WASHINGTON-(IDB) : Tim Rapid Composite butuh waktu satu bulan untuk merancang,
mengembangkan, membangun dan menerbangkan ‘perahu terbang’ pesawat rotor
unik ini. Kemampuan pesawat tak berawak ini tak kalah mengesankan.
Didorong oleh tiga motor listrik yang kuat, dan tahan air (IP65)
operasionalnya hanya dilakukan oleh satu orang. Persiapan
pra-penerbangan hanya memakan waktu beberapa detik tanpa memerlukan
perakitan. Drone ini dapat membawa berbagai muatan, internal dan
eksternal; ada pula yang terpasang menggunakan Picatinny rel standar.
Drone ini dapat membawa beban hingga 20 pound pada misi 30 menit, dan
tim ini bisa cepat membuatnya, Angkatan Laut AS mempertimbangkan untuk
menggunakan robot terbang ini.
NRL perenang terbang (flying swimmer)(Flimmer) adalah penggabungan karakteristik kendaraan bawah laut tak berawak dengan kendaraan udara yang meluncur (gliding). Platform khusus ini dirancang untuk menguji transisi antara penerbangan (free flight) oleh kontrol aerodinamis konvensional dengan kemampuan berenang di bawah air, yang bergerak memanfaatkan tenaga sirip. Kemampuan terbang ini memungkinkan angkatan laut untuk secara cepat menyebarkan muatan dari jarak jauh, ke wilayah laut yang sulit dan dipenuhi tumbuhan, di mana gerakan bawah air akan menjadi lambat atau sulit. Teknologi ini akan cocok untuk operasi di sungai atau lingkungan bakau, menghadirkan tantangan yang signifikan untuk teknik penempatan/deployment konvensional.
Stop Rotor UAV, diuji oleh Naval Research Laboratory untuk
mengevaluasi platform potensial yang dengan cepat bisa menyebarkan umpan
torpedo (decoy) sebagai bagian dari pertahanan anti-kapal selam armada
permukaan. Drone lepas landas secara vertikal dari dek, lalu transisi
untuk meneruskan penerbangan yang didukung oleh rotor ekor, dengan
menghentikan rotor dan membalik satu baling-baling untuk membentuk
sayap. Proses lengkap hanya membutuhkan waktu satu detik. Sampai saat
ini drone ini telah diuji dalam penerbangan mode helikopter, dan
transisi rotor didemonstrasikan di lapangan.
UAS eksperimental bersayap salip dan bertenaga matahari
/ Cruciform-winged experimental fuel-cell UAS (XFC UAS diluncurkan dari
tabung simulasi kapal selam pada Desember 2013, sebagai bagian dari tes
oleh laboratorium Naval Research (NRL) menunjukkan kelayakannya untuk
menempatkan UAV ini pada misi pengintaian dari kapal selam.
Ketika dilipat, UAV XFC disimpan dalam wadah yang cocok dengan penyimpanan tabung torpedo.
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar