JKGR-(IDB) : Pemerintah melalui TNI Polri benar-benar menyiapkan diri untuk
menghadapi segala kemungkinan ancaman yang dapat menganggu ketertiban
dan keamanan nasional, menjelang Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Untuk itu,
TNI Polri diperintahkan bukan pada posisi Siaga II atau Siaga III,
melainkan Siaga I.
Siaga I tidak sembarangan dilakukan, karena akan menghabiskan energi
prajurit. Siaga I diberlakukan bila begitu tingginya tingkat ancaman
yang memerlukan kesiapan pasukan. Ancaman dianggap sudah di depan mata,
sehingga pasukan “melotot” semua, tidak ada yang tidur, apalagi pelesir.
Siaga I dipakai untuk ancaman nyata yang bisa datang sewaktu-waktu.
Ancaman bisa apa saja, dari luar negeri atau dari dalam negeri. Dalam
Siaga I, prajurit maupun polisi dipanggil orang-per orang untuk
melaksanakan tugasnya, meskipun itu jam berapa. Tidak lagi mengenal
waktu.
Normalnya, satu batalyon pada jam kerja, mereka simpan sepertiga
kekuatan. Yang dua pertiga boleh pesiar. Namun jika sudah Siaga I, maka
semua prajurit ada di markas, menyiapkan seluruh peralatannya.
Merapihkan Ransel, amunisi dan senjata. Siap berangkat kapan saja.
Jika sudah Siaga I, Panglima TNI akan memerintahkan ke seluruh
Pangdam untuk menyiapkan pasukan. Demikian pula dengan Kostrad, yang
apel kesiagaan Kostrad telah digelar Pangkostrad hari ini. Pasukan
Kostrad, siap dikirim ke mana saja.
F 16 Meretas Langit Jakarta
TNI AU tidak ketinggalan dalam melakukan Siaga I, termasuk untuk mengamankan Ibukota Negara.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Hadi
Tjahjanto menyatakan, saat ini sejumlah personel TNI AU tengah
melaksanakan agenda rutin tahunan pengamanan Ibu Kota. Ada 5 unit
pesawat F-16 yang diterbangkan sekaligus bermanuver di langit Jakarta.
Setidaknya ada dua unit pesawat F16 yang terbang tiga kali di atas
kawasan Senayan, Jakarta Pusat, kira-kira pukul 14.00 hingga 15.00 wib,
Senin 07/07/2014. Suara pesawat terdengar bergemuruh kencang. Masyarakat
Jakarta sempat dikejutkan dengan pesawat F16 yang berseliweran sehingga
menghasilkan suara gemuruh di Senin Siang.
Marsekal Madya TNI Hadi Tjahjanto meminta masyarakat Ibu Kota tidak
perlu khawatir atas manuver pesawat tersebut. “Kondisi Jakarta aman dan
terkendali.
“Biasanya kita lakukan apabila ada pesawat asing yang masuk tanpa
izin ke wilayah Ibu Kota, pesawat F16 untuk mengantisipasi itu,”
tambahnya.
Menurut Marsekal Madya TNI Hadi Tjahjanto, agenda pengamanan Ibu
Kota, kebetulan saja bertepatan dengan menjelang Pemilihan Presiden 9
Juli 2014.
Daerah Hot Spot
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua dalam
telekonferensinya dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI
Budiman menegaskan, dalam rangka peningkatan status keamanan pihaknya
telah menggeser ribuan personel ke sejumlah titik rawan.
“Pergeseran pasukan telah dilakukan dalam minggu ini. Kami juga
menyiapkan pasukan cadangan 9 satuan setingkat kompi atau sekitar
7.200-an personel,” jelasnya di Makodam XVII/Cenderawasih, Minggu
(6/7/2014).
Kodam Cenderawasih juga mengantisipasi 6 daerah rawan dalam pilpres
tahun ini, di antaranya Kabupaten Lanny Jaya, yakni di sekitar wilayah
Pirime, Puncak, Keerom, Jayapura, Yapen dan Skow, Wutung yang terletak
di perbatasan Papua dan Papua Nugini.
“Sebenarnya saya sedih juga jika ada kelompok yang berseberangan itu
tewas tertembak prajurit kami, namun jika mereka sudah angkat senjata,
tentu kami akan membalasnya dan tidak segan-segan untuk menumpas. Kami
sudah siap untuk hal ini. Silakan saja jika mereka mau menyerang aparat
keamanan, pasti akan ada ucapan selamat datang dari kami,” tegasnya.
Respon ini muncul karena ada pesan singkat dari kelompok Organisasi
Papua Merdeka (OPM) pimpinan Panglima Divisi VII Lapago, Erimbo Enden
Wanimbo, yang mengancam akan menyerang sejumlah objek vital dan markas
aparat keamanan di ibukota kabupaten yang terletak di pegunungan tengah
Papua.
Panglima TNI Dan Latihan Gultor
TNI juga menggelar Latihan Gabungan (Latgab) Penanggulangan Teror
(Gultor) di Lanud Iswahyudi Madiun, Jawa Timur, setelah Panglima TNI
Jenderal Moeldoko memberikan Perintah Operasi (PO) kepada tim Gultor.
“Ini latihan dalam keadaan riil. Sampai saat ini pasukan tidak tahu
apa yang akan kita lakukan, karena kita ingin tahu kesiapan pasukan
seperti apa,” jelas Moeldoko di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta,
Senin (7/7/2014).
Melalui radio komunikasi, Moeldoko memberikan PO kepada tim Gultor
TNI, Satuan 81 Kopassus dan Satuan Bravo Paskhas. Moeldoko didampingi
oleh KASAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KASAL Laksamana TNI
Marsetio, sementara KASAD Jenderal TNI Budiman diwakilkan oleh Wakasad
Letjen TNI M. Munir. Turut hadir pula Wakasau Marsekal Madya TNI Bagus
Puruhito.
“Perhatikan dan cermati. Saat ini telah terjadi pembajakan dari hasil
informasi signal elektronik pesawat negara tertentu di dekat Indonesia
dan kita arahkan ke Madiun,” jelas Jenderal Moeldoko.
“Saya perintahkan untuk pasukan khusus langsung laksanakan operasi
no. 2 Kilat Bugis dan untuk Paskhas Siaga Nusantara. Segera ambil
langkah-langkah taktis. Demikian perintah saya, segera bertugas.
Laksanakan,” Jenderal Moeldoko memerintahkan tim Gultor.
Menurut Jenderal Moeldoko, latihan ini bertujuan dalam rangka
perencanaan pembuatan komando pasukan khusus TNI. Meski dalam rangkaian
pemilu, TNI tidak ingin hanya fokus pada keamanan dalam negeri. TNI
ingin menunjukkan bahwa mereka pun siaga terkait ancaman keamanan dari
luar negeri.
“Pesan untuk negara-negara luar, kita siap menghadapi sesuatu yang datangnya dari luar,” tegas Panglima TNI.
Panglima TNI juga terbang menuju Mako Kopassus di Cijantung untuk
mengecek kesigapan dan persiapan para personel setelah perintah ia
keluarkan. Usai dari Cijantung, Jenderal Moeldoko langsung menuju Madiun
untuk meninjau Latgab Gultor. Satuan Gabungan Anti Teror TNI
Diterbangkan ke Madiun Sebanyak 112 prajurit gabungan dari Satuan 81
Kopassus TNI AD dan Satuan Bravo Kopaskhas TNI AU terbang menuju
Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, hari ini (Senin, 7/7).
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar