Pages

Kamis, Januari 16, 2014

Lapan Belum Dapat Kepastian Peluncuran Satelit A2

JAKARTA-(IDB) : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) belum memperoleh kepastian dari India terkait dengan waktu peluncuran Satelit A2.

"Kami menunggu tanggal pastinya. Tadinya memang perkiraannya April-Mei, tapi sampai sekarang pun kita masih menunggu, mereka (India, red.) belum beri tanggal pastinya, bulannya pun belum pasti," kata Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana di Jakarta, Rabu (15/1).

Ia menjelaskan bahwa Satelit A2 akan "menumpang" roket PSLV-C23 milik India untuk dapat mengorbit di ekuator. Namun demikian, peluncuran terpaksa harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya.

"Kami tidak segera mengganti (ke negara lain untuk peluncuran roket, red.) karena kami ingin satelit kami dioperasikan di orbit ekuator, dan yang sekarang memberikan jasa itu hanya India. Karena itu, mau tidak mau kami harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya," ujar Bambang.

Selain itu, katanya, Lapan telah menyepakati kerja sama untuk melakukan peluncuran dua satelit (Satelit A2 dan A3) dengan India, dengan biaya peluncuran lebih murah, yakni sebesar 300.000 dolar AS. Saat ini, katanya, pihak India sedang kesulitan membuat satelit tersebut, karena itu peluncurannya selalu tertunda.
 

"Roketnya sih sudah ada, tapi satelitnya belum selesai," katanya.

Lapan Habiskan Tiga Juta Euro Untuk Penginderaan Jauh

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menghabiskan dana hingga tiga juta Euro untuk mengakses seluruh data penginderaan jauh selama 2013.

"Kami keluarkan sekitar tiga juta Euro untuk dapat akses data mentah satelit untuk penginderaan jauh di 2013. Tahun 2014 rencananya kami akan perkuat akuisisi data penginderaan jauh," kata Kepala Lapan Bambang S Tejasukmana di Jakarta, Rabu (15/1).

Lapan, menurut dia, memiliki anggaran lebih dari Rp 100 miliar di 2014, dan terkait untuk data penginderaan jauh dana akan digunakan untuk peningkatan fasilitas distribusi, memperkuat akuisisi data penginderaan jauh, dan akses untuk satelit.

Sejauh ini, ia mengatakan data penginderaan jauh yang diterima Lapan dari berbagai satelit telah memenuhi kebutuhan berbagai kementerian/lembaga di tanah air. "Nah yang kami harus lakukan kalau ada kebutuhan baru atau ada teknologi baru maka kami harus memperoleh tambahan data yang diperlukan tersebut," ujar dia.



Sumber : Republika

4 komentar:

  1. Jadi selama hampir 50 tahun LaPAN melakukan riset dan percobaan roket tetap belum mampu melesatkan roket ke ruang angkasa??? Ck...ck...ck....
    India yg lebih muda usianya sudah berhasil membuat roket, rudal dan membuat satelit sendiri.
    Tapi kalau membaca rikisnya kayaknya LAPAN sudah sangat maju penguasaan technologinya.
    Mampu membuat roket dari berbagai variasi dan berbagai macam aplikasi technologi lainnya.
    Kalau demikian, apa kurang duit? Apa kurang SDM? Apa kurang peralatan pendukung? Atau karena duitnya dan kesempatannya untuk memenuhi kesejahteraan pejabtnya saja.
    Maklum namanya lembaga riset, kalau g berhasil dan gagal risetnya itu wajar.
    Jadi kalau nanti sudah berusia 100 tahunpun belum mampu membuat satelit atau roket harap maklum karena LAPAN hanyalah Lembaga Riset yg menghasilkan "Try & Eror"...... Mbelgedez.!!!!
    Hidup Mbelgedez, ..............!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya Mas Bro,Lapan bisa membuat roket sendiri untuk menempatkan satelit di angkasa luar, sayangnya Pemerintah tidak mendukung program Antariksa Lapan untuk membuat Roket Pengorbit Satelit dengan berbagai alasan.
      selama ini Lapan berjalan sendiri dengan dana pas pasan,untuk riset saja itu membutuhkan dana yang tidak sedikit,beda dengan India,mereka (negara) menyediakan dan yang cukup untuk pengembangan program antariksanya.
      disinilah letak mandeknya Lapan,mengapa selama 50 tahun belum bisa berbicara banyak di angkasa luar sana.

      Hapus
  2. Emang semuanya berkutat pada pemerintah kok. Kalo punya keinginan itu cuma hangat2 telek kura2 aja. Kita udah lebih maju, bisa buat pesawat jet Seri N2130 yang bisa muat 100 an penumpang. tapi sampai saat ini malah mandeg. Kalo niat ingin cuman ingin doang dan gak doyan nglanjutkan. Semuanya cuman setengah2. Harusnya kita itu sudah sejajar dg India. sudah bisa meluncurkan satelit ke Orbit. Aku sih inginnya ini : Indonesia bisa mendirikan Otomotiv mobil dan motor Nasional. 100% buatan indonesia. Kalo Industri pertahanan bisa maju, kenapa industri otomotiv masih tidak diberikan kesempatan oleh pemerintah? Jika kita ingin maju tengoklah dulu industri2 otomotiv nasional kita. karena itu merupakan salah satu tiang utama dari ekonomi sebuah negara. Jadi jika industri pertahanan kita bisa maju maka jangan tinggalin Industri otomotiv kita

    BalasHapus
  3. Kalian goblok pade tau omong aja digedein tahu isi otak kalian hanya kumpulan ilusi tampa hasil nyadar dong kalo kagak bisa ngapa ngapain diem aje

    BalasHapus