WASHINGTON-(IDB) : US Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mendorong
potensi Drone QF-16 untuk mampu memberikan dukungan udara kepada pasukan
dalam pertempuran masa depan, seperti General Atomics MQ-1 Predator dan
MQ-9 Reaper yang lebih dahulu diterjunkan ke medan tempur
IHS Jane mengatakan pesawat tanpa awak QF-16 ideal untuk serangan ke wilayah musuh dan misi yang berbahaya “di mana Anda tidak ingin menempatkan pilot dalam situasi bahaya”.
Saat ini QF-16 dibatasi hanya untuk operasi di dua pangkalan AS, Tyndall Air Force Base, Florida dan White Sands (WSMR), New Mexico. Stasiun kontrol QF-16 di darat akan kehilangan kontak dengan pesawat, jika pesawat terbang di atas cakrawala atau melebihi batas yang ditentukan.
Tapi Boeing ingin meng-upgrade sistem kontrol untuk memberikan QF-16
agar bisa terbang seperti UAV lain. “Langkah pertama adalah, kita
benar-benar ingin pesawat terbang ini bisa terbang lebih luas tidak
harus terikat pada dua stasiun,” kata Cejas dari Boeing.
“Tidak ada alasan QF – 16 tidak bisa melakukan apa yang UAV saat ini lakukan”.
Kemampuan QF-16 adalah sama dengan F-16 yang menggunakan pilot, Boeing telah dikontrak oleh USAF untuk mengkonversi 126 F-16 ke versi QF-16 untuk uji coba. Kebutuhan jangka panjang pemerintah AS adalah 210 pesawat QF-16.
Liputan video :
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar