SEMARANG-(IDB) : TNI akan menggelar latihan gabungan di kawasan Asembagus, Jawa Timur dan
perairan Samudera Hindia. Dirlatgab Letjen TNI Lodewijk F Paulus
mengecek kesiapan alutsista yang akan diterjunkan dalam latgab terbesar
itu.
Dalam kunjungan di Lapangan Udara Ahmad Yani, Semarang, Lodewijk meninjau kesiapan 32 unit helikopter berbagai jenis itu. Seluruh personel diminta melakukan pengecekan total dan melanjutkan latihan sebelum latgab.
"Perlengkapan senjata perang, mainkan semua. Manuver apa yang akan kamu lakukan, semua harus dipikirkan matang," kata Lodewijk di Lanud Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/5/2014).
Masing-masing pilot diminta untuk benar-benar menguasai helikopter yang dikemudikannya. Kondisi kesehatan kru juga harus dipastikan fit semua.
"Yakinkan heli dan kru seluruhnya oke. Pertimbangkan arah angin saat terbang," ujarnya.
32 Unit helikopter itu terdiri dari 5 unit MI-35, 4 unit MI-17, 3 unit Heli Bolcow 105, 10 unit Heli Bell 205 dan 10 unit Heli Bell 402. Masing-masing helikopter memiliki keunggulan khusus.
Diantara seluruh helikopter tersebut, jenis MI merupakan helikopter andalan. Helikopter MI-17 ini mampu menampung personel 1 pleton atau sebanyak 36 orang. Jika tak diisi personel, helikopter ini menampung meriam. Sementara MI-35 memiliki keunggulan dalam hal menembak.
Selain MI-35, Heli Bolcow 105 juga digunakan untuk menembak. Helly ini dibeli dari Jerman dan dirakit di Indonesia. Sementara Helly Bell 205 dan Heli Bell 402 digunakan untuk mengangkut orang dengan kapasitas 10 penumpang. Helikopter jenis ini merupakan buatan Canada dan baru didatangkan minggu lalu dari PT Dirgantara Indonesia.
Dalam kunjungan di Lapangan Udara Ahmad Yani, Semarang, Lodewijk meninjau kesiapan 32 unit helikopter berbagai jenis itu. Seluruh personel diminta melakukan pengecekan total dan melanjutkan latihan sebelum latgab.
"Perlengkapan senjata perang, mainkan semua. Manuver apa yang akan kamu lakukan, semua harus dipikirkan matang," kata Lodewijk di Lanud Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/5/2014).
Masing-masing pilot diminta untuk benar-benar menguasai helikopter yang dikemudikannya. Kondisi kesehatan kru juga harus dipastikan fit semua.
"Yakinkan heli dan kru seluruhnya oke. Pertimbangkan arah angin saat terbang," ujarnya.
32 Unit helikopter itu terdiri dari 5 unit MI-35, 4 unit MI-17, 3 unit Heli Bolcow 105, 10 unit Heli Bell 205 dan 10 unit Heli Bell 402. Masing-masing helikopter memiliki keunggulan khusus.
Diantara seluruh helikopter tersebut, jenis MI merupakan helikopter andalan. Helikopter MI-17 ini mampu menampung personel 1 pleton atau sebanyak 36 orang. Jika tak diisi personel, helikopter ini menampung meriam. Sementara MI-35 memiliki keunggulan dalam hal menembak.
Selain MI-35, Heli Bolcow 105 juga digunakan untuk menembak. Helly ini dibeli dari Jerman dan dirakit di Indonesia. Sementara Helly Bell 205 dan Heli Bell 402 digunakan untuk mengangkut orang dengan kapasitas 10 penumpang. Helikopter jenis ini merupakan buatan Canada dan baru didatangkan minggu lalu dari PT Dirgantara Indonesia.
Uji Doktrin Baru Dalam Kampanye Militer
Komandan Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Lodewijk F Paulus, Selasa (27/5), melakukan pengecekan kesiapan alutsista berupa helikopter dan personel dalam rangka latihan gabungan di Skadran Penerbad Lanumad A Yani Semarang.
Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus, didampingi Danpuspenerbad Kolonel Inf Benny S bersama rombongan meninjau 35 helikopter Penerbad, antara lain berjenis MI 35 dan MI 17.
Letnan Jenderal TNI Lodewijk mengatakan, kegiatan apel prajurit ini merupakan inspeksi yang kedua setelah dilakukan yang pertama oleh Panglima TNI pada beberapa waktu lalu di Jakarta.
Yang dia lakukan kali ini adalah untuk mengecek unsur-unsur penerbad yang ada. Tujuannya dalam latihan gabungan ini untuk mencapai lima sasaran yang akan dicapai.
"Adapun sasaran tersebut yaitu yang pertama dari aspek strategis dalam mewujudkan aspek dalam rangka penangkalan niat orang luar yang akan menganggu NKRI. Serta sekaligus juga untuk aspek penindakan apabila sewaktu-waktu ada suatu ancaman militer terhadap negara, kita telah siap menghadapi ancaman tersebut untuk bertindak," ungkapnya.
"Sedangkan yang kedua adalah aspek operasional, saat ini kita telah melewati selama 7 hari untuk melaksanakan latihan posko dan dalam aspek ini terdapat 14 langkah proses pengambilan keputusan operasi militer, langkah yang ke 12 yaitu teknikal for a game. Dan setelah ini kita akan masuki ujian lapangan yaitu dengan latihan gabungan," katanya.
Jenderal bintang tiga ini menambahkan, kemudian yang ketiga adalah aspek taktik, teknik dan prosedur untuk menguji sampai sejauh mana prajurit mengaplikasikan taktik operasi gabungan. Sehingga melibatkan sekitar 13.936 prajurit baik dari unsur udara, darat dan laut yang merupakan gambaran dukungan penerbad dalam kampanye militer.
Yang keempat, lanjut dia, adalah aspek psikologi yang bisa mewujudkan ikatan para prajurit untuk mengikat mereka secara emosional sehingga ada daya juang dan semangat tinggi.
"Hal ini adalah bagian dari kita untuk menguji doktrin baru yang dikeluarkan pada tahun 2013, dan doktrin itu yang kita kejar dalam latgab ini dengan melakukan kampanye militer," katanya.
"Dan terakhir adalah yang kelima yaitu aspek kajian dan pengembangan misalnya seperti melaksanakan proses pembangunan alutsista," jelasnya.
Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus, didampingi Danpuspenerbad Kolonel Inf Benny S bersama rombongan meninjau 35 helikopter Penerbad, antara lain berjenis MI 35 dan MI 17.
Letnan Jenderal TNI Lodewijk mengatakan, kegiatan apel prajurit ini merupakan inspeksi yang kedua setelah dilakukan yang pertama oleh Panglima TNI pada beberapa waktu lalu di Jakarta.
Yang dia lakukan kali ini adalah untuk mengecek unsur-unsur penerbad yang ada. Tujuannya dalam latihan gabungan ini untuk mencapai lima sasaran yang akan dicapai.
"Adapun sasaran tersebut yaitu yang pertama dari aspek strategis dalam mewujudkan aspek dalam rangka penangkalan niat orang luar yang akan menganggu NKRI. Serta sekaligus juga untuk aspek penindakan apabila sewaktu-waktu ada suatu ancaman militer terhadap negara, kita telah siap menghadapi ancaman tersebut untuk bertindak," ungkapnya.
"Sedangkan yang kedua adalah aspek operasional, saat ini kita telah melewati selama 7 hari untuk melaksanakan latihan posko dan dalam aspek ini terdapat 14 langkah proses pengambilan keputusan operasi militer, langkah yang ke 12 yaitu teknikal for a game. Dan setelah ini kita akan masuki ujian lapangan yaitu dengan latihan gabungan," katanya.
Jenderal bintang tiga ini menambahkan, kemudian yang ketiga adalah aspek taktik, teknik dan prosedur untuk menguji sampai sejauh mana prajurit mengaplikasikan taktik operasi gabungan. Sehingga melibatkan sekitar 13.936 prajurit baik dari unsur udara, darat dan laut yang merupakan gambaran dukungan penerbad dalam kampanye militer.
Yang keempat, lanjut dia, adalah aspek psikologi yang bisa mewujudkan ikatan para prajurit untuk mengikat mereka secara emosional sehingga ada daya juang dan semangat tinggi.
"Hal ini adalah bagian dari kita untuk menguji doktrin baru yang dikeluarkan pada tahun 2013, dan doktrin itu yang kita kejar dalam latgab ini dengan melakukan kampanye militer," katanya.
"Dan terakhir adalah yang kelima yaitu aspek kajian dan pengembangan misalnya seperti melaksanakan proses pembangunan alutsista," jelasnya.
Leopard Belum Diturunkan Di Latgab 2014
Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan menggelar latihan gabungan yang melibatkan belasan ribu personel dan puluhan alat utama sistem pertahanan (alutsista) darat, udara dan laut. Kegiatan yang besar ini hanya dianggarkan Rp 30 miliar.
“Biayanya sekitar Rp 30 milyar ke atas, antara itu, karena latihannya cukup lama,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, seperti dilansir Detik.com, Minggu, 25 Mei 2014.
Moeldoko menjelaskan, latihan tersebut akan melibatkan 13.936 personel gabungan Kostrad, Kavaleri dan Artileri. “Selain itu angkatan laut dari Armabar dan Armatim, pasukan marinir, serta pasukan udara,” tambahnya.
Sementara dari Angkatan Laut akan turunkan 32 kapal berbagai jenis dan 76 kapal tempur. Angkatan Udara memainkan 40 pesawat tempur, 32 pesawat angkut dan 62 helikopter.
Sedangkan, alutsista yang tak ikut diturunkan salah satunya yakni tank seberat 60 ton dari Jerman, Leopard. Tank itu masih dalam proses karantina, dan masih banyak alutsista baru TNI yang belum dapat dimainkan.
“Biayanya sekitar Rp 30 milyar ke atas, antara itu, karena latihannya cukup lama,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, seperti dilansir Detik.com, Minggu, 25 Mei 2014.
Moeldoko menjelaskan, latihan tersebut akan melibatkan 13.936 personel gabungan Kostrad, Kavaleri dan Artileri. “Selain itu angkatan laut dari Armabar dan Armatim, pasukan marinir, serta pasukan udara,” tambahnya.
Sementara dari Angkatan Laut akan turunkan 32 kapal berbagai jenis dan 76 kapal tempur. Angkatan Udara memainkan 40 pesawat tempur, 32 pesawat angkut dan 62 helikopter.
Sedangkan, alutsista yang tak ikut diturunkan salah satunya yakni tank seberat 60 ton dari Jerman, Leopard. Tank itu masih dalam proses karantina, dan masih banyak alutsista baru TNI yang belum dapat dimainkan.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar