Penyebaran Armada Kapal Selam Di Asia Pasifik
China / Tiongkok
China / Tiongkok
JKGR-(IDB) : Di wilayah Asia – Pasifik, China memiliki salah satu armada kapal
selam terbesar. Rincian secara pastinya armada bawah laut PLAN sulit
diprediksi jumlahnya, tapi pada saat ini mereka diperkirakan
mengoperasikan sekitar 79 KS yang tersebar di sembilan kelas yang
berbeda.
Pada tingkat strategis armada kapal selam rudal balistik nuklir mereka terdiri dari empat unit KS Type- 94 ‘Jin class’, dengan kapal kelima dilaporkan dalam pembangunan. Jin Class ini dapat membawa 12 biji rudal Balistik Julang-2 (JL-2) dengan jangkauan 7.200 kilometer ( 4.475 mil) yang bisa ditambahkan dengan hulu ledak nuklir. Keempat kapal selam Jin ini juga ditemani beberapa unit KS Type- 92 ‘ Xia Class ‘ yang saat ini dianggap mengalami konversi menjadi SSGN. dan didukung armada KS yang terdiri dari sekitar empat unit SSN Type- 93 ‘Shang Class’ dan empat unit SSN Type- 91 ‘Han Class’.
Pada tingkat strategis armada kapal selam rudal balistik nuklir mereka terdiri dari empat unit KS Type- 94 ‘Jin class’, dengan kapal kelima dilaporkan dalam pembangunan. Jin Class ini dapat membawa 12 biji rudal Balistik Julang-2 (JL-2) dengan jangkauan 7.200 kilometer ( 4.475 mil) yang bisa ditambahkan dengan hulu ledak nuklir. Keempat kapal selam Jin ini juga ditemani beberapa unit KS Type- 92 ‘ Xia Class ‘ yang saat ini dianggap mengalami konversi menjadi SSGN. dan didukung armada KS yang terdiri dari sekitar empat unit SSN Type- 93 ‘Shang Class’ dan empat unit SSN Type- 91 ‘Han Class’.
Meskipun memiliki armada kapal selam nuklir yang cukup besar, PLAN
terus mempertahankan armada SSKs alias armada KS diesel elektriknya.
Patut diduga mereka mengoperasikan 9 unit Type – 41 ‘Yuan Class’, 14 unit SSKs Type- 39 ‘Song Class’, 12 unit ‘Kilo Class’, 14 unit KS ‘Ming Class’ dan 30 unit KS ‘Romeo Class’ sebagai cadangan dan ada beberapa yang digunakan untuk pelatihan.
Dipicu oleh ekonomi yang kuat, angkatan laut China membuat kemajuan dalam pengembangan kekuatan kapal selam multifaset. Salah satu tujuan dari kapal selam China adalah untuk menciptakan sebuah zona anti-access/area untuk mempertahankan daratan China. Zona ini meliputi Kepulauan Kuril, Jepang, Taiwan, dan Laut China Selatan dengan tujuan menegakkan klaim China di Timur dan Selatan.
Patut diduga mereka mengoperasikan 9 unit Type – 41 ‘Yuan Class’, 14 unit SSKs Type- 39 ‘Song Class’, 12 unit ‘Kilo Class’, 14 unit KS ‘Ming Class’ dan 30 unit KS ‘Romeo Class’ sebagai cadangan dan ada beberapa yang digunakan untuk pelatihan.
Dipicu oleh ekonomi yang kuat, angkatan laut China membuat kemajuan dalam pengembangan kekuatan kapal selam multifaset. Salah satu tujuan dari kapal selam China adalah untuk menciptakan sebuah zona anti-access/area untuk mempertahankan daratan China. Zona ini meliputi Kepulauan Kuril, Jepang, Taiwan, dan Laut China Selatan dengan tujuan menegakkan klaim China di Timur dan Selatan.
China telah memperluas tiga pangkalan angkatan laut untuk mendukung pertumbuhan armada kapal selam mereka. Armada Laut Selatan adalah armada yang paling kuat dan memiliki pangkalan kapal selam bawah tanah di Yulin Naval Base di pulau Hainan .
Taiwan
Taiwan hanya memiliki 2 unit KS Hai Lung class yang dibuat
di Belanda pada tahun 1980-an. Terancam oleh potensi blokade laut
China, Taiwan sebetulnya tertarik untuk memperkuat armada KS nya hingga
delapan unit kapal selam baru. tetapi masalahnya adalah tidak ada satu
negara pembuat Kapal Selam yang mau memenuhi permintaan Taiwan ini
karena ancaman konsekuensi politik dan ekonomi dari China yang pastinya
akan ngamuk. Sementara Amerika Serikat yang ingin sekali membantu juga
dipaksa harus berfikir matang-matang.
India
India patut diduga saat ini mengoperasikan sekitar 14 kapal selam yang terdiri dari sepuluh ‘Sindhughosh class‘ dan empat ‘Shishumar class‘
SSKs .
Namun demikian, armada kapal selam India saat ini sedang mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan roll- out negara itu untuk melengkapi dengan senjata nuklir bagi kekuatan udara, darat dan laut pasukannya.
Angkatan Laut India juga segera mengoperasikan satu unit dari total 6 unit KS ‘ Arihant class ‘ SSBN yang dapat membawa dua belas Rudal balistik K – 15 Sagarika (dengan kisaran 750km) atau empat rudal balistik Agni – IV ( 3.500 km range) yang mulai diluncurkan dan menjalani uji laut sejak tahun 2009, dengan KS pertama INS Arihant diharapkan untuk dapat beroperasi sekitar tahun 2015 mendatang.
KS ini akan bergabung bersama INS Chakra dan INS Nerpa. Kapal selam SSN dari type – 971 ‘ Akula – II ‘ yang judulnya disewakan Rusia kepada India selama sepuluh tahun.
Namun demikian, armada kapal selam India saat ini sedang mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan roll- out negara itu untuk melengkapi dengan senjata nuklir bagi kekuatan udara, darat dan laut pasukannya.
Angkatan Laut India juga segera mengoperasikan satu unit dari total 6 unit KS ‘ Arihant class ‘ SSBN yang dapat membawa dua belas Rudal balistik K – 15 Sagarika (dengan kisaran 750km) atau empat rudal balistik Agni – IV ( 3.500 km range) yang mulai diluncurkan dan menjalani uji laut sejak tahun 2009, dengan KS pertama INS Arihant diharapkan untuk dapat beroperasi sekitar tahun 2015 mendatang.
KS ini akan bergabung bersama INS Chakra dan INS Nerpa. Kapal selam SSN dari type – 971 ‘ Akula – II ‘ yang judulnya disewakan Rusia kepada India selama sepuluh tahun.
India juga masih memiliki 14 kapal selam konvensional berupa 10 Sindhughosh class (Kilo / Proyek 877EKM ) dan 4 tipe 209/1500 HDW atau sering disebut Shishumar class.
Armada Kapal selam konvensional India ini juga mengalami perbaikan
besar-besaran. Upaya modernisasi ini akan menambah kekuatan operasi SSKs
meeka dengan pengadaan Proyek – 75 ‘Scorpene‘ dari DCNS
Perancis, dengan kemampuan meluncurkan MBDA Exocet SM.39 sebagai rudal
anti kapal, ??ditambah hingga 18 torpedo kelas berat dan atau 30 ranjau.
Kapal selam ini sedang dibangun di Mazagon Docks, Mumbai. Dan
diharapkan ‘Scorpene’ pertama akan beroperasi pada Juni 2015, dengan
total 6 unit KS dijadwalkan akan dibuat sampai tahun 2019.
Pakistan
AL Pakistan mempertahankanpengoperasian 5 unit kapal selam Agosta class terdiri dari dua unit dari kelas Agosta asli dibangun pada 1970-an, sementara tiga lainnya adalah dari kelas modern Agosta 90B yang dilengkapi dengan MESMA AIP.
Pada tahun 2006, Pakistan mengumumkan persyaratan untuk pembelian
armada SSKs terbaru untuk menggantikan armada Agosta nya dengan memilih
untuk bekerja sama dengan China untuk membeli 6 unit kapal selam yang
dilengkapi AIP dengan empat unit yang akan dibangun di Cina dan dua unit
terakhir di Pakistan.
Selain itu Pakistan juga mengoperasikan 6 unit KS Midget tipe SX 506 dan sekitar 6 s/d 10 unit KS Midget type SX 756 yang mereka buat sendiri dengan lisensi dari galangan Cos.Mo.S (Construzioni Motoscafi Sottomarini) Livorno, Italia
Jepang
Jepang saat ini telah meningkatkan armada kapal
selam nya. Jepang saat ini diyakini memiliki 22 unit KS dalam
operasional mereka, termasuk 2 unit ‘Soryu class’ dilengkapi dengan Stirling Air Independent Propulsion (AIP) produksi Kockums Stirling 4V – 275R Mk – III ‘, 10 unit ‘Oyashio class‘, 6 unit ‘ Harushio class‘ dan 2 unit ‘Asashio class‘ yang digunakan untuk pelatihan.
KOREA UTARA
Banyak misteri yang mengelilingi armada kapal selam dari Republik
Demokratik Rakyat Korea (DPRK) alias Korea Utara ini. Patut diduga
Armada KS mereka dianggap cukup kuno, yang terdiri dari sekitar 25 unit
type 633 ‘Romeo class‘ , yang diperkirakan telah dibangun
secara lokal menggunakan komponen yang dipasok Cina. Melengkapi 4 unit
‘Romeo’ kelas-613/644/665 ‘Whiskey class‘. Selainitu patut diduga mereka mengoperasikan sekitar 25 s/d 40 unit ‘Sang-O class‘
yang memiliki jangkauan hingga 2.800 km dimana beberapa diantaranya
dimodifikasi menjadi kapal selam infiltrasi bersenjata yang dirancang
untuk mengangkut pasukan khusus Korea Utara yang disebut Sang O class versi K-300, yang pernah diidentifikasi pada tahun 2011 lalu.Korea Utara juga diduga mengoperasikan 50 unit ‘Yugo class’
kapal selam Midget yang diyakini bertanggung jawab atas tenggelamnya
kapal Cheonan Angkatan Laut Korea Selatan yang di torpedomenggunakan
Torpedo type CHT – 02D, Maret 2010 lalu.
KOREA SELATAN
Saat ini armada negara ini diperkirakan mengoperasikan 9 unit ‘ Chang Bogo class
‘ kapal selam konvensional yang didasarkan pada pengembangan type –
209/1300 , ditambah beberapa KS Midget berupa beberapa unit ‘ Tolgorae class ‘ dan ‘ Cosmos class ‘.
Mereka juga dalam tahap pembuatan 6 s.d 9 unit KS ‘ Son Won Il class ‘
kapal selam ini dibuat berdasarkan pada design kapal selam konvensional
Howaldtswerke – Deutsche Werft Type – 214 dengan AIP.
Salah satu fitur menarik dari kapal ini adalah penambahan radar
Thales Sphinx – Dserta terminal X -band satcom yang memiliki
probabilitas rendah intercept dan sistem tempur Atlas Elektronik dan
sonar suite.
SINGAPURA
Pada tahun 1995 dan 1997, RSN mengakuisisi 4 unit KS kelas Challenger (sebelumnya dikenal sebagai kelas Sjöormen)
kapal selam dari Angkatan Laut Swedia, Sebagai kapal selam yang
dirancang oleh Swedia untuk operasi di Laut Baltik, berbagai modifikasi
yang diperlukan untuk beroperasi di perairan tropis juga dilakukan
singapura. Singapura juga menandatangani perjanjian dengan Kockums untuk
penyediaan dua unit KS kelas Archer (sebelumnya dikenal sebagai kelas Västergötland)
pada 4 November 2005 dan telah beroperasi sejak tahun 2009. KS ini
kira-kira berusia lebih dari 20 tahun yang sebelumnya adalah armada
cadanganAngkatan Laut Swedia, KS ini telah dilakukan modernisasi dan
konversi untuk operasi di perairan tropis dilengkapi dengan sistem
propulsi udara independen. Mengupgrade sistem sonarnya sehingga
memungkinkanKS untuk mendeteksi kontak pada jarak jauh, sedangkan sistem
torpedo memiliki kemampuan akuisisi target yang lebih baik.Empat KS
kelas Challenger dan dua KS kelas Archer ini membentuk 171 Squadron dari
RSN.
Sementara itu untuk yang terbaru Singapura telah menandatangani kontrak untuk pengadaan dua unit KS type 218SG dari Thyssen Krupp Marine Systems pada
bulan November 2013 dengan biaya sekitar satu miliar Euro dan
diperkirakan akan memakan waktu enam tahun untuk menyelesaikannya dan
menurut schedule KS pertama akan diserahkan kepada Angkatan Laut
Singapura pada tahun 2020.
MALAYSIA
Berbatasan dengan Selat Malaka dan konflik di Laut Cina Selatan, The Royal Navy Malaysia ( RMN ) mengoperasikan 2 unit KS Scorpene yang
dibangun oleh DCNS dan Navantia yang berbasis di Sepanggar Bay di
Sabah. Dan Malaysia melakukan uji – tembak bawah permukaan KS pertama
kalinya dengan Rudal SM39 Exocet pada bulan Juli 2010.
Selain itu Malaysia juga mengoperasikan antara 3 sampai dengan 6 unit
KS Midget type SWATS (Shallow Water Attack Submarine) dengan tonnage
200 ton buatan Cos.Mo.S (Construzioni Motoscafi Sottomarini)Italia, dimana Calon awak kapalnya dilatih disatuan midget Angkatan Laut Pakistan.
Dan juga patut diduga mereka juga masih mengoperasikan 2 unit KS type Zwaardvis yang
dulunya disewa selama lima tahun dari Angkatan Lautnya Kompeni alias
Belanda dalam rangka persiapan awak KS mereka sebelum mengoperasikan
Scorpene. Padahal dulu awak KS Scorpene mereka dilatih di Perancis
menggunakan KS latih, Agosta Class (Ouessant S623).
THAILAND
Royal Thai Navy ( RTN ) sedang mempertimbangkan pembelian kapal selam
juga. Pada bulan Maret 2011, Angkatan Laut Thailand melakukan negoisasi
pembelian dua unit kapal selam Type 206A second hand dari
Angkatan Laut Jerman dengan harga sekitar USD220 juta.Departemen
Pertahanan Thailand juga mengusulkan pembelian 6 unit kapal selam bekas Tipe 209. Sebuah markas armada kapal selam di Sattahip Naval Base akan
selesai pada tahun 2014 ini dan Thailand telah mengirimkan petugas
untuk mengikuti pelatihan kapal selam di Jerman dan Korea Selatan, dan
juga akan segera membangun Trainer Submarine Command Team.
VIETNAM
Vietnam merupakan pesaing regional untuk Cina dan meskipun militernya
kalah jauh dengan PLA, lokasi geografis negara ini merupakan iritasi
bersejarah dengan Cina. Saat ini Vietnam mengoperasikan sampai dengan 6
unit Kilo class ( Proyek 636 ) dengan platform mampu menembakkan LACMs.
Selain itu Vietnam juga mengoperasikan antara 2 sampai dengan 6 unit KS Midget “Yugo Class” yang dibeli dari Korea Utara.
FILIPINA
Sampai
saat ini Angkatan Laut Filipina masih memprogramkan pengadaan antara 2
sampai dengan 3 unit KS, tetapi belum ada detail lebih lanjut mengenai
jenis dan type yang mereka pilih dan dijadwalkan pengadaan ini harus
segera terealisasi paling lambat tahun 2020 mendatang.
AUSTRALIA
( RAN ) Royal Australian Navy pada awalnya mengoperasikan 6 unit KS kelas konvensional ‘ Collins class ‘ yaitu :
- SSG 73 HMAS Collins
- SSG 74 HMAS Farncomb
- SSG 75 HMAS Waller
- SSG 76 HMAS Dechaienux
- SSG 77 HMAS Sheehan
- SSG 78 HMAS Rankin
Namun patut diduga dari enam unit itu sekarang ini hanya dua unit
saja yang dapat beroperasi yaitu HMAS Collins dan HMAS Farncomb. Kapal
selam kelas Collins dapat dikategorikan sebagai kapal selam gagal.
Berbagai permasalahan teknis selalu menghantui kapal selam buatan
Australia ini. Entah itu kerusakan combat system, kerusakan generator,
Perangkat Lunak, masalah aliran hidrodinamik, baling-baling yang retak,
mesin dan gearbox segel, periskop yang mengalami getaran dan masih
banyak lagi. semua itu memiliki kontribusi terhadap tingkat kesiapan
operasional yang rendah untuk kapal selam dan lain sebagainya.
Semua itu berawal dari keinginan Australian Navy mengoperasikan kapal
selam yang tidak digunakan oleh Angkatan Laut lain di dunia.
Pemerintahan di Canberra lebih memilih pendekatan desain daripada
off-the-shelf. Kapal selam kelas Collins desain dasarnya adalah kapal
selam Vastergotland asal Kockum AB, Swedia yang kemudian
didesain ulang oleh ASC. Melalui desain ulang, dimensi kapal selam
mengalami pembesaran beberapa kali dibandingkan aslinya.
Kapal selam buatan Swedia secara filosofis dirancang untuk beroperasi
di perairan Laut Baltik dan bukan untuk di perairan laut dalam atau
samudera. Sedangkan kapal selam kelas Collins yang merupakan pembesaran
dari kelas Vastergotland dirancang untuk beroperasi di laut lepas. Namun
yang luput dari perhatian para perancang Australia adalah pembesaran
dimensi kapal selam bukanlah jawaban terhadap kebutuhan operasional yang
diinginkan oleh Angkatan Laut negeri itu. Proyek Collins class ini
merupakan desain unik yang disesuaikan dengan persyaratan Australia.
Bagian kapal selam pertama dibangun oleh Kockums di Swedia, namun
sebagian besar pekerjaan dilakukan di Australia oleh galangan kapal
lokal milik pemerintah. Keseluruhan kapal kedua sampai keenam dibangun
secara lokal. Upaya ‘melokalisir’ design asli Kockums ini tanpa
asistensi pemilik design aslinya kemudian dianggap sebagai blunder dalam
pembangunan Collins class yang menyebabkan “cacat teknis”.
Kapal selam tersebut mengalami penurunan kemampuan karena berbagai
masalah (baterai, mesin, generator, towed array, dan propulsi darurat)
yang telah diketahui secara luas selama bertahun-tahun. Bahkan sampai
saat ini ada dua kapal selam sejenis yang tergeletak di dock selama
sembilan tahun. Di KS ini juga sering banget dilakukan upgrade
peningkatan kemampuan mulai dari tahun 2003 sampai yang terbaru 2013
kemarin
RAN berusaha menggandakan jumlah kapal selam mereka menjadi 12 unit
di tahun 2020-2030. Pemerintah Australia sudah menganggarkan dana riset
sebesar $214 juta AUD hanya untuk pemilihan design kapal selam pengganti
Collins. Belum jelas apa kapal selam pengganti Collins class nanti.
Tetap ada kemungkinan kembali menggunakan design Kockums seperti Collins
class dengan type Archer/Challenger-class seperti yang digunakan RSN
(The Republic of Singapore Navy) atau bahkan ikut melirik kapal selam
Jerman terbaru pengembangan Type 216 HDW seperti Type 218SG.
Pada 2012 juga terdengar kabar Australia mempertimbangkan teknologi kapal selam Soryu-class dgn
berat 4200 ton buatan Mitsubishi Heavy Industries. Dan selain itu
terdengar juga wacana mengganti Collins class dengan kapal selam
bertenaga nuklir. mereka juga mensyaratkan parameter pertimbangan
sebelum memutuskan pilihan diantaranya adalah: Endurance, Fuel Load,
Hull and Equipment Efficiencies, Reliability, Maintainability and
Redundancy, Stowage Capacity, Crew Endurance, Payload Capacities, Hull
Size, Range and Radius of Action. Selain itu juga ada wacana yang
mensyaratkan kemampuan serang darat dan kemampuan menyebarkan KS Midget
pada KS terbaru mereka nanti.
RUSIA
Rusia memiliki salah satu armada kapal selam terbesar di kawasan
Asia – Pasifik. Di kawasan ini mereka mengoperasikan armada bawah air
yang terdiri dari 5 unit - 667BDR SSBNs ‘ Delta – III class’. diperkuat juga oleh 3 unit SSGNs - 949A ‘ Oscar – II class, 4 unit SSN – 971 ‘ Akula class ‘ dan sekitar 9 unit ‘ Kilo class ‘ bagi kapal selam konvensionalnya.
Kekuatan bawah air Rusia di Asia – Pasifik juga ditambah dengan 4 unit KS “Borey class” -
dengan berat submerged 19.400 ton dan dilengkapi dengan enam 533mm
tabung torpedo busur – mount dan 16 SS – N – 32 Bulava. Dan juga 4 unit “Oscar class”
dengan berat submerged 14.500 ton dan membawa 24 SS – N – 19 rudal anti
– kapal. Torpedo persenjataannya adalah dalam bentuk empat tabung 533mm
dan 650mm serta empat tabung torpedo busur yang mampu menembakkan SS – N – 16 Stallion dan SS – N – 15 Starfish rudal anti kapal selam, torpedo pandu dan Shkval supercavitating torpedo.
Amerika Serikat
USA
juga memiliki salah satu armada kapal selam terbesar di kawasan Asia –
Pasifik yang termuat dalam gugus tempur armada VII dibawah kendali task
force 74. Di kawasan ini mereka mengoperasikan armada bawah air yang
terdiri dari beberapa unit KS SSN dari type Los Angeles Class dan beberapa unit KS SSBN dari type Ohio Class. Armada mereka juga diperkuat dengan KS SSN dari type Virginia Class yang merupakan pengembangan dari KS Seawolf class yang saat ini baru beroperasi sekitar belasan unit dari total pembuatan sebanyak 30 unit KS yang akan dibuat.
Salah satu faktor utama di balik sebagian besar pengdaan KS di
negara-negara tersebut diatas saat ini adalah karena kebangkitan armada
bawah air angkatan laut China dan khususnya lagi kekuatan militer
China. Satu-satunya cara dari negara-negara yang merasa terancam dengan
kekuatan militer armada bawah air China ini adalah berinvestasi dalam
pengadaan Kapal selam juga yang nantinya difokuskan sebagai penangkal
ancaman China tadi. Mengingat suasana tegang di sekitar wilayah yang
disengketakan di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur, negara-negara
seperti Vietnam jelas berinvestasi dalam meningkatkan kemampuannya untuk
mencegah dan berpotensi juga untuk mengganggu angkatan laut
China dan
merebut setiap pulau yang disengketakan.Sementara
setiap pembelian KS oleh Filipina juga didorong oleh keinginan yang
sama dengan Vietnam. Demikian pula Jepang, Korea Selatan dan motivasi
serupa mungkin terletak di belakang program penggantian Collins class
Australia. yang jelas kecenderungan pengadaan kapal selam di Asias elama
beberapa tahun terakhir kemungkinan akan terus berlanjut di masa
mendatang
Bersambung…..
“Wira Ananta Rudhiro”
“Jalesveva Jayamahe”
“NKRI harga mati!”
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar