Pages

Senin, Februari 10, 2014

Analisis : Singapura, Biarkan Dia Dengan Kegelisahannya

ANALISIS-(IDB) : Akhir bulan Maret mendatang, jika tidak aral melintang Presiden SBY akan meresmikan batalyon Marinir 10 di Batam Riau.  Begitu penting kah sehingga peresmian sebuah satuan tempur berkualifikasi serbu harus diresmikan oleh orang nomor satu di negeri ini.  Lalu adakah kaitannya dengan kegalauan Singapura mempermasalahkan KRI Usman Harun dengan kehadiran satuan tempur “hantu laut” di depan rumahnya.



Penempatan satuan tempur secara permanen di batas terdepan negara yang langsung berhadapan dengan halaman tetangga memiliki arti penting dan strategis. Pembangunan batalyon Marinir 10 di pulau Setoko Batam adalah atas instruksi langsung panglima tertinggi SBY.  Sehingga suka atau tidak suka batalyon ini memiliki aura yang berbeda dengan satuan lain meski personil yang akan mengisi satuan ini diambil dari sejumlah batalyon Marinir di Jawa.  Inilah satu-satunya batalyon tempur Marinir yang berhadapan langsung dengan rumah sebelah.  Ke depan sangat dimungkinkan pengembangan satuan tempur ini menjadi setingkat Brigade.

Tank Amfibi BMP3F Marinir


Bagi Singapura sangat dimungkinkan kehadiran batalyon serbu pantai ini menjadi beban mental.  Karena sejarah Singapura tentu mencatat kisah heroik 2 KKO (Korps Komando Operasi) Indonesia yang menjalankan tugas one way ticket di negeri itu pada masa konfrontasi tahun 60an. 
Boleh saja kita memahaminya seperti ini: Dengan 2 KKO saja mereka merasa tercabik apalagi dengan 1 batalyon penuh.  KKO yang sekarang bernama Marinir sangat luar biasa perkembangannya.



Indonesia saat ini memiliki dua divisi Marinir dan sedang membangun divisi ketiga di Sorong Papua berkekuatan 15 ribu pasukan berikut alutsistanya.  Persenjataan yang dimiliki pasukan elite angkatan laut saat ini terdiri dari 60 tank amfibi terbaru jenis BMP-3F, ratusan tank dan panser jenis lain seperti PT76, BTR50, BTR80, APC-10, MLRS RM Grad, Howitzer, Rudal QW3, Kapa dan lain-lain.  Belanja alutsista untuk Marinir jalan terus, terakhir dengan memesan 55 tank BTR-4 dari Ukraina.



Sebenarnya kalau Indonesia mau “ngeledek” negeri mungil yang menggemaskan itu itu banyak cara bisa dilakukan, ketika nama Usman Harun dipermasalahkan. Bisa saja nama batalyon 10 Marinir itu dinamai  Yon 10 Mar/Usman Harun atau pangkalan TNI AL di pulau Nipah ditulis besar-besar bernama Lanal Usman Harun.  Kalau mau lebih spektakuler lagi Bandara Hang Nadim Batam diganti namanya menjadi Bandara Usman Harun.



Tapi kita yakin persoalan pemberian nama KRI Usman Harun hanya merupakan rengekan anak kecil yang tak harus disikapi dengan panas hati.  Biar saja dia merengek dan ngambek sampai membatalkan undangan Singapore Air Show untuk petinggi Kemhan dan Panglima TNI yang sudah dia buat sendiri.  Yang rugi dia sendiri karena ajang pameran alutsista itu tentu terkait dengan bisnis senjata dan dunia tahu bahwa Indonesia adalah gadis manis yang sedang dikejar-kejar produsen senjata dunia.

Kapal perang Bremen Class yg dilirik TNI AL


Biar saja dia misalnya tak ikut Komodo Naval Exercise di Natuna bulan depan, biarkan saja misalnya dia tak berminat lagi dengan serial latihan Indopura AU dan AL.  Biar saja, kita ikuti saja aliran emosinya tanpa harus menanggapi.  
Ini salah satu cara mengajari dia dengan mengedepankan kecerdasan diplomatik berwajah bening. Kita juga mau lihat bagaimana nanti reaksinya ketika Presiden SBY hadir di Batam untuk meresmikan batalyon Marinir 10.  Logikanya karena ini peresmian satuan tempur elite di garis depan yang diresmikan RI-1 tentu akan banyak kapal perang dan jet tempur yang datang di Batam, apalagi ada even latgab Komodo bersama 17 negara lain.



Makanya hari-hari ke depan ini kita ikuti saja jalan cerita “sinetron” Usman Harun tanpa perlu mengepalkan tangan. Kita juga ingin tahu seberapa dalam nilai kekecewaannya terhadap nama Usman Harun itu.  Bisa saja dalam bingkai politik dalam negerinya sebagai pengalihan isu karena negeri itu baru saja dilanda rusuh ekspatriat yang kebetulan sama warna etnisnya dengan Menlu Shanmugam.  Bukankah efek dari rusuh itu membekas di kalangan etnis tertentu disana dan sebagai lem perekatnya dikeluarkanlah pernyataan galaunya sekaligus untuk mengukur kadar kebangsaaan warga Singapura.



Bisa juga karena negeri itu gelisah dengan perkembangan kekuatan ekonomi dan militer Indonesia.  Bagaimanapun negeri kepulauan besar di selatan dan timur negaranya dalam anggapannya punya peluang besar mematikan eksistensinya di masa depan.  Punya puluhan jet tempur canggih tapi ruang udara terbatas, punya 6 kapal selam tetapi perairannya secuil.  Komposisi penduduknya yang lima setengah juta itu 45 persen adalah pendatang.  Ruang pandangnya sangat sempit karena ketika hendak terbang begitu take off sudah harus ke luar negaranya.  Bandingkan dengan dua tetangganya Indonesia dan Malaysia yang menikmati sajian alam raya darat air dan udara yang luas melimpah.



Dalam pandangan kita itulah sejatinya kegelisahan eksistensi psikologis Singapura.  Sebuah negara makmur, sejahtera, semua ada apapun bisa, tapi miskin sumber daya alam dan terbatas ruang gerak dan geliat pernafasan perjalanan berbangsanya.  Maka bersyukurlah kita kepada Allah telah dikarunia tanah air yang luas, subur dan kaya meski penduduknya sebagian belum makmur sejahtera.  Maka bersyukurlah kita punya negara bernama Republik Indonesia yang kadar kebangsaannya membanggakan.  Maka bersyukurlah kita karena pengawal republik sedang digagahperkasakan karena itu bagian dari jawaban agar tidak ada lagi tetangga yang mencoba mendikte.  Maka bersyukurlah kita karena Singapura ngambek dengan nama Usman Harun karena setidaknya kita kembali membuka sejarah heoik keduanya yang membanggakan nilai-nilai kebangsaan kita.
Sumber : Analisis

Berita Foto : PM Xanana Gusmao Kunjungi Kemenhan RI

JAKARTA-(IDB) : PM Timor Leste Xanana Gusmao disambut dengan upacara militer saat mengunjungi Kemenhan.

Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmao berjalan di karpet merah saat disambut dengan upacara militer di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Senin (10/2). 

Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmao tampak memberi penghormatan di hadapan barisan prajurit militer di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Senin (10/2). 

Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmao disambut Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro saat upacara penyambutan di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Senin (10/2). 

Usai upacara penyambutan, Menhan Purnomo Yusgiantoro memperlihatkan sejumlah koleksi serta miniatur alat utama sistem senjata (alutsista) yang ada di kantornya kepada PM Timor Leste Xanana Gusmao. 

Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmao didampingi Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro saat melihat sejumlah koleksi serta miniatur Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) di kantor Kemenhan. 

Usai melihat koleksi Alutsista, keduanya kemudian langsung mengadakan pertemuan tertutup membahas mengenai kerjasama bilateral antara RI-Timor Leste. 




Sumber : Merdeka

Menlu AS Kembali Akan Kunjungi Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Luar NeAgeri Amerika Serikat John Kerry, kembali mengunjungi Indonesia untuk membicarakan beberapa kerjasama bilateral, regional, dan global. Ini merupakan bagian dari rangkaian tur kunjungan kerja Kerry ke sejumlah negara Asia selama seminggu mulai paruh kedua pekan ini. 
Demikian ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, di Washington DC, Minggu waktu setempat. Selain Indonesia, Kerry juga bertandang ke Korea Selatan, China, dan Uni Emirat Arab.

"Selama 13-18 Februari, Menteri Luar Negeri John Kerry akan berkunjung ke Seoul, Beijing, Jakarta, dan Abu Dhabi untuk menemui para pejabat senior pemerintah setempat dan membicarakan sejumlah isu bilateral, regional, dan global. Ini merupakan kunjungan kali kelima Menlu Kerry sejak tahun lalu," kata Psaki dalam keterangan tertulis di laman resmi Deplu AS.

Di Jakarta, Kerry akan menegaskan dukungan AS atas meningkatnya kepemimpinan Indonesia atas tantangan-tantangan global. Kerry juga akan menindaklanjuti kerjasama AS dan Indonesia atas beberapa isu seperti perubahan iklim, keamanan, demokrasi, integrasi kawasan, dan hak asasi manusia.

"Beliau juga akan turut memimpin Pertemuan Komisi Bersama di bawah Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia. Dia juga akan menegaskan pentingnya hubungan kami dengan institusi-institusi multilateral Asia saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN [di Jakarta]," lanjut Psaki.

Ini merupakan kunjungan kerja kali kedua Kerry ke Indonesia. Sebelumnya dia datang ke Bali untuk memimpin delegasi AS dalam Pertemuan Tahunan Tingkat Tinggi Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) awal Oktober 2013. Kerry waktu itu menggantikan Obama, yang batal hadir karena harus mengurus krisis anggaran pemerintah AS.




Sumber : Vivanews

Komisi I Dukung Pembentukan Kogabwilhan

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI mendukung pembentukan formasi Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) regional. Kogabwilhan merupakan kebijakan militer yang aturannya bakal diterapkan pada Juni 2014.
 
“Komisi I secara prinsip mendukung (Kogabwilhan),” kata Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq usai rapat kerja (raker) dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2).


Sekadar diketahui, konsep Kogabwilhan dapat mempercepat usaha atau memperkuat daya tangkal TNI. Kekuatan regional Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara akan terintegrasi ke dalam kelompok pertahanan terpadu.


Nantinya ditempatkan titik pertahanan tertentu untuk menjaga integritas teritorial dan kedaulatan negara. Empat kelompok Kogabwilhan kabarnya mencakup Aceh, Natuna (Kepulauan Riau), Papua dan Attambua (Nusa Tenggara Timur).


“Panglima TNI memang akan mengembangkan konsep tadi (Kogabwilhan). Sebagai contoh misalnya pulau Natunam sebagai respons meningkatnya tensi di sana. Gagasan ini memang harus didukung oleh banyak hal,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. 




Sumber : Beritasatu

Pelepasan Satgas Encap Latma Multilateral Komodo Naval Exercise 2014


JAKARTA-(IDB) : Bertempat di lapangan apel Brigif-2 Marinir Kesatrian Marinir Hartono Cilandak Jakarta, Kepala Staf Korps Marinir (Kas Kormar) Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara memimpin Apel Gelar dan pelepasan satgas Encap Latma Multilateral Komodo Naval Exercise 2014 Selatan, Senin (10/02/2014).

Bertindak selaku Komandan Upacara yang sekaligus Komandan Satgas Encap Latma Komodo, Kolonel Marinir Tri Subandiyana yang jabatan sehari-harinya Komandan Resimen Bantuan Tempur-2 Marinir (Danmenbanpur-2 Mar).


Kegiatan diawali dengan paparan Dansatgas Encap kepada Kas Kormar di ruang VIP Batalyon Infanteri-6 Marinir dilanjutkan dengan apel pelepasan. 

Pada kesempatan apel Kas Kormar menyempatkan mengecek kesiapan personel dan material yang akan dibawa ke daerah operasi latihan dikepulauan Natuna. Dari pengecekan Kas Kormar mendapat gambaran kesiapan satgas dengan digelarnya seluruh perlengkapan mulai dari alat pertukangan, genset hingga tenda posko lapangan. 

Seluruhnya telah disiapkan dengan baik guna mendukung terlaksananya latihan secara maksimal. Pada kesempatan amanat, Kas Kormar menyampaikan agar para prajurit  dapat melaksanakan latihan dengan sebaik-baiknya dan menjaga nama baik Korps. 

Tiap-tiap personel mempunyai beban untuk membuktikan bahwa prajurit Marinir adalah prajurit yang religius dan humanis dengan dapat bekerjasama membangun infrastruktur desa tidak hanya dengan masyarakat, namun juga dengan tentara pasukan asing, terlebih lagi ini adalah latihan skala internasional pertama kali yang akan dilaksanakan oleh TNI AL.


Pada bagian lain, Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari juga mengingatkan kepada seluruh prajurit, bahwa sekarang sedang berlangsung musim kampanye dan pesta demokrasi Pemilu Pilcaleg dan Pilpres, “Jangan sampai prajurit TNI khususnya prajurit Korps Marinir dimanfaatkan oleh partai politik“, demikian pesan Kas Kormar kepada seluruh personel Satgas Encap Marinir.

Dalam latihan yang dimulai pada 14 Februari hingga 2 April 2014 tersebut, para prajurit Korps Marinir akan melaksanakan kegiatan membangun fasilitas umum masyarakat di Kepulauan Natuna diantaranya pulau Laut, Sedanau, Sabang Mawang, Bunguran dan di Kepulauan Anabas seperti di pulau Semala, Mengkait, Memperuk dan Tarempa.

Hadir pada apel gelar tersebut Danpasmar-2 Brigjen TNI  (Mar) Denny Kurniadi, S.Mn., Kas Guspurlabar Kolonel Laut Dadi Hartanto, Asops Guspurlabar Kolonel Laut A. Wibisono, Kadiskomlek Kormar Kolonel Marinir Baidowi Octavidia dan pejabat teras Kormar/Pasmar-2.




Sumber : Kormar

Soal Penanganan Imigran Gelap, DPR Kecam Australia

Australia dinilai tidak bijak dalam menangani imigran gelap. Negara Kanguru itu bahkan bisa dianggap melanggar hak asasi manusia dan konvensi internasional perlindungan imigran. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menganggap Australia meledek Indonesia.

JAKARTA-(IDB) : Kebijakan Pemerintah Australia mengusir kembali para imigran gelap dari wilayah perairan Australia ke wilayah Indonesia dapat dianggap melanggar hak asasi manusia dan konvensi internasional perlindungan imigran. Kebijakan Australia itu juga bisa memicu ketegangan politik.



"Seharusnya Australia mencari solusi lebih komprehensif dengan cara berkoordinasi dengan negara-negara yang dilintasi imigran: Indonesia, Singapura, Malaysia, dan lain-lain. Kemudian mengajak negara-negara tersebut berkoordinasi dengan negara asal imigran dan UNHCR di PBB," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, di Jakarta, Minggu (9/2).



Politisi PDIP ini mengungkapkan, pada tahun 1975-1980-an, Indonesia pernah menerima ratusan ribu imigran gelap dari Vietnam. Indonesia mampu menyelesaikan persoalan itu secara baik-baik dan lebih beradab tanpa menimbulkan ketegangan di kawasan.  



"Mengusir imigran yang sakit dan kelaparan dapat dianggap pembunuhan massal. Sekarang lebih dari 69 ribu imigran sedang bersiap di sekitar Malaysia akan menuju Australia. Kalau mereka berangkat berbarengan lalu Australia berkukuh dengan cara seperti sekarang, bakal terjadi kematian massal di perairan," katanya.



Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai Australia sedang mempermainkan Indonesia terkait persoalan imigran gelap. "Langkah Australia menggiring imigran ke wilayah Indonesia itu namanya meledek. Sebagai pimpinan DPR, saya marah," tegasnya.



Seperti diketahui, Australia mengembalikan pencari suaka dari wilayahnya ke Indonesia. Sebanyak 34 imigran dari empat negara ditemukan terdampar di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (5/2). 



Sebelumnya, Kepolisian Resor Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, mengamankan 45 imigran gelap asal Afrika yang ditolak masuk Australia. Imigran yang diselamatkan, berasal dari Iran, Banglades, Nepal, dan Pakistan, itu datang menggunakan sekoci penyelamat. 



Polisi menduga sekoci penyelamat itu milik kepolisian Australia. Sekoci serat kaca berwarna jingga itu berkapasitas 96 orang, buatan Cina tahun 2013, dengan berat total 5.203 kilogram. Sekoci itu dilengkapi sabuk pengaman, pelampung, penyejuk ruangan, peralatan navigasi, serta pasokan makanan dan air. Sekoci serupa ditemukan di Pantai Cikepuh, Kecamatan Ciracap, Sukabumi, Jabar, pada pertengahan Januari.




Sumber  : Jurnamen

Yonif-733 Raider Latiahan Selam Tempur Di Lantamal IX Ambon

AMBON-(IDB) : Guna meningkatkan kemampuan personel Batalyon Infanteri-733 Raider Kodam XVI Patimura dalam menguasai ilmu pertempuran aspek laut, sebanyak 82 personel Pasukan elite baret hijau itu melaksanakan latihan selam tempur (Combat Driver) di Pantai Teluk Dalam, Ambon, Maluku, Jum’at (07/02).

Sebelumnya, para prajurit Raider telah berlatih selam dasar (Scuba Diver) selama satu minggu di Kolam Renang Tirta Loka Mako Lantamal IX, dibawah asuhan pelatih (instruktur) dari Lantamal IX. Rencananya latihan ini dilaksanakan  selama kurang lebih 15 hari mulai awal Februari hingga pertengnahan bulan Februari 2014.

Dalam latihan ini, menggunakan alat selam dasar Scuba, Fins, Masker dan Snorkel. Diselenggarakannya latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit Raider dalam menguasai ilmu tentang pertempuran aspek laut. 




Sumber : Koarmatim

Prajurit Kri Frans Kaisiepo–368 Ikuti Apel Satuan Kapal Eskorta

SURABAYA-(IDB) : Prajurit KRI Frans Kaisiepo (FKO) – 368 yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim TNI Konga XXVIII-F / UNIFIL 2014 mengikuti Apel Satuan Kapal Eskorta (Satkor) di lapangan apel Satkor Koarmatim, Ujung, Surabaya Senin (10/02). Apel satuan dipimpin oleh Pejabat Sementara Komandan Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Kolonel Laut (P) Yayan Sofyan, S.T. diikuti seluruh prajurit KRI di jajaran Satkor Koarmatim.

Dansatkor saat melaksanakan pemeriksaan personel Satgas didampingi Komandan KRI Frans Kaisiepo – 368 Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi, Komandan KRI Diponegoro – 365 Letkol Laut (P) Hersan, S.H., Komandan KRI Sultan Hasanudin – 366 Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto, dan Palaksa KRI FKO – 368 Mayor Laut (P) Dwi Cahyo Sugianto, S.T.

Dansatkor dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam waktu dekat KRI Frans Kaisiepo akan melaksanakan tugas membawa nama besar bangsa dan negara Indonesia melalui Maritime Task Force di Lebanon. Untuk itu seluruh prajurit agar memperhatikan masalah teknis mulai dari kesiapan kapal dan dukungan logistik selama pelayaran.

“Dengan waktu tugas yang cukup lama diharapkan komunikasi dan keharmonisan keluarga agar terus dijaga oleh setiap prajurit KRI FKO – 368, sehingga senantiasa dapat melaksanakan tugas dengan baik tanpa hambatan apapun”, ujar Komandan yang pernah memimpin KRI FKO-368 dalam misi yang sama ke Lebanon tahun 2010 lalu.

Lebih lanjut Dansatkor menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kedisiplinan seluruh prajurit Satkor khususnya anggota tidur dalam yang menepati jam pesiar yang telah ditentukan, sehingga pelanggaran disiplin dapat diminimalisir.

“Menuju World Class Navy, sebagai prajurit TN AL yang profesional kita dituntut untuk berinovasi ditengah organisasi yang dinamis”, kata Dansatkor. Untuk itu Dansatkor berharap agar setiap prajurit terus bekerja dengan penuh tanggung jawab dan berdoa agar selalu diberikan keselamatan dalam setiap penugasan.




Sumber : Koarmatim

Wadan PMPP TNI Tinjau Kesiapan KRI Frans Kaisiepo – 368

SURABAYA-(IDB) : Usai penutupan Latihan Pra Tugas (Latpratugas) Satgas Maritim TNI Konga XXVIIIF/UNIFIL 2014 di Pusat Latihan Kapal Perang Koarmatim, Surabaya, Wadan PMPP TNI Kolonel Pnb Irwan Ishak Dunggala berkesempatan mengunjungi KRI Frans Kaisiepo (FKO) – 368 dengan didampingi Komandan KRI Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi selaku Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-F / UNIFIL 2014,  Kamis, (6/2).


Pada kunjungan tersebut Wadan PMPP TNI meninjau ruangan mesin kapal, ruangan kesehatan, dapur, lounge room bintara dan tamtama. Setelah melaksanakan Latpratugas di Kolatarmatim selama satu bulan, KRI FKO direncanakan akan dilepas dari Koarmatim Surabaya menuju Kolinlamil Jakarta pada tanggal 21 Februari 2014.

Keberangkatan KRI FKO dalam mengemban misi PBB bersama unsur – unsur yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF) 448 di perairan Lebanon merupakan misi yang kedua kalinya bagi KRI FKO – 368. Kebanggaan dan kehormatan bagi seluruh prajurit KRI FKO diharapkan mampu memberikan yang terbaik dalam penugasan yang akan berlangsung selama 10 bulan tersebut.




Sumber : Koarmatim

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/ UNIFIL 2014 Siap Ke Lebanon

SURABAYA-(IDB) : Prajurit KRI Frans Kaisiepo-368 yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Konga  XXVIII-F/ UNIFIL 2014  siap diberangkatkan menuju Lebanon. Hal ini setelah mereka menyelesaikan Latihan Pratugas selama sebulan penuh sejak 7 Januari lalu. Komandan Kolatarmatim Kolonel Laut (P) Bhudiyanto menutup Latihan Pratugas Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/ Unifil 2014, Kamis (6/2)  di Ruang Auditorium Pusat Latihan Kapal Perang (Puslatkaprang) Kolatarmatim, Ujung, Surabaya.

Hadir pada upacara penutupan yaitu Wakil Komandan Pusat Misi Pemeiharaan Perdamaian (PMPP) TNI Kolonel Pnb Irwan IS Dunggio, Para Komandan Satuan dan Kasatker Makoarmatim, Para Komandan Unsur dan undangan lainnya.

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/ Unifil 2014 beranggotakan sebanyak 100 personel yang akan mengawaki KRI Frans Kaisiepo-368 Koarmatim dan Helikopter BO 105 dari Puspenerbal Juanda dibawah Komandan Satgas Letkol Laut (P) Ade Nano, akan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Lebanon. Selama latihan, para prajurit melaksanakan berbagai materi latihan meliputi latihan klasikal di Kolatarmatim, Harbour phase di pangkalan Surabaya dan Sea phase di Laut Jawa.

Koarmatim telah mengirim KRI Frans Kaisiepo -368 kedua kalinya untuk melaksanakan misi perdamaian PBB di Lebanon. Misi pertama sukses dilaksanakan oleh KRI Frans Kaisiepo -368 pada tahun 2010. Menurut Komandan Latihan Pratugas Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/Unifil 2014 Kolonel Laut (P) Suhartono, tujuan latihan Latpratugas ini adalah untuk menguji keterampilan dan kemampuan prajurit KRI FKO-368 serta menyiapkan kondisi teknis semua peralatan yang digunakan sehingga dapat mencapai kemampuan yang dipersyaratkan PBB untuk penugasan sebagai Satgas Maritim TNI yang akan bergabung dengan kontingen Garuda pada misi Unifil di Lebanon.

Dalam sambutannya Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Ridwan yang dibacakan Komandan Kolatarmatim mengatakan,  dengan selesainya Latpratugas ini, Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/ Unifil 2014 sudah mempunyai bekal pengetahuan dan kemampuan untuk ditugaskan sebagai pasukan perdamaian pada misi Unifil di Lebanon, selain mengemban tugas pokok para prajurit juga mempunyai misi sebagai Duta Bangsa Indonesia dan Duta TNI.




Sumber : Koarmatim

Berita Foto : Singapore Airshow 2014

Singapore Airshow 2014 Picture Only :




\


Sumber : Kaskus