi-Altitude Long Endurance ini akan dimanfaatkan untuk memantau wilayah perairan dan pemetaan wilayah. Selanjutnya akan dipasangi kendali jarak jauh pada kontrol penerbangannya agar bisa diterbangkan tanpa awak.
 
BANDUNG-(IDB) : Selasa  4 Februari 2014 menjadi hari penting yang lain bagi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Setelah berhasil menguasai iptek di bidang satelit mikro dan peroketan, lembaga litbang di bawah Kementerian Ristek ini mulai menapak ke iptek penerbangan tingkat advanced. Hal itu ditandai dengan uji terbang perdana glider performa tinggi Stemme S15 sebagai langkah awal menuju perancangan sistem air-surveilance yang baru bagi Indonesia .
 
Hari itu, glider ramping bermesin tunggal dengan rentang sayap 18 meter tersebut diterbangkan oleh Capt. Irwan dari Balai Kalibrasi Kementerian Perhubungan mengitari Curug, Banten, disaksikan pimpinan Lapan. Dengan wahana dua awak yang bisa terbang hingga 20  jam ini, Lapan berharap dapat menyusun sistem pemantau khusus untuk misi pertahanan dan pemetaan yang mobile, efektif dan efisien bagi wilayah  luas.
 
Merujuk evolusi sistem pengamatan udara taktis di berbagai negara maju, penggunaan pesawat terbang Hi-Altitude Long Endurance memang telah semakin populer. Jika dengan satelit misi pemantauan diketahui rentan halangan awan, hal ini bisa direduksi dengan bermanuver di bawah awan. Setelah menguasai performa S15, Pusat Teknologi Penerbangan Lapan rencananya akan mencangkokan perangkat flight control dengan kendali jarak jauh agar bisa pula diterbangkan tanpa awak.
 
Pilihan atas Stemme S15 dijatuhkan setelah tim teknis mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan kandidat lain seperti Diamond DA42 MPP, Diamond DA40 NG, Diamond HK 36 MPP dan Cessna 172R. S15 adalah varian pesawat glider bermotor rancangan khusus Stemme dirancang untuk misi surveillance atau pemantauan udara. Sayapnya telah diperkuat untuk menenteng perangkat seperti FLIR dan kamera video untuk patroli udara dan monitoring lingkungan.
 
Mendukung Kapal Perang
 
Untuk tahap pertama, sistem pemantauan udara berbasis  S15 ini akan dikerahkan untuk mendukung kapal perang TNI AL dalam operasi pengamanan wilayah perairan. Dengan kecepatan jelajah hanya 220 km/jam, salah satu produk andalan Stemme UMS, Strausberg, Jerman ini, bisa  memantau wilayah sejauh 3.000 km dari ketinggian 400-2.000 meter dengan stabilitas aerodinamik yang amat tinggi.
 
“Kami sudah berdiskusi dengan pihak TNI AL. Pesawat seperti ini bisa menggantikan fungsi kapal ukuran medium. Dengan demikian mereka cukup fokus ke kapal perang besar sebagai kapal komando dan kapal-kapal kecil sebagai kapal kombatan. Untuk memantau wilayah perairan Indonesia, kami pikir cukup dikerahkan empat pesawat seperti ini. Data pantauan bisa dikirim riil-time ke kapal komando,” ungkap Kepala Pustekbang Dr. Gunawan S. Prabowo kepada Angkasa di Jakarta.
 
Ditambahkan, pihaknya tengah berusaha menyiapkan sistem air-surveillance dengan mobilitas yang amat tinggi. Untuk keperluan ini, baik sistem kendali jarak jauh maupun wahana telah dirancang bisa dimasukkan ke dalam kontainer khusus sehingga bisa dikirim ke berbagai tempat.
 
Dari operational requirement yang pernah dipaparkan, Pustekbang juga akan mengaplikasikannya sebagai pesawat riset pemula, wahana untuk  verifikasi dan validasi data citra satelit, pemotretan foto udara, monitoring dan pemetaan daerah banjir, pemantauan titik panas kebakaran hujan, serta  misi riset Lapan lainnya.
 
Angkasa mencatat, perancangan sistem air-surveillance berbasis S15 ini merupakan proyek ketiga Pustekbang terkait program penguasaan  iptek penerbangan. Sementara sebagian enjinirnya dikerahkan untuk menguasai reverse-engineering S15, tahun ini juga sebagian enjinir lainnya diterjunkan untuk merampungkan rancang bangun pesawat komuter N219. Komuter 19 penumpang yang digarap bersama PT Dirgantara Indonesia ini ditargetkan rampung pada 2015.
 
Sebelum ini mereka telah merampungkan sejumlah pesawat tanpa awak (UAV) ukuran kecil untuk mengasah kemampuan perancangan sistem kendali jarak jauh untuk kontrol penerbangan.




Sumber : Angkasa

Pesawat N-219 Start 2015

PT. DI Kantongi Pesanan 150 Unit Pesawat N-219

Menteri Perdagangan dan Perindustrian MS Hidayat bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana melakukan kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Jumat (7/3/2014). Pembahasannya antaralain soal proyek N219 yang sudah dipesan hingga 150 unit.

"Jadi ada pilot project N219 dimana PT DI bersama Lapan akan melakukan riset dan pengembangannya yang didanai oleh Bappenas. Informasi dari PT DI, mereka sudah ada MoU untuk 150 pesawat," ujar Hidayat saat ditemui di Gedung GPM, PT DI, Jalan Pajajaran.

Hidayat mengatakan pesawat tersebut nantinya akan dioperasikan di kawasan Indonesia Timur sebagai transportasi antar daerah. "Ini untuk juga untuk mendukung program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)," katanya.

Secara terpisah, Dirut PT DI Budi Santoso mengatakan, saat ini prototipe pesawat masih dalam proses pembuatan dan diperkirakan selesai pada 2015. "Sudah mulai bikin tooling untuk komponen. Nanti akan kontrak (produksi) setelah terbang (prototipe)," tutur Budi.

Para pemesan yang tertarik dengan N219 yang memiliki kapasitas 19 seat ini antara lain sejumlah maskapai seperti Lion Air, Nusantara Buana Air dan lainnya.

Kandungan Lokal N-219 Capai 60 Persen

Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mendukung PT Dirgantara Indonesia (PT DI) terkait proyek pesawat N219. Pesawat murni hasil rancang bangun putra putri Indonesia ini bakal memiliki kandungan lokal hingga 60%.

Demikian disampaikan oleh Hidayat saat melakukan kunjungan kerja ke PT DI, Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3/2014).

"Kami antusias dari perindustrian, karena tingkat komponen dalam negeri (TKDN) ini sudah diawali 40% dan akan menuju 60% dalam 5 tahun ke depan. Dengan begitu, kita bisa memproteksi mereka. Karena peraturan pemerintah menyampaikan di atas 40% (TKDN) kita tidak akan mengizinkan impor," ujar Hidayat.

Dengan proyek pengembangan N219 ini Hidayat meyakini industri komponen dan pemasok akan tumbuh untuk memenuhi kebutuhan kegiatan produksi N219. Menurut Hidayat untuk membuat pesawat terbang dibutuhkan industri komponen yang banyak.

"75% bagian dari pesawat ini terdiri dari komponen. Itu semuanya dibuat di dalam negeri. Kami dukung karena ini akan menumbuhkan ratusan industri komponen dan supplier yang semuanya akan memperkuat konstruksi industri dalam negeri," katanya.

Namun, komponen-komponen tersebut dikatakan Hidayat harus distandarisasi kualitasnya supaya memenuhi spesifikasi yang diharapkan. "PT DI bersama Kemenperin akan bekerjasama untuk membuat standar itu supaya sesuai spesifikasi," tutur Hidayat.

Ia mengatakan kementeriannya akan menjamin ketersediaan komponen yang dibutuhkan. Komponen-komponen tersebut antara lain mulai dari ban hingga interior pesawat. "Komponen yang jumlahnya ratusan itu akan menjadi tanggungjawab kami," katanya.

Proyek pengembangan pesawat 19 penumpang N219 ini akan dikerjakan PT DI bersama LAPAN, dengan alokasi dana yang dikucurkan dari Bappenas. Saat ini, detail desain tengah diselesaikan untuk kemudian dibuat prototipenya. Segera setelah protipe jadi dan diterbangkan, 150 pesanan pesawat sudah mengantre untuk segera dilayani.

Lini Produksi PT. DI 15 Unit Per Tahun

Bagi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) proyek pengembangan pesawat N219 sangat menggairahkan. Mereka sudah mengantongi pemesanan sebanyak 150 unit pesawat namun saat ini kapasitasnya masih 15 unit/tahun.

"Harapannya ya bisa bagus," kata Asisten Direktur PTDI Irzal Rinaldi Zailani pada wartawan saat ditemui di PT DI, Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3/2014).

Irzal mengatakan PTDI punya kapasitas produksi 10-15 unit pertahun. Namun kapasitas tersebut bisa ditambah jika ada peningkatan peralatan produksi.

Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, Irzal pun menyatakan akan melakukan ekspansi ke pasar internasional. "Setelah ini, tentu kita akan tawarkan ke luar. Karena kompetitor di kelas ini hanya twin otter yang masa umur sayapnya sudah pada habis," ungkapnya.

Seperti diketahui PTDI bersama Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mendapatkan proyek untuk mengembangkan pesawat N219 berkapasitas 19 orang. Untuk pembuatan desain hingga prototipe, pemerintah melalui Bappenas akan mengucurkan dana sekitar US$ 30 juta atau sekitar Rp 300 miliar.

"Untuk riset dan pengembangan sampai dengan prototipe itu di-cover full oleh pemerintah via LAPAN. Jumlahnya sekitar US$ 30 juta," uar Irzal.

Rencananya LAPAN akan melaksanakan uji terbang dan uji struktur, sedangkan PTDI akan membuat prototipenya.

Penjualan 40-45 Unit PT. DI Sudah BEP

Hingga kini PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sudah punya 150 pesanan untuk pembuatan pesawat N219. Berdasarkan perhitungan, PTDI sudah bisa balik modal atau break even point (BEP) saat bisa menjual 40-45 pesawat.

"Asumsinya, kalau 150 pesawat sudah bisa dipesan, tadi saya tanya BEP berapa, kira-kira 40-45-an pesawat katanya," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat saat ditemui saat melakukan kunjungan kerja ke PTDI, Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3/2014).

Prototype N219 ini diharapkan bisa selesai pada 2015 sehingga bisa diujicoba terbang pada 2016. Setelah produksi N219 untuk kebutuhan dalam negeri, PTDI pun diharapkan bisa menjual N219 keluar negeri. Hidayat pun menyatakan akan membantu memasarkan.

"Kenapa PTDI harus komersial itu supaya sustainable," katanya.

Hidayat optimistis BUMN industri dirgantara PT DI berkembang pesat dengan proyek pesawat murni rancang bangun sendiri yaitu N219.

"Harga pesawatnya sekitar US$ 5 juta (Rp 50 miliar)," ujarnya,

Pemerintah Serius Kembangkan Dan Lindungi Industri Dirgantara

Menperin MS Hidayat mengatakan industri dirgantara yang memproduksi pesawat terbang akan terus dikembangkan dan dilindungi agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pesawat kecil untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang sulit dijangkau melalui darat dan laut.

"Kami sangat mendukung industri dirgantara karena pengembangan industri tersebut akan menumbuhkan ratusan bahkan ribuan industri lainnya," ujarnya di sela kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3).

Menurut dia, kebutuhan pesawat di Indonesia sangat besar untuk menghubungkan berbagai daerah. Pemerintah pusat bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan pemerintah daerah telah mendiskusikan spesifikasi kebutuhan pesawat yang bisa menghubungi daerah-daerah terpencil.

Oleh karena itu, katanya, pemerintah mendukung proyek pengembangan pesawat N219 berkapasitas 19 orang oleh PT DI, karena sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri.

"Pesawat dalam negri diperkirakan sudah bisa memenuhi komponen lokal 40 persen dan akan terus ditingkatkan menjadi 60 persen," katanya.

Hidayat berjanji bila komponen lokal pesawat itu sudah mencapai 60 persen, maka akan dilindungi dari persaingan dengan produksi sejenis buatan asing yang lokal kontennya rendah.

Selain Kemenperin, pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga mendukung lewat suntikan dana sebesar Rp 400 miliar untuk melakukan riset dan pengembangan (R&D) pesawat N219.

PT DI akan bekerja sama dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) untuk riset dan pengembangan N129 sebanyak empat prototipe pesawat yang akan diujicoba.

"Tahun ini, kami menganggarkan bantuan riset melalu LAPAN sebanyak Rp 310 miliar tahun ini dan Rp 90 miliar tahun depan," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana yang juga berkunjung ke PT DI.

VP Marketing PT DI, Arie Wibowo, mengatakan pihaknya membutuhkan dana riset dan pengembangan N219 sekitar Rp 500 miliar. "Sisanya akan kami ambil dari hasil penjualan kami," katanya.

Selama ini BUMN strategis tersebut telah memproduksi dan memasarkan pesawat CN235, di samping helikopter, dan NC212, serta sejumlah komponen pesawat yang nilai ekspornya mencapai 25-30 juta dolar AS/tahun.

Sementara itu, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi mengatakan industri pesawat terbang akan menumbuhkan ratusan industri komponen.

"Saat ini ada sekitar 40-50 industri komponen yang berpotensi mampu mendukung pengembangan pesawat tersebut," katanya. 




Sumber : Detik

AS Dan Jepang Mengembangkan Kapal Tempur Pesisir

The trimaran USS Independence – Litoral Combat Ship USN


JKGR-(IDB) : Pada November 2001  Angkatan Laut Amerika Serikat mengajukan proposal keluarga baru kombatan permukaan. Kapal sekelas destroyer yang mampu beroperasi di perairan dangkal pesisir (Litoral) dengan persenjataan jarak jauh untuk mendukung pendaratan Marinir.


Proyek destroyer berkemampuan serang darat ini kemudian dihentikan karena biaya  tinggi. Dan sekarang Menteri Pertahanan Chuck Hagel memberi sinyal bahwa proyek kapal perang litoral kecil pun menghadapi kesulitan akibat masalah pendanaan, ia mengusulkan hanya 32 kapal diproduksi dari 52 unit yang awalnya direncanakan, dan mengarahkan Angkatan Laut untuk mulai mencari alternatif yang lebih hemat.


Ini jadi masalah besar bagi Angkatan Laut AS, karena kelas kapal baru ini sangat diharapkan untuk menghadapi tantangan yang berkembang saat ini dan di luar kemampuan kapal-kapal perang yang ada. Misalnya, cruiser dengan kemampuan pertahanan rudal akan menyediakan kemampuan yang lebih besar dan lebih presisi dalam melacak maneuver rudal balistik yang dikembangkan oleh China.


Di tengah kekhawatiran dampak negatif  pemotongan anggaran pertahanan militer AS bagi kemampuan pelaksanaan rencana “Poros Asia” Amerika Serikat, AS dan pemerintah Jepang belum lama ini mengumumkan rencana bersama untuk mengembangkan kapal baru berkecepatan tinggi yang mampu membawa helikopter.


Type 022 PLAN – fast attack craft/missile boat


Keputusan ini juga didorong semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas kapal tempur pesisir Angkatan Laut China. China berencana mengadakan 83 unit kapal rudal baru yang setara dengan Type 022 Littoral Combat Ship. Hanya dalam tujuh tahun, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China telah membangun 83 unit Type 022 dengan perkiraan biaya hanya sebesar $40 juta USD per kapal. 

Dan produksi tinggi tengah terus berlangsung di berbagai galangan kapal China. Angkatan Laut AS, di sisi lain, hanya mampu membangun dua unit LCS (Litoral Combat Ship) dalam rentang waktu yang sama, namun dengan biaya lebih dari $600 juta USD per unit. Destroyer siluman dengan multi hull (Trimaran) ini dibangun oleh   General Dynamics berkompetisi dengan design kapal perang pesisir Lockheed Martin.


Sebagai reaksi dari semakin meningkatnya kemampuan Angkatan Laut China (PLAN), perwakilan pemerintah AS dan Jepang mengumumkan bahwa Kementerian Pertahanan Jepang dan Departemen Pertahanan AS akan mengadakan studi untuk pengembangan bersama kapal di bawah perjanjian bilateral  MDA (Mutual Defense Assistance).


Pada 4 Maret Jepang 2014 memperoleh izin dari Amerika Serikat untuk merancang versi Jepang dari kapal tempur pesisir yang akan dibangun dengan bantuan AS.


Menurut laporan di media Jepang, J-LCS (Japan-Litoral Combat Ship) berkecepatan tinggi akan memberikan Japan Maritime Self Defense Force (JMSDF) kemampuan untuk cepat melakukan intervensi selama serangan kapal-kapal China di dekat pulau Senkaku/Diaoyu dan wilayah yang diperebutkan di laut Cina Timur. Analis China berspekulasi bahwa J-LCS ditujukan sebagai counter untuk Type 056 corvette dan Type 022 missile boat Angkatan Laut China (PLAN), dua jenis kapal yang kemungkinan akan dikerahkan ke wilayah sengketa jika hubungan dua negara terus memburuk. 

Selain itu, laporan awal menunjukkan bahwa lambung kapal sedikit diperbesar hingga mempunyai tonase lebih dari 1.000 ton dan bisa menampung SH-60K helikopter anti kapal selam dan helikopter MCH-101 airborne mine countermeasures (AMCM).


PLAN Type 056 Class OPV(Offshore patrol vessel)/Corvette


Indonesia


Indonesia sudah memulai program pembangunan Kapal Tempur Pesisir ini dengan proyek kapal Trimaran. Proyek kapal Trimaran adalah mulai muncul dari ide (mantan) KSAL Slamet Subiyanto pada 2005 lalu.


Kapal ini dibangun oleh PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jatim. Kapal ini dirancang memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK, dibuat dengan teknologi tinggi berbahan serat optik, dipersenjatai peluru kendali dengan jarak tembak hingga 120 kilometer.


Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 114 miliar ($12.5 juta USD) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011. TNI Angkatan Laut meluncurkan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 31 Agustus 2012.


Litoral Combat Ship Trimaran produksi dalam negeri

Setelah peristiwa terbakarnya kapal pertama dan pembangunan ulang, belum terdengar kembali kabar resmi dari pemerintah mengenai kapal Siluman buatan dalam negeri ini.

Arah strategi militer US, Jepang dan China saat ini termasuk memberikan perhatian besar pada pengembangan Kapal Tempur Pesisir dengan kemampuan beroperasi di perairan dangkal, berkecepatan tinggi dan dilengkapi fitur siluman serta persenjataan canggih untuk menghadapi tantangan di Asia Pasifik yang memanas. 

Tampaknya TNI AL punya visi jauh ke depan, Indonesia dengan kepulauan dan wilayah luas perairan dangkal di beberapa hotspot internasional sangat ideal bagi beroperasinya kapal jenis ini. Dan jika membandingkan US yang mengeluarkan dana $600 juta per unit (127.4 m), China $40 juta per unit (42.6 m), maka biaya kapal perang pesisir Made In Indonesia yang “hanya” $12.5 juta USD per unit (63 m) termasuk sangat masuk akal untuk terus dikembangkan di dalam negeri. 




Sumber : JKGR

Mengintip Kapal Selam Kelas Kilo Buatan Jerman...???

(U-212A Project)

JKGR-(IDB) : Ya…judul di atas agak janggal, kita ambil dari press realese Dispenarmatim dalam berita berkaitan Komando Armada RI Kawasan Timur yang akan menggelar kekuatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AL dalam waktu dekat di dermaga Koarmatim Ujung Surabaya. Berikut petikan beritanya:

” Kemudian kapal perang jenis korvet,frigate,destroyer vanspeilk kapal patroli cepat (Fast Patrol Boat) buatan PT PAL Indonesia, Kapal Cepat Rudal dan Kapal Cepat Torpedo (KCT),kapal Penyapu Ranjau,dan Buru Ranjau (BR),kapal bantu,Kapal Selam Kelas Kilo buatan Jerman dan berbagai macam kapal perang lainnya  “

Semua formiler tahu Kapal selam jenis Kilo adalah buatan Rusia dan menimbulkan pertanyaan kapal selam yang mana yang dimaksud oleh Dispenarmatim, yang jelas-jelas tahu akan seluk beluk alutsista yang dipakai, karena mereka adalah usernya.


Kapal Selam Kilo Indonesia
 
Dalam release resmi terakhir pengadaan kapal selam jenis killo masih dalam tahap peninjauan team TNI AL ke pangkalan  Northen Fleet Rusia pada february lalu dan belum diputuskan akan mengambil berapa buah kapal selam killo dari yang dihibahkan. Sehingga bila menganut statemen resmi dari pemerintah maka KS Kilo belum berenang di wilayah kedaulatan kita dan belum menjadi alutsista TNI AL.


Sedangkan bila  menurut analisa dan rumor yang berkembang di forum militer bahwa KS kilo sudah beroperasi dan sudah lama menjadi Arsenal TNI AL. Ada yang menyimpulkan TNI AL sudah mempunyai 2 unit KS Killo bekas dan 2 unit KS Improve Killo 936 yang terakhir datang pada tahun 2013 tetapi Informasinya dirahasiakan. Bila memang Informasinya dirahasiakan keberadaannya, kenapa KS Killo akan ditampilkan dalam gelar alutsista TNI AL?.


Kapal selam kelas Kilo buatan Jerman (disingkat menjadi KSK2BJ)
 
Yang menarik adalah mengulas kapal selam jenis ini. Bila informasi ini merupakan jenis informasi background dari pemerintah maka kita hanya bisa menganalisanya. Analisanya adalah yang dimaksud oleh Dispenarmatim itu, KS setara Killo buatan Jerman. Jenis KS buatan Jerman yang setara dengan KS Kilo adalah KS type U 212/U 214.


Kapal selam U212 adalah pengembangan dari kapal selam U209 yang ber AIP. Kapal selam baru buatan Jerman U-212 A ini hampir tidak bersuara. Juga hampir tidak memancarkan radiasi panas dan sepenuhnya terbuat dari logam non magnetik. U-212 A merupakan kapal selam tercanggih di dunia karena menggunakan sel bahan bakar hidrogen yang dikembangkan oleh galangan kapal angkatan laut Jerman Howaldtswerke Deutsche Werft, yang mengklaim itu menjadi “puncak teknologi kapal selam Jerman.”


Kapal super-stealth ini adalah yang pertama dari jenis yang akan diaktifkan oleh sel bahan bakar hidrogen revolusioner yang memungkinkan itu pelayaran tanpa kebisingan atau knalpot panas. Desain struktur sirip kemudi belakang yang berbentuk silang atau huruf “X”, mampu menyelam di perairan dangkal, bahkan hingga kedalaman hanya 15 m! Cocok sekali buat peran “sea denial” ALKI dengan kedalaman laut dangkal. Lambung atau hull menggunakan non magnetic steel, dilengkapi dengan anechoic tiles atau pelapis penyerap gelombang akustik.


Menurut Bernd Arjes, seorang kapten di Angkatan Laut Jerman. ”Kami beroperasi di perairan pesisir sekitar Eropa dan kapal selam ini dirancang khusus untuk menemukan kapal selam. Jika Anda ingin menemukan kapal selam lain tentu saja anda harus tak bersuara,” katanya. 

Dengan teknologi terbaru, ia menambahkan, “Kapal selam ini hampir tidak terdeteksi”. U-212 A tidak seperti kapal selam konvensional, yang perlu udara untuk membakar solar, fuel cell tidak memerlukan oksigen untuk beroperasi. Ini berarti dapat tetap terendam selama berminggu-minggu – menahan napas berkali-kali lebih lama dari sepupu kapal selam yang menenggak solar.Sebagai kapal selam pemukul kapal selam dipersenjatai 12 torpedo kelas berat yang dipandu, masing-masing mampu menghancurkan sebuah kapal perang atau menonaktifkan sebuah kapal induk.



Setelah Angkatan Laut Italia memesan 2 unit KS U 212 A versi ekspor selanjutnya diberi nama type U 214 yang diekspor ke beberapa negara diantaranya Yunani, Korea selatan,Turki dan Portugal.


KS U214 Yunani
 
Kontrak pertama ketika HDW memenangkan tender pembuatan tiga kapal selam diesel kelas U214 dan satu option di bawah program Archimedes pada Februari 2000. Kontrak ini merupakan kontrak pertama untuk kelas U214. Kapal selam dilengkapi dengan sistem AIP (Air-Independent Propulsion) membuat sebuah kapal selam diesel mampu beroperasi dibawah permukaan air lebih lama. ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) sebagai induk perusahaan HDW membeli HSY pada Januari 2005, menanamkan investasi yang besar untuk memodernisasi galangan kapal tersebut agar mampu membangun kapal selam modern. 

Saat ini, HSY menjadi galangan kapal selam konvensional terbesar dan termaju di kawasan Mediterania. Kapal selam pertama dibangun di HDW sedangkan sisanya dibangun di HSY. Konstruksi kapal selam pertama dimulai Februari 2001 dan diluncurkan di Kiel April 2004. Kapal selam pertama diberi nama HS Papanikolis S120, sedangkan kapal ketiga dan selanjutnya diberi nama HS Pipinos S121, HS Matrozos S122, dan HS Katsonis S123.


Pemerintah Yunani menolak menerima kapal selam pertama HS Papanikolis S120 dari HDW pada 2006, dengan alasan ditemukan masalah teknis dan rancangan yang cacat. AL Yunani menemukan kinerja sistem AIP yang buruk, sistem pertempuran ISUS bermasalah, isu sistem hidraulik serta buruknya kemampuan muncul dipermukaan pada high sea. AL Yunani meminta HDW untuk memperbaiki kelemahan tersebut. HDW telah melakukan perbaikan pada HS Papanikos, tetapi kapal selam masih berada di dok di Kiel sejak 2006, menunggu pemerintah Yunani menerimanya. Akan tetapi Yunani tetap tidak menerima meskipun kapal selam telah memenuhi persyaratan bahkan dalam beberapa kasus ada yang melebihi. Sebagai tambahan HS Papanikos telah mendapatkan sertifikasi dari Bundesamt für Wehrtechnik und Beschaffung (BWB). HDW meminta pembayaran HS Papanikos Juli 2007 tetapi Yunani menolak membayarnya.


HDW dan HSY mengadakan beberapa kali pertemuan dengan pemerintah Yunani lebih dari dua tahun tetapi tidak diperoleh penyelesaian. Kedua perusahaan bermaksud mencatatkan masalah ini ke arbitrase internasional.Sementara itu, tiga kapal lainnya dilaporkan telah berada pada tahap akhir penyelesaian. HS Pipinos diluncurkan April 2007, HS Matrozos 2008 dan terakhir HS Katsonis 2008. HS Okeanos S118 merupakan kapal selam pertama yang yang diluncurkan di HSY setelah dimodernisasi di bawah program Neptune II pada 26 Februari 2009.


Sebuah situs pertahanan Yunani memberitakan pada 28 Mei 2009, KASAL Yunani Laksamana George Karamalikis mengatakan AL Yunani akan menerima tiga kapal selam yang dibuat di HSY sedangkan Papanikos tidak akan diterima, sebagai gantinya akan dipesan satu kapal selam baru untuk memenuhi kebutuhan empat unit. HDW diijinkan untuk MENJUAL Papanikos kepada negara lain. Karena alasan sesungguhnya Yunani lagi dilanda resesi ekonomi berat sehingga tidak sanggup membayar pembelian Kapal selam tersebut,

HS Papanikos di HDW, Kiel, Jerman


Andai KS kelas Kilo buatan Jerman itu HS Papanikolis S120
 
Indonesia sebagai negara pengguna KS U209 dan mempunyai hubungan baik dengan pemerintahan Jerman pastinya ditawari Kapal selam U214 yang tidak terbayar milik Yunani tersebut. Kedatangan Presiden SBY ke Jerman pada tahun 2013 menghasilkan beberapa kesepakatan pembelian alutsista.yang diungkap ke publik diantaranya pembelian 103 MBT Tank Leopard dan 50 unit Marder,18 unit Pesawat Latih Grob,pembelian material khusus untuk pasukan khusus dan pemeliharaan baterai kapal selam dan menghasilkan sebuah Memorandum of Understanding (MoU) kegiatan dalam bidang pertahanan. Sedangkan pembelian alutsista strategis lainnya bisa saja tidak diungkap ke publik karena Inodnesia dan Jerman mempunyai MOU perlindungan Informasia.

“Telah ditandatangani MoU tentang perlindungan informasi guna keperluan pengembangan industri pertahanan agar keperluan informasi industri pertahanan dapat dikelola dan dijaga oleh kedua pihak,” ujar Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dalam keterangannya di Berlin, Jerman, pada hari Selasa tgl 5/3/2013

Bila kontrak pembelian KS U214 eks Yunani tersebut dibuat pada tahun 2013 maka pada tahun ini 2014 adalah saat kedatangan KS setara Kilo buatan Jerman dan ikut gelar alutsista TNI AL. Sebelum dikirim pastinya pihak TNI AL menginginkan perubahan perubahan speck sesuai yang diinginkan, misal penginstalan missile IDAS. IDAS (Interactive Defense and Attack System for Submarines) adalah misil anti pesawat pertama di dunia yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan laut. IDAS menjadi salah satu ancaman P8 Poseidon karena jangkauannya cukup jauh, 20 km.


Gelar kekuatan Alutsista TNI AL pada minggu depan adalah ajang pergelaran Alutsista yang sudah dimiliki TNI AL pada periode 2004-2014. Gelar tersebut sebagai bentuk Inspeksi kesiapan Alutsista TNI AL dalam menjaga keutuhan NKRI dan Kita akan menunggu manuver KS kelas Kilo buatan Jerman atau dengan cal sign KSK2BJ

Sebagai rakyat yang cinta akan TNI yang kuat menuju Indonesia jaya tidak akan menolak bila Pemerintah mengambil kebijakan membeli KS U214 eks Yunani mengekor sukses  pembelian Usman Harun Class. 




Sumber : JKGR

Paskhas TNI AU Uji Terampil Perseorangan Prajurit

MALANG-(IDB) : Dalam memelihara dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan operasional satuan yang tinggi, belum lama ini Detasemen Matra 2 Paskhas TNI AU menyelenggarakan Uji Terampil Perorangan tahun 2014 dengan melaksanakan latihan perorangan selama lima hari di sekitar Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Sebagai satuan khusus matra udara yang bertugas sebagai Pengendali Pangkalan (Dallan), Pengendali Tempur (Dalpur), SAR Tempur (Sarpur), dan Jump Master, Detasemen Matra 2 Paskhas TNI AU tidak hanya mampu, bahkan harus mahir dalam melaksanakan Uji Terampil Perorangan (UTP).

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri, sikap, mental dan disiplin seorang Prajurit. Selain itu latihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di medan operasi.

Komandan Detasemen Matra 2 Paskhas, Mayor Psk. Deni Ramdani sekaligus Pimpinan Latihan, mengatakan Uji Terampil Perorangan merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan secara terencana, terarah, terukur dan terkoordinasi agar dapat diketahui sejauh mana hasil yang telah dicapai sehingga dapat dievaluasi sebagai bahan dalam penyempurnaan kegiatan.

Dengan demikian latihan yang dilaksanakan pada masa mendatang akan lebih baik, lebih realistis serta dapat mencapai tujuan maupun sasaran yang ditetapkan.

Oleh karenanya, menurut Mayor Psk. Deni Ramdani, latihan kemampuan perorangan merupakan program satuan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Latihan ini sebagai upaya pembinaan dan penyiapan prajurit profesional untuk melaksanakan tugas di daerah operasi.

Lebih lanjut, dikatakan, keterbatasan yang ada jangan dijadikan alasan untuk bermalas malasan dalam berlatih, maksimalkan kemampuan prajurit dengan tidak melupakan safety dan lamja.

Dinas Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh dalam siaran persnya, menyebutkan, Latihan Uji Terampil Perorangan terdiri dari latihan perorangan dasar dan latihan perorangan lanjut sesuai dengan Sasbinpuan Korpaskhas maupun Sasbinpuan Detasemen Matra 2 Paskhas.

Latihan tersebut meliputi Speed March, HanMarch, lempar pisau, rappelling, GPS, menembak, gerakan perorangan, survival, lintas medan, pioner, handak, halang rintang, renang militer dan IMPK.




Sumber : Jurnas

Diskusi Pembangunan Radar Nasional

JAKARTA-(IDB) : Panglima Kohanudnas Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja bersama Kadisinfolahtaau Marsma TNI Johny Kadarma, SE saat berdiskusi dengan Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Tri Budi Satrio, Pati Staf Ahli TK II Bid Was Aspas Hubint Panglima TNI Marsma TNI Agus Sudarya, SH, S.E, M.M, M.Sc, Staf Ahli Menhan Bidang Industri dan Teknologi, Kabalitbang Kemhan, Kabaranahan Kemhan, Staf LIPI, Staf BPPT, Kasubdis Iptek Dislitbangau, Kasubdis Radar Diskomlekau, Dandepohar 50, para pejabat Kohanudnas, Kosekhanudnas I, KKIP, serta perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi elektronik tentang membangun Industri Radar Nasional dalam rangka mewujudkan sistem pertahanan udara Nasional yang handal di ruang rapat Makohanudnas Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat (21/2). 

Pada diskusi tersebut, Pangkohanudnas mengatakan agar kita sebagai anak bangsa memiliki komitmen untuk bisa mewujudkan pembangunan Industri Radar Dalam Negeri. Sebagai anak bangsa kita harus memiliki semangat untuk bersatu mewujudkan pembangunan ini, dengan demikian kita tidak tergantung dengan luar negeri dan kerahasiaan sistem pertahanan udara dapat terjamin.

ITT Exelis Tawarkan Radar Kepada Kohanudnas


Panglima Kohanudnas Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja dan Kas Kohanudnas Marsma TNI Bonar Hutagaol saat mengikuti presentasi Radar Portable LCR-2020 Medium Range dan S-3D Long Range yang merupakan produk USA di ruang rapat Makohanudnas Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (6/3). Presentasi tersebut diikuti oleh Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Tri Budi Satrio dan para pejabat Kohanudnas dan Kosekhanudnas I.




Sumber : Kohanudnas

Indonesia "Maintains Principled Stand On Kosovo"

BELGRADE-(IDB) : Serbia is grateful to Indonesia for the principled support to its efforts to protect legitimate interests over the unilaterally declared independence of Kosovo.

This is what Serbian Defense Minister Nebojša Rodić told Indonesian Ambassador in Serbia Samuel Samson as they met in Belgrade.

During the meeting, the officials said that Serbia's EU membership was "the country's main goal in terms of foreign policy but it will not affect Serbia's wish to realize cooperation with friendly countries in the East and the West on grounds of partnership and respect," the Defense Ministry said.

The two countries' cooperation is based on mutual respect ever since the establishment of diplomatic relations in 1954, which later developed further through the exceptionally positive cooperation within the Non-Aligned Movement up to this day, said a statement.

The officials agreed that the two countries' relations have improved considerably as supported by the recently concluded Tourism Fair hosted by Serbia and Indonesia together.

During the meeting, Rodić and Samson said that cooperation in the defense sector can be further improved, especially since the Agreement on cooperation in the defense sector signed in September 2011 has created the legal framework and conditions for development and intensification of cooperation.

The focus of cooperation in the defense sector will be realized through enhancement of military-medical, military-educational and military-economic cooperation, as well as the cooperation in the fight against terrorism and exchange of experience on participation in peacekeeping missions.




Source : B92