LAMPUNG-(IDB) : Setelah
beberapa kali mengalami perubahan jadwal, akhirnya kapal pengangkut tank
Leopard KRI Teluk Bintuni 520 meluncur ke laut pada hari jumat siang
kemarin (05/09). Mengutip pemberitaan dari Saibumi kapal
ini meluncur sendiri ke laut sebelum acara dimulai karena tiupan angin
kencang dan putusnya sling baja penambat kapal ini, akhirnya kapal yang
di bagian bawahnya dilandasi bantalan karet sebagai slipway ini meluncur ke laut.
Sumber di
galangan kapal PT Daya Radar Utama mengatakan bahwa tidak ada korban
serius atas insiden ini dan kapal akan ditarik tugboat ke dermaga yang
telah dipersiapkan menunggu saat air laut pasang.
Menilik konsep
Minimum Essential Force maka TNI AL membutuhkan 41 kapal tipe LST hingga
tahun 2024. Saat MEF tersebut dibuat pada tahun 2004, TNI AL telah
memiliki 28 kapal LST dari beberapa kelas yang dibuat oleh galangan
kapal AS, Korea Selatan dan Rusia.
Dari kekurangan
13 kapal LST tersebut, pemerintahan Presiden Yudhoyono memesan 3 kapal
LST kepada galangan kapal dalam negeri. Dua kapal dikerjakan oleh PT Dok
Kodja Bahari di Jakarta, dan satu kapal dikerjakan oleh PT. Daya Radar
Utama di Lampung.
Kapal LST KRI
Teluk Bintuni 520 mempunyai ukuran panjang 120 meter, lebar 18 meter,
dan tinggi 11 meter. Dengan mesin berkekuatan 2×3285 KW kapal seharga
Rp 160 milyar ini dapat melaju di laut dengan kecepatan 16 knot.
Kapal ini rencananya akan berangkat ke Jakarta pada tanggal 25 September, dan kemudian pada tanggal 28
September kapal ini akan diuji coba untuk dimuati 10 tank Leopard di
pelabuhan Tanjung Priok Jakarta untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Daya muat KRI Teluk Bintuni ini mampu untuk membawa 10 tank Leopard, 2 helikopter dan 361 pasukan bersenjata lengkap.
Kapal ini
diproyeksikan untuk dilengkapi dengan tiga jenis meriam yaitu satu unit
meriam ukuran 40 mm, dua unit meriam ukuran 20 mm dan dua unit meriam
ukuran 12,7 mm.
Kapalnya udah bosen di dok.. kepingin cepat ke laut.. makanya tali dia putusin aja (o)
BalasHapus