Pages

Senin, Desember 09, 2013

KASAL : Tingkatkan Kekuatan, TNI AL Tambah Alutsista

Korps Marinir akan mendapatkan tambahan kendaraan tempur 5 unit BTR-4 dan 37 unit tank BMP-3F


SURABAYA-(IDB) Untuk terus meningkatkan kemampuan tempur prajurit, serta memperkuat pertahanan NKRI, Tentara Nasional Inonesia Angkatan laut (TNI AL) akan terus meningkatkan Alutsista yang ada. Sejauh ini TNI AL terus berupaya untuk meningkatkan persenjata yang dimiliki, agar kekuatan yang dimiliki semakin diperhitungkan oleh negara-negara tetangga.

Laksamana TNI Marsetio Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) mengatakan, dalam proses pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum atau MEF (Minimum Essential Force), dilaksanakan pengembangan organisasi dan pembangunan alutsista. Untuk pengembangan organisasi dilaksanakan validasi organisasi yang bertujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien yang saat ini sedang dalam proses menunggu Keputusan Presiden.

"Kita tetap merencanakan tiga Komando Armada di bawah Komando Pertahanan Laut, tiap Armada membawahi Guspurla dan Guskamla. Sedangkan Lantamal yang akan dikembangkan menjadi 14 di bawah kendali langsung Kohanla RI. Untuk proyeksi kekuatan ke darat, akan dikembangkan 3 Divisi Marinir, 3 Satlinlamil dan 3 Wing Udara," kata Laksamana TNI Marsetio kepada wartawan, Kamis (5/12/2013).



Seiring dengan tambahan beberapa LST maka Satuan Lintas Laut Militer akan dimekarkan menjadi 3, demikian juga Penerbangan Angkatan Laut akan dimekarkan menjadi 3 Wing Udara dan Korps Marinir menjadi 3 Divisi (photo : Kaskus Militer)

Dia menambahkan, untuk pembangunan alutsista TNI AL akan melakukan pengadaan alutsista yang mengedepankan pemanfaatan industri dalam negeri, agar dapat memberikan dampak positif untuk mewujudkan kemajuan dan kemandirian alutsista nasional. "Sampai dengan tahun 2013, TNI AL sedang membangun alutsista dari luar negeri, yaitu 3 unit Kapal Selam Diesel Electric dimana Kapal Selam ke tiga akan dibangun di Galangan PT. PAL Indonesia," ujarnya.

Selain kapal Selam, kata Kasal, juga akan dilakukan pengadaan 3 Kapal Multi Role Light Fregate (MRLF), 2 unit Kapal PKR, 2 unit Kapal Bantu Hidro Oceanografi (BHO), 1 unit Kapal Latih, 37 Unit Tank Amfibi BMP-3F dan 5 Unit BTR-4.

Untuk pengadaan dari dalam negeri terdiri dari 3 Unit Kapal Patroli 43 meter, 3 Unit Kapal Cepat Rudal 60 meter, 2 Unit Kapal Bantu Cair Minyak, 1 Unit Trimaran, 3 Unit KCR 40 meter, 3 Unit Kapal Angkut Tank, 2 Unit Pesud CN-235 MPA, 11 Unit Heli AKS, 3 Unit Heli Angkut dan 4 Unit Pesawat Latih.

Sekadar diketahui, dalam upacara peringatan HUT Armada RI yang dipusatkan di Koarmatim tadi, dilakukan pula penyerahan tanda kehormatan Satya Lencana Kesetiaan 32 Tahun, 24 Tahun, 16 Tahun dan 8 Tahun kepada perwakilan prajurit yang berhak menerima, serta pemberian Penghargaan Bendera KRI Teladan dari Kasal kepada KRI yaitu Teladan I di terima KRI Frans Kaisiepo-368 milik Satkor Koarmatim, Teladan II diterima KRI Patiunus-384 milik Satkor Koarmabar, dan Teladan III KRI Banda Aceh-593 milik Satlinlamil Jakarta.




Sumber : SuaraSurabaya

Anggaran 5-7 Triliun Sudah Siap Tahun Depan Untuk Pembelian Satelit Militer

DPR sudah sepakat dengan Kemenhan untuk menganggarkan pembelian satelit militer di tahun depan. Semoga saja Kemenkeu meloloskan permintaan ini.

JAKARTA-(IDB) : Keinginan TNI untuk terus memodernisir sistem kesenjataan dan keamanan masih saja terkendala anggaran. Ganjalan anggaran pula yang membuat rencana pembelian satelit untuk kebutuhan militer tertunda-tunda. 



Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar Fayakhun Andriadi mengatakan, rencana pengadaan satelit militer sebenarnya sudah dibahas sejak tahun 2012 lalu. Karena saat itu anggarannya belum tersedia cukup, maka rencana pengadaan satelit hingga kini belum dapat direalisasikan.



Namun, kasus penyadapan dari pihak Australia dan AS yang terungkap belakangan ini membuat DPR dan pemerintah bersepakat perlu mempercepat pengadaan satelit militer. "Agar kasus pengadapan seperti itu, dapat dicegah dan tidak terulang," ujar Fayakhun kepada JurnalParlemen, Minggu (8/12).



Anggota Badan Anggaran DPR RI ini juga memberikan kabar gembira buat TNI. Dia mengungkapkan, biaya pengadaan satelit militer ini diperkirakan mencapai Rp 5 triliun hingga Rp 7 triliun. Anggaran sebesar itu kini sudah nangkring dalam APBN TA 2014.



Saat dilakukan rapat tertutup dengan Kementerian Pertahanan dan jajarannya di Komisi I pekan lalu, soal anggaran pengadaan satelit militer itu memang belum dibahas secara detail, baru sebatas perkiraan saja. "Namun sudah ada komitmen anggaran pembelian satelit akan dimasukkan dalam APBN TA 2014," ujarnya.



Saat ini pihak Kemenhan tengah membicarakannya dengan Kementerian Keuangan mengenai sumber pendanaan untuk pembelian satelit itu. Hasil pembicaraan itu nantinya akan dibawa Kemenhan ke Komisi I. Komisi I DPR berjanji tidak akan mencampuri teknis pengadaan satelit tersebut. 



Nantinya komisi I hanya akan mengawasi saja realisasi dari hal itu, apakah sudah sesuai perencanaan atau tidak. Namun demikian, DPR berharap, satelit itu akan dibuat oleh putra-putri Indonesia. Hal ini untuk mengurangi risiko penyadapan maupun kebocoran data bila satelit dipesan di luar negeri. 



Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, akan menindaklanjuti pengembangan sistem pertahanan siber dan memiliki satelit sendiri untuk kepentingan sektor pertahanan, keamanan, intelijen, dan luar negeri. Pertahanan siber yang akan dibangun itu nantinya berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan untuk sistem keamanan dan pertahanan Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), dan Polri.



Purnomo menambahkan, untuk urusan siber ada dua institusi yang menangani. Yakni pertahanan siber di bawah Kementerian Pertahanan yang dioperasikan oleh TNI. Sedangkan kriminal siber itu di bawah kewenangan Polri.




Sumber : Jurnamen

Endriartono Sutarno : Beli Kapal Selam Lebih Baik Baru

BANJARNEGARA-(IDB) : Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purnawirawan) Endriartono Sutarno menganjurkan pemerintah Indonesia menghindari membeli kapal selam bekas, karena berpotensi membengkaknya biaya perawatan setelah pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut.

"Sebaiknya kalau mau beli, jangan yang bekas. Karena potensi besaran biaya pemeliharaan dan perawatannya akan menjadi lebih mahal," kata Endriartono kepada Antara di Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (8/12).


Pernyataan tersebut menanggapi adanya penawaran kepada Indonesia untuk membeli kapal selam Kilo Class bekas buatan Rusia.


Menurut Endriartono, pada dasarnya pembelian ataupun pembuatan alutsista akan selalu diiringi dengan anggaran yang harus disiapkan untuk melakukan pemeliharaan pada saat mulai dioperasikan.


"Biaya itu setiap tahunnya akan meningkat sesuai dengan umur alatnya. Itu harus juga diperhitungkan," ujar Endriartono.


"Kalau sampai jatuhnya angka perawatan ini bisa setara dengan biaya untuk membuat atau membeli yang baru, kan pasti lebih baik yang baru," katanya menambahkan.


Berkaitan dengan itu, Endriartono juga mempertanyakan kejelasan pola anggaran militer di Indonesia, khususnya menyangkut pos pemeliharaan dan perawatan alutsista. Sebab, hal itu masih belum jelas hingga sampai saat ini.


Ketidakjelasan itu diperlihatkan dengan hobi Indonesia menerima hibah-hibah alutsista dari negara-negara sahabat, ujar Endriartono.


Bagi Endriartono, kebutuhan peremajaan alutsista harus memperhatikan aspek umur alat yang akan dibeli.


"Kecuali kalau kita memang sedang ada keadaan darurat menjelang perang dengan pihak-pihak tertentu, itu baru silakan ambil yang sudah ditawarkan. Terlepas dari itu bekas ataupun apa, selama siap pakai harus diambil karena menyangkut darurat pertahanan," ujarnya.


"Bahkan, kalau dalam keadaan perang tentunya semua anggaran akan diarahkan untuk pertahanan kan," Endriartono menambahkan.


Sebelumnya, pada hari Jumat (6/12), Kementerian Pertahanan RI menyatakan akan mengirimkan tim khusus untuk melihat secara fisik kondisi kapal selam Kilo Class bekas buatan Rusia yang ditawarkan kepada Indonesia.


"Ini merupakan kerja sama lanjutan antara Indonesia dan Rusia, dari Angkatan Laut, kami akan kirim tim ke Rusia untuk melihat kondisi kapal selam Kilo Class," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.


Menurut dia, Indonesia memiliki dua pilihan untuk memperkuat armada laut nasional, khususnya pengadaan kapal selam, yakni pertama, mendatangkan kapal selam kilo class bekas buatan Rusia, dan opsi kedua, membangun kapal selam baru berteknologi Korea.


Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana (TNI) Marsetio menjelaskan bahwa Indonesia telah memiliki dua kapal selam buatan Jerman, dan saat ini tengah dilaksanakan pembangunan tiga unit kapal selam atas kerja sama dengan Korea Selatan.



Sumber : SuaraPembaruan

3 Helikopter TNI AD Mendarat Darurat

BREBES-(IDB) : Warga Desa Keboledan, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah, heboh karena  tiga helikopter milik TNI Angkatan Darat (AD) mendarat di lapangan desa setempat, Senin (9/12/2013).

Ratusan warga yang merasa penasaran langsung mendatangi lapangan untuk melihat dari dekat ketiga helikopter tersebut. Mereka tidak memedulikan hujan yang saat itu mengguyur.

Dakrun (50), salah seorang warga, mengaku datang ke lapangan tersebut karena sebelumnya ada tiga pesawat yang berputar-putar saat hujan turun. Setelah dilihat, tiga pesawat mendarat di lapangan desa yang tak jauh dari rumahnya.

"Pesawat dari arah barat, sempat muter-muter sampai dua kali akhirnya pas dilihat mendarat di lapangan," ujar Dakrun.

Salah seorang kru helikopter yang enggan disebut namanya, mengatakan tidak ada kendala dalam mesin, hanya hujan deras yang mengganggu jarak pandang pilot.

"Ada 12 orang awak pesawat, terbang dari Pondok Cabe, Jakarta, tujuan Semarang, demi keselamatan karena jarak pandang terganggu akhirnya mendarat," kata salah satu kru helikopter.

Tiga helikopter TNI AD, yang mendarat darurat dua adalah jenis Bell 412, dan satu berjenis Bolcow 105. Helikopter-helikopter tersebut akan kembali terbang setelah cuaca memungkinkan untuk melakukan penerbangan.





Sumber : Kompas

Modernisasi Alutsista TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini berbicara mengenai alat utama sistem senjata, profesionalisme dan kesejahteran prajurit, serta netralitas TNI.

Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya Angkatan Darat, terus berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas alat utama sistem senjata (alutsista). Sebagai pengawal kedaulatan negara, wajar jika TNI dibekali persenjataan yang canggih. Selain senjata, TNI, khususnya Angkatan Darat juga berupaya meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit.

Untuk mengetahui lebih jauh soal ini, wartawan Koran Jakarta, Marcellus Widiarto, Wandi Yusuf, dan Mochamad Ade Maulidin mewawancarai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman, di rumah dinasnya, di Jakarta, Kamis (5/11) malam lalu.

Masih mengenakan pakaian dinas lengkap, Jenderal yang kerap bertutur kata lembut dan bicaranya terstruktur ini, juga bercerita mengenai berbagai persoalan yang dihadapi prajurit TNI AD. Berikut wawancara selengkapnya.

Kini alutsista TNI AD sudah semakin canggih. Apakah sebagian besar merupakan produk dalam negeri?

Untuk alutsista, kebetulan prioritas kita di TNI AD adalah mengupayakan produk dalam negeri. Nah, dari berbagai penambahan alutsista, umumnya alutsista ini untuk menggantikan alutsista-alutsista yang sudah terlalu tua. Dan bahkan ada alutsista yang umurnya lebih tua dari saya.

Kita coba lihat dari alutsista infanteri. Hampir 95 persen adalah produk dalam negeri. Mulai dari senjata laras pendek, laras panjang, senapan mesin, mortir, sampai kendaraan taktis (rantis) Anoa, dan rantis Komodo. Itu semua produk dalam negeri.

Yang masih didatangkan dari luar seperti anti-tank guided missile (ATGM). Peluru yang pakai guided masih ada yang harus dibeli dari luar. Tapi, untuk satuan infanteri hampir keseluruhan sudah (produk dalam negeri). Untuk rantis Anoa mungkin kita masih terbatas. Tapi, secara keseluruhan sudah lebih dari 70 persen. Ini artinya, kita sudah modern kalau dihitung dari kebutuhannya berapa. Tank Marder juga masih kita beli dari luar. Marder itu adalah Infanteri Fighting Vehicle.

Bagaimana dengan satuan kavaleri?

Untuk kavaleri kita beli tank Leopard. Leopard adalah main battle tank terbaik di dunia. Kita beli untuk Leopard 2A4 sebanyak 1 batalion atau 42 unit. Kita juga beli Leopard 2 Revolution atau RI. Tank itu sebanyak 1 batalion plus 1 kompi. Jumlahnya sebanyak 42 tank ditambah 13, jadi ada sebanyak 55 unit.

Kemudian, kami juga melengkapi Leopard yang digunakan untuk jembatan, zeni, dozer, excavator, dan recovery. Basic mesinnya juga dari Leopard. Tank jenis ini ada sekitar 13–15 unit. Jumlah Marder sendiri ada sekitar 50 unit


Untuk artileri medan (Armed)?

Untuk Armed itu cukup banyak (membeli dari luar). Kita membeli multi launch rocket system (MLRS). Itu untuk 2 batalion. MLRS ini kita beli yang Avibras buatan Brasil dengan daya jangkau lebih dari 100 km. Kemudian, areal kehancuran mencapai 4 hektare dan jenis kehancurannya menyeluruh dan mematikan.

Ini setara dengan Himars-nya Amerika Serikat atau buatan Rusia. Ini seimbang. Bedanya, kita menggunakan untuk kepentingan kedaulatan, sedangkan Himars untuk kepentingan terorisme dan akurasinya sangat tinggi.

Kita juga membeli Caesar atau meriam 155 Howitzer. Meriam ini bisa masuk pada kedudukan siap tembak hanya dalam 2 menit. Jarak tembak maksimal mencapai 42 km. Peluru belum sampai, dia sudah bisa tinggalkan tempat. Dalam prinsip perang artileri lawan artileri, sebelum musuh tahu, kita sudah harus bisa pindah. Jumlahnya sebanyak 2 batalion.

Kita juga beli juga meriam 155mm KH179 buatan Korea Selatan sebanyak 1 batalyon. Ada juga meriam 105mm KH178 Armed Korea Selatan sebanyak 3 batalyon.

Untuk penangkis serangan udara, kita membeli 9 baterai Mistral sebanyak 3 batalyon. Mistral ini memang digunakan untuk jarak pendek. Probabilitasnya mencapai 96 persen kemungkinnan kena. Jadi hanya human error yang membuat dia meleset. Kita juga akan membeli 5 detasemen Starstreak. Tapi, ini masih dalam proses.

Lalu, bagaimana dengan pengadaan helikopter?

Helikopter kita masih akan datang 16 unit Bell 412 dan 12 unit heli serang Fennec dan 8 unit heli Apache. Apache ini direncanakan akan datang pada 2017. Dan sesuai kontrak, Bell dan Fennec tinggal tunggu datang. Dipastikan sudah ada 80 persen pada 2014.Yang belum kita beli adalah peralatan untuk satuan Zeni dan bantuan lainnya. Pada satuan ini pembelian lebih pada tembakan fire precision. Mungkin akan kita lengkapi pada tahun anggaran selanjutnya.

Apakah semua ini sudah bisa memenuhi minimum essential forces (MEF)?

Kalau kita lihat MEF sudah bisa mencapai keseluruhan 30 persen. Tapi, nanti setiap orang ngomongnya berbeda karena bergantung dari sudut mana dia membuat satu penilaian. Kalau untuk penilaian sampai 2014, kita sudah memenuhi. Itu sebabnya kekuatan kita cukup lumayan diperhitungkan di Asia Tenggara.

Pada dasarnya kita memprioritaskan alutsista dalam negeri untuk menghemat devisa, tapi pada teknologi yang belum mampu, kita harus beli dari luar. Kebijakan yang akan datang, kalau kita membeli harus dilakukan alih teknologi. Paling tidak menjadi joint production (produksi bersama). Ini sesuai dengan UU tentang Industri Pertahanan.

Bagaimana dengan sumber daya prajuritnya, apakah sudah siap untuk mengawaki alutsista canggih tersebut?

Kebetulan semenjak saya masih Dan Kodiklat, untuk pendidikan kita sudah menuju pada era teknologi informasi. Komputerisasi. Jadi, dari 2010 kita sudah memulai setiap prajurit sudah menggunakan komputer dalam proses belajar-mengajar. Paling tidak dia sudah tak gaptek (gagap teknologi) lagi.

Khusus personel yang akan mengawaki alat-alat canggih, kita lakukan psikotes ulang. Baik pada skala IQ maupun EQ sehingga betul-betul seusuai peruntukan. Proses ini sedang dan sudah kita lakukan.

Kemudian, mulai ke depan, rekrutmen akan sangat memperhatikan kualitas intelektual selain kepribadian. Jasmani nanti kita bimbing. Kalau dapat yang memang larinya (fisiknya) bagus, itu lebih baik. Tapi dengan kita bimbing secara bertahap, kita yakin bisa. Yang penting modal otak dulu yang kita prioritaskan.

Selain itu, kita sedang membuat pokja yang menyiapkan piranti lunak dalam bentuk doktrin, petunjuk lapangan, petunjuk teknis, dan sebagainya. Kemudian, untuk sektor pendidikan sudah kita kirim ke negara pembuat (alutsista). Para calon pelatih kita prioritaskan kirim ke sana supaya hemat. Kalau kita kirim semua percuma, lebih baik para calon pelatihnya saja. Dan ini sudah berjalan, termasuk penyiapan kelengkapan seperti garasi hingga aturannya. Sudah kita siapkan semuanya.




Sumber : KoranJakarta

Pesawat Amfibi Pertama Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Indonesia berhasil menciptakan perahu terbang pertama berkapasitas empat penumpang, bernama Flying Boat Gever-OS. Kehadiraan perahu ini diharapkan bisa menjadi kendaraan alternatif bagi masyarakat Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Perancang Flying Boat Gever-OS, Erid Rizki mengungkapkan, perahu tersebut dapat terbang hingga ketinggian 150 meter di atas permukaan laut. Kecepatan kendaraan ini cukup tinggi mencapai 400 km/jam.

"Flying boat dapat menempuh perjalanan selama 3-4 jam dari Tanjung Priok ke Surabaya (Tanjung Perak)," terang Erid saat launching Flying Boat Gever OS, yang bertepatan dengan HUT Indonesia Maritime Institute (IMI) ke-3 di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/10/2013).

Komponen perahu terbang produksi IMI ini 35 persen berasal dari dalam negeri, sisanya mesin dari luar negeri. Bobot penuh dengan penumpang maksimal 900 kilogram.

Rencananya, perahu terbang ini akan diluncurkan kembali pada April mendatang, untuk kebutuhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan, pada peluncuran perdananya perahu seharga Rp1,5 miliar ini sudah mendapat pesanan. 




Sumber : Sindo

Lanal Palu Siap Gelar Peringatan Hari Nusantara 2013

PALU-(IDB) : Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Palu yang dikomandani Kolonel Laut (P) Ferry Supriady, siap menjadi tuan rumah peringatan "Hari Nusantara 2013".
Khususnya dalam mendukung bidang demonstrasi sailing pass, terjun payung, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan unsur laut, yang akan berlangsung tanggal 10 sampai dengan 15 Desember 2013, di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.

Kesiapan tersebut dibuktikan dengan berbagai aktifitas yang dilakukan segenap Prajurit TNI, Pegawai Negeri Sipil (PNS), maupun Jalasenastri di jajaran Lanal Palu, Minggu (8/12/2013).

Menurut alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL), angkatan 37 yang juga alumnus Sekolah Tinggi Tehnik Angkatan Laut (STTAL) angkatan 20 ini, jajarannya telah melancarkan kegiatan bersih-bersih pantai sejak Agustus lalu.
Hingga kini para prajuritnya masih terus merapikan sejumlah lokasi yang akan digunakan sebagai ajang kebaharian, termasuk melakukan pengecatan trotoar di tepian jalan yang berada di sepanjang pantai Talise.

Sementara itu, Program TNI Angkatan Laut pada peringatan Hari Nusantara 2013 antara lain: survey verifikasi perairan Teluk Palu oleh Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) Angkatan Laut, sailing pass, fly pass helly menarik banner, terjun payung, expo nusantara oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) dan Dishidros, aneka olahraga perairan (dragon race, renang teluk, fun diving, dan layar), transplantasi terumbu karang, serta kemah pesisir pramuka saka bahari oleh Dinas Potensi Maritim (Dispotmar) Angkatan Laut.

Peringatan Hari Nusantara 2013 yang mengangkat tema, "Setinggi Langit Sedalam Samudera Adalah Potensi Pariwisata dan Kreatifitas Nusantara yang Tak Terhingga" ini juga akan melibatkan 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).




Sumber : Tribunnews

Naval Base Open Day Koarmatim Bagi Masyarakat Umum

SURABAYA-(IDB) : Naval Base Open Day (NBOD) Tahun 2013 diselenggarakan oleh Koarmatim hari Minggu tanggal 8 Desember 2013. Even ini dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Armada RI, yang acara puncaknya telah dilaksanakan pada tanggal 5 Desember baru  lalu. 

Pangkalan TNI Angkatan Laut terbesar di Indonesia yang bermarkas di Ujung, Surabaya ini dibuka untuk masyarakat umum. Pada saat Naval Base Open Day, masyarakat  diperbolehkan untuk mengunjungi dan masuk ke Markas Komando Koarmatim serta naik ke kapal-kapal yang sandar di dermaga di Koarmatim.

Selain itu, masyarakat juga dapat menyaksikan pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang dimiliki TNI AL, bazar, BMX Free Style, joged Cesar oleh ribuan prajurit TNI AL dan pangung hiburan yang dimeriahkan oleh Grup Band Wali. Tidak itu saja, masyarakat juga bisa mengikuti lomba yang digelar oleh panitia, yaitu lomba lari 10 K, serta acara Gowes Bareng (Fun Bike) yang rencananya akan dilepas oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio dengan finish di Koarmatim. Lomba lari 10 K mengambil route start di Balai Kota Surabaya-Jl. Walikota Mustajab- Jl. Genteng Kali-Jl. Bubutan-Jl. Kebon Rojo-Jl. Stasiun Kota-Jl. BunguranJl. KH. Mas Mansyur-dan finish di Koarmatim dengan memperebutkan hadiah utama berupa uang tunai Rp.10.000.000,-.

Sedangkan Fun Bike start di parkir Grand City Mall-Jl. Pemuda-Jl. Panglima Sudirman-Jl. Basuki Rahmad-Embong Malang-Jl. Blauran-Jl. Bubutan-Jl. Indrapura-Jl. Perak Barat-Jl.Jakarta-Jl. Hang Tuah-Koarmatim menempuh jarak sekitar 13 Km. 

Banyak hadiah yang disediakan oleh panitia, diantaranya 10 unit sepeda MTB, lemari es, mesin cuci, TV, Tablet PC, 5 unit Motor dan Grand Prize berupa satu unit mobil Honda Brio. Untuk mendapatkan hadiah menarik tersebut, para peserta gowes harus membeli tiket sebesar Rp.15.000,- dan akan diundi setelah finish.

Tujuan utama dari even Naval Base Open Day ini adalah untuk mendekatkan TNI khususnya TNI AL kepada Masyarakat luas. Mungkin selama ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui sistem senjata yang dimiliki oleh TNI AL, atau bahkan belum pernah tahu rasanya naik Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), saat inilah masyarakat umum diberikan kesempatan untuk menyaksikan sistem senjata apa saja yang ada di TNI AL dan diijinkan untuk merasakan canggihnya naik Kapal Perang yang dibeli dari uang rakyat tersebut.




Sumber : Koarmatim