Pages

Senin, Januari 20, 2014

Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD

Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD
Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD

THALES-(IDB) : Kementerian Pertahanan Indonesia telah menandatangani kontrak dengan Thales Inggris untuk pengiriman sistem pertahanan udara terintegrasi, ForceSHIELD buatan Thales. Kontrak senilai lebih dari £ 100 juta (US $ 164 juta) meliputi penyediaan lima baterai pertahanan udara ringan terdiri dari: rudal pertahanan udara jarak pendek STARStreak, serta radar CONTROLMaster 200 & sistem koordinasi senjata.


Beberapa unit dari STARStreak akan bersifat portable, sementara yang lain akan menggunakan sistem senjata bergerak (mobile) RAPIDRanger serta modul Lightweight Multiple Launchers (LML).


“Persenjataan ini sebagai solusi bagi Angkatan Darat Indonesia yang menandai hadirnya pendekatan baru dalam pertahanan udara canggih dari generasi terbaru ‘teknologi sensor efek’,” ujar Victor Chavez , CEO dari Thales Inggris.

RapidRanger (photo: armyrecognition.com)
RapidRanger.

Sistem pertahanan udara terintegrasi ForceSHIELD, mengubah (customising) dan menggabungkan berbagai alutsista yang ada seperti: radar, komunikasi, penyergapan, sistem pengendalian tembakan, peluncur dan serta rudal (VSHORAD) Very Short Range Air Defense. 

Dengan pendekatan baru yang fleksibel ini Thales dapat memberikan solusi untuk menghadapi meningkatnya cakupan ancaman udara yang bersifat asimetris, maupun ancaman udara yang bersifat konvensional.


ControlMaster200 merupakan sensor utama untuk sistem pertahanan udara ‘ForceShield’. ControlMaster200 adalah radar multi misi taktis 3D jarak menengah yang berbentuk compact/mobile. Radar ini membutuhkan waktu 10 menit untuk aktif dan dapat diangkut melalui jalan darat, kereta api, pesawat taktis atau helikopter.

Control Master 200 (photo: Thales)
Control Master 200.
Control Master 200 terdiri dari radar solid-state generasi terbaru, yang mampu mendeteksi dan melacak 200 target secara simultan, hingga ketinggian 25000 meter (82,000 ft), untuk rentang jarak 250 km. 

Engagement Control System dari alat ini, mampu mengevaluasi ancaman, menyiapkan senjata dan mengkoordinasikan aktivitas tempur -memungkinkan keputusan yang kompleks dan kritis dibuat dalam waktu yang lebih cepat dengan keamanan dan tingkat presisi yang tinggi.


The RAPIDRanger adalah kendaraan ringan peluncur rudal yang unik, sekaligus pengendalian sistem penembakan yang dapat diintegrasikan ke dalam struktur jaringan, sehingga memungkinkan dikoordinasikan dengan berbagai sistem komando dan control sistem lainnya.

Rudal Starstreak (photo: photo: Ken Best, Thales)
Rudal Starstreak.

Dilengkapi dengan rudal STARStreak kecepatan tinggi, RAPIDRanger memiliki kemampuan untuk menetralisir berbagai ancaman udara, termasuk serangan pesawat ground attack, Serangan Helicopters, Unmanned Aerial Vehicles (UAV) serta rudal jelajah.


Rudal STARStreak beroperasi pada kecepatan lebih dari 3 mach untuk mengalahkan ancaman yang bergerak cepat dan dalam waktu singkat. Tiga rudal STARStreak yang terpasang dalam satu modul, memaksimalkan konfigurasi penyergapan sasaran yang datang. Dengan adanya sorotan laser akurasi tingkat tinggi, memungkinkan Rudal STARStreak mencegat target yang memiliki radiasi/emisi rendah dan kebal terhadap semua tindakan pencegahan/ countermeasures.

Starstreak Portable
Starstreak Portable

Untuk melaksanakan program tersebut, Thales berencana meningkatkan kerjasama industri dengan Indonesia dan telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan Indonesia PT LEN. Thales juga mengatakan pihaknya berencana menambah kemitraan dengan industri Indonesia lainnya, pada program masa depan baik di militer maupun sektor sipil.

Tentara Indonesia sudah mengoperasikan sistem pertahanan udara jarak pendek: RBS – 70 Swedia, Grom Polandia dan TD – 2000B Cina -semua sistem rudal VSHORAD, yang diperoleh pada 1990-an, pertengahan dan akhir tahun 2000. Masing-masing sistem ini dilengkapi dengan radar dan sistem kontrol terkait. 




Sumber : JKGR

Berita Foto : Marinir Ikuti Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014



JAKARTA-(IDB) : Dispen Kormar (Batam). Korps Marinir TNI-AL ikut serta dalam latihan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2014 yang akan diselenggarakan TNI Angkatan Laut pada bulan Maret sampai dengan April 2014 mendatang di Laut Natuna, Kepulauan Riau.

Menjelang latihan bersama MNEK 2014 tersebut TNI Angkatan Laut menyelenggarakan rapat Final Planning Conference (FPC) yang berlangsung selama 2 hari pada tanggal 16-17 Januari 2014 di Swiss-bell hotel Batam. Kegiatan ini dihadiri oleh delegasi Indonesia sebagai tuan rumah dan 18 negara yang tergabung dalam organisasi ADMM (Asean Defense Miniters Meeting) plus, diantaranya Philippina, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, Amerika Serikat, Australia, China, Russia, Jepang, India, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

 
Rapat FPC yang dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio tersebut dilanjutkan dengan pembahasan materi diskusi yang dipimpin oleh Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar (Danguspurlabar) Laksamana Pertama TNI Dr. A. Oktavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D., sebagai Direktur Latihan. 

Kemudian dilanjutkan paparan dari masing-masing bidang serta session tanya-jawab. Paparan Encap disampaikan oleh Letda Marinir Suyudi. Usai paparan, masing-masing peserta delegasi negara sahabat menajamkan hasil Mid Planning Conference (MPC) MNEK 2014 yang telah dilaksanakan pada tanggal 13 November 2013 di Jakarta.

 
Tim Encap Korps Marinir yang diketuai oleh Komandan Resimen Bantuan Tempur-2 Marinir (Danmenbanpur-2 Mar) Kolonel Marinir Tri Subandiana sebagai Dansatgas memimpin jalannya diskusi dengan memberikan penjelasan rinci kepada tiap-tiap delegasi negara sahabat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penempatan personel negara peserta di dua kepulauan besar yaitu Anambas dan Natuna, serta asset yang akan digunakan, akomodasi, dukungan logistik dan jenis-jenis proyek yang akan dikerjakan.


Kegiatan rapat ditutup oleh Pangarmabar Laksmana Muda Arief Rudianto dilanjutkan hari kedua survey lapangan. Hadir dalam kegiatan ini Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso dan Asops Kormar Kolonel Marinir Purwadi.




Sumber : Kormar

Kemhan Aktualisasikan Percepatan Terwujudnya MEF Melalui Efektifitas Anggaran

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka menindaklanjuti hasil Rapat Pimpinan Pertahanan Negara (Rapim Hanneg) Tahun 2014, Kementerian Pertahanan menggelar Rapat Koordinasi Teknis Unit Organisasi Kementerian Pertahanan (Rakernis UO. Kemhan) Tahun 2014 . Rakernis dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kemhan Jenderal TNI Budiman dan dihadiri jajaran pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemhan,  Senin (20/1) di kantor Kemhan Jakarta.
 
Sejalan dengan Rapim Hanneg 2014 yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 yang lalu, Rakernis UO Kemhan tersebut mengambil tema, “Aktualisasi Percepatan Terwujudnya Kekuatan Pokok Minimum dan Kemandirian Industri Pertahanan Melalui Efektifitas Anggaran UO. Kemhan Dalam Rangka Menjaga Keutuhan Negara dan Keutuhan Wilayah NKRI serta Keselamatan Bangsa”.


Sekjen Kemhan dalam sambutannya mengatakan, melalui tema tersebut Kemhan berharap perencanaan program dan kegiatan Tahun 2014 ini dapat dilakukan langkah – langkah konkrit dan sasaran program dan anggaran yang telah ditetapkan dapat terlaksana secara efektif , efesien dan akuntabel.


“Pelaksanaan Rakernis ini selain untuk menyampaikan kebijakan Kepala UO Kemhan Tahun 2014, juga merupakan sarana komunikasi dua arah dalam rangka mempertegas arah pelaksanaan program dan anggaran UO. Kemhan Tahun 2014, sehingga diharapkan dalam pelaksanaannya dapat mencapai sasaran yang optimal”, tambahnya.


Menurut Sekjen Kemhan, secara umum untuk pelaksanaan program dan anggaran TA 2013 telah dapat terlaksana dengan baik. Namun menurutnya, masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaannya.


Untuk itu, lebih lanjut  Sekjen Kemhan berharap  kepada seluruh jajaran Kemhan agar dalam pelaksanaan Program dan Anggaran UO. Kemhan Tahun 2014  untuk lebih cermat dan konsisten serta melakukan langkah-langkah terobosan.


Bersamaan dengan kegiatan Rakernis ini, juga dilaksanakan penyerahan secara simbolis  Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) UO. Kemhan Tahun 2014 oleh Sekjen Kemhan kepada perwakilan Kepala Satuan Kerja (Ka Satker) di lingkungan Kemhan.




Sumber : DMC

Menhan Paparkan Strategi Wilayah Perbatasan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan dialog kebangsaan dengan Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) yang mengusung tema, “Menuju Negara Kesejahteraan: Tantangan Bagi Kearifan Penyelenggara Negara”, Minggu (19/1), di Pontianak, Kalimantan Barat. Dalam Musyawarah Umum Warga ke-11(MUW) yang berlangsung mulai tanggal 17-19 Januari 2014 tersebut, Menhan memaparkan tentang “Kebijakan dan Strategi Wilayah Perbatasan ditinjau dari Aspek Pertahanan".
 
Dalam pengarahannya Menhan menyatakan bahwa dalam mengelola wilayah perbatasan perlu partisipasi pemerintah pusat dan daerah. Untuk itu pemerintah telah membuat provinsi baru yaitu Kalimantan Utara dengan ibukota di Tanjung Selor. Pemekaran  ini dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan dengan arah kebijakan yang lebih memprioritaskan kepada ourward daripada inward karena  wilayah perbatasan di Kalimantan memiiki disparitas yang berbeda dengan wilayah perbatasan di Timor Leste maupun di PNG. Wilayah perbatasan di PNG dan Timor Leste sudah memiliki kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik.


Kondisi wilayah perbatasan Indonesia saat ini belum berjalan secara optimal dan masih adanya dominasi kepentingan sektoral. Untuk itu perlu penanganan semua pihak secara optimal dalam membangun wilayah perbatasan untuk menghindari adanya degradasi kesejahteraan.  Berbagai masalah yang muncul di wilayah perbatasan seperti infrastruktur yang masih kurang dan wawasan kebangsaan masyarakat sekitar wilayah perbatasan yang masih perlu mendapatkan perhatian. Selain itu  wilayah perbatasan masih digunakan sebagai alat kriminalitas seperti illegal logging, human trafficking, illegal fishing, penyebaran narkoba, terorisme dan smuggling.


Ditambahkan Menhan bahwa sebagian penetapan batas laut teritorial, batas ZEE dan landas kontinen antara Indonesia dengan negara tetangga belum disepakati atau belum ada perjanjiannya. Hal ini disebabkan karena belum adanya kesepakatan dalam perundingan atau belum dilakukannya ratifikasi. Ketidakjelasan batas tersebut menyebabkan sulitnya penegakan hukum dan kekhawatiran timbulnya konflik akibat pelanggaraan kedaulatan wilayah negara. Dalam menentukan batas wilayah perbatasan, kedua negara menggunakan kekuatan soft power untuk melakukan perundingan atau diplomasi.


Lebih lanjut Menhan mengatakan pengelolaan wilayah perbatasan pada dasarnya merupakan perwujudan dari pengelolaan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat guna memperkokoh ketahanan nasional untuk menuju kestabilan nasional yang dinamis dan keutuhan NKRI.


Dijelaskan Menhan bahwa kegiatan pembangunan wilayah perbatasan mengandung dua aspek yaitu aspek pertahanan yang berhubungan dengan pertahanan laut dan darat dengan pembangunan pos-pos perbatasan. Sedangkan aspek yang kedua adalah SDM yang masih tertinggal. Dalam pembangunan SDM di wilayah perbatasan diperlukan kerjasama daerah dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan ekonomi dan semangat nasional yang tinggi melalui pendidikan bela negara.

Hadir dalam MUW ke-11 ISKA yaitu Pangdam Tanjungpura Mayjen TNI Ibrahim Saleh, Staf Khusus Menhan Bidang Sosial Budaya Dr. Alex Soesilo Wijoyo, Direktur Wilayah Pertahanan Kemhan Laksma TNI Toto Permanto dan anggota Komisi I DPR RI Karolin Margret Natasa. 




Sumber : DMC

Menhan Terima Kunjungan Perpisahan Panglima Angkatan Bersenjata Brunei

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (20/1), menerima kunjungan Pemerintah Angkatan Bersenjatan Diraja Brunei, Yang Mulia Mejar Jenderal Dato Paduka Seri Haji Aminuddin Ihsan bin Pehin Orang Kaya Saiful Mulok Dato Seri Paduka Haji Abidin di Kantor Kemhan, Jakarta. 

Kedatangan Panglima Angkatan Bersenjata Brunei ini sebagai tamu Panglima TNI dalam rangka kunjungan perpisahan atas berakhirnya masa jabatan sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Brunei. Saat menemui Menhan Purnomo Yusgiantoro, Panglima Angkatan Bersenjata Brunei didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.



Sumber : DMC

Wamenhan Hadiri Kuliah Umum Strategi Sun Tzu Oleh Major General Prof. Xue Guo’an, Ph.D

JAKARTA-(IDB) : Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin menghadiri kuliah umum Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN) yang diberikan Deputy Director of National Defense University People’s Liberation Army of The People’s Republic of China Major General Prof. Xue Guo’an, Ph.D, Kamis (16/1), di Aula Tendean kantor Kemhan Jakarta. Major General Prof. Xue Guo’an memberikan kuliah umum tentang “The Strategic Thinking in the Art of War by Sun Tzu and Its Application in Modern Warfare”.
 
Dalam kuliah umumnya dihadapan mahasiswa UNHAN, Major General Prof. Xue Guo’an manyampaikan bahwa terdapat empat hal untuk memenangkan kemenangan yang lengkap dalam suatu peperangan yaitu pertama, bagaimana usaha kita memenangkan kemenangan yang lengkap.  Usaha untuk memenangkan peperangan haruslah lengkap dengan tolak ukur yaitu keberhasilan yang sempurna dan kemenangan dimana keduanya merupakan penggabungan dari paham-paham idealisme (kerjasama) dan realisme (kompetisi).


Jika kedua hal tersebut digabungkan  maka akan terjadi keseimbangan antara perang dan damai atau balance of power (deterrence). Intinya adalah bahwa kemenangan yang lengkap itu didapatkan dengan “Pengorbanan seminal mungkin tetapi mendapatkan hasil yang maksimal atau penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin (economic of force)".


Yang kedua adalah bagaimana melakukan persiapan perang dengan inisiatif-inisiatif. Sebelum melakukan peperangan harus melakukan persiapan yang invincible (tidak terkalahkan). Kita harus yakin kalau kita tidak akan terkalahkan. Jika semua sudah disiapkan dengan sempurna, barulah kita melalukan inisiatif.


Sedangkan ketiga adalah bagaimana meramalkan kemenangan termasuk didalamnya peperangan informasi. Seperti dikatakan Sun Tzu yaitu “Know your enemy and know your self”, maksudnya adalah sebelum operasi hendaknya harus mengetahui posisi musuh, strategi, kekuatan, senjata, unit-unit yang terlibat dan kepemimpinan (leadership). Untuk itu Unsur Utama Keterangan (UUK) haruslah diketahui dan dilaporkan sebelum melakukan operasi untuk meramalkan strategi yang akan digunakan.


Yang keempat adalah bagaimana menggunakan kekuatan yang tidak biasa (extraordinary). Untuk penggunaan kekuatan haruslah ada yang utama (main) dan ada yang kedua atau cadangan (secondary). Selain itu juga harus ada menyerang dari depan (front) dan ada yang melambung (flank). Hal ini untuk mengaburkan lawan atau deception.

Selaim Wamenhan hadir juga dalam kuliah umum UNHAN yaitu Rektor UNHAN Letjen TNI Ir. drs. Subekti, M.Sc., M.P.A beserta pejabat di jajaran UNHAN diantaranya  Mayjen TNI I Wayan Midhio dan Kabadiklat Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin serta beberapa pejabat di lingkungan Kemhan. 



Sumber : DMC

Panglima TNI Tinjau Skuadron Tempur Tucano

MALANG-(IDB) : Sehari setelah membuka Parade Pangan Nusantara di Lapangan Rampal, Malang, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko berkunjung ke Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang dan diakhiri dengan sholat Jumat di Lanud Abdulrachman Saleh di Malang, Jumat (17/1).

Kepala Penerangan Lanud Abd Saleh Malang, Letkol Sus Sutrisno, melalui siaran persnya menjelaskan, dalam kunjungan ini, Panglima TNI memanfaatkan kesempatan untuk melihat langsung kesiapan skadron-skadron udara yang berada di Lanud Abd Saleh.


Komandan Lanud Abd Saleh, Marsekal Pertama TNI Gutomo, dan para pejabat Lanud Abd Saleh mendampingi Panglima TNI beserta rombongan menuju Skadron Udara 21. Tampak terlihat seperti kesibukan sehari-hari, para perwira dan anggota Skaron Udara 21 sedang menyiapkan segala perlengkapan pesawat Super Tucano di Hanggar Skadron.


Kedatangan Panglima beserta rombongan diterima dengan sukacita oleh seluruh prajurit Angkatan Udara yang bertugas di Skadron Udara 21. Dengan penuh perhatian, Jenderal TNI Moeldoko mendengarkan penjelasan dari Komandan Skadron Udara 21 Mayor Pnb Toto Ginoto tentang perkembangan Super Tucano hingga saat ini.


Panglima berkesempatan pula menaiki pesawat tempur Super Tucano serta mengamati spare part yang ada di pesawat tersebut.


Selanjutnya, Panglima TNI beserta rombongan mengunjungi Skadron Udara 32 dan melihat langsung kesiapan pesawat-pesawat Hercules yang dioperasikan di home base-nya Prajurit Bromo Valley.


Komandan Skadron Udara 32, Letkol Pnb Reza Ranesa pun menjelaskan secara gamblang keadaan pesawat-pesawat yang menjadi tanggungjawabnya tersebut. Instrumen demi instrumen yang ada di kokpit Hercules tak luput menjadi bahan penjelasan Letkol Pnb Reza kepada Jenderal TNI Moeldoko.




Sumber : Jurnas

Kunjungan Dansatgas Konga XX-K Ke Kontingen Negara Tetangga

KONGO-(IDB) : Tugas yang paling pertama saat memasuki daerah tugas adalah, sesegera mungkin menguasai medan dan situasi sekitar dimana tempat kita bertugas. Kegiatan ini dilakukan oleh Dansatgas Kontingen Garuda XX-K Mayor Czi Nurdihin Adi Nugroho beserta perwira staf lainnya melalui kegiatan kunjungan ke Kontingen lain serta pihak terkait baik personel UN maupun pemerintah lokal.

Adapun maksud kunjungan tersebut adalah untuk  membina hubungan baik yang sudah terjalin dari Kontingen - Kontingen terdahulu demi terciptanya suasana bekerja yang baik, solid, dan kuat. kegiatan kunjungan ke Kontingen negara lain ini dimulai pada beberapa waktu lalu.

Di area Dungu Log Base terdapat 5 (lima) Kontingen termasuk Kontingen Indonesia diantaranya: Guatemala (Guasfor), Maroko (MorBatt), Bangladesh (BanBatt), dan PM dari Afrika Selatan.

Kelima negara tersebut mempunyai tugas yang sama dalam misi perdamaian di Kongo yaitu membantu menstabilkan kembali sistem pemerintahan di Kongo diantaranya melalui program Cimic dan Quick Impact Project.

Selain mengunjungi Kontingen Negara - Negara tetangga, Dansatgas beserta rombongan juga mengunjungi staf UN yang berada di Log Base dan aparat pemerintahan sipil di wilayah Dungu Provinsi Oriental.




Sumber : TNI

Lima Tahun Kedepan, China Menjadi Produsen Rudal Terbesar Dunia

BEIJING-(IDB) : Dua produsen rudal utama China -China North Industries Corporation dan China Precision Machinery Import-Export Corporation- diprediksi akan memproduksi 50.000 rudal balistik untuk China, dilansir dalam laporan Aviation Week & Space Technology edisi terbaru, majalah yang memiliki hubungan dengan militer AS.

Guna memenangkan konflik teritorialnya dengan Jepang atas pulau-pulau di Laut China Timur, Aviation Week & Space Technology menyatakan bahwa China saat ini menargetkan Tokyo dengan 1.000 rudal. Namun, jumlah rudal tersebut hanyalah sebagian kecil dari total kapasitas produksi rudal China, kata laporan itu, menambahkan bahwa rudal-rudal yang dirancang dan diproduksi China akan membuat musuh-musuh China tunduk tanpa perlu terjadi pertempuran nyata.

Analis militer Amerika Serikat mengklaim bahwa dalam lima tahun kedepan China kemungkinan akan menjadi produsen rudal terbesar di dunia. China North Industries Corporation akan menjadi produsen rudal terbesar dengan produksi diperkirakan mencapai 29.992 rudal, mengambil 15% pangsa rudal dunia. Kontraktor pertahanan AS, Raytheon, akan menempati posisi kedua, menghasilkan 23.744 rudal yang mengambil pangsa rudal dunia sebesar 12%. Sedangkan China Precision Machinery Import-Export Corporation, akan menduduki peringkat ketika dengan kemungkinan produksi rudal sebanyak 11.232 rudal dan merupakan 6% dari pangsa rudal dunia.

Pada September 2013, Turki mengumumkan telah memilih sistem pertahanan udara FD-2000 dari China. Biaya pembelian diperkirakan mencapai USD 4 miliar. FD-2000 adalah versi ekspor dari HQ-9 yang merupakan sistem pertahanan udara (rudal) jarak jauh.

Program pembelian sistem pertahanan udara oleh Turki ini ditujukan untuk membangun sistem pertahanan udara dan rudal untuk mencegat rudal balistik dan target udara lainnya yang masuk ke wilayah udara Turki. Disebut-sebut, pembelian ini sempat menimbulkan kejengkelan Amerika Serikat karena Turki adalah anggota NATO yang sebaiknya mengakuisisi sistem pertahanan udara yang umum digunakan NATO seperti Patriot buatan AS.



Sumber : Artileri

China Mengembangkan Pesawat Pembom Siluman Jarak Jauh

BEIJING-(IDB) : Perusahaan dirgantara China, Aviation Industry Corporation, mengklaim telah merancang pesawat pembom siluman jarak jauh pertama untuk Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China sejak tahun 2008, menurut sebuah laporan dari China Aviation News.

Senior Kolonel Wu Guohui dari Universitas Pertahanan Nasional di Beijing mengatakan kepada China Aviation News bahwa pesawat pembom siluman memiliki dua keuntungan dibandingkan rudal balistik. Yang pertama adalah bahwa rudal balistik hanya bisa menyerang satu kali, sedangkan pesawat pembom siluman dapat diluncurkan beberapa kali. Keuntungan kedua adalah bahwa rudal balistik apabila sudah ditembakkan maka tidak dapat kembali ke pangkalan seandainya misi dibatalkan, sementara pembom siluman bisa.

Seperti halnya Amerika Serikat yang memutuskan untuk berinvestasi sebesar USD 1,2 milyar setiap tahunnya untuk mengembangkan pesawat pembom baru yang akan mengantikan Northrop Grumman B-2 Spirit, Wu mengatakan bahwa sudah waktunya bagi China untuk mengembangkan pesawat pembom silumannya sendiri. Pesawat pembom strategis konvensional milik China yaitu Xian H-6 saat ini sudah menjadi sasaran empuk sistem-sistem pertahanan udara musuh. Diketahui, Rusia juga sedang merancang pesawat pembom siluman jarak jauh yang kemungkinan baru akan diluncurkan pada 2020.

Saat ini, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara di dunia yang membuat dan mengoperasikan pesawat pembom siluman. Tiga jenis pembom siluman, Lockheed A-12, Lockheed F-117 Nighthawk dan B-2 Spirit telah dikembangkan dalam sejarah penerbangan militer AS. Namun saat ini, hanya B-2 Spirit yang masih digunakan militer Amerika Serikat. Untuk alasan inilah China menganggap bahwa pengembangan pesawat pembom siluman jarak jauh merupakan terobosan besar bagi industri penerbangan nasional.

Kecuali Amerika Serikat dan Rusia, China menjadi satu-satunya negara di dunia yang telah mengembangkan pesawat pembom siluman jarak jauh. Xian Aircraft Industrial Corporation dan Shenyang Aircraft Corporation memulai proyek pengembangannya sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Hingga awal abad 21, Aviation Industry Corporation of China kemudian mengambil alih proyek itu dan melanjutkan sendiri pembangunan pembom siluman.

30 tahun setelah kebijakan open door Deng Xiaoping, China kini lebih banyak memiliki sumber daya dibandingkan sebelumnya untuk merampungkan proyek ini, menurut China Aviation News. Meskipun upgrade pembom Xian H-6 sebelum merampungkan pembom siluman dapat berguna untuk sementara waktu bagi Angkatan Udara dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, namun laporan itu menyatakan bahwa H-6 tidak akan membuat China memiliki kekuatan angkatan udara strategis untuk memberikan pengaruhnya pada dunia.



Sumber : Artileri