SITUBONDO-(IDB) : Rombongan VIP peninjau Latihan Gabungan (Latgab) TNI melintasi medan
ranjau di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Rombongan yang menumpang
KRI Makassar ini dikawal 3 kapal perang di bagian depan dan belakang.
Susunan manuver kapal adalah KRI Pulau Rengat - KRI Oswald Siahaan - KRI Makassar - KRI Surabaya - KRI Ahmad Yani. KRI Makassar membawa rombongan VIP yang terdiri dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAL Laksamana Marsetio, KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, Wakil KSAD Letjen Munir serta Dirlatgab Letjen Lodewijk F Paulus. Sementara KRI Surabaya mengangkut pasukan.
Sedangkan 3 KRI lainnya merupakan KRI yang mengamankan pergerakan KRI Makassar dan KRI Surabaya. Sebelum melalui medan ranjau, pengamanan dilakukan dari sisi udara melalui pesawat CN 235. Pesawat tersebut bermanuver di sekeliling formasi kapal. Informasi yang didapat dari pesawat CN 235 langsung diteruskan ke kapal.
"Seluruh kapal konvoi melaksanakan pertahanan udara dengan membentuk tabir lintas laut," kata Letkol Laut Seno Ario Wibowo melalui pengeras suara di KRI Makassar, Selasa (3/6/2014).
Tabir lintas laut dimaksudkan untuk mengamankan posisi KRI Makassar dan KRI Surabaya. Sebelum KRI Makassar melintas, medan ranjau dibersihkan oleh KRI Pulau Rengat dan KRI Oswald Siahaan. Sepanjang perlintasan medan ranjau, KRI Makassar memperlambat lajunya hingga kecepatan 7 nautical mile.
"Kita akan mengurangi kecepatan untuk meminimalisir kebisingan dan getaran selama melintas di medan ranjau," ujarnya.
Pengurangan kebisingan dan getaran tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir resiko terkena ranjau. Sebab meskipun telah dibersihkan oleh 2 KRI sebelumnya, dikhawatirkan masih ada ranjau yang tertinggal.
"Ya, kita berhasil melalui medan ranjau dengan selamat," kata Seno diiringi tepuk tangan penumpang kapal.
KRI terus melanjutkan perjalanan menuju Selat Bali. Bahaya masih mengintai di depan. Kapal-kapal tempur terus bermanuver dan bersiap untuk pertempuran selanjutnya.
Susunan manuver kapal adalah KRI Pulau Rengat - KRI Oswald Siahaan - KRI Makassar - KRI Surabaya - KRI Ahmad Yani. KRI Makassar membawa rombongan VIP yang terdiri dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAL Laksamana Marsetio, KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, Wakil KSAD Letjen Munir serta Dirlatgab Letjen Lodewijk F Paulus. Sementara KRI Surabaya mengangkut pasukan.
Sedangkan 3 KRI lainnya merupakan KRI yang mengamankan pergerakan KRI Makassar dan KRI Surabaya. Sebelum melalui medan ranjau, pengamanan dilakukan dari sisi udara melalui pesawat CN 235. Pesawat tersebut bermanuver di sekeliling formasi kapal. Informasi yang didapat dari pesawat CN 235 langsung diteruskan ke kapal.
"Seluruh kapal konvoi melaksanakan pertahanan udara dengan membentuk tabir lintas laut," kata Letkol Laut Seno Ario Wibowo melalui pengeras suara di KRI Makassar, Selasa (3/6/2014).
Tabir lintas laut dimaksudkan untuk mengamankan posisi KRI Makassar dan KRI Surabaya. Sebelum KRI Makassar melintas, medan ranjau dibersihkan oleh KRI Pulau Rengat dan KRI Oswald Siahaan. Sepanjang perlintasan medan ranjau, KRI Makassar memperlambat lajunya hingga kecepatan 7 nautical mile.
"Kita akan mengurangi kecepatan untuk meminimalisir kebisingan dan getaran selama melintas di medan ranjau," ujarnya.
Pengurangan kebisingan dan getaran tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir resiko terkena ranjau. Sebab meskipun telah dibersihkan oleh 2 KRI sebelumnya, dikhawatirkan masih ada ranjau yang tertinggal.
"Ya, kita berhasil melalui medan ranjau dengan selamat," kata Seno diiringi tepuk tangan penumpang kapal.
KRI terus melanjutkan perjalanan menuju Selat Bali. Bahaya masih mengintai di depan. Kapal-kapal tempur terus bermanuver dan bersiap untuk pertempuran selanjutnya.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar