Pages

Minggu, Februari 23, 2014

Kekuatan Alutsista TNI Mulai Diperhitungkan

JAKARTA-(IDB) : Sebagai negara berkembang, Pemerintah Indonesia berupaya agar pembangunan di segala lini terus dilakukan, baik itu pembangunan ekonomi, pembangunan daerah tertinggal maupun pembangunan kekuatan pertahanan. Pembangunan kekuatan pertahanan merupakan keharusan karena kekuatan militer suatu negara menunjukan kuatnya pertahanan negara.

Kemajuan alutsista sangat berpengaruh terhadap pertahanan negara bahkan bisa berpengaruh terhadap kedudukkan negara dalam diplomasi politik Internasional. Kekuatan pertahanan juga harus terus diperkuat mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dan sangat luas berpotensi adanya ancaman keamanan nasional.

Contohnya pelanggaran wilayah perbatasan darat, gangguan keamanan di laut dan pelanggaran wilayah yurisdiksi laut, pemanfaatan ruang udara nasional secara ilegal, dan upaya-upaya penguasaan wilayah Indonesia oleh negara lain.

Kekuatan pertahanan Indonesia kini sudah tak bisa lagi dianggap remeh. Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan berkeyakinan TNI akan memiliki daya kekuatan yang terbesar di antara negara lain di Asia Tenggara mengingat pada tahun 2014 sejumlah alutsista milik tiga matra akan memasuki masa panen, dimana akan berdatangan ke Indonesia.

Keberhasilan pemerintah dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) membuat banyak pihak yakin TNI akan memiliki kekuatan yang cukup memadai, seperti diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

"Renstra pertama (2010-2014), kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara lantaran pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru," kata Purnomo beberapa waktu lalu.

TNI AU

Kekuatan TNI Angkatan Udara akan terus meningkat. Bahkan, ada 102 alat utama sistem senjata (alutsista) baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti pesawat tempur F-16, T-50i, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.

"Pada tahun 2014 ini, sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan semakin memperkuat TNI AU," kata Menhan saat serah terima pesawat tempur T-50i produksi Korea Selatan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (13/2).

Menurut dia, ke-16 unit pesawat tempur ringan bermesin jet T-50i Golden Eagle buatan Korea Selatan itu juga menambah kekuatan Alutsista TNI AU.

Pesawat tempur T-50i yang dibeli Pemerintah Indonesia dengan nilai kontrak sebesar 400 juta Dollar Amerika ini akan digunakan sebagai pesawat pengganti Hawk MK-53 yang menjadi bagian dari Skuadron Udara 15, Lanud Iswahyudi Madiun, di bawah Komando Operasi AU-II.

"Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang," kata Purnomo.

Pesawat T-50i adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea Selatan dan dikembangkan oleh Korean Aerospace Industry dengan bantuan Lockheed Martin.

Pesawat ini mampu ditempatkan digaris depan sebagai Light Fighter yang dilengkapi dengan peralatan tempur. (Missile Guided/Unguided, Rocked, Bomb, Canon 20 mm serta radar).

"Dengan kehadiran pesawat T-50i tersebut, maka status pembangunan kekuatan matra udara pada renstra 2010-2014 dalam rangka modernisasi Alutsista yaitu skadron pesawat tempur strategis Sukhoi telah lengkap sebanyak 16 unit," ujarnya.

Selain itu, lanjut Menhan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.

Disamping itu, juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.

Menhan juga mengungkapkan, untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerjasama produksi antara PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.

Dalam rangka mendukung kegiatan airlift dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.

TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skadron. Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit.

Menhan menambahkan, untuk rotary wing, telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helly Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helly Full Combat SAR EC-725 Caugar dari Euro Copter sebanyak 6 unit.

PERTAHANAN UDARA

Sedangkan untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 baterai/6 firing unit buatan Rheinmetall Air Defence Switserland untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.

TNI AD

Khusus TNI Angkatan Darat, selain membeli 114 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Tepatnya sebanyak 30 unit Leopard dan 21 Marder akan tiba sebelum bulan september 2014.

Demikian pula dengan Meriam Caesar, dimana dari 37 unit, 4 unit diantaranya akan tiba sebelum Oktober 2014. Sementara untuk roket MLRS Astros II akan tiba 13 unit sebelum Oktober 2014. Masih dari TNI-AD, rudal pertahanan udara jenis Starstreak serta Mistral dijadwalkan juga tiba sebelum Oktober 2014, khususnya Mistral akan datang sebanyak 9 unit pada Juni 2014.

TNI AL

Sementara itu untuk matra laut, terdapat Upgrade Kapal perang korvet kelas Fatahillah, Kapal latih pengganti KRI Dewaruci, pengadaan 2 unit Kapal Hidro Oceanografi, dan lain lain. Untuk tank amfibi BMP-3F sebanyak 37 unit, beberapa diantaranya sedang dalam proses uji terima.

Sementara panser amfibi BTR-4 sebanyak 5 unit, dimana 2 unit diantaranya akan tiba di tanah air pada September 2014.

Target MEF 42 Persen
 
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menargetkan tahun 2014 ini kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen.

"MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen," kata Panglima TNI usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2014 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/1).

Masyarakat Indonesia bisa melihat sendiri bagaimana kekuatan alutsista TNI di 2014 ini, diantaranya adalah sejumlah Alutsista yang akan datang pada tahun ini untuk memperkuat matra darat, laut dan udara.

Kementerian Pertahanan optimistis pencapaian kekuatan pokok minimal dapat dilakukan pada 2019 atau lebih cepat lima tahun dari target yang telah ditentukan pada 2024. Pada awalnya pencapaian MEF ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024). Namun, ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019).

Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan itu merupakan sebuah terobosan dan keberhasilan berkat besarnya APBN yang digelontorkan ke Kemhan. Anggaran pertahanan pada 2013 mencapai Rp 77 Triliun, namun pada 2014 ini meningkat menjadi Rp 83,4 Triliun.

Transformasi TNI AD
 
TNI Angkatan Darat (AD) akan lebih memfokuskan diri untuk melakukan transformasi organisasi pada 2014 ini guna menghadapi rencana strategis II periode 2015-2019.

"Transformasi ini akan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis yang mungkin dihadapi Indonesia pada lima hingga sepuluh tahun ke depan. Hal ini dilakukan agar TNI AD semakin profesional dan mampu menjawab tuntutan dan perkembangan jaman," kata Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) 2014 TNI AD, di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Rabu (15/1).

Pertambahan alutsista membuat TNI AD harus segera mendesain ulang organisasi. Jika dulu TNI AD hanya memiliki meriam 105 mm yang jarak ledaknya hanya 12 kilometer, saat ini sudah memiliki meriam 155 mm dengan daya jangkau 42 kilometer.

TNI AD juga sudah memiliki Multi Launcher Rocket System (MLRS) dengan daya jangkau hingga 100 kilometer. "Kita juga punya tank (Leopard) yang kapabilitasnya luar biasa," ujarnya.

Ada pula penangkis serangan udara yang kemungkinan perkenaannya mencapai 96 persen. Semua itu bisa didapat walaupun anggaran belanja pertahanan Indonesia masih kurang dari satu persen GDP. "Bahkan, kita sudah bisa membuat beberapa alutsista sendiri," ucapnya.




Sumber : Antara

12 komentar:

  1. saya smakin bangga kpada TNI yg segenap tenaga mampu meningkatkan kekuatannya dalam waktu singkat.. bukan untuk gagah2n tp untuk pertahanan dan melindungi rakyat NKRI..mudah2 bsa diteruskan di renstra dan di pemerintahan yg akan datang...pertahanan kuat rakyat aman...MERDEKA!!!

    BalasHapus
  2. Masih belum pak,,, memang penambahan alutsista kita sangat signifikan, tetapi karena harus disebar di wilayah tanah air yang begitu luas,,, maka kelihatannya masih kurang sekali.
    Bandingkan dengan Singapura yang kecil tetapi Pesawat tempurnya paling canggiha dan ratusan,,, kapal selamnya 6 buah,,, kapal perangnya sudah tingkat destroyer,,, kalau mereka menyerang katakanlah KEPRI atau KALBAR maka kekuatan TNI dan alutsista kita diwilayah itu tidak dapat menahan konsentrasi serbuan Singapura ! Paling minimal setiap wilayah Militer kita itu katakanlah Indonesia bagian Barat kekuatan TNI dan alutsistanya harus seimbang dengan Kekuatan tetangga kita yang paling kuat yaitu Singapura. Demikian juga kekuatan TNI dan alutsistanya di Indonesia Timur harus seimbang dengan Kekuatan Australia !
    Kita harus bisa berperang di dua FRONT pak !!!

    Jangan cepat puas,,, DPR dan Pemerintah yang baru nanti harus menaikkan anggaran MILITER kita paling tidak 2% ! jangan seperti sekarang cuma 0,7% !
    Jangan lihat besarnya TNI tetapi harus melihat besarnya wilayah kita dan ancaman yang bisa terjadi di beberapa FRONT sekaligus ! semoga !

    BalasHapus
    Balasan
    1. SETUJUU.. masih jauuh.
      Buat Cover negara tetangga segede Surabaya aja punya anggaran lbh gede dari kita.

      Kaya di NATUNA mgkn bisa aja siapin battle group yg diisi destroyer sama Fregat kelas berat selain kapal kombatan seperti Korvet dan satuan patroli spt KCR.
      Dengan adanya armada pemukul terdekat, ngga membuka peluang negara asing iseng2 buang masalah sembarangan dihalaman kita. apalagi klo didukung skadron tempur TNI AU di dekatnya seperti di LANUD RANAI.

      Signifikan mmg perkembangannya klo diliat dari profil TNI/ABRI jaman ORBA!

      Hapus
  3. MEF BELUM BERAKHIR DAN HARUS TERUS MAJU DAN BERKESINAMBUNGAN. ANGGARAN MILITER HARUS KUAT DI DUKUNG OLEH PEREKONOMIAN YANG KUAT YANG DI KAWAL OLEH RAKYAT BERSERTA TNI. USUL DAN IDE SAYA UNTUK ANGGARAN PERTAHANAN BERTAHAP MENJADI 3% MASING" 1% WIB, WITA DAN WIT. SYUKUR" ADA TAMBAH 2% UNTUK PENGEMBANGAN DAN PRODUKSI ALUTSISTA NASIONAL.
    BY :CRBN T123C

    BalasHapus
  4. om ano 23.57
    setuju bangt daah, semoga presiden terpilih nanti bisa lebih fokus k pertahanan dan jagan lupa target pertumuhan ekonomi harus melebihi target..
    nambah su30 16 lagi plus su35 32 biji..
    terserah mau brapa kilo-semur 10, 11, atau 24, 5 destroyer juga gpp

    BalasHapus
  5. Pembentukkan Kogabwilhan juga harus dipercepat. Kalau 4 Kogabwilhan (5 dengan Jawa), sudah terbentuk baru kelihatan bahwa kita memerlukan lebih banyak alutsista, karena alutsista kita yang sekarang harus disebar ke mana-mana (Aceh, Natuna, Papua, dan NTT + Jawa). Dan jangan lupa kita sendiri, sebagai rakyat Indonesia, harus terus memupuk diri cinta tanah air, dengan tidak konsumtif (punya cukup tabungan), pakai produk dalam negeri (katanya cinta NKRI tapi alergi produk dalam negeri), dan yang penting jangan korupsi.

    BalasHapus
  6. Mudah mudahan begitu, namun negara tetanggapun berbuat yang sama sehingga Indonesia harus bekerja lebih dari pada negara tetangga sebab mereka sudah lebih dulu meningkatkan Alutsistanya.Peningkatan Alutsista TNI harus setara dengan gabungan negara negara Jajahan Inggris yang mengelilingi Indonesia.

    BalasHapus
  7. Mungkin tinggal menunggu duet SU-35 dan F-35 nih... bungkus dua-duanya...

    BalasHapus
  8. Lebih baik satpol pp dpersenjatai dgn buku2 romantis agar dkemudian hari tdk trjadi lg kekerasan..By : Dharma n Wesly

    BalasHapus
  9. Mudah mudahan kfx, medium tank, kapal selam, rudal, dan kapal laut smuanya programnya lancar jd ga perlu lg kita byk beli dr luar. Tinggal kembangin yg dah ada dan bs jadi macan asia lagi

    BalasHapus
  10. gak ada apa2nya tni

    BalasHapus
  11. Mulai diperhitungkan kelemahannnya.
    Karena prosentase alutsista yg lama dan jebot lebih besar daripada alutsista yg baru.
    Nggak usah mengelabui masyarakat.

    BalasHapus