Pages

Sabtu, Januari 11, 2014

TNI AU Semakin Percaya Diri Kawal Dirgantara NKRI

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara semakin percaya diri menjaga Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama wilayah udara (Dirgantara) seiring dengan pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) TNI AU yang hingga kini sudah mencapai 28,7 persen.

“Sampai saat ini MEF TNI AU sudah mencapai 28,7 persen dari renstra kita pengadaan 102 pesawat berbagai jenis. Dan harapan kita tahun 2024 mendatang MEF TNI AU sudah mencapai 100 persen,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahyanto pada acara kunjungan Silaturrahmi ke Kantor Harian Umum Pelita, di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2014). Turut hadir Kasubdispenum Dispenau,Kasubdispenpas, Kasubdisjarah, dan sejumlah pejabat teras Dispenau.


Lebih lanjut Kadispenau menyampaikan TNI AU akan terus meningkatkan kekuatan pertahanan udara nasional guna meningkatkan kewibaan bangsa Indonesia di mata Internasional dalam hal kedirgantaraan. “Negara akan berwibawa jika pertahanan udaranya kuat. Untuk itu TNI AU akan terus berupaya meningkatkan kekuatan, baik itu Alutsista maupun sumber daya (personel),” kata Kadispenau.

Kadispenau juga mengatakan, dengan hadirnya alutsista baru TNI AU, baik itu pesawat tempur, radar, maupun rudal, maka kedepannya tidak ada lagi penerbangan gelap yang melintas di wilayah udara Indonesia. “Saat ini radar-radar TNI AU bekerja 24 jam guna memantau ancaman yang datang, termasuk penerbangan gelap. Dan kita juga telah memiliki Skadron Sukhoi di Makassar yang siap memukul,” tegas Kadispenau.

Alhasil, kata Kadispenau, kehadiran pesawat tempur Sukhoi di Makassar telah mengurangi kegiatan penerbangan gelap di wilayah Kalimantan.

Pada bagian lain, Kadispenau menyampaikan harapan TNI AU menjadi kekuatan yang dapat disegani dan sekaligus merebut hati rakyat. Hal itu dilakukan selain menunjukkan kepada rakyat Indonesia mengenai kekuatan TNI AU, juga dengan cara menggali potensi sejarah kedirgantaraan yang pernah terjadi di Indonesia.

“Dalam konteks ini kita berharap kerjasama dengan media untuk menyampaikan pesan kedirgantataan kepada masyarakat, sehingga masyarakat, khususnya generasi muda yang merupakan generasi penerus dapat berperan aktif turut serta membangun kekuatan dirgantara,” jelasnya.

Salah satu contoh, kata Kadispenau, lintas sejarah kekuatan udara Perang Dunia ke-II sangat penting untuk digali, karena kekuatan udara pada perang dunia ke-II adalah terbesar di indonesia. Seperti di wilayah Morotai maupun di Papua serta wilayah lainnya. "Perang udara antara tentara Jepang melawan angkatan udara Sekutu memang bukan perang kita, tetapi sejarah berada di wilayah kita yang merupakan inspirasi untuk menggali sejarah," ungkap Kadispenau.

Belum lagi sejarah bagaimana Presiden Soekarno yang merelakan menjual mobilnya untuk demi melanjutkan pembangunan monumen dirgantara. Selain itu juga kisah seorang prajurit TNI AU berpangkat Kopral yang bertugas memantau radar, dan ternyata berhasil menangkap pesawat mata-mata Amerika. Hal ini selanjutnya dijadikan alat diplomasi Presiden Soekarno kepada Amerika untuk menekan Belanda hengkang dari Tanah Air.

“Kisah-kisah seperti ini kami kira perlu disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui kisah-kisah ada ada dibalik TNI AU,” ujar Kadispenau.




Sumber : PelitaOnline

12 komentar:

  1. BAGHOOOOSS (h) Perbanyak Sukhoi sebagai tukang pukul dirgantara NKRI

    BalasHapus
  2. Kebutuhan alutsista TNI-AU harus terpenuhi, kalau anggaran dari APBN kurang ya bilang ke rakyat melalui wakilnya agar nantinya dibuatkan uu yang memperbolehkan rakyat yang mempunyai darah patriot berpartisipasi dalam pembangunan TNI-AU dengan membuka rekening bank resmi untuk menampung semangat rakyat dengan penyisihan sebagian uangnya, mari semua hilangkan rasa gengsi, demi NKRI yang kuat.
    Ingat! semua negara yang mengelilingi NKRI adalah memusuhi NKRI, dan pangkalan militer USA sudah mengelilingi wilayah kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. cucok setubuh ano 19.54 ane juga siap jika memang itu perlu, kita tidak bisa memprediksi kapan ancaman itu datang tapi jelas gejalanya nyata..

      Hapus
  3. Negara-negara anglo saxon adalah negara penjajah secara historis. Kita Sebagai negara kepulauan memerlukan angkatan udara yg kuat dan angkatan laut yg kuat untuk menjaga kedaulatan negara kita begitu juga kekayaan alam kita. Saat ini F-16 yg blok 50 yg di hibahkan oleh AS masih kurang untuk menghadapin tetangga kita dari utara dan selatan, begitu juga satu skuadron sukhoi su 30 dan su 27. Russia saja akan mempensiukan SU 27 dan menggantikan dengan su 35. Saya berdoa semoga angkatan bersenjata kita akan memeliki minimum tiga skuadron pemukul (high, su-30 dan su-35), tiga squadron medium (f-16 blok 50) dan 2 skuadron pemintai yg di isi cn - 235 mppa untuk menjaga laut kita di utara dan selatan.

    BalasHapus
  4. di forum sebelah pernah ada kabar gripen ng di lirik petinggi TNI konon mencapai jumlah yang fantastic 44 unit + TOT yang nyaris telanjang juga pak menhan pernah berbicara soal hibah f16 batch 2. apa pendapat ano-ano sekalian tentang kabar ini. bagi ano-ano yang mempunyai ide/usul/gambaran juga ulasan ada baiknya di ulas di forum ini. biar forum ini menjadi ajang diskusi yang cerdas. bung admin salam NKRI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa bener...??? Ente dpt berita dari mana?? Dpt dipercaya ga tuh berita?? Klo bener terjadi berarti siap2 aja "GOODBYE TO SU-35"

      Hapus
  5. Indonesia dengan program modernisasi alutsistanya pasti membuat pihak Barat waspada dan melancarkan segala upaya untuk menggagalkan atau paling tidak memperlambat usaha Indonesia kearah situ.

    Lihat saja waktu kita sedang sibuk beli jet sukhoi ,,, ada teknisi sukhoi Rusia mati di Makassar keracunan minuman,, lalu jet penumpang sukhoi lagi demo nabrak gunung di Jabar,,, kita lagi bangun kapal kawal rudal trimaran di Jatim kebakar,,, pejabat kita di Korea Selatan tasnya dibongkar dihotel oleh agen-agen Korea,,, beberapa tahun yang lalu ada Perwira tinggi AL kita dipensiunkan cepat karena maksa untuk beli Kapal selam Kilo,,, dan beliau yg termasuk tidak setuju latihan perang bersama AS,,, cara yang lebih halus lagi untuk memperlambat kemajuan kita adalah dengan menghibahkan jumlah pesawat bekas yang fantastis 30 unit F-16 dan beberapa Hercules,,, kelihatannya baik tapi itu taktik untuk meng-offset dana yang kita miliki agar berkurang kemampuan beli sukhoi yang notabene ditakuti Barat ! lalu politik lain adalah saat kita baru beli 2 unit jet tempur sukhoi dengan segala ketersendatan biaya,, tahu-tahu Malaysia beli sampai 18 unit jet sukhoi ,,, hal ini dimaksudkan untuk secara psikologis memaksa Indonesia untuk membatalkan usaha beli utk melengkapi skwadron sukhoi kita,,, tapi untunglah Indonesia tidak terpengaruh dan tetap melengkapi jet sukhoinya,, perlu dicatat juga, Malaysia bisa beli sampai 18 unit dalam waktu yang cepat ya karena belinya dari India (sama-sama Negara persemakmuran Inggris) !

    Adalagi proyek jet tempur KFX dengan Korsel yang molor-molor,,, proyek tank medium dengan Turki yang juga molor,,, proyek kapal selam changbogo dengan Korsel sempat juga tersendat karena Jerman tidak setuju Korsel TOT dengan Indonesia,,,

    Kita tidak tahu nanti dengan heli apache atau ratusan rudal panggul buatan AS ,,, belum lagi persenjataan F-16 hibah AS apa iya mereka mau menjual rudal-rudal canggih seperti yg dimiliki Singapura ke kita?

    Kebijakan kita yang mengharuskan TOT untuk setiap pembelian alutsista dari luar,, itu juga menguatirkan pihak Barat,, karena jelas hal itu menandakan kita ingin bisa buat sendiri,, sehingga semakin sukar bagi Barat untuk mengontrol kekuatan kita ,,, mereka lebih senang negara seperti Malaysia yang cuma main beli saja tidak berusaha membuat sendiri,, sehingga gampang mengendalikannya,, seperti kasus Indonesia dengan tank scorpion, jet hawk dll yang tidak boleh dipakai menumpas GAM di Aceh,,,

    Oleh karena itu kita harus siap untuk kecewa karena usaha pihak Barat tidak akan berhenti sampai disitu,,, masih banyak yg akan kita alami,,, apalagi sekarang Barat juga semakin kuatir, Indonesia semakin ketat dalam kebijakan tambang seperti UU Minerba yang baru diberlakukan membuat freeport dan new mount kesal ,,, belum lagi pembubaran BP Migas yang agak pro Barat! semua itu akan semakin mengharuskan kita waspada,,,

    Kadang-kadang kalau membaca berita tentang Indonesia beli ini itu membangun ini itu yang canggih lalu respon gegap gempitanya komen-komen diberbagai blog ikut membuat kita juga bangga tetapi juga kuatir ,, segampang itukah kita mengobral informasi kemajuan alutsista kita kepada publik termasuk kepada intel-intel asing yang menurut Jenderal Ryamizar Ryakudu jumlahnya ribuan berkeliaran di NKRI ini demi sebuah upaya demonstrasi keterbukaan ???

    Semoga NKRI selamat dan berhasil dengan program alutsistanya !!!




    BalasHapus

  6. Klo menurut gw sih. Saat ini amerika tidak begitu peduli dgn indonesia. Yg mereka khawatir kan cuma indonesia trbawa pengaruh china yg saat ini mrupakan saingan trberat di asia pasifik dgn pertumbuhan ekonomi melejit. Bahkan dana buat militer nya terbayak sdunia saat ini. Cos amerika sndiri melakukan pemotongan biaya militer..
    Makanya amerika brusaha baik2in indonesia.
    1. Diberi hibah F16 dgn rudal2 canggih nya yg dlu wktu malaysia beli F18 dan minta ga dikasih. Skrg ma indonesia di kasih. wlupun bnyk memakan biaya. Dan proses penyerahan nya yg sengaja di sendat kerena pengaruh cina yg blm hilang di indonesia. Seperti rudal C705.
    2. Apache AH.64 E yg lbih canggih dari singapura dengan syarat di tempatkan di dekat laut cina selatan.. Karena sampai thn 2014 baru indonesia. India. Taiwan dan arab saudi yg memesan heli canggih ini. Beserta radar long bow nya..
    3. Radar lockheed martin yg lumayan canggih..akan ditempatkan di daerah WIT. Yang dulu pernah diminta oleh cina mau buat pangkalan militer di timor leste..
    4. Javelin rudal panggul canggih..
    Ditambah cina mau kerja sama peluncuran satelit juga ma indonesia.
    5. Freepot dan new mont ..
    Sehinga USA brharap indonesia klo beli alutsista nya akan bergantung pd mereka trus.. Pengaruh cina hilang dgn sendirinya.. Perusahaan tambang mereka tetap subur tidak di gubris..indonesia masih bisa ditekan HAM dan demokrasi oleh mereka.. Sehingga tetap tidak akan menyaingi mereka.. Dan selalu dibawah kendali mereka..

    BalasHapus
  7. Saat ini penjajahan dilakukan dengan kekuatan ekonomi dan ketergantungan, misalnya roda ekonomi dunia di buat dengan perdagangan yg hanya dapat di lakukan dengan memakai U.S. dollar, begitu jg dengan alutista kenegaraan. Saya mengharap Indonesia akan semakin mandiri dengan alutistanya dan tidak ketergantungan barat, karena barat akan selalu memakai isu HAM untuk kepentingan mereka sendiri dimana kita bisa lihat sendiri negara barat selalu melanggar isu HAM itu. Semoga kuat TNI kita karena untuk mencapai perdamaian di negara ini, kita perlu system pertahanan yg kuat, ekonomi yg kuat dan penduduk yg pintar dan berpendidikan.

    BalasHapus
  8. Kita selalu menyalahkan negara lain atas yang terjadi dengan negara kita.Asu,dan antek anteknya,china disisi lain selalu kita salahkan.Bukankah kita sendiri yang salah tambang di kuasai asing.Negara manapun pasti berusaha untuk bekerja yang menguntungkan untuk negaranya tinggal kita mau apa tidak berjuang juga untuk negara kita.Contoh kontrak kontrak dari jaman lalu selalu saja merugikan kita contoh freepotr,newmont,kontrak jual beli gas dengan china yang di tenggarai merugikan kita 30 T pertahun.Kita terpaksa beli elpiji keluar untuk memenuhi keperluan elpiji dalam negri,sementara kita jual murah ke China.Mana logikanya?????.Apakah China yang salah atau pejabat kita yang bodoh???Coba para komentator disini pikir sendiri.

    BalasHapus
  9. Sebenarnya yang bodoh tu ya yang ngurus negara ini. Udah tau bumi kekayaan alam digunakan sebesar2nya bagi kemakmuran rakyat ya digunakan untuk kemakmuran bagi negara laen. Aneh bin gak ajaib. Kalo mau negara ini gak diobok2 kekayaan alam nya, kita harus punya efek getar sistem senjata kita. Terutama adalah Angkatan Udara yang merupakan Daya tawar tertinggi dalam tingkat Gengsi akan Kedaulatan Negara. Coba pikirkanlah ini wahai jendral2.

    BalasHapus