Pages

Rabu, Maret 12, 2014

Radar Terbang Untuk Perang Udara

ANGKASA-(IDB) : Perang udara akan semakin kompleks melibatkan seluruh kekuatan teknologi maju dan penguasaan informasi. Konsep early warning dan first look, first kill menjadi dua hal yang amat penting untuk bisa menguasai medan pertempuran dan sekaligus memenangkannya.

Perkembangan teknologi yang amat pesat telah membawa suatu perubahan yang besar menyebabkan taktik dalam peperangan modern terus bergeser secara fundamental pada penguasaan informasi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan ekseskusi. Merupakan suatu keniscayaan bahwa salah dalam mengambil keputusan/tindakan akan menyebabkan kegagalan yang fatal.

Medan pertempuran yang makin kompleks membuat kewaspadaan terhadap berbagai ancaman serangan musuh makin meningkat pula. Kemampuan suatu individu dalam berperang akan menjadi sia-sia manakala tidak dipadukan secara integratif dengan kemampuan pendukungnya. 


Dengan kata lain, sistem dari suatu sistem harus dibangun secara terpadu, menyeluruh dan, dan terkoordinasi. Disinilah konsep ISTAR (Intelligence, Surveillance, Target Acquisition, and Reconnaisance) memainkan peran yang sangat vital, sehingga tindakan/eksekusi sebagai suatu keputusan akhir dari analisis informasi akan membawa pada suatu keberhasilan penyerangan dan meminimalisir kerugian.

Permasalahannya, bagaimana mengumpulkan informasi situasi medan perang sebanyak dan selengkap mungkin. Konsep ini kemudian dirumuskan, sehingga informasi yang didapat bersifat menyeluruh dan dapat disistribusikan kepada sistem-sistem perangkat perang secara real time.

Salah satu elemen yang mendukung pada tercapainya keunggulan ISTAR tidak lain adalah penggunaan pesawat Airborne Early Warning and Control (AEW&C). Pesawat inilah yang bila dianalogikan akan berperan sebagai menara kontrol untuk pengaturan semua perangkat perang, khususnya pesawat dan alutsista udara lainnya. Pesawat AEW&C memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai medan pertempuran.

Radar terbang memiliki keunggulan dari radar yang ditanam secara fixed di darat karena sifat pergerakannya yang sangat mobile. Sedangkan radar fixed bila poisisinya sudah diketahui oleh musuh akan menjadi sasaran yang dengan segala cara akan dimusnahkan terlebih dahulu.

Program TNI AU
 
Indonesia merupakan salah satu negra yang saat ini tengah menjajaki pembelian pesawat AEW&C. Dirjen Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Marsda TNI E.H.B Soelistyo mengatakan hal itu kepada Angkasa di sela-sela pelaksanaan Rapim TNI AU Januari lalu di jakarta.
 
Disamping itu Indonesia juga berencana membeli jet tanker untuk memenuhi kebutuhan kekuatan pokok minimum. "Ya, Kemenhan sedang menjajaki dua jenis pesawat ini," ujarnya.




Sumber : Angkasa

9 komentar:

  1. telat, utk kedepanya psawat awacs sudah hampir dipastikan tidak digunakan lg, krn jangkauan radar pesawat2 generasi ke 4,5 ataupun 5 sudah jauh, bisa dipastikan ada mini AWACS dlm pesawat tersebut, tp kl utk negara kita sendiri sih kynya mmg perlu tp kl kedepanya kondisi ekonomi kita bagus gak menutup kemungkinan perekrutan pesawat gen 5 akan menggantikan peran AWACS

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih sedikit di perlukan utk F16 bro, cos bisa jadi utk penuntun rudal jarak jauh, baik utk kapal perang atau su 27/30.
      kemaren waktu pict back di australia kita kalah latihan di sesi pertempuran jarak jauh, karena F18 mereka menggunakan AWACS

      Hapus
    2. Tetap perlu pesawat Awacs slkalipun pespur generasi 4,5 ke atas sudah punya radar yang jangkauannya jauh.Kelebihan pesawat awacs adalah bisa lama berputar putar di udara ,mengkoordinasikan seluruh alut sista yang ada.Yang lebih mendesak kita beli adalah pod elektronik yang bisa di bawa perpur untuk memjamming rudal.

      Hapus
  2. hmmm satu hal yang perlu diketahui, radar pesawat generasi apapun, bahkan 4 atau 5, rata-rata adalah forward facing radar ( beberapa dilengkapi side looking atau rear looking seperti varian Mig 25 dan keluarga Sukhoi Su-27/30/35 ). cakupan radar yang terbatas yang ada di pesawat tempur sebagus apapun, masih perlu/lebih baik didukung pesawat AWACS yang mempunyai wilayah sweep radar 360 derajat all round. kunci keberhasilan air superiority amerika di irak adalah semua jet tempurnya didukung AWACS, yang bisa memberikan trayektori intercept yang lebih baik, rata -rata berada di blind spot radar dari jet tempur lawan. dan lagian lebih hemat kan kalau pesawat AWACS yang patroli udara di keadaan damai, baru nanti ngescramble jet kalau AWACS mendeteksi ancaman....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Forward looking itu ibarat lampu senter, yang terang cuma didepan, kalo musuh disamping atau belakang nggak kelihatan.

      Kalo AWACS itu lampu senter 360 derajat, minimal 300 derajat seperti Erieye. Jadi bagian yang gelap itu minim atau bahkan nggak ada bagian gelap sama sekali.

      Hapus
  3. Kalo menurut gua percuma lo koar koat di sini.....!!! Sudah ga jaman....!! Lo liat panser anoa....!!! Awalnya kita juga beli dari luar bray.....!!! Tapi sekarang kita produksi sendiri.....liat juga hamer tni....!! Itu bikinan pindad bray....!!!! Jadi jangan lo anggap kita ketinggalan jaman bray....justru kita yang harus merubah jaman.....!!! Kita udah bisa buat ranpur....""!!

    BalasHapus
  4. ow ow, emang kedepannya pesawa AWACS ataupun AEW itu harusnya dibikin lebih luas lagi jangkauan radarnya. Klo pesawat tempur genre 5 saja udah ratusan kilomtr. maka ya alangkah bagusnya nanti AWACS / AEW bisa menjangkau radius ribuan kilomtr. Dan aku kok optimis klo AWACS ato AEW itu biar bagaimanapun tetep lebih luas jangkauannya karena badan pesawat juga lebih gede sehingga bisa dimasukin peralatan radar yang lengkap dibanding jet tempur. bungkus saja

    BalasHapus
  5. Jangkuan radar tergantung si tukang belli radar besar tapi murah jangkuan terbatas ada , radar ketcil se class sukhoi 35 s mampu mengunci dari jarak ratusan km tersedia di pasaran .
    Lebih bagus lagi kalau indonesia segera akusisi radar s400 multi roll jangkuan 400 km lebih di jamin 100% waranty negara sebelah terbang tapa ijin bakal berkuarang secara alami .

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus