LAMPUNG-(IDB) : Direktur Utama PT Daya Radar Utama Amir Gunawan menyampaikan keinginannya supaya Lampung bisa dikenal karena industri maritimnya. Hal tersebut disampaikannya dalam konfrensi pers dihadapan para awak media di gedung manajemen PT DRU Lampung, Jumat, 5 September 2014.
“Selama inikan orang tahunya industri maritim terbesar di Indonesia itu ada di Surabaya. Nah, saya ingin suatu saat Lampung juga bisa dikenal karena industri maritimnya,” kata Amir.
Lebih lanjut Amir mengatakan pembangunan KRI Teluk Bintuni 520 merupakan kebanggaan besar untuk Provinsi Lampung. “Karena pertama kali pihak swasta nasional diberi kepercayaan. Pertama kali bagi kami kerjakan kapal perang. Pertama kali pula dihasilkan atau dibuat di Provinsi Lampung. Untuk itu minta bantuan masyarakat Lampung untuk mempersiapkan SDM yang pasti akan kami serap,” paparnya.
Saat ditanya Saibumi.com, soal tekanan yang diterima oleh PT DRU selama pembuatan kapal perang yang notabene berkaitan dengan kerahasiaan sistem pertahanan negara, dengan lugas Amir menjawab. “Kapal inikan bukan kapal combat hanya kapal penunjang. Jadi tidak terlalu rahasia ya. Tapi suatu saat kami pasti menuju kesana. Pengennya kita bersiap-siap dahulu. Jadi pembuatan kapal perang ini jadi tonggak untuk menuju kesana,” jelas Amir.
Amir juga menyebut pihak Angkatan Laut puas dengan cara kerja PT DRU. Saat kembali Saibumi.com bertanya tentang prospek adanya permintaan pembuatan kapal perang selanjutnya dari Kemenhan, Amir langsung tersenyum sebelum berkata singkat. “Diharapkan ya, kita tunggu saja.”
KRI Teluk Bintuni 520 Seharga Rp 160 Miliar
PT DRU Lampung Akan Evaluasi Kejadian Tali Sling Baja PutusKondisi Kapal KRI Teluk Bintuni setelah meluncur karena putusnya tali sling. GM Production setelah memeriksa seluruh kapal menyampaikan bahwa kondisi kapal bagus dan tinggal menunggu air pasang untuk dicoba menarik kapal tersebut sandar di dermaga. Tampak dalam foto para pekerja kapal sedang menunggu giliran untuk diturunkan dari kapal dengan menggunakan crane. |Saryah M Sitopu/ Saibumi.com.
Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) sekaligus pemilik Amir Gunawan (58) menyebut KRI Teluk Bintuni harganya Rp 160 milyar. Nilai itu tercetus saat Amir ditanyai para awak media soal proses bagaimana PT DRU bisa memenangkan tender perdana perusahaan swasta nasional dalam membuat kapal pengangkut tank khusus tersebut dalam konfrensi pers di gedung manajemen PT DRU Lampung, Jumat, 5 September 2014.
“Nilai kapal ini Rp160 milyar setelah kami memenangkan tender dari Kemenham. Ikut tender kapal yang informasinya disebarkan lewat media. Kalau tidak salah ada sekitar 7-8 perusahaan yang awalnya ikut dan tersaring tiga besar. Dari tiga itu terpilihlah PT DRU karena kami mengajukan harga yang paling murah yakni Rp 160 milyar. Pembayarannya secara bertahap dengan empat tahapan,” jelas Amir.
Dalam kesempatan berbeda sebelumnya, Saibumi.com sempat menanyakan soal harga kapal ini kepada General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50). Saat itu Edy hanya menyebut kisaran Rp100-200 milyar untuk harga kapal jenis Landing Shift Tank tersebut. “Pembayarannya juga ada beberapa step. 95 persen payment pada saat kapal diserahkan ke Angkatan Laut. Full payment diberikan setelah kapal itu habis masa garansi satu tahunnya,” paparnya.
“Selama inikan orang tahunya industri maritim terbesar di Indonesia itu ada di Surabaya. Nah, saya ingin suatu saat Lampung juga bisa dikenal karena industri maritimnya,” kata Amir.
Lebih lanjut Amir mengatakan pembangunan KRI Teluk Bintuni 520 merupakan kebanggaan besar untuk Provinsi Lampung. “Karena pertama kali pihak swasta nasional diberi kepercayaan. Pertama kali bagi kami kerjakan kapal perang. Pertama kali pula dihasilkan atau dibuat di Provinsi Lampung. Untuk itu minta bantuan masyarakat Lampung untuk mempersiapkan SDM yang pasti akan kami serap,” paparnya.
Saat ditanya Saibumi.com, soal tekanan yang diterima oleh PT DRU selama pembuatan kapal perang yang notabene berkaitan dengan kerahasiaan sistem pertahanan negara, dengan lugas Amir menjawab. “Kapal inikan bukan kapal combat hanya kapal penunjang. Jadi tidak terlalu rahasia ya. Tapi suatu saat kami pasti menuju kesana. Pengennya kita bersiap-siap dahulu. Jadi pembuatan kapal perang ini jadi tonggak untuk menuju kesana,” jelas Amir.
Amir juga menyebut pihak Angkatan Laut puas dengan cara kerja PT DRU. Saat kembali Saibumi.com bertanya tentang prospek adanya permintaan pembuatan kapal perang selanjutnya dari Kemenhan, Amir langsung tersenyum sebelum berkata singkat. “Diharapkan ya, kita tunggu saja.”
KRI Teluk Bintuni 520 Seharga Rp 160 Miliar
PT DRU Lampung Akan Evaluasi Kejadian Tali Sling Baja PutusKondisi Kapal KRI Teluk Bintuni setelah meluncur karena putusnya tali sling. GM Production setelah memeriksa seluruh kapal menyampaikan bahwa kondisi kapal bagus dan tinggal menunggu air pasang untuk dicoba menarik kapal tersebut sandar di dermaga. Tampak dalam foto para pekerja kapal sedang menunggu giliran untuk diturunkan dari kapal dengan menggunakan crane. |Saryah M Sitopu/ Saibumi.com.
Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) sekaligus pemilik Amir Gunawan (58) menyebut KRI Teluk Bintuni harganya Rp 160 milyar. Nilai itu tercetus saat Amir ditanyai para awak media soal proses bagaimana PT DRU bisa memenangkan tender perdana perusahaan swasta nasional dalam membuat kapal pengangkut tank khusus tersebut dalam konfrensi pers di gedung manajemen PT DRU Lampung, Jumat, 5 September 2014.
“Nilai kapal ini Rp160 milyar setelah kami memenangkan tender dari Kemenham. Ikut tender kapal yang informasinya disebarkan lewat media. Kalau tidak salah ada sekitar 7-8 perusahaan yang awalnya ikut dan tersaring tiga besar. Dari tiga itu terpilihlah PT DRU karena kami mengajukan harga yang paling murah yakni Rp 160 milyar. Pembayarannya secara bertahap dengan empat tahapan,” jelas Amir.
Dalam kesempatan berbeda sebelumnya, Saibumi.com sempat menanyakan soal harga kapal ini kepada General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50). Saat itu Edy hanya menyebut kisaran Rp100-200 milyar untuk harga kapal jenis Landing Shift Tank tersebut. “Pembayarannya juga ada beberapa step. 95 persen payment pada saat kapal diserahkan ke Angkatan Laut. Full payment diberikan setelah kapal itu habis masa garansi satu tahunnya,” paparnya.
Sumber : Saibumi
0 komentar:
Posting Komentar