TEHRAN-(IDB) : Pasukan elit Iran (IRGC) menembak jatuh pesawat mata-mata tak berawak
milik Israel di dekat lokasi pengayaan uranium Natanz, Provinsi Isfahan,
demikian laman resmi IRGC melaporkan pada Minggu.
"Setelah sistem pertahanan IRGC mengetahui adanya pesawat mata-mata Israel, rudal langsung ditembakkan dan kemudian jatuh," demikian pernyataan resmi dari IRGC.
"Pesawat mata-mata itu punya kemampuan menghindari radar dan diterbangkan untuk memasuki wilayah udara Natanz," tulis pernyataan itu sambil menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Iran telah mendeteksinya sebelum memasuki target area.
IRGC sendiri mengaku siap bertahan terhadap setiap serangan yang ditujukan untuk Iran dan "mempertahankan haknya untuk merespon dengan menyerang balik."
Sebelumnya pada Sabtu, Iran membuka pabrik pengolahan uranium di Isfahan yang akan memproduksi uranium dioksida murni.
Operasi pabrik itu masih diizinkan oleh kesepakatan antara Tehran dengan kelompok P5+1, terdiri dari Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, Amerika Serikat dan Jerman.
Dalam kesepakatan sementara yang mulai berlaku pada 20 Januari lalu itu, Iran akan menghentikan sejumlah aktivitas nukli yang sensitif dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.
Kedua pihak sampai saat ini masih belum dapat mencapai kesepakatan permanen karena perbedaan pandangan mengenai kapasitas pengayaan uranium, reaktor air berat Arak, serta sanksi-sanksi. Perundingan kesepakatan permanen akan berakhir pada 24 November mendatang.
Iran dan P5+1 akan kembali ke meja perundingan pada September di New York, Amerika Serikat.
"Setelah sistem pertahanan IRGC mengetahui adanya pesawat mata-mata Israel, rudal langsung ditembakkan dan kemudian jatuh," demikian pernyataan resmi dari IRGC.
"Pesawat mata-mata itu punya kemampuan menghindari radar dan diterbangkan untuk memasuki wilayah udara Natanz," tulis pernyataan itu sambil menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Iran telah mendeteksinya sebelum memasuki target area.
IRGC sendiri mengaku siap bertahan terhadap setiap serangan yang ditujukan untuk Iran dan "mempertahankan haknya untuk merespon dengan menyerang balik."
Sebelumnya pada Sabtu, Iran membuka pabrik pengolahan uranium di Isfahan yang akan memproduksi uranium dioksida murni.
Operasi pabrik itu masih diizinkan oleh kesepakatan antara Tehran dengan kelompok P5+1, terdiri dari Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, Amerika Serikat dan Jerman.
Dalam kesepakatan sementara yang mulai berlaku pada 20 Januari lalu itu, Iran akan menghentikan sejumlah aktivitas nukli yang sensitif dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.
Kedua pihak sampai saat ini masih belum dapat mencapai kesepakatan permanen karena perbedaan pandangan mengenai kapasitas pengayaan uranium, reaktor air berat Arak, serta sanksi-sanksi. Perundingan kesepakatan permanen akan berakhir pada 24 November mendatang.
Iran dan P5+1 akan kembali ke meja perundingan pada September di New York, Amerika Serikat.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar