Pages

Kamis, Februari 13, 2014

Berita Foto : Serah Terima Pesawat T50i-GE

JAKARTA-(IDB) : Ini adalah peristiwa yang jarang terjadi. Satu Skadron full alias 16 unit pesawat tempur berbaris rapih memenuhi tarmac Landasan Udara. Namun demikianlah yang terjadi saat seremoni serah terima pesawat tempur-latih T-50i dari Korea Selatan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Sebanyak 16 unit pesawat tempur itu didatangkan langsung dari Madiun ke Jakarta.



Selain T-50i, tampak pula jet tempur Su-30Mk2, Super Tucano, Grob G-120TP, CN-295, Nbell-412 hingga CN-235 Patroli Maritim TNI AL. Disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, formasi 4 buah T-50i dikawal 2 buah Su-30MK2 melakukan Flypass. Turut memeriahkan juga aksi akrobatik solo Grob G-120TP. Meski kecil dan tampak manis, aksi aerobatik pesawat buatan Jerman ini sungguh mengagumkan. Tak salah jika kemudian Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan akan menambah lagi pesawat ini hingga total 24 unit.

Kembali ke T-50i, hingga kini total sudah 16 buah diterima dan dioperasikan oleh TNI-AU, tepatnya di Skadron 15 Iswahyudi Madiun. Kedatangannya yang lumayan cepat menimbulkan masalah tersendiri, yaitu kurangnya pilot untuk mengemudikan T-50i. Nah, apakah anda atau ada kerabat yang berminat? TNI-AU tampaknya butuh banyak pemuda untuk menjadi pilot tempur.















Sumber : ARC

T50i-GE Pesawat Tempur Baru TNI AU

JAKARTA-(IDB) : TNI AU mendatangkan 16 pesawat tempur T-50i untuk meremajakan alutsista udaranya. Pesawat yang digunakan untuk melatih calon penerbang tempur ini mempunyai beberapa keunggulan. Salah satunya mampu memuntahkan 2.000 peluru per menit.

Sebanyak 12 dari total 16 pesawat yang didatangkan dari Korean Aerospace Industries dipajang di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Kamis (13/2/2014). Sebagian berwarna biru kuning khas tim aerobatik legendaris TNI AU "Elang Biru" dan delapan sisanya berwarna kamuflase hijau sehingga bisa digunakan untuk misi tempur.

Kadispen AU Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan, pesawat ini akan digunakan sebagai pesawat Fighter Lead in Trainer atau untuk melatih calon penerbang tempur. Pesawat T-50i memiliki panjang 43 kaki, lebar sayap 31 kaki dan tinggi 16 kaki.

Dengan total kapasitas angkut persenjataan 5 ton, pesawat ini dilengkapi dengan kanon gatling internal 3 laras General Dynamics 20mm. Dengan spesifikasi ini, pesawat tempur T-50i mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit.

"Sebagai pesawat tempur, T-50i memiliki kelincahan, kepraktisan, dan kemampuan persenjataan untuk digunakan dalam misi multirole. Sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan terhadap sasaran bawah," kata Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto.

Pesawat ini mampu membawa semua jenis bom, rudal, maupun roket. Rencananya T-50i akan dilengkapi dengan radar udara sehingga mampu mengubah misi dari latih jet menjadi semua misi operasi

Dengan mesin General Electric F404-GE-102, pesawat T-50i mampu menghasilkan daya dorong 17.700 poinds dengan after burner dan 11.000 pounds dengan tenaga mil power. Pesawat ini bisa mencapai kecepatan maksimal 1,5 kali kecepatan suara atau 1.600 km/jam. Ia bisa terbang hingga ketinggian maksimal 55.000 kaki.




Sumber : Detik

Australia Pantau Latihan Militer China di Selatan Jawa

DARWIN-(IDB) : Angkatan Udara Australia (RAAF) memantau latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tanpa pengumuman terlebih dahulu oleh tiga kapal perang China di perairan internasional di utara Australia.
Latihan Angkatan Laut yang tidak biasanya itu akhir minggu lalu dianggap sebagai langkah sengaja oleh China untuk mengirim pesan jelas kepada kawasan.

Untuk pertama kalinya, Angkatan Laut China mengirim kapal-kapal perang berlayar melalui Selat Sunda.

Kapal-kapal itu berlayar menyusur perairan selatan Jawa, dekat dengan Christmas Island, dan kemudian melewati Selat Lombok.

Langkah itu dianggap sebagai unjuk kekuatan militer yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh China, dan akan mempunyai dampak signifikan terhadap penentuan kebijakan keamanan dan strategis untuk Australia dan negara-negara kawasan, terutama Indonesia dan India.

Para analis berpendapat, dengan mengirim kapal-kapal perang melalui kawasan dengan cara seperti itu, Beijing ingin menunjukkan dengan jelas bahwa China kini menganggap Samudra Hindia sebagai prioritas strategis.

Menurut para analis, ini mengisyaratkan bahwa China akan mengerahkan militernya untuk melindungi kepentingannya di kawasan, jika perlu.

TNI, No Comment 

Sejumlah media asing memberitakan soal latihan kapal-kapal perang China di dekat perairan Indonesia dan Australia. Dikonfirmasi, TNI bungkam.

"Tanya dulu ke Kemlu," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul dihubungi VIVAnews, Kamis 13 Februari 2014.

TNI tahu operasi itu? "Sekali lagi, tanyakan kepada Kemlu karena dia gerbang pertamanya. Soal izin-izin itu kan dari sana (Kemlu) semua," kata Iskandar.

Diberitakan sebelumnya, tiga kapal China yang latihan awal Februari lalu itu berlayar di sebelah selatan lepas pantai Pulau Jawa dan dekat Pulau Christmas, yang merupakan milik Australia. Langkah ini menunjukkan makin percaya dirinya militer China di tengah sengketa teritorial dengan sejumlah negara di Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Demikian laporan dari harian Brisbane Times mengutip sumber di kalangan pengamat dan militer Australia. Ketegangan China dengan sejumlah negara soal sengketa teritorial itu telah mendapat perhatian masyarakat internasional, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry dari AS yang akhir pekan ini berkunjung ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.

Menurut harian itu, Angkatan Udara Australia menggerakan sebuah pesawat pengintai untuk memantau situasi di perbatasan utara wilayah mereka. Pesawat AP-3C Orion diterbangkan dari Pangkalan Angkatan Udara Edinburgh, dekat Adelaide, begitu militer Australia menerima laporan bahwa tiga kapal perang China bergerak mendekati perbatasan utara laut mereka awal Februari lalu.

Dari pantauan itu, rombongan kapal China itu terdiri dari dua destroyer dan satu kapal pendarat yang mampu mengangkut ratusan personel. Tampaknya mereka gelar latihan. Ini merupakan kali pertama latihan militer China itu berlangsung dekat perairan Australia.




Sumber : Detik

Presiden SBY Saksikan Serah Terima Pesawat T50i-GE

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Kamis (13/2) menyaksikan secara langsung serah terima 16 unit pesawat tempur ringan T-50i Golden Eagle dari Korea Aerospace Industry (KAI) kepada Kementerian Pertahanan dalam upacara yang berlangsung di Taxy Way Echo, Lanud Halim PK, Jakarta,
 
Disamping Presiden SBY, turut hadir pada acara serah terima pesawat tempur itu Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro, Menko Bidang Polhukkam, Djoko Suyanto, KSAD Jenderal TNI Budiman, KSAL Laksamana TNI Marsetyo, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Kasum TNI Marsekal Madya TNI Boy Syahril Qamar, Pimpinan Komisi I DPR, Dubes Korsel untuk Indonesia, Kim Young Sun, Kepala Staf Angkatan Udara Korsel, Jenderal Sung IL Hwan, serta Presiden KAI Korea, Ha Sung Young.


Usai prosesi penyerahan pesawat, Presiden dan para pejabat lainnya berkesempatan melihat Fly Pass yang dilakukan 4 pesawat T-50i serta dua pesawat Sukhoi yang melintas menuju arah podium. Ditambah lagi pada kesempatan itu 1 pesawat latih Grob buatan Jerman juga melaksanakan terbang Solo Aerobatic.


Setelah menikmati pertunjukan Fly Pass 4 pesawat tempur baru milik TNI AU dan Solo Aerobatic dari pesawat latih Grob, Presiden SBY didampingi Menhan, serta pejabat lainnya langsung meninjau pesawat T-50i dan pesawat baru jenis lainnya yang di display di Taxy Way Echo dan pelataran Skadron Udara 17 Halim Perdana Kusuma, Jakarta.


Pada kesempatan itu Presiden duduk di Cockpit dari pesawat T-50i dengan mendapat penjelasan dari pilot tempur TNI AU, Letkol Pnb Wastu sekaligus sebagai Komandan Skadron Udara 15 Pangkalan Udara Utama Iswahyudi, Jawa Timur. Presiden SBY juga meneruskan peninjauannya ke pesawat Sukhoi, pesawat latih Grob dan Super Tucano, serta pesawat angkut CN-295 dan CN-235.


T-50i merupakan pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea dan dikembangkan KAI dibantu Lockeed Martin, Indonesia adalah operator perdana T-50i Golden Eagle di luar Korea Selatan. Pesawat T-50i mampu ditempatkan digaris depan sebagai Light Fighter yang dilengkapi dengan peralatan tempur (Missile Guided/Unguided), Rocket, Bomb, Canon 20mm serta Radar).  Disamping itu pesawat ini juga bisa dipergunakan untuk keperluan latih lanjut (Advance Training) bagi pilot tempur.

Kementerian pertahanan RI menandatangani kontrak pembelian 16 unit pesawat T-50i beserta peralatan pendukungnya dengan pihak Korea Aerospace Industries, LTD.  Korea pada bulan Mei tahun 2011 dengan nilai kontrak sebesar USD. 400 juta. Pemerintah membeli 16 unit T-50i, sebagai pengganti pesawat Hawk MK-53 hasil pengadaan tahun 1977 yang telah habis masa pakainya pada tahun 2012. 





Sumber : DMC

Kemhan Serahkan 16 Unit Pesawat T-50i Golden Eagle Kepada TNI AU

JAKARTA-(IDB) : Bertempat di Taxi Way Echo, Lanud Halim P.K, Korea Aerospace Industry (KAI) hari ini Kamis (13/2) menyerahkan 16 (enam belas) unit pesawat tempur ringan bermesin jet T-50i Golden Eagle kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan selanjutnya diserahkan kepada TNI AU melalui Mabes TNI untuk dioperasionalkan.    Hal ini merupakan pelaksanaan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 25 Mei 2011 dengan total nilai kontrak sebesar 400 juta USD.

Acara serah terima pesawat T-50i tersebut disaksikan langsung Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Kasad Jenderal TNI Budiman, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E., Dubes Republik Korea Selatan untuk Indonesia, Kepala Staf Angkatan Udara Korea Selatan, Komisioner DAPA, serta pimpinan  KAI.

Pesawat tempur ringan T-50i ini akan digunakan sebagai pesawat pengganti Hawk MK-53 yang menjadi bagian dari Skadron Udara 15, Lanud Iswahjudi di bawah Komando Operasi AU-II.  Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang.  T-50i adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea dan dikembangkan oleh Korean Aerospace Industry dengan bantuan Lockheed Martin. Pesawat T-50i mampu ditempatkan digaris depan sebagai Light Fighter yang dilengkapi dengan peralatan tempur (Missile Guided/Unguided, Rocket, Bomb, Canon 20 mm serta radar).  Pesawat ini juga bisa dipergunakan untuk keperluan latih lanjut (Advance Training) bagi penerbang tempur.

Dengan kehadiran pesawat T-50i tersebut, maka status pembangunan kekuatan matra udara pada Renstra 2010-2014 dalam rangka modernisasi Alutsista TNI sebagai berikut:
Skadron pesawat tempur strategis Sukhoi telah lengkap sebanyak 16 unit.    Tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 dari Amerika Serikat sebanyak 24 unit.   Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 Skadron dalam rangka mendukung operasi pegamanan dalam negeri.  Selain itu, akan segera tiba UAV (Pesawat Terbang Tanpa Awak) untuk mengisi Skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak

Untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit Pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerjasama produksi antara PT. DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 Skadron CN-295, dan  2 unit  CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.  Dalam rangka mendukung kegiatan airlift dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130 H yang sudah mulai tiba secara bertahap.   TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter, sebanyak 1 Skadron.  Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang rencananya akan menjadi 24 unit.

Untuk rotary wing, telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helly Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helly Full Combat SAR EC-725 Caugar dari Euro Copter sebanyak 6 unit.  Sedangkan untuk Pertahanan Udara Nasional,  telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 batere/6 firing unit buatan Reinmetall Air Defence Switserland untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU dan 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.

Sebagai implementasi terbitnya UU No. 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan serta Perpres 59 Tahun 2013 tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan,  pembangunan kekuatan pertahanan telah mendapat dukungan dari Industri Pertahanan Dalam Negeri, baik BUMN maupun BUMS, antara lain  PT. DI, PT. Pindad, PT. PAL, PT. LEN, PT. Palindo, PT. CMS dan PT. Sari Bahari serta Industri Pertahanan lainnya sesuai kompetensinya masing-masing.




Sumber : DMC

Berita Foto : 49 Prajurit TNI Konga Pindah Camp

KONGO-(IDB) : 49 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-K/MONUSCO berpindah camp. Camp baru mereka berada di daerah Mokke, Republik Demokratik Kongo.
49 Prajurit TNI Konga Pindah Camp
TOB (Temporary Operational Base) di daerah Mokke merupakan camp-camp sementara yang berada di daerah tempat kerja yang letaknya sangat jauh dari base camp Markas Satgas Kizi TNI di Bumi Nusantara Camp, Dungu.(Konga)
49 Prajurit TNI Konga Pindah Camp
Sebanyak 49 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) bergerak menuju camp baru di daerah Mokke, Republik Demokratik Kongo, Minggu (9/2/2014).(Konga)
49 Prajurit TNI Konga Pindah Camp
Camp-camp tersebut akan berdiri selama tugas yang diberikan oleh ES (Engineering Section), lebih kurang memakan waktu 8 (delapan) bulan.(Konga)
Sumber : Detik

Korea Pushing Helos, Mini-F-16, And Devil Killer At Singapore Airshow

SINGAPORE-(IDB) : Korea Aerospace Industries (KAI) revealed new details at the Singapore Airshow about export plans for the Surion helicopter, D/K tactical combat unmanned aerial vehicle (UAV), and the T-50 Golden Eagle supersonic aircraft.

“We are marketing the Surion helicopter to Southeast Asia, Latin America, and Eastern European,” said a KAI official. Possible sales include Indonesia, Iraq, Peru, Philippines, and Turkey.

The 8.7-ton class Surion is a multi-purpose utility helicopter with a range of variants, including amphibious, anti-submarine warfare/maritime patrol, medical evacuation (MEDEVAC), search-and-rescue (SAR), police, and coast guard.

The Surion will replace Korea’s aging UH-1H helicopters. The first prototype rolled out in July 2009 and was followed by its first flight in March 2010. It has a digital glass cockpit, advanced articulated hub, crashworthy frame, 4-axis automatic flight control system, and is powered by a newly designed GE T700-701K engine with full authority digital engine control.

The KAI official said that 24 Surion transport variants were delivered to the Korean army in December 2013 and two police variants to the National Police Agency. The army signed a contract for 66 Surions for the Korean army in December 2013. The Korean army plans to procure 250 in total. The National Policy Agency wants at least 20 aircraft, which will include VIP and SAR variants. The army plans to use the Surions for air assault operations and transport operations. “We also signed a contract in 2013 to supply 22 amphibious variants for the Korean Marine Corps and eight units of MEDEVACs for the army.”

KAI is also marketing a new UAV for the first time at the Singapore Airshow. The D/K tactical combat, dubbed the “Devil Killer,” is a prototype reconnaissance UAV capable of carrying a small bomb, the KAI official said.

The D/K is a small UAV with a weight of only 55 lbs. It can be launched from various vehicles using air compression or rocket booster. With a range of 25 miles, the UAV can be launched from a ship or a road vehicle.

Some analysts, due to the fact it can be used to strike ground targets or ships when outfitted with a bomb, have dubbed the vehicle the “suicide” or “kamikaze” UAV, but KAI would not elaborate on this aspect.

KAI did confirm that the company was in negotiations with the Philippines for 12 T-50 jet aircraft for combat missions. “It will be designated the T-50ph,” the KAI official said. “We are in the final stage of negotiations with Manila and are awaiting a decision.”

So far KAI has delivered 16 T-50i aircraft to Indonesia under a 2011 contract. “These aircraft have been delivered,” and production started in 2013 for 24 T-50 aircraft for Iraq, he said.

KAI is expanding its marketing to include Latin America and Africa.

The T-50 is also competing for the US T-X competition for 350 trainers to replace the T-38 Talon. The T-50 will face down the Alenia Aermacchi M-346 Master trainer and BAE Systems Hawk 128 Advanced Jet Trainer. In December, Boeing and Saab signed a joint development agreement to develop and build a T-X training solution for the competition.

The KAI official said that the T-50 Golden Eagle was the export variant of the FA-50 Fighting Eagle deployed with the Korean air force. The aircraft’s configuration has earned it the nickname “Mini F-16.” The Korean air force also flies the T-50B aerobatic aircraft for its demonstration team, the Black Eagles, outfitted with an enhanced smoke oil tank and cameras. The FA-50 has greater survivability systems such as multi-mode radar, radar warning receiver, chaff and flare dispenser, tactical data link, and smart weapon capability that includes the Joint Direct Attack Munition (GBU-38) and the CBU-105 Sensor Fuzed Weapon.




Source : Defesenews

KSAU Dan Menkopolhukam Terbang Pakai Pesawat Tempur T50i

JAKARTA-(IDB) : Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Djoko Suyanto dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marskal TNI Putu Dunia, terbang menggunakan pesawat tempur T 50i Golden Eagle Skadron Udara 15 Wing 3 Lanud Iswahyudi, dengan Call SignGolden Flight, Rabu (12/2/2014). 

Menggendarai pesawat berbeda, Djoko Suyanto terbang bersama dengan Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastu dengan pesawat TT 5004, sementara KSAU Marskal TNI Putu Dunia menggunakan pesawat TT 5008 diterbangkan mayor Pnb Hendra Supryadi.


Terbang dilaksanakan selama satu jam dengan rute Lanud Halim-Pelabuan Ratu-Lanud Halim. Selama terbang melaksanakan manuver seperti Loop, Barrell roll, Formasi dan Cugan 8 dimana ketika melaksanakan manuver tersebut KSAU langsung yang memegang kemudi pesawat.


"Pesawat T 50i Golden Eagle buatan Korea ini yang nantinya akan dioperasikan di Skadron Udara 15 Wing 3 Lanud Iswahyudi Madiun, menggantikan Pesawat Hawk MK 53 setelah dioperasikan sejak tahun delapan puluhan," kata KSAU saat menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (12/2/2014).


Dirinya menjelaskan, dengan bertambahnya alutsista ini diharapkan mampu melaksanakan tugas lebih optimal dalam mengamankan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.


Sementara itu, Komandan Skadron Udara 15 Wing 3 Lanud Iswahyudi Letkol Pnb Wastu, merasa bangga memperoleh kesempatan menerbangkan pesawat tempur T 50i Golden Eagle buatan Korea ini.


"Pesawat ini sangat canggih yang dilengkapi dengan sistem avionik digital, persenjataan dan Radar Warning Reciver (RWR) sehingga mampu mendeteksi keberadaan musuh dari segala arah," kata Wastu setelah melaksanakan terbang dengan Menkopolhukam di Suma 2 Lanud Halim.


Lebih lanjut 16 pesawat ini dan 8 pesawat dipersiapkan selain sebagai pesawat tempur juga, untuk mencetak dan melatih para penerbang muda sebelum mereka mengawaki pesawat tempur generasi empat sampai empat setengah yang dimiliki TNI AU.

Sedangkan yang 8 dipersiapkan sebagai Jupiter Aerobatic Team yang pernah dimiliki TNI AU yaitu "Elang Biru"




Sumber : Tribunnews

Embarkasi Satgas ENCAP Latma Komodo 2014

JAKARTA-(IDB) : Satuan Tugas (Satgas)  Engineering Civic Action Project (ENCAP)  Latma Multilateral Komodo 2014 yang akan diberangkatan ke Kepulauan  Natuna dan Kepulauan Anambas  melaksanakan embarkasi personel dan material dengan menggunakan KRI Banjarmasin-592 di Dermaga JITC-II, Tanjung Priok Jakarta Utara, Selasa (11/2).

Personel satgas ENCAP yang melaksanakan embarkasi ini sebanyak 250 personel yang berasal dari Pasmar 1 Surabaya dan Pasmar 2 Jakarta, dengan membawa material berupa perlengkapan alat pertukangan, genset dan tenda posko lapangan serta peralatan lainnya.


Tim Satgas ENCAP tersebut akan melaksanakan berbagai kegiatan rehabilitasi dan pembangunan fasilitas-fasilitas umum untuk masyarakat di kepulauan Natuna seperti di  Pulau  Laut, Pulau Sedanau, Pulau  Sabang Mawang, Pulau Bunguran dan di Kepulauan Anabas yaitu Pulau  Jemaja, Pulau Mengkait, Pulau  Memperuk dan Pulau Tarempa.


Satgas ENCAP Latma Multilateral Komodo 2014 ini  dipimpin oleh Kolonel Marinir Tri Subandiyana  yang sehari-hari menjabat Komandan Resimen Bantuan Tempur-2 Marinir (Danmenbanpur-2 Marinir). Satgas ini  rencananya akan melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan pembangunan fasilitas umum mulai  14 Februari sampai dengan 2 April 2014.


Selain Satgas ENCAP, ikut juga  melaksanakan embarkasi di KRI Banjarmasin-592 ini,  Satuan tugas  Komlek  (komunikasi dan elektronika) yang berjumlah 75 personel dengan peralatan komunikasi yang akan dipasang di pulau-pulau tempat latihan Latma Komodo 2014.





Sumber : Koarmabar

Menhan : TNI AU Perlu Lebih Banyak Pesawat Angkut Taktis

MADRID-(IDB) : TNI AU masih memerlukan lebih banyak pesawat angkut militer taktis CN-295. Bukan hanya untuk kebutuhan militer, tapi juga untuk operasi bantuan dan pertolongan kemanusiaan pada bencana alam.

Hal itu ditegaskan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro di sela-sela kunjungan kerja balasan ke Spanyol untuk melakukan pertemuan dengan Menhan Pedro Morenes Eulate dan meninjau industri pesawat militer Airbus Military di San Pablo, Sevilla, baru-baru ini.

"Memang ada permintaan dari TNI AU untuk menambah lagi 7 unit CN-295, sehingga total menjadi 16 unit atau satu skuadron. Hanya memang masih harus kita proses dalam rencana strategis," ujar Menhan.

Menurut Menhan, berdasarkan pertimbangan kebutuhan memang pesawat CN-295 ini penting bagi Indonesia, tidak hanya untuk operasi militer kalau meletus perang, tetapi juga untuk tujuan non- perang, seperti operasi bantuan kemanusiaan dan logistik pada bencana alam.

"Apalagi di negara kita ini bencana alam banyak sekali terjadi. Pada bencana alam di Sinabung kemarin kita kerahkan CN-295, juga ke negara tetangga Philipina saat ada bencana alam di sana," imbuh Menhan.

Dikatakan bahwa Kementerian Pertahanan memahami betul kebutuhan pesawat angkut ini tidak hanya untuk kepentingan strategis TNI AU, tetapi untuk kebutuhan lain juga, misalnya untuk operasi pengalihan hujan atau memicu hujan buatan, jika ibukota Jakarta terancam banjir besar.

"Operasi seperti ini hanya dapat dilakukan dengan pesawat angkut. Tidak bisa dengan pesawat tempur atau pesawat sipil," tegas Menhan.

Lanjut Menhan, usulan TNI AU itu telah melalui proses ketat, baik proses di pemerintahan, DPR, maupun internal birokrasi Kemenhan dan pihaknya yakin penambahan 7 unit lagi CN-295 itu akan dikabulkan.

Saat ini sebagaimana disampaikan Atase Pertahanan RI Madrid Kol. Laut (E) Agus Adriyanto kepada detikcom Den Haag, Rabu (6/2/2014), realisasi pengadaan pesawat angkut taktis militer C- 295, selanjutnya CN-295, adalah 9 unit dalam bingkai kerjasama produksi dan pengembangan industri penerbangan antara Airbus Military dan PT Dirgantara Indonesia.

Sebanyak 7 unit awal diproduksi di Sevilla dan 2 unit lainnya di Bandung. Selanjutnya untuk produksi 7 unit berikutnya (totalnya 16 unit atau 1 skuadron) juga diproduksi di Bandung.

Kunjungan Menhan RI ini merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Menhan Spanyol Pedro Morenes Eulate ke Jakarta pada 12-13 Pebruari 2013, di mana pada kesempatan tersebut telah ditandatangani MoU Kerjasama Bidang Pertahanan.

Sehari sebelumnya Menhan RI didampingi Sekretaris Negara Bidang Pertahanan Spanyol Pedro Arguelles Salaverria, Dubes RI di Madrid Yuli Mumpuni Widarso dan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Ir. Budi Santoso telah mengunjungi industri pesawat militer Airbus Military di Sevilla.

Menhan antara lain meninjau persiapan peluncuran produksi CN-295 unit ke-6, yang siap diterbangkan ke Indonesia pada awal Maret 2014, melihat produksi pesawat angkut superjumbo A- 400 dan petempur Eurofighter Typhoon.




Sumber : Detik

2013, Tahun Kenangan Manis Indonesia Rusia

JAKARTA-(IDB) : 2013 ternyata menyisakan kenangan manis terhadap hubungan bilateral Indonesia-Rusia. Pernyataan bernada positif tersebut disampaikan oleh Dubes Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin.

"Tahun lalu merupakan tahun yang sangat produktif untuk ikatan bilateral Indonesia-Rusia dalam sejumlah bidang kerja sama," ujar Galuzin, saat ditemui di Jakarta, Senin (10/2/2014).

Hal tersebut dibuktikan dengan dialog antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela pertemuan APEC di Bali Oktober 2013. Dalam dialog tersebut, kedua pemimpin negara setuju untuk meningkatkan kerja sama ke langkah lebih maju.

Dalam catatan Galuzin, di bidang ekonomi kedua negara telah mencapai volume perdagangan sebesar USD3 juta. Tidak hanya itu, sejumlah sektor lain turut mengalami kenaikan signifikan. Sektor pertahanan, aviasi, dan proyek konstruksi merupakan contoh nyata sektor kerja sama Indonesia-Rusia yang telah meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara khusus sektor militer, pembelian beberapa pesawat tempur jenis Sukhoi pada 2013, adalah bukti nyata peningkatan kerjasama yang semakin erat antara kedua negara. Selain itu, kerja sama di bidang militer merupakan kontribusi Rusia dalam memperkuat pertahanan dan keamanan nasional di Tanah Air.




Sumber : Okezone