Pages

Sabtu, Februari 22, 2014

Marinir TNI AL Tembus Kawah Kelud

KEDIRI-(IDB) : Belasan prajurit Korps Marinir TNI AL dibawah pimpinan Letkol Marinir Irpan Nasution menyusuri lereng gunung Kelud hingga tembus di bibir kawah gunung yang beberapa hari yang lalu memuntahkan jutaan meter kubik material vulkanik, Jumat (21/02/2014).
 
Menurut  Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika-1 (Danyon Komlek-1) Korps Marinir TNI Angkatan Laut itu, penyusuran dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa aktifitas gunung Kelud benar-benar sudah turun. Hal ini sekaligus dapat mematahkan isu yang berkembang di masyarakat sekitar gunung yang memiliki ketinggian 1.731 meter itu tentang akan adanya gas beracun dan wedus gembel. Dengan demikian isu tersebut sudah terjawab, sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih tenang.

“Saya akui, selama  dua jam saya bersama tim berada pada jarak 200 meter dari kawah gunung Kelud, tercium bau belerang yang sangat menyengat, itupun bila kebetulan ada angin yang sedang mengarah ke tim kami yang ingin melihat langsung dari dekat keberadaan pusat letusan gunung Kelud”, imbuhnya ketika dihubungi via telepon dari Jakarta.

Kegiatan yang dilakukan bersama 12 prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan dua personel dari Basarnas itu dilakukannya dengan menggunakan dua unit mobil ford ranger dan satu unit sepeda motor trail yang berakhir dengan berjalan kaki, sejak pukul 07.30 hingga  10.15 WIB, dengan titik terakhir pemantauan dari kawah gunung kelud berjarak  tak kurang dari 200 meter.

Sementara itu status Gunung Kelud telah diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III)  oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi  (PVMBG), Kamis (20/2).

Warga dibantu aparat TNI AL meninggalkan pengungsian dan kembali kerumah masing-masing setelah mendapat informasi resmi dari pihak pemerintah pada pukul 10.00 WIB, bahwa Gunung Kelud sudah tidak lagi berstatus Awas dalam raidius sepuluh kilo meter.

Menurut Nunuk, Carik  desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, jumlah pengungsi di  Balai Desa Wates dan di tenda yang berada di lapangan bola desa Wates, sejak Jum’at (13/02) hingga Kamis (20/2) ada ribuan orang. Setelah mendengar status Gunung Kelud diturunkan  dari Awas, para pengungsi merasa senang. Rasa gembira tampak pada wajah  kaum ibu dan anak-anak menjelang kepulangan ke rumahnya masing-masing. Selama satu minggu mereka berada di pengungsian.

Demikian halnya dengan warga desa Pondok Agung, Pujon, mereka diangkut dengan menggunakan dua unit truk Marinir TNI AL dari dari Balai Desa Kasembon ke kampung halamannya yang berjarak sekitar sepuluh kilo meter. Begitu  senangnya, ada beberapa ibu dan anaknya tidak mau turun dari kendaraan padahal sudah sampai di depan rumahnya.

Nuri Handayani (21 th) misalnya. Ibu satu anak ini tetap bertahan di truk Marinir TNI AL yang mengangkutnya hingga Desa Mendalan dengan jarak 7 km dari dusunnya.

Dan Satgas Marinir Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Kelud Letkol Marinir Irpan Nasution menambahkan, meskipun status Gunung Kelud telah diturunkan, diharapkan masyarakat tetap waspada terhadap adanya hujan lahar dingin dari gunung Kelud, terutama bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. "Kita semua tetap harus berhati-hati terhadap kemungkinan adanya lahar dingin", katanya.




Sumber : Kormar

8 komentar:

  1. cuma org2 bernyali tinggi yg berani menembus gunung yg baru saja meletus. Tidak takut dgn gas beracun yg di gembor2 kan org2 sekitar gunung kelud.. Cuma bawa alat sederhana.. Hebat.. Angkat jempol 4 buat marinir kita.. Apa lagi yg kasus nya naik anjungan kapal TLDM tanpa diketahui abk nya.. Sehingga buat komandan kapal TLDM ciut nyali dan memutar haluan kapal di blok ambalat.

    BalasHapus
  2. Jaleshu Bhumyamca Jayamahe. Itu bukan motto melainkan itu adalah TAKDIR MARINIR, Insya ALLOH

    BalasHapus
  3. agan ano 21.34
    boleh nanya gag kasus yg Marinir naik kapal tdlm itu kapan ya kok gag nemu ya?

    pengen tau ni gagn, kliatan seru banget ceritanya sambil ngebayangin situasi di kapal itu

    BalasHapus
  4. http://nusantara-fighter.blogspot.com/2013/07/kisah-keberanian-prajurit-tni-dibalik.html?m=1 uesday, 16 July 2013
    Kisah Keberanian Prajurit TNI Dibalik Tegaknya Mercusuar Karang Unarang
     Keberanian Prajurit TNI Mengusir Prajurit Malaysia Dari Karang Unarang
    Tentu kita masih ingat konflik antara Indonesia – Malaysia di blok ambalat beberapa tahun yang lalu dimana kapal – kapal perang Malaysia sering di ketahui keluar masuk perbatasan Indonesia dengan sesekali melakukan manuver tajam ke beberapa kapal perang TNI yang saat itu sedang menjaga di perbatasan ambalat.
    Untuk mennjukkan bahwa wilayah tersebut adalah milik kedaulatan Indonesia maka di buatlah mercusuar tepatnya di perairan karang unarang. Wilayah tersebut di jaga oleh lima prajurit TNI matra laut dari korps Komando Pasukan Katak (Kopaska) bersenjata lengkap dengan sebuah speedboat jenis stinger sebagai alat transportasi. Disaat mercusuar tersebut sedang dalam tahap pembangunan beberapa kali kapal perang milik Malaysia kerap mengganggu para pekerja mercusuar dengan melakukan pengereman mendadak sehingga ombak yang ditimbulkannya mempersulit para pekerja merampungkan kerjaannya.
    Tentunya hal ini membuat prajurit TNI yang ditugaskan untuk menjaga mercusuar tersebut sangat terganggu dan marah. Kelima prajurit TNI yang menjaga mercusuar tersebut kemudian mencari cara untuk membalas tindakan kapal perang Malaysia dan mengusirnya dari daerah tersebut.
    Setelah selesai mengganggu, kapal perang malaysia kemudian beristirahat di tengah laut tidak jauh dari mercusuar. Beberapa awak kapal diketahui tengah bersantai dan kurang siaga diatas kapal.
    Melihat kapal perang malaysia sedang lego jangkar, kelima prajurit Kopaska melihat adanya kesempatan untuk melakukan “surprise attack”. Dipimpin seorang perwira kelima prajurit Kopaska kemudian mengarahkan speedboatnya secara senyap tak terdeteksi mendekati kapal malaysia. Dua diantaranya kemudian naik ke atas kapal dan tiga lainnya tetap siaga diatas speedboatnya tanpa di ketahui oleh prajurit Malaysia.

    Setelah berhasil naik kedua personel Kopaska mengarahkan senjatanya ke beberapa personel awak kapal Malaysia dengan kondisi siaga (siap tembak).
    “SIAPA PEMIMPIN DISINI!!” teriak salah satu prajurit Kopaska menanyakan pemimpin kapal.

    Mendengar adanya teriakan dari luar kapal semua personel kapalpun tersentak kaget karena tiba – tiba sudah ada personel TNI diatas kapalnya sambil mengarahkan senjata.  Tidak lama kemudian seorang perwira kapal malaysia keluar dari dalam dek control sambil mengangkat tangan “saya” jawabnya dengan sedikit gugup.
    “Pergi dari sini jauh jauh atau saya tembak dan ledakkan kapal ini!!” gertak si prajurit.
    Tanpa berpikir panjang Kapal Malaysia segera menarik sauh, menghidupkan Kapal kemudian menjauh dari Mercusuar. Setelah itu kedua prajurit TNI segera turun kembali ke beberapa rekannya yang sudah menunggu di atas speedboat dan kembali ke mercusuar. Paska kejadian tersebut kapal perang Malaysia tidak pernah kembali mengganggu pembangunan mercusuar di wilayah karang unarang.
    Kejadian ini sempat jadi pembicaraan hangat di Kota Tarakan dan sempat diberitakan pada koran lokal. Walaupun insiden ini cukup beresiko tapi masyarakat di perbatasan cukup mengapresiasi keberanian para prajurit TNI.
    (sumber : http://4discussiononly.blogspot.com narasumbernya Serka Siswandi yang juga berasal dari kesatuan Kopaska TNI AL)

    BalasHapus
  5. Marinir (Mariner) dan Pasukan Katak (Frogman) jelas beda, marinir seperti US marine corps di USA dan frogman seperti Navy Seal di USA.
    Tapi yg jelas Indonesian Marine Corps selalu turun dalam 3 episode kampanye militer RI, dari Trikora champaign, Dwikora, Champaign, hingga Seroja Champaign. Blm lagi serial military operation againts rebelion, insurgentcy, and separatis.
    singapore, malaysia, dan australia tdk punya Marine Corps; krn 3 negara ini tdk pernah 1 kali pun melaksanakan kampanye militer ofensive.

    BalasHapus
  6. Itulah yang ditakuti oleh negara-negara Barat dan tetangga.

    Banyak pasukan komando kita yang memiliki ILMU-ILMU LAUT tradisional dari daerahnya masing-masing seperti saudara-saudara kita dari BUGIS, BUTON, SANGIR, PAPUA, FLORES, RIAU mereka bisa berenang merayap menyelam seperti buaya tanpa bisa dideteksi oleh lawan ! mereka bisa keluar masuk pantai musuh tanpa bisa dilihat ! akakakakakakakakakakk

    BalasHapus
  7. ketawa sendiri ngebayangin muka tentara malaysia di kapal itu :d

    BalasHapus