Setelah 69 Tahun Merdeka, Indonesia Punya Pesawat Kepresidenan
JAKARTA-(IDB) : Pesawat
jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) yang dipesan khusus untuk
operasional Presiden Republik Indonesia mendarat di Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/4/2014). Pesawat tersebut
mendarat setelah melakukan perjalanan selama empat hari.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pesawat mendarat dengan mulus sekitar pukul 09.40 WIB. Setelah mendarat, pesawat itu lalu disambut semburan air dari dua mobil pemadam kebakaran sebagai selebrasi.
Logo bendera Merah Putih terlihat di bagian ekor pesawat. Pesawat ini dicat berwarna biru muda pada punggung dan berwarna putih pada bagian lambung pesawat. Selain itu, tulisan "Republik Indonesia" dan logo Garuda terpasang di bagian depan pesawat.
Sebelumnya, pesawat tersebut terbang selama empat hari yang dimulai pada 7 April dari Delaware menuju Wellington, dilanjutkan menuju Sacramento. Tanggal 8 April, pesawat BBJ2 bertolak dari Sacramento menuju Honolulu. Keesokan harinya, pesawat berangkat dari Honolulu menuju Guam. Tanggal 10 April, pesawat bertolak dari Guam menuju Halim di Jakarta.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, pengurusan pesawat tersebut berlangsung selama empat tahun.
"Hadirnya pesawat ini membuka sejarah baru bagi Indonesia setelah 69 tahun merdeka, dan punya pesawat kepresidenan sendiri," kata Sudi dalam acara penyambutan dan serah terima.
Dengan kehadiran pesawat ini, lanjut Sudi, diharapkan mampu membantu tugas-tugas kepresidenan dan tugas kenegaraan. "Sebelumnya Presiden RI, baik di dalam atau di luar negeri selalu menyewa pesawat komersiil. Tentu tidak efektif bila kita memiliki sendiri pesawat kepresidenan," ujar Sudi. Hadir dalam sambutan ini, Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman, Dirut Garuda Emirsyah Satar, Perwakilan Anggaran dari Komisi II DPR Joko Pramono, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Kepala BIN Marciano Norman, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, serta sejumlah tamu undangan lain dan pejabat negara.Garuda dan TNI AU Ditugasi Urus Pesawat Kepresidenan
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pesawat mendarat dengan mulus sekitar pukul 09.40 WIB. Setelah mendarat, pesawat itu lalu disambut semburan air dari dua mobil pemadam kebakaran sebagai selebrasi.
Logo bendera Merah Putih terlihat di bagian ekor pesawat. Pesawat ini dicat berwarna biru muda pada punggung dan berwarna putih pada bagian lambung pesawat. Selain itu, tulisan "Republik Indonesia" dan logo Garuda terpasang di bagian depan pesawat.
Sebelumnya, pesawat tersebut terbang selama empat hari yang dimulai pada 7 April dari Delaware menuju Wellington, dilanjutkan menuju Sacramento. Tanggal 8 April, pesawat BBJ2 bertolak dari Sacramento menuju Honolulu. Keesokan harinya, pesawat berangkat dari Honolulu menuju Guam. Tanggal 10 April, pesawat bertolak dari Guam menuju Halim di Jakarta.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, pengurusan pesawat tersebut berlangsung selama empat tahun.
"Hadirnya pesawat ini membuka sejarah baru bagi Indonesia setelah 69 tahun merdeka, dan punya pesawat kepresidenan sendiri," kata Sudi dalam acara penyambutan dan serah terima.
Dengan kehadiran pesawat ini, lanjut Sudi, diharapkan mampu membantu tugas-tugas kepresidenan dan tugas kenegaraan. "Sebelumnya Presiden RI, baik di dalam atau di luar negeri selalu menyewa pesawat komersiil. Tentu tidak efektif bila kita memiliki sendiri pesawat kepresidenan," ujar Sudi. Hadir dalam sambutan ini, Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman, Dirut Garuda Emirsyah Satar, Perwakilan Anggaran dari Komisi II DPR Joko Pramono, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Kepala BIN Marciano Norman, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, serta sejumlah tamu undangan lain dan pejabat negara.Garuda dan TNI AU Ditugasi Urus Pesawat Kepresidenan
"Saya minta agar dapat menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Pastikan pemeliharaan dan perawatan berkala yang terbaik dan berstandar internasional," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, di sela-sela sambutannya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/4/2014).
Garuda
Indonesia dan TNI Angkatan Udara mendapatkan mandat untuk memelihara
pesawat kepresidenan Boeing Business Jet 2 (BBJ2) seri 737-800. Selain
membantu memelihara perawatan, TNI AU juga akan bertugas mengoperasikan
pesawat bernilai ratusan miliar tersebut.
Baik Garuda Indonesia dan TNI AU, lanjut Sudi, juga diminta untuk
menjalin komunikasi intensif dengan Boeing Company mengenai pedoman dan
standarisasi perawatan yang berlaku. Dia berharap, TNI AU dan Garuda
Indonesia dapat merawat fasilitas negara untuk pemimpin negeri ini
dengan baik.Sudi menjelaskan, pemeliharaan yang baik itu perlu dilakukan agar
pesawat tersebut bisa memberikan tingkat keamanan, kenyamanan, dan
keselamatan yang tinggi bagi kepala negara dalam menunaikan tugas
konstitusionalnya.
Sudi juga meminta TNI AU dan Garuda Indonesia bisa menggunakan biaya
perawatan pesawat dengan baik. "Cegah semua bentuk pemborosan anggaran,
upayakan agar anggaran operasional dan perawatan benar-benar efesien dan
efektif," ujar Sudi.
Pesawat kepresidenan itu akan disimpan di hanggar milik TNI Angkatan
Udara. Pesawat ini nantinya akan dioperasikan oleh Skuadron Udara 17
Lanud Halim Perdanakusuma.Warna Pesawat Kepresidenan Tak Memuaskan, Berapa Harga Pengecatan Ulang?
Sudi menjawab, dalam keselamatan penerbangan, menurut dia, warna biru sebagai bentuk penyamaran dari ancaman. Karena alasan keamanan, lanjutnya, maka pesawat itu diberikan warna biru, yang tidak dimiliki pesawat penerbangan komersial lain. "Jadi sama sekali tidak ada arahan siapa pun dari penentuan warna itu," ujar Sudi.Dia juga sempat berkelakar bahwa penyematan warna biru pada pesawat tersebut sesuai dengan warna seragam prajurit TNI Angkatan Udara."Angkatan Udara juga seragamnya saya kira mirip toh," katanya.Namun, Sudi menjelaskan bahwa pemilihan warna biru tersebut berdasarkan polling yang dilakukan pihaknya. Menurut dia, saat itu ada 14 alternatif warna yang disodorkan kepadanya."Dan, saya juga undang beberapa pejabat, mana yang lebih dipilih. Jadi semacam polling. Lebih dari separuh kemudian memilih warna ini dan arsipnya masih ada untuk pemilihan alternatif itu," ujar Sudi.Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, desain warna tersebut sudah mengakomodasi kepentingan keselamatan pemimpin negara dalam perjalanan bersama para staf."Desain ini yang pertama sudah mengakomodir kepentingan dari perjalanan Bapak Presiden dan beberapa stafnya. Jadi semua sudah dipertimbangkan," ujar Putu. Pesawat Kepresidenan Bisa Deteksi Peluru Kendali Pesawat kepresidenan Boeing Business Jet 2 seri 737-800 didesain untuk tingkat keamanan tinggi yang diperuntukkan bagi kepala negara yang menumpang pesawat tersebut. Salah satunya yakni dapat mendeteksi ancaman dari peluru kendali."Kemungkinan ancaman peluru kendali, tadi sudah didemonstrasikan kepada kita bagaimana sensor secara otomatis memberikan warning dan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan pesawat apabila itu terjadi," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi kepada wartawan, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/4/2014).Namun, dirinya tidak menjelaskan secara rinci soal langkah selanjutnya terhadap keselamatan pesawat atas ancaman itu. Merujuk pada pemberitaan Kompas.com, Indonesia menggelontorkan 4,5 juta dollar AS untuk biaya pemasangan sistem keamanannya saja.Sudi juga menyatakan, pesawat tersebut aman untuk difungsikan dan melayani tugas konstitusional presiden RI. "Dari aspek sekuriti memang tidak dimiliki pesawat biasa," ujar Sudi.Sebelumnya, pesawat kepresidenan tersebut tiba di Jakarta dalam acara serah terima di Base Ops, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Pesawat tersebut mendarat dengan selamat setelah melakukan perjalanan selama empat hari. Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar