Sore itu suasana udara Surabaya masih terasa panas dan kami sempat
melirik papan pengumuman di pos jaga yang menyatakan Komandan Kapal
sedang tidak berada di dalam kapal alias keluar.
JKGR tak menyia-nyiakan waktu untuk bisa memfoto kelengkapan KRI TOM dan Arsenalnya. Beberapa senjata memang dalam kondisi ditutupi dengan terpal (casing), sehingga kami tidak jadi mengabadikannya karena akan terasa kurang menarik. Sebagai gantinya kami abadikan senjata 3 matra KRI TOM yang multirole yaitu anti permukaan, anti udara dan anti bawah permukaan (kapal selam), dan juga radar radarnya, beserta hal unik yang ada di KRI TOM.
Kami sempat berpikir kenapa launcher Exocet blok 2 cuma terpasang dua dari 4 bracket penyangga yang tersedia, sedangkan kami juga tidak mendapatkan keterangan tentang type Launcher dan Torpedo yang terpasang di geladak KRI TOM.
Puas berphoto ria terdengar Oemroep yang mengatakan bahwa Komandan Kapal sedang memasuki Kapal dan ada harapan untuk bertemu Kolonel Laut Yayan Sofyan, ST. Setelah sempat menunggu, kami sapa Pak Yayan saat keluar dari Anjungan, ngobrol sebentar dan foto bersama. Kami dipersilahkan memasuki anjungan yang ternyata udaranya dingin karena ber-AC dan kami ngobrol lepas.
Perwira Menengah lulusan AAL angkatan 39 thn 1993 ini adalah Perwira yang mudah bergaul, tegas dan juga ramah. Beliau mempersilahkan kami wawancara walaupun tidak ada janji sebelumnya.
Kolonel Yayan sempat bingung Jakarta Greater itu media apa dan di mana. Setelah kami jelaskan dan dibantu oleh staffnya, beliau mengerti dan terus melanjutkan wawancara. Saya sempat tersenyum dalam hati mengingat warjager sempat mengasumsikan bahwa Kolonel Yayan Sofyan adalah salah satu sesepuh Warjag yaitu Bung Yayan Supriatna. Realitanya beliau tidak tahu Jakarta Greater.
Kami sampaikan ke Kolonel Yayan bahwa dia begitu terkenal di media kami dan kami adalah salah satu media yang tahu duluan mengenai kepastian mengakuisisi MLRF ini dari Sumber Kemenhan.
Kolonel Yayan menceritahkan pengalamananyya membawa KRI ini dari Inggris sampai ke tanah air dan yang saya tanyakan apa yang paling berkesan saat berlayar mengawaki KRI TOM. Beliau menjawab semuanya berkesan. Mantan Komandan Satkor Koarmatim dan juga Mantan Komandan Kapal jenis SIGMA KRI Frans Kaisepo 368 ini meneruskan wawancara.
Routee Pelayaram KRI TOM dimulai dengan Kapal meninggalkan pelabuhan
dermaga Portland (Inggris) setelah menjalani Sea Demonstrations di area
Royal Navy Exercise Perairan Glasgow, Inggris dan membuat pemberhentian
dan berkunjung di Malaga (Spanyol). Dari Malaga, KRI Bung Tomo
melanjutkan perjalanan ke Civitavecchia (Italia), Port Said (Mesir),
Jeddah (Saudi Arabia), Salalah (Oman), Cochin (India), dan Jakarta untuk
mengakhiri perjalanan mereka di Surabaya.
Saat kunjungan Ke Malaga diadakan acara ramah tamah di geladak KRI Bung Tomo 357 yang juga dihadiri Komandan Angkatan Laut Kerajaan Spanyol di Malaga, Kol (L), José Luis García Velo termasuk menjalankan Misi Diplomatik. Saat di Spanyol, Kolonel Sofyan menyampaikan pidatinya dengan berbahasa Spanyol.
JKGR sempat bertanya, lebih canggih mana KRI TOM dan KRI jenis Sigma ?. Kolonel Yayan memberikan jawaban klise tidak mau membandingkan karena beliau juga mantan Komandan Kapal Sigma.
Beliau hanya menjelaskan bahwa MRLF ini canggih karena semua sistem pengoperasiannya sudah computerized dan juga bisa dioperasikan secara manual.
Pak bagaimana bila sebagai satuan pemukul Tiga MLRF kelas bung Tomo bersanding dengan empat Sigma class di gugusan terdepan ?. Beliau menjawab kekuatannya akan sangat dahsyat dikarenakan terintegrasinya CMS ke tujuh KRI tersebut, apalagi bila nanti PKR 10514 sudah jadi.
Kolonel ijinkan kami bertanya lagi, tentang senjata yang masih dibingungkan oleh teman teman di Warjag. Sebenarnya yang digendong ini masih Exocet Blok 2 atau blok 3 ? dan VLS nya masih memakai Seawolf atau sudah diganti dengan MICA ?. Kolonel Yayan tersenyum dengan berondongan pertanyaan kami yang menggebu dan terkesan penasaran banget. Beliau berkata untuk saat ini KRI TOM memang membawa semua yang ada dari Inggris berupa Exocet blok 2 dan VLS nya masih memakai Sea Wolf. Kami kejar terus, kapan Seawolf mau diganti, dikerjakan dimana dan oleh siapa ?. Lagi lagi Kolonel yang ramah ini tersenyum dan memberikan jawaban, dia sebagai user tidak tahu kapan akan diganti dan akan diganti dengan apa.
“Kami serahkan keputusan pada pimpinan dan Kemenhan. Bagi kami Prajurit adalah selalu siap menjalankan tugas dan bersyukur sudah diberi alutsista yang mumpuni dan diberi kepercayaaan oleh bapak Pimpinan untuk Mengawaki MRLF ini”, ujar Kolonel Yayan.
Beliau berterimakasih kepada KSAL Laksamana Marsetio yang sudah memberikan kepercayaan dan mandat untuk Mengawaki KRI TOM dan juga kepercayaan bagi rekan seangkatan Kolonel lulusan AAL Angkatan 39 thn 1993 yang juga mengawaki KRI Usman harun dan KRI John Lie. Penerima Adi Makayasa Lulusan Akabri Laut/AAL atau Lulusan Terbaik AAL thn 1993 adalah Komandan Kapal KRI Usman Harun.
JKGR melirik jam tangan dan melihat waktu kunjungan yang sudah mepet karena sudah dipesan petugas, jam 5 Sore harus sudah meninggalkan Zona terlarang ini. Sebenarnya masih belum tuntas apa yang ingin kami ketahui tentang KRI TOM yang sangat membanggakan kami sebagai rakyat.
Kami berpamitan kepada Kolonel Yayan Sofyan dan beliau berjanji akan membaca JKGR. Stafnya juga diperintahkan untuk mengecek media ini. Kami sebenarnya masih ingin mewancarai beliau dan juga Komandan KRI John Lie, KRI Usman Harun dan Komandan KRI lainnya. mungkin nanti dikesempatan yang lain.
Terimakasih Kolonel Laut Yayan Sofyan ST yang mau menerima kami dan meluangkan waktu untuk wawancara. Terimakasih KSAL dan Pangarmatim untuk Open Ship 8 Oktober 2014. Terimakasih Pak Satrio yang mengoreksi dan membimbing reportase ini.
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar