AFRIKA-(IDB) : Pasukan Tentara Nasional Indonesia yang
ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Afrika membangun sebuah kamp
yang sangat luas yang disebut super camp di Bandar Udara Mpoko Bangui,
Afrika. Super camp seluas tiga hektare itu akan digunakan, di antaranya,
sebagai kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik
Afrika Tengah.
Pembangunan yang dilakukan Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A itu diperkirakan memakan waktu hingga empat bulan. Selain untuk kantor perwakilan PBB, super camp itu juga akan berfungsi sebagai kantor pusat United Nations Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic dan Indonesian Engineering Company.
Komandan Satgas Konga XXXVII-A, Letnan Kolonel Czi Alfius Navirinda K, menjelaskan bahwa pada awal pekerjaannya terdapat sedikit hambatan. Muncul protes dan demonstrasi dari masyarakat setempat karena pada lahan tanah tersebut terdapat kebun, ladang dan kawasan industri, perumahan, pembuatan batu bata, dan lain-lain.
Tapi, katanya, kendala itu dapat diatasi melalui pendekatan dan komunikasi kepada masyarakat oleh Satgas. “Akhirnya didapat kesepakatan pada tanah yang ada tanaman penduduk, mereka masih dapat menggunakan lahan itu sampai panen tiba sekitar satu bulan lagi,” katanya dalam rilis pers yang dikirimkan kepada VIVAnews, Jumat, 15 Agustus 2014.
Setelah kesepakatan itu, menurut Alfius, tercipta suasana persahabatan antara pasukan Konga dengan masyarakat. Sebab pasukan Indonesia dapat mencairkan suasana dengan saling bercengkerama dengan warga, yang datang untuk melihat alat berat zeni Indonesia membuka lahan.
Misi multidimensional di Republik Afrika Tengah dilakukan oleh PBB sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB pada 10 April 2014 untuk Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik sejak 2013. Konflik itu merenggut ratusan nyawa dan lebih satu juta warga mengungsi ke negara tetangga seperti Kamerun dan Kong.
Pembangunan yang dilakukan Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A itu diperkirakan memakan waktu hingga empat bulan. Selain untuk kantor perwakilan PBB, super camp itu juga akan berfungsi sebagai kantor pusat United Nations Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic dan Indonesian Engineering Company.
Komandan Satgas Konga XXXVII-A, Letnan Kolonel Czi Alfius Navirinda K, menjelaskan bahwa pada awal pekerjaannya terdapat sedikit hambatan. Muncul protes dan demonstrasi dari masyarakat setempat karena pada lahan tanah tersebut terdapat kebun, ladang dan kawasan industri, perumahan, pembuatan batu bata, dan lain-lain.
Tapi, katanya, kendala itu dapat diatasi melalui pendekatan dan komunikasi kepada masyarakat oleh Satgas. “Akhirnya didapat kesepakatan pada tanah yang ada tanaman penduduk, mereka masih dapat menggunakan lahan itu sampai panen tiba sekitar satu bulan lagi,” katanya dalam rilis pers yang dikirimkan kepada VIVAnews, Jumat, 15 Agustus 2014.
Setelah kesepakatan itu, menurut Alfius, tercipta suasana persahabatan antara pasukan Konga dengan masyarakat. Sebab pasukan Indonesia dapat mencairkan suasana dengan saling bercengkerama dengan warga, yang datang untuk melihat alat berat zeni Indonesia membuka lahan.
Misi multidimensional di Republik Afrika Tengah dilakukan oleh PBB sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB pada 10 April 2014 untuk Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik sejak 2013. Konflik itu merenggut ratusan nyawa dan lebih satu juta warga mengungsi ke negara tetangga seperti Kamerun dan Kong.
Sumber : Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar