Pages

Rabu, April 09, 2014

Upaya Pemenuhan Program MEF

Ilustrasi. Alutsista Proram MEF. Image: internet
JKGR-(IDB) : Sedikit berkomentar tentang diskusi rekan-rekan sebelumnya mengenai pembelian alutsista pesawat tempur TNI. Hingga saat ini Kementerian Pertahanan dan TNI masih memfokuskan kepada pengadaan SU 35 dan pesawat tempur SU 34 Platypus/Fullback, sebagai pilihan pertama pesawat tempur generasi terbaru RI, terutama untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah uzur. 

Memang ada beberapa opsi lain seperti Rafael, Typhoon, & Gripen sebagai pilihan lainnya, tapi itu menjadi pilihan terakhir jika pilihan pertama gagal. Kenapa TNI tetap menginginkan SU family? Ada beberapa kondisi yang tidak bisa diungkapkan disini. Jadi belum ada yang benar-benar “deal” sampai sekarang terkait pengadaan pesawat tempur, selain yang sudah datang saat ini.

Sebelumnya banyak artikel yang ditampilkan di blog ini tentang pembelian berbagai macam pesawat tempur, dengan menampilkan foto yang “diakui” sebagai proposal pembelian alutsista? Padahal tidak pernah dalam sejarahnya ketika TNI membeli alutsista, apalagi alutsista yang masuk kategori “teknologi tinggi dan mematikan” ditampilkan seperti “list menu pecel lele” dipinggir jalan. Biasanya untuk menjaga kerahasiaan spesifikasi alutsista, menggunakan kode-kode tertentu yang hanya dipahami oleh tim teknis RI & negara pihak penjual. Bahkan di Kemenhan maupun Mabes TNI sendiri tidak semua orang bisa mengetahuinya.

Biasanya kalau TNI & Kemenhan berencana mengadakan pembelian suatu alutsista, baik untuk matra darat, laut & udara, sebelum mengusulkannya kepada komisi 1 DPR RI, dibentuk tim-tim teknis yang terdiri dari beberapa lembaga pertahanan RI baik yang bergerak dalam R&D, maupun yang berfungsi sebagai Think-thank, dengan melibatkan ketiga matra, dalam kelompok-kelompok kecil untuk meneliti alutsista manakah yang sesuai dengan kondisi Indonesia serta dibutuhkan Indonesia?

Biasanya ada jangka waktu tertentu yang diberikan untuk meneliti hal tersebut, akan lebih lama biasanya kalau pembahasan berkaitan dengan persenjataan teknologi tingkat tinggi, seperti pesawat tempur atau peluru kendali. Setelah penelitian diadakan, dan sesuai jangka waktu yang diberikan, setelahnya akan ada presentasi dari beberapa tim peneliti tersebut di depan Kemenhan & pembesar TNI. Hasil dari presentasi beberapa tim itulah yang akan dijadikan pertimbangan bagi Kemenhan & TNI dalam memberikan laporan pengadaan alutsista kepada Komisi I DPR RI. Bisa jadi foto-foto yang ditampilkan oleh rekan-rekan dalam beberapa artikel sebelumnya di blog ini adalah ceceran dokumen penelitian tersebut. Itu juga kalau benar ya? Tapi sekali lagi semua hasil penelitian tersebut tidak semuanya akan terealisasi.

Saat ini teknologi informasi sudah sangat maju, begitupun dalam teknologi intelijen. Tidak ada satu negara pun yang membeli peralatan militer tanpa diketahui oleh negara lain. Karena tidak ada satu negara pun yang ketika memproduksi peralatan militer bisa 100% hasil dari produksi sendiri. Bahkan negara seperti Rusia sekalipun tetap ada beberapa komponen alutsistanya berasal dari Jerman, Prancis atau berkongsi dengan China maupun India. Begitupun dengan Amerika Serikat, berbagi kongsi dengan Inggris atau NATO. Karena hal inilah maka pengadaan alutsista negara manapun sebagian besar tetap bisa diketahui. Ditambah lagi dengan adanya kode etik dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengharuskan transparansi dalam pengadaan alutsista negara anggota maupun peningkatan anggaran militer negara-negara dunia.

Tetapi diluar itu, tetap ada yang tidak bisa diketahui oleh negara lain. Misalnya dalam pengadaan pesawat tempur, kita ilustrasikan seperti pembuatan sebilah pedang, walaupun bentuknya bisa sama, tetapi komponen jenis besi baja yang digunakan bisa berbeda, lamanya waktu tempah, tingkat ketajaman, akan berbeda. 

Artinya, saat ini banyak negara-negara didunia memakai armada pesawat tempur yang sama, seperti China & India sama-sama memakai pespur Sukhoi Family, tetapi bukan berarti dari segi kekuatan gempur akan sama. Begitu juga Indonesia & Malaysia, sama-sama membeli pespur sukhoi Family, tetapi bisa dijamin kekuatan keduanya tidak akan sama. Pengadaan kapal selam, Ilustrasi lainya, seperti membeli perangkat tikus, walau sama-sama membeli di toko yang sama, model/jenis yang sama, tetapi perbedaannya adalah penempatan perangkat tersebut, hanya si pembeli yang benar-benar bisa mengetahuinya.

Dari sisi kerahasiaan inilah Kemenhan & TNI banyak bermain. Hasilnya bisa dilihat, Indonesia adalah salah satu negara didunia yang paling sulit diukur kekuatan tempurnya. Meminjam istilah orang Medan, “ngeri-ngeri sedap” nya terletak pada kecerdasan TNI dalam memainkan sisi kerahasiaan yang sebenarnya bisa juga dianggap tidak rahasia.

Banyak negara-negara sekeliling NKRI yang “kecele” dengan langkah TNI, misalnya Malaysia yang tergopoh-gopoh membeli KS Scorpone, tanpa penelitian lebih lanjut, ketika secara tak sengaja memergoki KS tipe “Bajak laut” milik RI yang lagi “nangkring” di perairan atas kepala pulau Kalimantan. Hasilnya sekarang Scorpone Malaysia tak ubahnya seperti “gerobak tua” karena bermasalah dengan komponen & pengoperasian. Atau Australia dengan membeli KS Collin Classnya, ketika memergoki KS RI dari “Armada Nyi Roro Kidul” yang lagi jalan-jalan santai & nyerempet dikit di dekat perairan Perth. Australia langsung ngeborong Collin Clas, karena berasumsi RI memiliki banyak KS tipe penjelajah tersebut, padahal……???, hasilnya sekarang KS Collin Class yang dibeli mahal-mahal hanya menjadi pajangan saja, karena tak tahu akan digunakan untuk apa.

Apakah benar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang maha luas ini hanya memiliki 2 Kapal selam, KS Cakra & Nanggala? Saran dari wangsit mbah Marijan, mengatakan “sebaiknya jangan percaya”.

Sekarang mari kita telaah sedikit apa yang terjadi saat ini terkait pengadaan alutsista RI terutama dalam upaya pemenuhan program MEF I, II & III, terutama berhubungan dengan negara sahabat:
R&D
Kemenhan & Mabes TNI saat ini berada dalam posisi yang dilematis, terkait pengadaan alutsista versus riset. Kemenhan & TNI bertekad akan tetap mewujudkan MEF bisa tercapai hingga akhir, tetapi saat ini setelah melalui penelitian & pertimbangan yang panjang, ada beberapa alutsista yang wajib untuk diadakan, diluar apa yang telah diprogramkan sebelumnya. 

Disisi lain, Riset yang semakin kencang digalakkan di Beberapa BUMN pertahanan strategis juga membutuhkan penambahan anggaran. Saat ini sudah banyak ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang tersebar diberbagai negara di dunia, ditarik kembali pulang untuk diperbantukan dalam pengembangan riset pertahanan. Saat ini hanya dalam waktu singkat sudah bisa dilihat hasil dari riset tersebut dalam pengembangan alutsista, baik yang sudah diketahui umum, maupun yang masih kategori rahasia. 

Tetapi karena keterbatasan anggaran pertahanan & Riset, jika tidak ada penambahan anggaran pertahanan dari Pemerintah, maka harus ada yang terpaksa dikorbankan. Yakni, kalau Kemenhan & TNI tetap memaksakan pembelian alutsista sesuai dengan yang sudah diprogramkan sebelumnya, terpaksa R&D diperlambat sedikit. Akan tetapi jika R&D mau dipercepat, konsekuensinya pembelian alutsista harus ada yang dikurangi. Kemenhan & TNI sudah mengajukan permasalahan ini ke komisi I DPR RI, tetapi pergantian keanggotaan komisi I DPR RI nanti, dikhawatirkan akan mendapatkan penolakan kembali.
Rusia
Pinjaman fasilitas kredit sebesar US$1 miliar kepada Indonesia, sudah terealisasi dengan datangnya sejumlah alutsista seperti helikopter Mi-35 dan Mi-17, puluhan BMP-3F, BTR-80A, senapan serbu AK-102, dan lain-lain. Walaupun masih banyak sisanya, Presiden Vladimir Putin sudah bersedia & menawarkan pinjaman State credit 2 miliar dolar AS lagi, jika Jakarta berkenan. 

Dengan Syarat, pinjaman tersebut harus digunakan sepenuh untuk membeli Pesawat tempur Sukhoi berbagai varian, kapal Selam Kilo Class, KS tipe Oxxxx, sistem pertahanan S300, Sejumlah destroyer, Fregat, & beberapa alutsista lainnya. Nahh, disinilah masalah terjadi, Indonesia juga mengajukan syarat kepada Rusia, bahwa RI bersedia memenuhi persyaratan Rusia, jika ada pembagian ToT minimal 60% dalam setiap kategori alutsista, selain itu Rusia juga tidak boleh menjual peralatan perang yang sama kepada negara-negara yang berpotensi menjadi musuh NKRI. 

Persyaratan pertama bersedia dipenuhi oleh Rusia, tetapi persyaratan kedua langsung ditolak, karena dianggap mengintervensi kebijakan luar negeri Rusia. Tarik ulur terjadi, sudah bolak-balik kedua belah pihak saling mengunjungi untuk menyelesaikan masalah ini. RI & Rusia sampai saat ini benar-benar terlibat diplomasi “yoyo”, karena tidak ada yang mau mengalah.

Belakangan Rusia mulai sedikit melunak, dengan menawarkan kepada RI, bahwa jika berkenan, RI boleh memakai alutsista yang sama dengan yang dipakai oleh Rusia saat ini disemua matra, untuk menepis kekhawatiran Indonesia. Artinya RI mendapatkan akses langsung ke sistem pertahanan tingkat tinggi seperti S400, S500, maupun teknologi ICBM. Tapi Indonesia tetap “keukeuh” dengan pendiriannya. 

Hasilnya, beberapa pembelian “molor” hingga saat ini. Kemarin waktu dikirim kembali tim peninjau dari Kemenhan & TNI ke pabrik galangan kapal selam Rusia, hasilnya tetap debat kusir, karena kedua belah pihak “keras kepala” (walau diberitakan kepada umum, bahwa batalnya disebabkan karena KS yang ditawarkan tidak sesuai spesifikasi, dll). Rusia juga malah meminta jaminan politik kepada RI terkait hubungan kedua belah pihak. Rusia merasa was-was kepada kebijakan luar negeri RI setiap pergantian kepemimpinan. Rusia mengambil satu contoh, yakni rencana pembangunan stasiun Antariksa di Biak-Papua, yang hingga kini “mandek”, karena pergantian kepemimpinan.

Garis besarnya Rusia khawatir RI akan “berselingkuh” dengan yang lain ketika sudah diberikan semua kepercayaan, bukan tanpa sebab, karena menurut beberapa tim peninjau, ditengah perdebatan diplomasi, sejumlah petinggi militer Rusia sempat menyinggung tragedi “Habrink Operation”, kejadian yang paling menyakitkan dirasa oleh Rusia (Walaupun saat itu masih Uni Soviet) dalam hubungan Jakarta-Moskow. Karena keras kepala Indonesia ini juga, Rusia sempat mengancam untuk menutup kerjasama pengoperasian & perbaikan sejumlah KS penjelajah samudera tipe Sxxxxx yang dipakai Indonesia saat ini. Karena KS tersebut dalam waktu dekat secara bergantian akan kembali “masuk bengkel” untuk berbaikan lanjutan.

Tapi Indonesia juga tidak kalah gertak & mengancam, berani Rusia meninggalkan Indonesia, maka Indonesia akan benar-benar “selingkuh” dengan musuh bebuyutan* Rusia. Di tengah diskusi kami, ada seorang Komandan TNI yang nyeletuk, “Vladimir Putin dilihat dari kebijakannya ke Indonesia seperti titisan Presiden Nikita Khuzchev, tapi sayangnya kita belum punya titisan Presiden Soekarno”.

Saat ini dibawah kepemimpinan panglima TNI Moeldoko, Indonesia bertekad untuk semakin berpartisipasi di kancah internasional, dengan mengirimkan pasukan perdamaian ke berbagai negara yang terlibat konflik, seperti Afrika & Timur Tengah. Dibuktikan juga dengan semakin berseliwerannya kapal-kapal perang RI di lautan internasional, apakah itu dalam misi perdamaian, latihan antar negara, ataupun misi lainnya. Tentu saja setiap misi apapun kapal perang RI yang beroperasi di lautan internasional selalu mendapat kawalan dari Armada bawah laut RI, seperti yang selama ini sudah dilakukan. Masalahnya dengan semakin canggihnya teknologi kapal selam negara lainnya, untuk mengoptimalkan operasi, memaksa Indonesia kembali “membedah” KS penjelajah samudera miliknya.

Seminggu sebelum PM Vanuatu Moana Carcasses Kalosil “mengoceh” tentang pelanggaran HAM di Papua, di Sidang Tahunan Dewan HAM PBB di Jenewa Swiss pada 4 Maret 2014 lalu, Armada bawah laut RI berangkat dari teluk Palu melewati Arafuru-PNG hingga perairan Vanuatu, untuk mengetahui kenapa negeri liliput tersebut begitu berani mengusik ketenangan NKRI? Pasti ada yang “membekenginya”. Setelah berputar-putar sekitar perairan Oceania, & negara-negara seperti Fiji, Samoa & Tuvalu selama lebih dari satu minggu dikedalaman laut tertentu, pada hari ke sembilan diketahui ada pergerakan 2 kapal selam asing dari arah New Zealand berpatroli mendekati, kemudian dari arah Australia terdeteksi kapal selam lainnya.

Dilihat dari kemampuannya, diyakini bahwa kedua Armada KS sebelumnya adalah kapal selam milik Amerika Serikat, sedangkan satu KS lainnya milik Australia. Untuk menghindari terdeteksi, KS tipe Sxxxxx RI terpaksa menyelam lebih dalam dengan bersembunyi diantara palung-palung laut. Jalur balik pun di ubah dengan melewati Kep. Solomon-Nauru-berputar ke Manus Island-Palau- dan masuk kembali ke perairan Indonesia. Perjalanan ini membutuhkan waktu hampir 2 minggu. Tidak diketahui apakah tindakan KS RI ini diketahui saat itu, tetapi ke 3 KS sebelumnya sempat mengekor mengikuti Armada RI sampai masuk ke perairan Solomon, sebelum benar-benar terlepas ketika sudah mencapai Manus Island.

Tidak pernah sebelumnya operasi Armada RI disinyalir diketahui sejauh itu, dengan resiko dihancur totalkan & RI maupun dunia tidak akan bisa mengakui atau menyalahkan siapapun kalau itu benar-benar terjadi. Karena hal tersebut, RI meminta Rusia untuk meninjau kembali teknologi AIP KS, & komponen teknologi lainnya di KS yang digunakan dengan kembali memasukkanya ke bengkel dixxxxxxxxx sana. Operasi ini sendiri memakan waktu hingga 39 hari sampai Armada KS kembali masuk markas. (Silahkan ditebak KS Made in Rusia tipe apa yang bisa nyelam lebih dari satu bulan dibawah laut).
Uni Eropa
Uni Eropa disini maksudnya “minus” Jerman. Kemenhan & TNI tetap memprioritaskan pemenuhan alutsista dari blok Eropa barat. Sebagai sebuah antisipasi perimbangan kekuatan menghadapi negara-negara sekitar kawasan, seperti China & India. Walaupun saat ini titik beratnya pengadaan alutsista dari blok barat lebih didasarkan pada pergesekan di kawasan Laut China Selatan. Sejumlah negara Uni Eropa seperti Inggris, Perancis, Swedia, sangat antusias menawarkan produk alutsista mereka, selain karena memang didorong oleh krisis keuangan Eropa yang hingga saat ini masih “melempem”. Sudah terjadi beberapa kali kunjungan atase pertahanan dari beberapa negara Uni Eropa ke Indonesia, maupun sebaliknya untuk menegosiasikan renstra ini.

Oleh karena itu dalam rencana jangka panjang MEF, tetap dimasukkan beberapa komponen sistem pertahanan dari negara-negara Uni Eropa sebagai pilihan lainnya, seperti pesawat tempur Rafale, Typhoon, atau Saab-Gripen, serta sejumlah alutsista lainnya untuk ketiga matra. Tapi yang menjadi kendala adalah blok Uni Eropa dirasa sangat pelit dalam pembagian ToT. Walaupun dalam beberapa proposal yang diajukan oleh Perancis & Inggris sudah dicantumkan persyaratan pembagian ToT, tetapi dilihat dari besarnya persentase, Indonesia masih menganggap hanya sekadar “ToT basa-basi”. 

Ditambah lagi dengan alotnya kasus pengadaan kapal perang PKR Sigma 10514 dari Belanda, walaupun saat ini terealisasi, tetap ada “poin-poin pengkhianatan” dari Belanda dalam pengadaannya, karena tidak sesuai dengan perjanjian awal. Selain itu ditubuh TNI sendiri secara tidak langsung terbentuk dua kubu antara yang mendukung pembelian alutsista dari blok barat dengan yang menolak.

Pihak yang menolak menganggap sudah cukup dengan kejadian memalukan saat embargo suku cadang alutsista dijatuhkan oleh blok barat kepada Indonesia kemarin, yang mengakibatkan sebagian peralatan tempur TNI menjadi “onggokan besi tua” di gudang, bukan tidak mungkin blok barat dimasa depan akan melakukan hal yang sama kembali. Saat ini Kemenhan & TNI lebih bersikap menunggu dalam menghadapi blok barat. Istilahnya “kalo loe jual, gue siap beli, dengan persyaratan bla bla bla, tapi kalau tidak mau, ya monggo, pintu ada disebelah sono”.
Korea
Kita patut ucapkan tahniah, dalam hubungan Indonesia – Korea Selatan. Saat ini pembangunan KS Changbogo lancar, proyek KFX/IFX juga sedang dikebut, dan rencananya akan ada beberapa kerjasama lainnya dalam pengembangan riset alutsista antara kedua belah pihak. Tetapi proyek ini juga banyak gangguan & godaan yang bisa membuyarkan semua rencana.

Misalnya, Korsel sangat rentan sekali diintervensi oleh Amerika Serikat dalam pembangunan alutsista mereka maupun dalam pengembangan R&D. Bukan tidak mungkin AS akan kembali berusaha membuyarkan kerjasama strategis ini jika dianggap mengancam mereka, atau setidaknya diarahkan agar sesuai dengan keinginan mereka. Selain itu Korsel juga sering terganggu oleh “saudara nakalnya” Korea Utara setiap ada provokasi. Ditambah lagi dengan masalah perbatasan dengan Jepang maupun China.

Melihat dari beberapa kejadian sebelumnya, terlihat Korea Selatan suka membuat kebijakan dadakan, seperti penundaan proyek KFX/IFX yang tiba-tiba, pembelian F35, dll. Indonesia bisa mengambil peran sebenarnya disini sebagai pihak pendamai & menenangkan Korsel, karena Indonesia juga bersahabat erat dengan Korea Utara, Jepang & China, demi keberlangsungan kerjasama kedua belah pihak. Saat ini Indonesia benar-benar memberikan perhatian penuh dalam kerjasama pengembangan alutsista antara Korea Selatan-Indonesia. Semoga selalu berjalan lancar.
Jerman
Negara Uni Eropa satu-satunya yang paling susah diatur, & selalu dicurigai oleh negara-negara anggota NATO sendiri. Tapi kebijakan Jerman ini disisi lain memberikan berkah bagi Indonesia. Selain pembelian MBT Leopard & tank medium Marder, Indonesia memiliki kerjasama strategis pertahanan lainnya dengan Jerman yang tak bisa diungkapkan ke publik. Terkait pengadaan Leopard, RI tetap “ngotot” agar sisa MBT Leopard yang akan terkirim ke Indonesia nanti, sudah memenuhi spesifikasi yang diminta Indonesia, yakni harus bisa berfungsi dengan baik diiklim tropis maupun ditanah gembur & tanah rawa.

Awalnya pihak Jerman merasa keberatan, karena kalau itu dilakukan akan merubah 50% lebih spesifikasi MBT Leopard dari kemampuan aslinya, tetapi entah kenapa akhirnya Jerman menyetujui. Saat ini diketahui ternyata Jerman menjadikan perombakan Leopard Indonesia sebagai bahan rujukan untuk pembangunan MBT baru dimasa depan yang mungkin dikhususkan untuk negara-negara tropis. Selain itu Jerman juga menantang Indonesia, jika hasil yang diminta Indonesia sesuai dengan yang diharapkan, Jerman menawarkan 250 MBT Leopard lainnya, melalui pinjaman lunak, nah lhoo, sanggup gak? Mengenai tank Marder, ahh, anggap saja itu hadiah dari Jerman untuk Indonesia, karena blue print alutsista ini sudah dicopy.

Yang lucunya Jerman terkadang “sembunyi-sembunyi” dalam membuat kesepakatan dengan Indonesia, untuk menghindari “usilan” gerombolan negara Uni Eropa lainnya, selain itu yang memberikan dukungan penuh terhadap kerjasama ini bukan datang dari PM Angela Merkel, tetapi justru datang dari petinggi militer Jerman sendiri yang mendesak pemerintahnya?
China
Indonesia – China sedang hangat-hangatnya menjalin hubungan saat ini, terlepas dari kepentingan kedua belah pihak. Pengembangan teknologi peroketan-peluru kendali ataupun antariksa menjadi poin utama dalam kerjasama RI-RRC. Hasilnya sudah banyak yang terealisasi, walau sebagian besar masih masuk kategori “sangat dirahasiakan”, selain itu China juga menghibahkan beberapa radar militer untuk Indonesia yang ditempatkan di Sumatera & Nusa tenggara, yah tentunya pasti ada apa-apanya kan??

Yang menjadi kendala tentunya tetap masalah sengketa laut China Selatan, walau China mengatakan tidak akan menyentuh Kepulauan Natuna, tapi “sembilan titik” yang menyentuh ZEE Kep.Natuna di Peta terbaru RRC tetap dianggap serius oleh Indonesia. Dan pada saat kunjungan Panglima TNI Moeldoko ke China kemarin, walau berhasil menyepakati beberapa poin kerjasama strategis, tapi pada saat menyentuh LCS, China memberikan jawaban “ambigu” yang dianggap oleh panglima sebagai sebuah ancaman dimasa depan. Setelah kunjungan tersebut dalam sebuah wawancara dengan Reuters, panglima Moeldoko mengkhawatirkan adanya perlombaan senjata di Asia Tenggara. Tentunya pihak internasional menyadari kalau statemen itu sebenarnya ditujukan untuk Indonesia sendiri, yang artinya Indonesia bersiap untuk memperkuat persenjataannya.

Tapi ketegasan Panglima TNI didepan petinggi militer China di “kandang”nya sendiri, yang mengatakan siap perang & siap damai terkait kedaulatan NKRI di Kep. Natuna sudah cukup menjawab semua itu. Dimasa Kerajaan Sriwijaya & Kerajaan Majapahit nenek moyang kita sudah sering “bacok-bacokan” dengan kekaisaran China, mungkinkah dimasa depan sejarah akan kembali terulang?
Amerika Serikat
Tentu saja AS tetap menjadi pihak yang selalu “jantungan” melihat tingkah laku Indonesia, & akan tetap mencampuri urusan dalam negeri RI. Pada saat renstra MEF dibentuk, AS terkaget-kaget begitu mengetahui bahwa sebagian besar perencanaan pembelian alutsista RI bukan dibeli dari mereka. Yah, usaha pembujukan pun dilakukan, tentu saja berhasil, dengan sogokan hibah puluhan pesawat tempur F-16 “karatan”, kurang yakin juga, dibujuk lagi dengan penjualan helikopter Apache, yang seumur-umur berdirinya Republik ini, tidak pernah sekalipun “dihalalkan” dimiliki oleh Indonesia.

Masih kurang yakin juga, AS baru-baru ini kembali menawarkan beberapa pesawat tempur kelas berat & alutsista lainnya kepada RI, walaupun belum dijawab, yakinlah AS akan tetap melanjutkan usaha mereka. Terkait hibah F-16 bekas tersebut, sebagian petinggi TNI yang pernah merasakan pahitnya embargo yang dijatuhkan oleh AS kepada RI, dengan geraham bergemeretuk nyeletuk “Kagak ada kapok-kapoknya!!” Ditengah rasa was-was tersebut, tiba-tiba RI menerapkan Undang-Undang Minerba, yang memaksa PT. Freeport di Papua harus merogoh kocek mereka dalam-dalam untuk membangun smelter.

Saat ini upaya “ngeyel” AS untuk menolak mentaati UU Minerba terus dilakukan. Mereka mengancam akan mem-PHK ribuan karyawan, juga kemarin sempat menghentikan operasional PT. Freeport beberapa saat. Tapi RI kembali “menjitak” AS dengan memaksa pembagian keuntungan PT. Freeport 51% untuk RI & sisanya untuk AS. Sudah tentu langsung ditolak oleh meraka yang hanya mau membagi 30% saja, udah cukup yahh. 

Luar biasa memang dengan keberanian ini, tetapi kenapa baru pada detik-detik terakhir pemerintahannya, Presiden SBY langsung bisa bersikap seberani Wrekudara? Nahh, pemilu 2014 ini tentu saja akan menjadi hidup & mati bagi kepentingan AS di Indonesia. Karena belum tahu apakah yang akan terpilih nanti adalah Presiden berwatak ayam kate & bersedia menjadi boneka mereka, atau benar-benar berwatak burung Garuda, yang bisa mencakar wajah manis mereka?

Sekian saja dulu, besok pemilihan Umum, pertaruhan bagi kita semua. Tak peduli dari partai apapun, suku apapun, tolong bantu negara ini dengan memilih pemimpin yang benar-benar mencintai negerinya melebihi dirinya sendiri. Seperti yang sudah dicontohkan oleh para pendahulu kita. Maaf kalau ada salah disini, karena ini hanya bocoran dari wangsit mbah Marijan tadi malam.




Sumber : JKGR

24 komentar:

  1. mudah2an nanti presiden yang terpilih benar2 bebas dan aktif,bukan presiden boneka

    BalasHapus
  2. WOW.... ini pencerahan yang benar-benar bikin CERAH.. entah data dan sumber yang tingkat validasi dan akurasinya macam apa kita tak tahu... namun, mencium aroma MENGGELEGAR satuan HIU Kencana yang menari2 di samudera... (sesua ulasan di atas).. membuat hati bergolak.. INDONESIA PERKASA !!! salam kenal buat para suhu..

    BalasHapus
  3. Artikel yg sgt menarik, daya analisis yg tajam, Semoga Indonesia k dpnny mempunyai pemimpin yg lbh berani dan disegani di mata dunia..

    BalasHapus
  4. sy senang membaca artkel ini dan merasa bahwa indonesia ternyata memiliki kecerdikan dalm berpolitik,,mdhn ini benar adanya,,dan semoga presiden yang akan datang lebih tegas lagi kepada orang asing agar kita semakin dihormati negara lain.

    BalasHapus
  5. indonesia akan di segani australia dan singapur jika sudah memiliki lusinan kilo klass dan brigade rudal S400 berikut divisi marinir dg BMP 3F nya yg dipasang di selat malaka dan papua berikut fregate nya. dan di segani Malaysia jika kalimantan dan sumatra ada Astos bersama Anoa dan tank leopard. dan akan di takuti timor leste jika perbatasan NTT di tempati 2 brigade grade 70RM bersama KCR dan batalyon kav AMX.

    BalasHapus
  6. bahasa mesin yang mudah dicerna bukan yang tingkat tinggi. nice. sepertinya infonya underground layak diyakini kebenarannya. lanjut s-300, su 35, ks kilo, jangan lupa javellin nya usa dicopy karena sangat cocok dengan medan kita. jika konsep perang semesta terjadi, siapa tahu civillian bisa bantu militer RI pakai javellin untuk menghajar pesawat yang melintas diatas atap rumah mereka, tinggal nongkrong di atap atau mobile mode memakai motor roda tiga made in pindad(kalau bisa)

    BalasHapus
  7. MantaaaaaaB,.....top markotop,.....gampang dicerna, mudah ditelaah, gamblang dalam bahasa,....plong rasanya tentang alutsista indonesia sebenarnya,.....jayalah NKRI

    BalasHapus
  8. Coba tak tebak, kapal selam type sxxxxx : kapal selam type sarov ya?

    BalasHapus
  9. We have kilo class..
    Believe or not

    BalasHapus
  10. Ni source nya dari siapa nih? artikelnya gua suka bgt jd buat kita nebak-nebak kekuatan negara kita itu sebenar-benarnya seperti apa.. Penasaran juga euy submarine jenis apa yg dipakai utk infiltrasi perairan Vanuatu b-(

    BalasHapus
  11. Artikelnya menarik tapi itu datanya dari mana? seandainya benar apa adminya salah satu kru ks yg misterius itu kok bisa tau??

    BalasHapus
  12. Kelihatannya yang nulis blog ini udah termasuk jajaran orang penting yang mempengaruhi menhan untuk beli alutsistanya. hehe. begitu tahu detil rahasia pertahanan kita. salut deh.
    Aku usul apakah tidak sebaiknya kita gantungkan pemikiran setinggi langit sekalian. Di saat Eropa dan Amrik sdg pusing mengembangkan sesuatu. kita sudah lebih maju 2x, ini untuk mempercepat perkembangan alutsista Indonesia. Misal kita adakan proyek yang tidak tanggung2 dengan Rusia untuk membuat fighter jet genre 6. Rusia sudah bikin pemikiran untuk buat hal itu. Pokoknya mulai sekarang pemikiran Hankam kita harus lebih maju dari Eropa dan Amrik. Seperti halnya tentang pembuatan satelit nano sendiri itu. Optimislah. Karena ramalan Kakek buyut kita itu Indonesia menjadi negara maju dan besar bukan hanya isapan jempol. kalau kita tidak memikirkan hal itu maka tidak akan terjadi. Tapi kalo kita berusaha dengan keras pasti dapat terjadi. Karena pada hakekatnya di jaman kuno dulu peradaban kita termasuk tinggi . Hayo kita harus kerja sangat keras untuk mewujudkannya

    BalasHapus
  13. Paparan yang masuk akal.Kita kadang under estimate sama senjata TNI.Tapi beberapa waktu lalu tv aussie memberitakan 3 kapal perang ri menarik lagi perahu perahu yang di kirimkan petugas aussie ke pesisir indonesia langsung di seret kembali masuk ke perairan mereka.Pemerintahan Abbot terkejut dengan kejadian itu.Meraka tak menyangka TNI se berani itu membawa lagi perahu itu jauh kedalam wilayah mereka..Ketika menlu RI di wawancarai mengenai itu di jawab dengan enteng bahwa karena kami tahu perahu itu punya tetangga kami maka kami sebagai tetangga yang baik tentu kami kembalikan sama yang punya.Sungguh jawaban yang super tapi di dalam negri sendiri kita tak mendengar berita tersebut.Abbot kalang kabut bahkan menyiapkan negaranya untuk perang.

    BalasHapus
  14. Aje gile dah artikel nya muaantaab banget,.. rasa2 nya seperti banyak benar nya juga,.. memang dari dulu kekuatan kita dioptimalkan terlebih untuk tugas2 di luar negri, mungkin sekarang di dalam negri pun makin diasah kemampuannya.. yang jago2 dikirim ehh pangkat nya rendahan.. he..3x

    BalasHapus
  15. sungguh bangga rasanya klo bc artikel diatas,smoga komandan2 Tni jdi beli SU-35 biar mengimbangi tetangga2 sebelah yg mau beli F-35.mantap Tni.

    BalasHapus
  16. Nama kapal selamnya: Proyek 945 Sierra kelas

    BalasHapus
  17. America bukan lah negara dgn tulus klik kerjasama dgn indonesia,siapaun pemimpinnya d msa akan datang,hati2lah dgn america dan konco2nya yg berada d skitar halaman kita,,maju trus NKRI persatuan kekuatan yg tk tertandingi,,merdeka!!!

    BalasHapus
  18. Kebanyakan comment tampa comentment kebijakan yata yg di rugikan penurus bangsa , kwalitas alutsista indonesia masih di bawah negara kutu sebelah . Dari ks kapal selam sampai jet tempur mayoritas class menegah , kalau penempur berat su 35 / 34 fullback di akusisi indo tepat karna punya evek getar luar biasa buat perang gertak !

    BalasHapus
  19. Wow.. mantab..
    Saya suka artikel ini.

    BalasHapus
  20. Penjelasan yang mantap, tapi apakah ini tidak membuka rahasia TNI ? Semoga untuk Pemimpin Bangsa kedepan memiliki visi dan misi yang memihak kepada kemajuan ALUTSISTA TNI. dan menjadikan kekuatan TNI setara dengan gabungan gabungan negara negara persekamuran yang mengelilingi Indonesia.

    BalasHapus
  21. Luar biaaasa..., informasi ini sungguh sangat mengetuk hati. Pemimpin Bangsa ini dan TNI adalah garda terdepan dalam menjaga kehormatan kedaulatan bangsa ini dan kami sepenuhnya mendukung anda!. Kemandirian alutsista harus dipercepat dan pengadaan su35, s300 dan rudal2 pemukul adalah kaharusan.. kita menghormati tetangga kita tapi kalau kita juga harus perang kita siap.!!!

    BalasHapus