JAKARTA-(IDB) : Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia meminta Rusia untuk
melakukan transfer teknologi atas alutsista yang dibeli. Jika masih
tidak bisa dilakukan, RI mengancam akan membeli dari negara lain.
"Justru itu, yang selalu kami minta ke Rusia. Kami mengatakan kepada mereka, apabila tidak bisa transfer of technology (TOT), maka kami akan berpaling ke tempat lain," ujar Purnomo yang ditemui semalam di Hari Nasional Rusia di Jakarta.
Dia menjelaskan, selain dari Rusia, RI juga mendapatkan tawaran alutsista dari Ukraina dan negara blok timur lainnya. "Dan teknologi yang mereka miliki termasuk bagus," kata Purnomo.
Ditanya alasan Rusia masih belum mau TOT, Purnomo mengatakan pembelian yang dilakukan harus dalam jumlah besar. Sementara sistem anggaran yang diterapkan oleh RI tidak memungkinkan untuk memborong dalam jumlah banyak.
"Contohnya seperti India yang kemarin memborong 80 pesawat tempur Sukhoi. Nah, kita tidak bisa seperti itu. Apabila semua anggaran hanya dialokasikan untuk membeli alutsista militer bisa repot," ujar Purnomo.
Hal ini dibantah oleh Duta Besar Republik Federasi Rusia, Mikhail Y. Galuzin. Dia mengatakan masalah ini masih terus dinegosiasikan. "Dari sisi politik, saya melihat tidak ada masalah untuk itu," ujar Galuzin.
"Justru itu, yang selalu kami minta ke Rusia. Kami mengatakan kepada mereka, apabila tidak bisa transfer of technology (TOT), maka kami akan berpaling ke tempat lain," ujar Purnomo yang ditemui semalam di Hari Nasional Rusia di Jakarta.
Dia menjelaskan, selain dari Rusia, RI juga mendapatkan tawaran alutsista dari Ukraina dan negara blok timur lainnya. "Dan teknologi yang mereka miliki termasuk bagus," kata Purnomo.
Ditanya alasan Rusia masih belum mau TOT, Purnomo mengatakan pembelian yang dilakukan harus dalam jumlah besar. Sementara sistem anggaran yang diterapkan oleh RI tidak memungkinkan untuk memborong dalam jumlah banyak.
"Contohnya seperti India yang kemarin memborong 80 pesawat tempur Sukhoi. Nah, kita tidak bisa seperti itu. Apabila semua anggaran hanya dialokasikan untuk membeli alutsista militer bisa repot," ujar Purnomo.
Hal ini dibantah oleh Duta Besar Republik Federasi Rusia, Mikhail Y. Galuzin. Dia mengatakan masalah ini masih terus dinegosiasikan. "Dari sisi politik, saya melihat tidak ada masalah untuk itu," ujar Galuzin.
Terus Berjalan
Kendati demikian, Purnomo menyebut kerjasama di bidang pertahanan dengan Rusia terus berjalan.
Terakhir, TNI Angkatan Laut kembali menerima 37 unit kendaraan tempur amfibi tank BMP-3F buatan Rusia pada akhir Januari. Alutsista tersebut diserahkan secara resmi di Jawa Timur.
Dengan adanya 37 tank tersebut, maka kian memperkuat alutsista serupa yang sudah dibeli tahun 2010 silam. Saat itu TNI AL menerima sebanyak 17 unit, sehingga total kini telah terdapat 54 unit tank BMP-3F.
Terakhir, TNI Angkatan Laut kembali menerima 37 unit kendaraan tempur amfibi tank BMP-3F buatan Rusia pada akhir Januari. Alutsista tersebut diserahkan secara resmi di Jawa Timur.
Dengan adanya 37 tank tersebut, maka kian memperkuat alutsista serupa yang sudah dibeli tahun 2010 silam. Saat itu TNI AL menerima sebanyak 17 unit, sehingga total kini telah terdapat 54 unit tank BMP-3F.
Menurut situs resmi TNI,
pengadaan 37 unit kendaraan tempur amfibi untuk AL tersebut memakan dana
senilai lebih dari US$100 juta atau Rp1,1 triliun.
Rusia Akui Positif Hubungan Bilateral Indonesia
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin merasa hubungan yang dijalani dengan Indonesia membawa hal positif. Menyusul kedua negara tersebut sudah menjalin sejumlah kerja sama khususnya dalam bidang pertahanan.
“Sejauh ini kami sudah mengimplementasikan perkembangan hubungan pertahanan dengan Indonesa,” tuturnya di Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Pernyataan tersebut dia paparkan dalam pembukaan perayaan Hari Nasional Rusia di Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu 11 Juni 2014.
Terkait masalah kerjasama tersebut, Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro juga menjelaskan hubungan bilateral yang dilakukan dengan Rusia sangat kuat.
“Rusia tidak menutup diri ketika Indonesia menjalin kerjasama dalam bidang pertahanan,”ungkapnya.
“Saya pun berharap kedepannya hubungan diplomatik ini akan menjadi lebih kuat lagi,” tambahnya.
Sebelumnya, Purnomo menjelaskan Rusia telah memberikan sejumlah bantuan terhadap peralatan maritim dan skuardon milik Indonesia. Hal tersebut pun membuat Rusia bangga sebagai mitra dari Indonesia.
Dalam perayaan hari nasional tersebut selain Purnomo turut hadir sejumlah perwakilan dari tiap Negara. Para pejabat Indonesia pun juga turut hadir seperti Ketua Muhammadiyah, Din Syamsudin dan juga mantan Ketua Makamah Konstitusi Indonesia, Jimly Asshiddiqie.
“Sejauh ini kami sudah mengimplementasikan perkembangan hubungan pertahanan dengan Indonesa,” tuturnya di Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Pernyataan tersebut dia paparkan dalam pembukaan perayaan Hari Nasional Rusia di Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu 11 Juni 2014.
Terkait masalah kerjasama tersebut, Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro juga menjelaskan hubungan bilateral yang dilakukan dengan Rusia sangat kuat.
“Rusia tidak menutup diri ketika Indonesia menjalin kerjasama dalam bidang pertahanan,”ungkapnya.
“Saya pun berharap kedepannya hubungan diplomatik ini akan menjadi lebih kuat lagi,” tambahnya.
Sebelumnya, Purnomo menjelaskan Rusia telah memberikan sejumlah bantuan terhadap peralatan maritim dan skuardon milik Indonesia. Hal tersebut pun membuat Rusia bangga sebagai mitra dari Indonesia.
Dalam perayaan hari nasional tersebut selain Purnomo turut hadir sejumlah perwakilan dari tiap Negara. Para pejabat Indonesia pun juga turut hadir seperti Ketua Muhammadiyah, Din Syamsudin dan juga mantan Ketua Makamah Konstitusi Indonesia, Jimly Asshiddiqie.
Sumber : Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar