Pages

Kamis, Desember 19, 2013

Second Landing Helicopter Dock Ship Departs Spain, Australia Bound


DARWIN-(IDB) : Defence Minister Senator David Johnston today announced the departure of the hull of the second and last of the Royal Australian Navy’s new amphibious ships from Vigo in northern Spain.

Senator Johnston said the Landing Helicopter Dock (LHD) hull will be transported to Melbourne, Australia, by the Heavy Lift Ship Blue Marlin. The hull was built at the Navantia Ferrol shipyard in Spain.

“The Canberra Class LHDs are the largest ships ever built for the Navy and will provide the Australian Defence Force with one of the most capable and sophisticated amphibious deployment capabilities in the world,” Senator Johnston said.

“This project was started by the Howard Government by the then Defence Minister Robert Hill and will produce a ship bigger than Australia’s last aircraft carrier HMAS Melbourne.”

When completed the LHDs will be more than 230 metres long, 27.5 metres high and weigh around 27,500 tonnes.



Senator Johnston said each ship can carry a combined arms battle group of more than 1100 personnel, 100 armoured vehicles and 12 helicopters and features a 40-bed hospital.
 
“The departure of LHD02 (to be know as HMAS Adelaide) from Vigo en route for Australia marks another major milestone for the Defence Materiel Organisation (DMO), Royal Australian Navy (RAN) and the prime contractor BAE Systems.

“On arrival in Australian waters the ship will transit to Melbourne and then on to the Williamstown dockyard for consolidation of the superstructure and installation of the combat, communications and navigation systems by local ship builders BAE Systems.

“The trip is expected to take approximately eight weeks depending on weather conditions,” Senator Johnston said.

Following the completion of sea trials the vessel is currently scheduled to be delivered to the RAN in the second half of 2015.



Source : Minister

Indonesia Malaysia Sepakat Tolak Penyadapan

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menolak bentuk penyadapan apapun antara negara. Hal itu disepakati dalam pertemuan Konsultasi Tahunan ke-10 Indonesia - Malaysia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/12).

Presiden SBY mengatakan penyadapan bisa melunturkan kepercayaan antar negara di dunia internasional. Penolakan itu akan disampaikan dalam pertemuan puncak ASEAN.


"Saya kira mutual trust dan mutual respect penting untuk hubungan internasional. Oleh karena itu, saya juga senang karena Perdana Menteri setuju usul yang akan saya sampaikan nanti di pertemuan puncak ASEAN agar ada kesepakatan inter-ASEAN bagaimana kita menolak kegiatan spying ini. Tentunya antara negara lain dan ASEAN, dan sesama negara ASEAN sendiri," kata Presiden SBY.


SBY menambahkan, Indonesia menyambut baik upaya Malaysia untuk terus menjaga sikap moderat dan berpandangan sama dengan Indonesia. Pandangan itu untuk menolak terorisme, ekstrimisme, radikalisme yang tidak membawa keteduhan bagi kehidupan masyarakat.


"Kerjasama untuk itu tentu baik, karena itulah nilai agama dan budaya yang harus dijunjung tinggi baik di Indonesia dan Malaysia, dan pada tingkat dunia," papar SBY.




Sumber : Jaringnews

Palindo Batam Kembali Akan Luncurkan 1 KCR 40 Dan 2 KAL

BATAM-(IDB) : Satu lagi kapal perang (KRI) dan 2 kapal angkatan laut (KAL) buatan Batam diluncurkan untuk memperkuat armada jajaran TNI Angkatan Laut. Kapal produksi PT. Palindo Marine Shipyard, Batam ini akan diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.

KRI yang dioperasikan hari Sabt besok (20/12) adalah kapal cepat rudal (KCR) Alamang-644. Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (P) Denih Hendrata mengatakan, Alamang-644 adalah jenis KCR-40.

Kapal yang keseluruhan proses pembuatannya di PT Palindo Marine Industries, ini akan dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam kaliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.

“KRI dengan sistem pendorongan handal ini mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot,” ujar Denih Hendrata.

Sebelumnya KCR dengan tipe yang sama yakni KRI Kujang-642 dan KRI Clurit 641 juga diluncurkan dari Batam.

Selain peluncuran KRI, menhan juga akan meresmikan pengoperasian dua kapal Angkatan Laut (KAL) yakni KAL Bireun dan KAL Kumai dengan panjang kurang lebih 28 meter.

KAL merupakan kapal patroli yang berfungsi untuk mendukung Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam melaksanakan tugas-tugas patroli keamanan laut dan tugas-tugas dukungan lainnya.




Sumber : BatamPost

Rusia Butuh 1.500 Hulu Ledak Nuklir

MOSCOW-(IDB) : Komandan Pasukan Strategis Rudal Rusia (RVSN) Kolonel Jenderal Sergei Karakayev mengatakan, pasukannya membutuhkan sekitar 1.500 hulu ledak nuklir untuk pertahanan strategis.
 

"Kami membutuhkan sekitar 1.500 hulu ledak nuklir untuk menyelesaikan tugas-tugas pencegahan strategis. Jumlah sebesar itu juga dimiliki oleh Amerika Serikat," kata Karakayev, seperti dikutip ISNA pada Rabu (18/12).

 

Menurutnya, Inggris, Perancis dan Cina – yang tidak terlibat dalam perundingan antara Rusia-AS untuk mengurangi cadangan senjata strategis – juga terus memperbanyak jumlah senjata nuklirnya.

 

Rusia juga memiliki sekitar 400 rudal balistik antarbenua (ICBM), yang dapat menjangkau sejumlah wilayah di dunia termasuk Amerika. Negara itu berencana akan mengeluarkan dana lebih dari 46 miliar rubel 1.4 miliar dolar untuk membangun senjata nuklir dan biaya perawatannya selama 2014-2016.

 
Rusia telah meningkatkan anggaran militernya dari 83.4 miliar dolar pada tahun 2013, menjadi 98.3 miliar dolar pada tahun 2014. Sebagian besar anggaran itu dialokasikan untuk peralatan tempur dan pembelian senjata-senjata baru. 



Sumber : Irib

Danpasmar-2 Sambut Satgas Garuda XXIII G



JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny Kurniadi, S.Mn., menyambut kedatangan Satgas Garuda XXIIII G/ Libanon, di lapangan apel Brigif-2 Marinir, Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (19/12/2013).


Dalam sambutannya Kamandan Pasmar-2 menyampaikan selamat datang kepada seluruh prajurit Pasmar-2 yang telah melaksanakan Satgas Luar Negeri Garuda XXIII G di Libanon, yang merupakan tugas mulia dari Bangsa dan Negara Indonesia dalam keadaan sehat walafiat tidak kurang satu apapun. 

 “Penugasan yang kalian laksanakan ini merupakan sebagian dari tinta emas Korps Marinir dan bukti bahwa Korps Marinir selalu hadir dalam setiap Palagan terhadap bangsa dan Negara Indonesia, pada tingkat Internasional dalam misi perdamaian dunia dibawah naungan bendera PBB, saya bangga kepada kalian semua, karena telah dapat membawa misi Korps Marinir dan menyelesaikan penugasan ini dengan baik”, tegasnya.



 
Sebanyak 80 personel prajurit gabungan Pasmar-2 yang terdiri dari personel Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-G/Unifil dan Satgas Force Protection Companni (FPC) Konga XXVI-E2/Unifil Libanon dibawah pimpinan Kapten Marinir Alek Zulkarnaen Perwira dari Yonif-4 Marinir, telah melaksanakn penugasan selama 1 tahun di Libannon.


Hadir dalam acara penyambutan ini Kaspasmar-2 Kolonel Marinir YuniarLudfi, Para Asisten Kaspasmar-2, Para Dankolak/Satlak Pamar-2 serta perwakilan ibu-ibu Jalasenastri.




Sumber : Kormar

Anggaran Membengkak, Proyek Air Warfare Destroyers (AWD) Australia Ditinjau Ulang

SYDNEY-(IDB) : Proyek pemerintah Australia di bidang pertahanan yang tengah berjalan terpaksa dievaluasi karena anggarannya membengkak sekitar AUD 10 juta per bulan atau Rp 107,9 miliar. Proyek yang dievaluasi itu adalah pembuatan tiga kapal perang antiserangan udara atau Air Warfare Destroyers (AWD)  dengan nilai AUD 8 miliar atau Rp 86,3 triliun.


Dari laporan pemeriksa keuangan Australia terungkap sudah hampir 60 persen dari total anggaran yang dialokasikan untuk pembuatan kapal perang antiserangan udara itu sudah digunakan. Namun, hingga kini pembuatan tiga kapal itu belum juga rampung.


Analisa laporan itu menunjukkan bahwa selama periode keuangan terakhir,  proyek itu menelan biaya AUD 106 juta lebih besar dari anggaran yang disetujui. Menurut laman ABC, Selasa (17/12), bengkaknya anggaran itu disebabkan adanya kenaikan upah pegawai dan bahan-bahan, termasuk membayar sub-kontraktor yang ikut membantu pengerjaan proyek tersebut.


"Ada kekhawatiran yang muncul dari proyek pembuatan kapal perang ini adalah membengkaknya biaya proyek dan penundaan pengerjaan kapal dalam program AWD," papar Warren King, CEO Defence Materiel Organisation.


Kapal perang pertama dijadwalkan dikirimkan pada 2016, sementara dua kapal lainnya dijadwalkan rampung pada 2017 dan 2019. "Sebuah kajian independen diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan dan biaya keterlambatan, serta merekomendasikan langkah yang diperlukan serta pencegahan,” sambungnya.


Menteri Keuangan Mathias Cormann dan Menteri Pertahanan David Johnston telah merilis sebuah pernyataan bersama yang menegaskan pemerintahan koalisi berkomitmen untuk menyelesaikan program AWD ini. Namun, pemerintah merasa perlu membentuk tim evaluasi independen.

"Pemerintah berkomitmen untuk bekerja sama secara konstruktif dengan semua pemegang kepentingan. Kami menyadari manfaat program ini bagi keamanan nasional maupun untuk industri kapal perang Australia yang dari segi anggaran lebih efektif serta efisien,” ungkap Mathias.




Sumber : JPNN

Panglima TNI Terima 1.169 Personil Satgas TNI Dari Lebanon

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI IB. Putu Dunia serta para Perwira Tinggi (Pati) dari Mabes TNI dan Angkatan menerima kedatangan Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) yang baru saja  selesai melaksanakan tugas misi perdamaian dunia selama setahun di United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL-PBB) dalam suatu Upacara Militer, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/12).

Kontingen Garuda yang baru saja  selesai melaksanakan tugas misi perdamaian di Lebanon berjumlah 1.169 personil,  terdiri dari : 850 personil Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-G dipimpin Letkol Inf Lucky Avianto, 75 personil Military Police Unit (MPU) Konga XXV-E dipimpin Letkol Cpm Subiyakto, 150 personil Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-E2 dipimpin Letkol Inf Yuri Eliyas, 50 personi Force Head Quarter Support Unit (FHQSU) Konga XXVI-E1 dipimpin Kolonel Inf Karmin, 6 (enam) personil Satgas Cimic TNI Konga XXXI-C dipimpin Letkol Inf Ilyas, 18 personil Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-C dipimpin Letkol Inf Nasrul, 9 (Sembilan) personil Satgas Level 2 Hospital XXIX-E dipimpin Letkol Kes dr. Paulus Supriyono, dan 11 personil Military Staf Sector East dipimpin Kolonel Inf Rezerius. Kesemuanya itu telah bertugas selama satu tahun di wilayah Lebanon.

Dalam amanatnya Panglima TNI mengatakan bahwa, dalam sepuluh tahun terakhir kontribusi Indonesia bagi upaya mengatasi permasalahan perdamaian dunia dan bantuan kemanusiaan telah mendapat apresiasi positif dari masyarakat Internasional. Kepercayaan dari PBB yang sangat tinggi terhadap pasukan perdamaian dari Indonesia adalah bukti bahwa pasukan Garuda Indonesia selalu konsisten memperlihatkan kinerja yang membanggakan. Saat ini pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia berjumlah 1.966  yang tersebar di berbagai wilayah konflik yaitu Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan dan Darfur serta Suriah. "Atas prestasinya tersebut seluruh pasukan Kontingen Garuda dianugerahi  tanda jasa atau UN Medal oleh PBB dan Satya Lencana Shanti Dharma dari Pemerintah Indonesia", ujarnya.

Indonesia adalah salah satu Negara yang aktif mengirimkan personil militernya dalam tugas-tugas perdamaian di bawah misi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kontingen Indonesia berada di urutan 15 dari 177 Negara yang memiliki pasukan perdamaian. "Ke depan, Indonesia menargetkan masuk 10 besar Dunia dalam mengirimkan pasukan militernya dengan harapan pimpinan atau commander-nya dipercayakan dari Indonesia", kata Panglima TNI.

Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi, semangat, dan loyalitas dalam pelaksanaan tugas misi perdamaian yang telah para prajurit tunaikan. Prestasi yang diraih pada misi PBB  UNIFIL hendaknya dapat menjadi pendorong setiap satuan di jajaran TNI,  untuk terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas satuan, khususnya Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, dalam rangka mendukung meningkatkan  kualitas  dan  profesionalitas personil TNI pada misi-misi luar negeri, sekaligus guna meningkatkan profil Internasional TNI.


Sumber : TNI

Kadispen TNI AL : Tidak Ada Kapal Imigran Lewat

JAKARTA-(IDB) : Australia mengeluhkan semakin banyaknya jumlah kapal pencari suaka yang datang ke negara mereka, paska dihentikannya kerja sama dengan Indonesia. Australia menyalahkan Indonesia yang dalam hal ini tidak lagi bersedia mencegat kapal-kapal imigran gelap yang melintas.
 
Soal penghentian kerja sama patroli perbatasan sejak September lalu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Untung Suropati, memang membenarkannya. Namun soal tidak dicegatnya kapal-kapal imigran gelap, dia membantahnya. Menurutnya, tim patroli TNI tidak melihat ada kapal yang melintas.


"Tidak dicegat ini bukan berarti kami tidak bekerja. Tetapi karena TNI AL memang tidak melihat ada perahu pencari suaka yang melintas," kata Untung saat dihubungi VIVAnews, Rabu 18 Desember 2013.

Sebelumnya di laman The Australian disebutkan, dalam dua pekan terakhir ada lima kapal imigran gelap yang masuk ke Australia. Jumlah ini meningkat dari dua pekan sebelumnya yang hanya lima kapal.

Untung mengatakan, kemungkinan kapal-kapal ini tidak melalui perairan Indonesia. Pasalnya patroli Indonesia sangat ketat pemantauannya, sulit mencari celah untuk lolos dari pengawasan TNI AL.

"Bisa saja para pencari suaka ini ditangkap di perairan Australia. Mereka kan tidak pernah tahu imigran gelap ini menyeberang dari mana. Tahu-tahu sudah ada di tengah laut. Perkiraan saya, di sana mereka ditangkap oleh pasukan patroli Australia," papar Untung.

Jika lewat perairan Indonesia, kebanyakan para pencari suaka ini tertangkap saat TNI AL menggelar operasi Rakata Jaya.

"Nah, karena mereka biasanya selalu tertangkap saat operasi ini, bisa saja para pencari suaka kemudian mengubah modusnya. Mereka menggunakan jalur darat dulu baru kemudian menyeberang melalui laut ke Australia dan mencari jalur yang banyak celahnya," kata dia.

Bukan Satu-Satunya Prioritas
 

Namun, Untung menegaskan kendati kerjasama patroli perbatasan kedua negara dihentikan, operasi patroli tetap berjalan seperti biasa. Dalam kesempatan itu, dia juga menggarisbawahi isu penangkapan pencari suaka bukan menjadi satu-satunya prioritas dari TNI AL.

"TNI AL itu tidak pernah membuat prioritas suatu kebijakan. Semua aksi pelanggaran di atas laut dianggap sebagai pelanggaran hukum. Imigran gelap ini hanya termasuk salah satunya saja. Semua itu menjadi tugas dan tanggung jawab TNI AL," kata dia lagi.

Mereka yang tertangkap itu, ujar Untung, ada yang dibawa ke imigrasi, polisi atau basarnas. Untung menyebut dalam sekali operasi, TNI AL tidak bertindak sendiri, melainkan menjadi satu tim.
Dari data yang dirilis TNI AL, dari periode patroli yang diadakan Januari sampai Oktober 2013, imigran gelap terbanyak berasal dari Sri Lanka yakni 149 orang, disusul Iran yaitu 122 orang.

Sebelumnya laman The Australian menyebut Perdana Menteri Tony Abbott menyalahkan Indonesia lantaran membekukan kerja sama penanggulangan pencari suaka. Buntut dari penghentian kerjasama itu lantas dimanfaatkan oleh para pencari suaka untuk kembali menyeberang ke Benua Kanguru.

Menteri Imigrasi Australia, Scott Morrison kepada media pada akhir November lalu mengakui terjadi penurunan jumlah imigran gelap secara drastis. November 2012 tahun lalu, terdapat 43 perahu berisikan 2.630 orang yang mencoba masuk ke Negeri Kangguru.

Bandingkan dengan periode yang sama tahun ini. Tercatat hanya empat perahu imigran berisikan 198 orang yang masuk ke Australia dan berhasil dicegat.




Sumber : Vivanews