Pages

Sabtu, Desember 28, 2013

Serah Terima Leopard Dan Marder Di Yonkav 8

PASURUAN-(IDB) Pada hari Senin tanggal 23 Desember 2013 bertempat di pintu gerbang utama Yonkav 8/2 Kostrad, Komandan Batalyon Kavaleri 8/2 Kostrad Letkol Kav Otto Sollu, SE beserta Persit dan prajurit Narasinga menerima kedatangan Alutsista terbaru Kavaleri TNI AD jenis Tank Leopard 2A4 dan Tank Marder dalam suatu acara tradisi yang sederhana namun khidmat.

Alutsista baru Tank Leopard 2A4 dan Tank Marder baru tiba di Asrama Yonkav 8/2 Kostrad, setelah sebelumnya dipamerkan dalam pameran Alutsista dalam rangka Hari Juang Kartika TA. 2013 di Makodam V/ BRW. Perjalanan dari Makodam V menuju Asrama Yonkav menggunakan Trailer khusus dan dikawal oleh petugas dari Pomdam V serta perwakilan dari Pussenkav.


Rangkaian acara tradisi meliputi penyerahan simbolis kunci Tank, penyiraman air bunga serta penyambutan oleh seluruh warga Yonkav 8 baik prajurit, Persit maupun anak-anak. Seluruh warga terlihat antusias menerima kedatangan Alutsista baru tersebut di Yonkav 8.

Acara ini merupakan momen bersejarah bagi satuan Yonkav 8 karena diberikan kepercayaan oleh TNI AD dan Negara untuk mengawaki Alutsista terbaru Kavaleri TNI AD berupa Tank jenis MBT (Main Battle Tank) yang merupakan salah satu tank “TERBAIK” di dunia saat ini.

Dengan kedatangan Tank canggih tersebut, diharapkan semakin memperkuat kekuatan militer bangsa kita, dan meningkatkan “Bargaining Position” Negara kita di dunia Internasional.




Sumber : Yonkav 8

Sistem Navigasi Cina Akan Saingi GPS Dan GLONASS

BEIJING-(IDB) : Sistem navigasi satelit buatan Cina, Beidou, akan membawa manfaat ekonomi, sosial, dan militer tak terhitung bagi negara ini. Cina mempersilakan negara-negara lain di Asia untuk menggunakannya.

Hal ini disampaikan Direktur Badan Satelit Navigasi Cina, Jumat, 27 Desember 2013.

Beidou yang berusia satu tahun adalah saingan global positioning system (GPS) dari Amerika Serikat dan GLONASS asal Rusia. Sebanyak 16 satelit Beidou akan melayani Asia-Pasifik dan jumlah satelitnya akan menjadi 30 pada 2020, dan cakupannya akan diperluas.

Sistem ini akan membawa manfaat di seluruh level, baik sipil dan militer, kata Ran Chengqi, Direktur Badan Satelit Navigasi Cina dalam jumpa pers, Jumat, 27 Desember 2013.

"Pembangunan jaringan Beidou harus menyelesaikan masalah keamanan negara, termasuk keamanan ekonomi dan keamanan masyarakat secara keseluruhan," kata Ran. "Ini jelas infrastruktur gabungan sipil dan militer."

"Kegunaannya untuk pertahanan nasional atau persenjataan, untuk Departemen Persenjataan atau Departemen Pertahanan bisa mempertimbangkannya, tapi saya rasa kegunaannya banyak," kata Ran.

Dengan suksesnya penempatan satelit Beidou, persenjataan militer Cina akan semakin akurat dan memiliki sistem navigasi independen. Sistem navigasi penting untuk mengarahkan rudal, kapal perang, dan pesawat tempur.

Perwira militer senior Cina mengatakan Beidou lebih penting bagi negara ini dibanding penerbangan antariksa berawak atau proyek luar angkasa yang saat ini sedang berjalan, kata sebuah media pemerintah. Tetapi, sistem navigasi itu tidak hanya terbatas pada masalah pertahanan.

Pemerintah melihatnya sebagai terobosan komersial penting untuk layanan satelit navigasi yang pasarnya tumbuh cepat untuk mobil, telepon seluler, dan aplikasi lainnya.

Cina mendorong negara-negara lain di Asia untuk mengadopsi sistem navigasi ini dengan menawarkan layanan gratis, seperti halnya Amerika Serikat dengan jaringan GPS-nya.

Saat ini sebuah stasiun juga sedang dibangun di Pakistan untuk meningkatkan layanannya di sana. Thailand telah mendaftar untuk menggunakan Beidou guna kebutuhan perkiraan bencana. "Meskipun kami belum menyediakan cakupan global, aplikasinya sudah menyebar di seluruh dunia," kata Ran.

Menurut China Daily, bulan ini pemerintah Cina menyetujui cetak biru yang memprediksi Beidou bisa menangkap 60 persen dari proyeksi US$ 65 miliar pasar untuk layanan navigasi satelit di negara ini. Surat kabar itu juga mengatakan 40 persen dari aplikasi satelit Beidou akan digunakan untuk kebutuhan militer. 



 Sumber : Tempo

Okinawa Setujui Relokasi Pangkalan Udara AS

OKINAWA-(IDB) : Seorang pejabat Okinawa mengkonfirmasi bahwa Gubernur Hirokazu Nakaima telah menyetujui aplikasi Kementerian Pertahanan Jepang untuk mengambil lahan di pesisir Okinawa sebagai pangkalan militer baru. Lahan ini akan menggantikan pangkalan udara Amerika Serikat yang berada di Futenma, bagian lain di pulau Okinawa yang lebih padat penduduk.


Keputusan Nakaima masih dapat ditentang pengadilan dan juga protes warga. Pihak oposisi menginginkan pangkalan udara Amerika Serikat tidak lagi berada di Okinawa.


"Keputusan gubernur tidak dapat dimaafkan," ujar Yuichi Higa, seorang anggota majelis di kota Nago, lokasi yang akan dibangun pangkalan militer baru. "Warga yang menentang pasti akan bertindak, seperti memblokade jalan untuk mencegah ini terjadi."



Keputusan Sulit


Nakaima selama ini terkenal kritis terhadap pemerintah pusat, yang ia anggap tidak simpati terhadap kepulauan di wilayah selatan Jepang yang menjadi rumah bagi separuh dari 47.000 personel militer Amerika Serikat.


Keputusan Nakaima datang setelah bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe di Tokyo. Abe menawarkan sebuah paket termasuk bantuan finansial sedikitnya 2,9 miliar Dolar per tahun bagi anggaran stimulus ekonomi Okinawa hingga tahun 2021.


Setelah bertahun-tahun menunggu sinyal positif, keberhasilan Abe mengkilapkan kredensialnya di hadapan Washington. Persetujuan Nakaima menjadi terobosan sejak persetujuan tahun 1996 untuk menutup pangkalan udara Futenma.


Kemajuan Bagi Washington


Amerika Serikat sudah mengumumkan akan memindahkan pangkalan udara ke wilayah pesisir Jepang pada tahun 2006. Kehadiran militer Amerika di Okinawa dimulai pada akhir Perang Dunia Kedua.


Warga sekitar pangkalan udara Amerika Serikat di Okinawa selama ini mengeluhkan tingkat kriminalitas, kebisingan dan risiko kecelakaan di sekitar markas.


Markas yang baru akan dibangun di bagian kota Nago bernama Henoko. Ini merupakan bagian dari persetujuan untuk memindahkan 9.000 anggota marinir dari Okinawa, termasuk transfer 5.000 diantaranya ke Guam. Persetujuan awal menyebut markas Futenma akan ditutup tahun 1996, namun hingga kini berkali-kali ditunda.




Sumber : DW

Amerika Serikat Kapalkan 75 Misil Ke Irak

WASHINGTON-(IDB) : Amerika Serikat mengirimkan puluhan misil Hellfire udara ke darat untuk Angkatan Bersenjata Irak. Senjata ini digunakan untuk operasi militer terhadap cabang Al-Qaidah di negeri itu.

Sejumlah pejabat di Washington dan Bagdad, Kamis, 26 Desember 2013, membenarkan bahwa sebanyak 75 misil telah tiba pekan lalu, dan segera disusul drone alias jet tanpa awak Scan Eagle tahun depan. "Amerika Serikat berketetapan hati mendukung Irak dalam melawan teroris," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki.

Kabar pengapalan itu datang sehari setelah sedikitnnya 34 orang tewas akibat serangan bom pada perayaan Hari Natal di Bagdad. Serangan itu diduga dilakukan oleh pejuang yang memiliki hubungan dengan Al-Qaidah dan pendukung pemerintahan Perdana Menteri Nouri al-Maliki.

Sementara itu, Kamis, 26 Desember 2013, terjadi serangan roket terhadap kamp pembangkang Iran di sebelah barat Bagdad. Akibat serangan tersebut, menurut sejumlah pembangkang, sedikitnya dua orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka. "Dua orang terluka, tak ada yang meninggal," kata petugas keamanan Irak.

Sebuah kelompok Syiah di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap "Kamp Kebebasan" yang berkali-kali menjadi sasaran tembakan mortir dan roket dalam beberapa bulan ini.

"Kami sudah meminta (pemerintah) mengusir mereka dari sini berkali-kali, tetapi mereka masih tinggal di sini," kara Wathiq al-Batat, komandan kelompok bersenjata Al-Mukhtar. Al-Batat menuduh kelompok tersebut telah melakukan komunikasi dengan Sunni dan politikus Syiah yang memiliki kaitan dengan Al-Qaidah.



Sumber : Tempo

Kemhan Berhasil Luncurkan Roket Pertahanan

MOROTAI-(IDB) : Selama empat hari dari tanggal 16 sampai dengan19 Desember 2013 tim Direktorat Teknologi dan Industri Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Alat Peralatan Pertahanan Balitbang Kemhan berhasil melakukan uji coba peluncuran enam unit roket yaitu dua unit RX-1210 mm dan empat unit R-han 1220 mm, di Tanjung Sangkowo Kecamatan Morotai Timur Maluku Utara, Rabu (18/12).

Peluncuran roket tipe ini merupakan peluncuran pertama roket tipe RX-1210 mm dan R-Han 1220 mm yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan Balitbang Kemhan. Roket ini memiliki fungsi sebagai roket Artileri Medan (Armed) dan diproyeksikan untuk dipergunakan oleh satuan-satuan Artileri Medan TNI AL dan TNI AD.  

Keenam roket tersebut merupakan pengembangan lanjutan dari roket R-Han 122 mm yang diujicobakan di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan.   Roket RX-1210 mm memiliki daya jangkau 14 km dan R-han 1220 mm memiliki daya jangkau 20 km.   Pada tahun 2014 Balitbang Kemhan  menargetkan akan meluncurkan roket dengan jarak tembak yang lebih jauh dan akurasi tinggi. Program ini merupakan salah satu program Kemhan dalam rangka mewujudkan kemandirian industri pertahanan.  

Uji coba ini merupakan hasil kerjasama tim konsorsium roket nasional dari beberapa lembaga terkait yaitu Kemhan, LAPAN RI, PT.DI, Kemristek, PT. PINDAD dan PT. Krakatau Steel.

Berdasarkan UU No. 16/2012 tentang Industri Pertahanan pasal 28 disebutkan bahwa peningkatan kemampuan dan penguasaan teknologi Industri Pertahanan dilakukan melalui penelitian dan pengembangan serta perekayasaan dalam suatu sistem nasional. 

Selain itu pelaksana penelitian dan pengembangan serta perekayasaan sebagaimana dimaksud terdiri atas lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, institusi penelitian dan pengembangan, baik lembaga pemerintah maupun swasta nasional di bidang pertahanan dan keamanan, pengguna dalam hal ini TNI, serta industri alat utama.






Sumber : DMC