Pages

Kamis, Oktober 31, 2013

Menhan : Indonesia Tunggu Kepastian Hibah Kapal Selam Rusia

BATAM-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pemerintah sedang menunggu kepastian hibah kapal selam dari Rusia. "Saat ini kami menunggu surat resmi dari Rusia," kata Purnomo kepada wartawan di Landasan Udara Ranai, Natuna, Rabu, 30 Oktober 2013.

Surat itu, dia melanjutkan, berisi kepastian berapa kapal selam yang akan dihibahkan Rusia. Termasuk bagaimana keadaan fisik kapal selam itu dan seberapa banyak perbaikan yang diperlukan. Sebab dalam hibah alat utama sistem persenjataan, negara pemberi pasti menyaratkan seberapa besar perbaikannya. "Tapi katanya masih bagus kondisinya," kata dia.

Soal berapa pagu anggaran untuk biaya 'up-grade' kapal selam ini, Purnomo belum mau menjawab. Sebab saat ini yang ditunggu oleh pemerintah adalah kepastian jadi atau tidaknya hibah kapal selam dari Rusia.


Menurut informasi awal yang Purnomo peroleh dari Duta Besar Rusia di Indonesia, negara Beruang Merah itu akan menghibahkan 10 kapal selam jenis Killo Class Namun hal itu bisa saja berubah. "Sebab negara tetangga, Myanmar juga mendapat satu (kapal selam) hibah dari Rusia."


Purnomo sendiri menyatakan bahwa TNI memerlukan hibah kapal selam dari Rusia itu. Sebab, kapal selam merupakan alutsista strategis untuk menjaga arus laut kepulauan Indonesia. Saat ini Indonesia baru punya dua unit kapal selam, KRI Cakra dan KRI Nanggala. Pemerintah telah memesan tiga unit kapal selam Changbogo dari Korea Selatan. "Kami butuhnya lebih dari lima itu," kata Purnomo.


Terlebih, dia melanjutkan, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetyo menyatakan bahwa dia membutuhkan kapal selam yang mampu meluncurkan rudal dari bawah permukaan air ke udara. Kemampuan itu merupakan salah satu kelebihan kapal selam Killo Class milik Rusia.


Sebelumnya, Sumber Tempo di Kementerian Pertahanan menyebutkan bahwa pemerintah Rusia tak serius menghibahkan kapal selam. Buktinya, perwakilan Indonesia yang dipimpin KSAL Laksamana Marsetyo tak mendapat jawaban yang pasti soal hibah ini saat bertandang ke Rusia.


Menurut Sumber Tempo, pemerintah Rusia mengaku tak punya rencana untuk memberikan hibah kapal selam ke Indonesia. Bahkan Sumber Tempo menyebut KSAL Indonesia tak bisa bertemu dengan KSAL Rusia.


Menanggapi hal ini, Menteri Purnomo tak mau berkomentar berlebihan. Dia mengaku tak tahu persis apa yang terjadi di sana. Menurut dia, setiap pejabat pasti punya kesibukan masing-masing. Bisa saja KSAL Rusia sedang sibuk hingga tak bisa temui perwakilan Indonesia.


Bahkan Purnomo menyebut perwakilan Indonesia sudah bertemu dengan pejabat penting Rusia. Termasuk pihak yang mengurus segala urusan jual-beli senjata Rusia, Rosoboron. "Pokoknya tunggu dulu surat resmi dari Rusia."




Sumber : Tempo

Berita Foto : Persiapan Angkasa Yudha 2013

TNI AU akan menggelar latihan perang di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (31/10/2013) besok. Para personel TNI AU sudah melakukan berbagai persiapan jelang latihan bersandi Angkasa Yudha 2013 tersebut.


Sejumlah pesawat tempur TNI AU sudah tiba di Lanud Rinai.
Beberapa personel TNI AU mengecek kesiapan pesawat tempur.
Beberapa personel TNI AU memeriksa pesawat tempur.
Tiga pesawat Hawks sudah tiba di Lanud Rinai.
Beberapa personel TNI AU mengecek salah satu pesawat tempur.
Seorang personel TNI AU menyiapkan rudal pesawat.
Sejumlah warga menonton persiapan latihan di Lanud Rinai.




Sumber : Detik

TNI AU Beritahu Otoritas Singapura Untuk Berhati-Hati Dengan Diadakannya Angkasa Yudha 2013

NATUNA-(IDB) : Latihan tempur pasukan TNI AU di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, harus mendapat izin otoritas Singapura. Pasalnya, jalur penerbangan komersial di Natuna dikuasai Negara Singapura.

"Saya pernah menanyakan itu ke Kementerian Perhubungan, pada tahun berapa itu mereka belum siap baik dari alat maupun sumber dayanya," kata Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, Rabu (30/10/2013).

Atas kondisi tersebut maka jalur penerbangan sipil ditangani Negara Singapura. Kendati demikian, penerbangan militer dan patroli keamanan di Natuna tetap di bawah kendali TNI AU.

"Ya seperti itu keterangan Menteri Perhubungan. Namun kalau dari segi pertahanan, kami selalu melakukan patroli-patroli," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, telah mengirimkan izin terbang kepada otoritas Singapura, untuk menggelar latihan tempur.

Pasalnya, pada latihan tersebut banyak melibatkan pesawat tempur yang lalu lalang di atas perairan Kepulauan Riau.

"Kita buat notem (notice airman) kepada Singapura untuk semua jenis pesawat yang kita gunakan latihan," ujarnya.

Dia berharap, ke depan jalur penerbangan sipil yang dikuasai Singapura dapat ditangani Indonesia untuk memudahkan fungsi pertahanan. Kendati demikian, pihaknya saat ini telah melakukan tugas menjaga kedaulatan negara.

"Berharap agar itu bisa di-handle oleh kita Bangsa Indonesia agar memudahkan untuk pertahanan," tandasnya. 




Sumber : Okezone

AS Luncurkan Kapal Perusak baru 'Zumwalt'

MAINE-(IDB) : General Dynamics Bath Iron Works (BIW) meluncurkan kapal perusak kelas Zumwalt pertama untuk Angkatan Laut AS (US Navy) di galangan kapal Maine, 28 Oktober 2013. USS Zumwalt (DDG-1000) yang didesain untuk operasi littoral dan serangan darat itu akan menjadi kapal perusak utama US Navy.

Dengan karakteristik panjang 186 meter, bobot perpindahan 15.610 ton, suprastruktur angular (sudut), lambung low-slung "tumblehome" untuk membelah gelombang sehingga berlayar dengan mulus, Zumwalt tidak terlihat seperti kapal angkatan laut biasanya. Perangkat lainnya yang tertanam termasuk electric propulsion dan futuristic bridge, terlihat lebih seperti kapal dalam film fiksi ketimbang kapal angkatan laut.


Zumwalt yang seharga AS$ 4 miliar (sekitar Rp 44,8 triliun) ini dibangun oleh BIW di galangan kapal Maine, diluncurkan di Sungai Kennebec Senin, tercatat pembangunannya memakan waktu lima tahun sejak konstruksi dimulai. Zumwalt dengan nomor lambung DDG-1000 ini adalah kapal yang pertama dari kelasnya untuk menggantikan kapal perusak DDG-51 kelas Arleigh Burke. Membengkaknya biaya konstruksi dan pemotongan anggaran pertahanan menyebabkan Pentagon memangkas program ini hanya untuk 3 kapal. Zumwalt lebih panjang 30 meter dibanding pendahulunya (kelas Arleigh Burke), namun hanya memerlukan kru setengahnya saja.


Karena kompleksitasnya, US Navy akan menerima Zumwalt melalui dua tahap. BIW akan menyerahkan langsung ke US Navy pada akhir 2014. Setelah pengiriman, US Navy kemudian akan melakukan pengaktifan sistem tempur dan selanjutnya uji coba. Kemudian diserahkan kembali ke BIW untuk beberapa pekerjaan dan selanjutnya diserahkan kembali ke US NAvy pada musim gugur 2015. USS Zumwalt kemungkinan baru akan dioperasikan secara penuh pada awal 2016. Kapal kedua dari kelas Zumwalt, USS Michael Monsoor (DDG-1001) dijadwalkan akan dikirimkan pada 2016, dan kapal ketiga USS Lyndon B. Johnson (DDG-1002) baru akan dikirimkan pada 2018.


USS Zumwalt
Zumwalt akan berada di garis depan dan mendukung pasukan operasi khusus dan beroperasi sebagai bagian dari pasukan ekspedisi gabungan. US Navy telah banyak menambahkan teknologi baru ke dalam kapal yang berlambung unik ini, termasuk sistem all-electric integrated power dan Advanced Gun System yang dirancang untuk menembakkan rocket-powered

Kapal ini bisa mengangkut dua helikopter MH-60R atau satu MH-60R plus 3 helikopter tanpa awak (VTUAS). 148 kru Zumwalt juga akan menikmati fasilitas on-board canggih, dengan sedikit kru per kuarter, stok makanan high-end dan laptop satelit.

USS Zumwalt memang menjadi kapal perusak terbesar yang pernah dibangun untuk US Navy, namun walaupun begitu, Zumwalt diklaim sebagai yang paling sulit dideteksi radar. Desainnya juga menjadikan jumlah kru lebih efisien, dengan ukuran standar 130 kru dan 18 kru detasemen penerbangan sehingga mengurangi biaya operasi dan siklus hidup.


DDG-1000 mulai dikonstruksi pada bulan Februari 2009. US Navy dan mitra industrinya bekerjasama untuk mendesain dan menyiapkan fasilitas industri untuk membangun kapal kombatan canggih ini. Saat diluncurkan (sekarang), Zumwalt baru 87% rampung, dan pihak pembangun akan melanjutkan pekerjaan konstruksi yang tersisa di lambung sebelum diterima US Navy pada tahun depan.


Nama USS Zumwalt diambil untuk menghormati mantan Kepala Staf US Navy Laksamana Elmo R. "Bud" Zumwalt Jr., yang menjabat sebagai Kepala Staf US Navy pada 1970-1974. Peresmian USS Zumwalt sebenarnya direncanakan pada 19 Oktober lalu, namun dibatalkan hingga saat yang belum ditentukan karena Pemerintahan AS yang shutdown.




Sumber : Artileri

TNI AU Uji Kesiapan Tempur Alutsistanya Dalam Latihan Angkasa Yudha 2013

BATAM-(IDB) : Dua jenis pesawat tempur terbaik Indonesia akan tampil menghiasi lagit-langit Kepri selama empat hari. Pagelaran ini bersamaan latihan puncak Angkasa Yudha 2013 TNI Angkatan Udara (AU) di Ranai, Natuna, Provinsi Kepri.
 
Enam unit pesawat Sukhoi dan empat unit pesawat Fightig F16 yang menjadi kebanggaan Indonesia sudah mulai melakukan latihan tempur di wilayah teritorial Provinsi Kepri, Selasa (29/10/2013) kemarin.


Komandan Skadron Udara 11 Letkol (Penerbang) Dedi Ilham Suryanto Salam mengatakan, enam unit pesawat SU-27/30 Shukoi dilibatkan langsung dalam latihan puncak Angkasa Yuda 2013 TNI AU di Ranai, Natuna, Rabu (30/10/2013) hari ini.


Dalam misinya nanti, kata Dedi, pesawat Sukhoi lebih kepada tugasnya melakukan penyergapan musuh di udara. Selain itu melakukan perlawanan terhadap pesawat musuh head to head antarpesawat dengan pesawat.

"Pada latihan puncaknya di Ranai, Natuna, pesawat Sukhoi mempunyai misi akan melakukan pengeboman dari udara ke markas musuh. Sementara untuk pesawat musuh yang masuk ke wilayah teritoral Provinsi Kepri, tergantung nanti perintah atasan.


Apakah pesawat musuh itu akan dihancurkan atau dihalau saja keluar dari wilayah NKRI. Dalam melakukan misinya nanti, pesawat Sukhoi bisa membawa persenjataan di delapan stations. Satu stations bisa membawa enam jenis bom," ujar Dedi kepada Tribun Batam.


Dalam latihan ini Angkasa Yudha 2013 ini, jelas Dedi, lebih kepada Operasi Pertahanan Udara, Pengintaian Udara Strategis, Serangan Udara Strategis, Operasi Khusus, Penerjunan Pengendali Tempur (Dalpur).


Lalu Pengintaian Udara, Operasi Lawan Udara Opensif, Serangan Udara Langsung (SUL), Operasi Perebutan dan Pengendali Pangkalan Udara (OP3U), Bantuan Tembakan Udara (BTU), Air Landed, SAR Tempur, Pengungsian Medis Udara (MPU), Operasi Dukungan Udara serta Operasi Informasi yang meliputi Operasi Public Affair, Operasi Psikologi, Kontra Opini, Perang Elektronika dan Cyber Warfare.


Selain enam unit pesawat Sukhoi, tambahnya, TNU AU juga melibatkan pesawat F-16 Fighting Falcon. Dalam misinya nanti, delapan pesawat Hawk 109/209 dari Lanud Supadio, empat pesawat super Tucano dan satu Fligh Hawk MK-53.


Sementara untuk satuan pendukung tempur meliputi sembilan pesawat C-130 Hercules dari Lanud Halim Perdanakusuma termasuk PMU dan Tanker Udara (KC), satu CN-235, satu CN-295. satu Cassa-212 dan satu Boing 737, tiga Helikopter SA-330 Puma dan dua Helikopter EC-120 Colibri.


"Tujuan latihan ini, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personil di jajaran Koopsau I,II, Kohanudnas, Korpaskhas. Dan juga merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan dan antarsatuan guna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi," ungkap Dedi.


Dalam hakekatnya, jelas Dedi, latihan Angkasa Yudha 2013 TNU AU ini merupakan implementasi dari amanat UU RI Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI.


TNI AU berkewajiban melaksanakan tugas TNI Mantra Udar di bidang pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan udara nasional, pengembangan kekuatan mantra udara dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.


Dedi menceritakan, semenjak kedatangan pesawat Sukhoi dan F-16 di Batam, katanya, sudah dua kali melakukan penerbangan memantau situasi ke Ranai, Natuna.


Sementara Bandara Hang Nadim Batam, jelasnya, hanya dijadikan homebase sebelum melakukan latihan di Tanjung Pinang dan Ranai.




Sumber : Tribunnews

Skenario Puncak Latihan Angkasa Yudha 2013

BATAM-(IDB) : Sejumlah aksi militer akan digelar TNI AU di Pulau Natuna, Riau. Sebab, pulau terluar di perairan China itu kini telah dikuasai 'musang' atau musuh anggapan, yang diskenariokan TNI AU dalam latihan gabungan Angkasa Yudha 2013.

"Skenario yang dibuat seolah-olah Pulau Natuna itu dikuasai 'musang'. Agar bisa kuasai Natuna lagi caranya gunakan Komando Gabungan Tugas Udara. Operasi khusus ini bisa menyusup membongkar radar di Ranai. Setelah dibungkam, langsung dilaksanakan serangan udara strategis untuk batalkan keinginan musuh kuasai NKRI," kata Panglima Komando Tugas Udara Gabungan Pangkoops AU 1 Marsekal Muda M Syaugi di Lanud Ranai, Pulau Natuna, Riau, Rabu (30/12/2013).

Dalam latihan ini, ribuan personel dan puluhan alat tempur canggih akan diterjunkan. "6.800 Personel, 6 Sukhoi, Super Tucano, Hercules, Heli, Cassa 212," jelas dia.

Syaugi menyatakan, dipilihnya Pulau Natuna untuk pelatihan lantaran memiliki posisi strategis. Dan itu bisa menangkal ancaman dari pihak luar.

"Daerah ini memadai, fasilitas ada. Terluar dari negara lain. Cukup terjangkau negara lebih realistis bila terjadi ancaman di Indonesia, jadi harus all out," tukas Syaugi.

Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan, dan antarsatuan. Tujuannya untuk menguji kesiapsiagaan satuan, sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korpaskhas, dan dinas terkait.

Operasi udara yang akan dilaksanakan adalah operasi pertahanan udara, pengintaian udara strategis, serangan udara strategis, operasi khusus, penerjunan pengendali tempur, pengintaian udara, operasi lawan udara ofensif, serangan udara langsung.




Sumber : SCTV

Menlu Berang Amerika Punya Fasilitas Penyadapan Di Jakarta

Snowden: AS Sadap Komunikasi di Asia Tenggara, termasuk Jakarta (photo: rendezvous.blogs.nytimes.com)
Snowden: AS Sadap Komunikasi di Asia Tenggara, termasuk Jakarta.

SYDNEY-(IDB) : Harian Australia, Sydney Morning Herald menulis  artikel bahwa Amerika Serikat melakukan penyadapan serta memonitor jaringan komunikasi dari fasilitas pengawasan elektronik di Kedutaan Besar dan Konsulat AS di seluruh Asia Tenggara dan Timur, termasuk di Jakarta. Informasi ini diperoleh dari pengakuan whistleblower Edward Snowden.


Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan protes keras terhadap penyadapan ini. ”Indonesia tidak dapat menerima dan mengajukan protes keras terhadap berita tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS di Jakarta,” kata Menteri Luar Negeri, Marty M. Natalegawa, menanggapi pemberitaan di surat kabar harian Sydney Morning Herald  Rabu (30/10/2013).


Marty mengaku sudah mengonfirmasi langsung pemberitaan tersebut kepada perwakilan Kedutaan AS di Jakarta. ”Kami telah berbicara dengan Kepala Perwakilan Kedutaan AS di Jakarta untuk menuntut penjelasan resmi Pemerintah AS atas pemberitaan dimaksud,” papar Marty.

Menteri Luar Negeri, Marty M. Natalegawa Kecam Penyadapan AS (photo: Reuters)
Menteri Luar Negeri, Marty M. Natalegawa Kecam Penyadapan AS.
Menurutnya, jika informasi ini benar, maka Amerika Serikat telah melanggar hukum serta melanggar etika diplomatik. ”Perlu ditegaskan bahwa jika terkonfirmasi, tindakan tersebut bukan saja merupakan pelanggaran keamanan, melainkan juga pelanggaran serius norma serta etika diplomatik dan tentunya tidak selaras dengan semangat hubungan persahabatan antar negara, ujar Menteri Luar negeri Marty M. Natalegawa. 




Sumber : JKGR

Sekilas Tentang Batalyon Infanteri Mekanis TNI AD

Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela.
JKGR-(IDB) : Perkembangan teknologi di dunia militer menuntut perubahan taktik dan strategi demi memenangkan suatu pertempuran. Pada awal abad ke 21, satuan Light Infanteri atau Infanteri berjalan, masih menjadi kekuatan utama angkatan darat di semua Negara. Akan tetapi dengan tuntutan mobilitas yang tinggi serta efektifitas penggunaan manpower maka banyak negara mulai menggunakan system Mounted Infantry atau Infanteri Mekanis, termasuk Indonesia.

Saat ini TNI AD memiliki 3 batalyon infanteri Mekanis yang berada di bawah Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti, Kodam Jaya. Ketiga Batalyon Infanteri Mekanis itu adalah: Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela serta Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning.

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha diresmikan pada tanggal 16 Februari 2010 dan bermarkas di Jl. Raya Bogor Km 26 Gandaria Jakarta Timur. Perbedaan yang paling menonjol dari Batalyon Infanteri Mekanis adalah penggunaan Kendaraan Tempur berupa Panser yang jumlahnya sebanyak 82 kendaraan tempur Panser, untuk Yonif Mek 201/JY.

Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013 (photo: tniad.mil.id)
Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013.
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha mempunyai tugas  melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat dengan menggunakan kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari, mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan, baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang  lebih besar dengan Brigade Infanteri ataupun Komando Utama (Kotama).  

Kemampuan bela diri  para prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudh rata-rata telah tingkat Dan satu Karate.  Satuan ini berada di bawah jajaran Satuan Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibu Kota/Jaya Sakti Kodam Jaya.

Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela

Pada tahun 2010,  KSAD Jenderal George Toisutta mencanangkan pembangunanan 3 Batalyon Mekanis di 3 Kodam yang dimulai dari Kodam Jaya. Tujuan pembentukan Btalyon Infanteri Mekanis untuk mensetarakan kekuatan dan kemampuan tempur serta mobilitas satuan TNI Angkatan Darat dengan satuan-satuan angkatan darat negara maju yang telah memiliki kemampuan mekanis.

Untuk tujuan itu, dibentuk lagi Batalyon Infanteri Mekanis  202/Tajimalela pada bulan Juni 2011 bermarkas di Rawalumbu Bekasi Jawa Barat. batalyon ini telah  menerima 45 unit ranpur ANOA 6×6  yang  menjadi kekuatan baru di jajaran TNI-AD dalam upaya meningkatkan kekuatan pertahanan.

Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela (photo: id-photographer.com)
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela.
Batalyon Infanteri Mekanis dilatih untuk melakukan perang kota. Di pertengahan September 2013, Yonif 202 Mekanis/Tajimalela melakukan latihan perang kota dengan Tentara Batalyon 1 Brigade 5 Infantri Darwin Australia, bertempat di bertempat di IPSC/PMPP TNI, Sentul, Bogor. Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, baik perorangan maupun tingkat satuan dari para prajurit Batalyon Infanteri Mekanis.

Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kamuning.

Batalyon Infanteri Mekanis yang dibentuk di bawah Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti  adalah Yonif  Mekanis 203/ Arya Kamuning. Batalyon ini memiliki sejarah yang panjang dalam operasi militer maupun berubahan teritorial.

Serah terima Jabatan Danyonif Mekanis 203/AK dari Letkol Inf Raden Dwi Tjahyo Harsono kepada Mayor Inf Irhamni Zainal, 28/10/2013 (photo: tniad.mil.id)
Serah terima Jabatan Danyonif Mekanis 203/AK dari Letkol Inf Raden Dwi Tjahyo Harsono kepada Mayor Inf Irhamni Zainal, 28/10/2013.
Singkat cerita, pada tahun 1962 Yonif 325/Arya Kamuning yang semula di bawah  Brigade Infanteri 1 Siliwangi (Brigif 1/Slw) dijadikan pasukan organik Brigif 12/Guntur.  Selanjutnya 1 Januari 1964,  Yonif 325/Arya Kamuning  dimasukkan ke dalam  Kodam V/Jayakarta dan berubah nama menjadi Yonif 203/ Arya kamuning. Pada tahun 2012, Batalyon  ini berubah nama dan mendapatkan status menjadi Yonif Mekanis 325/ AK.

Pengembangan Batalyon Infanteri Mekanis

Untuk meningkatkan kemampuan mereka, ketiga Batalyon Infanteri Mekanis yang berada di bawah Kodam Jaya, sering  terlibat dalam Pasukan PBB yang bertugas di Lebanon maupun Kongo. Batalyon Infanteri Mekanis, juga secara rutin melakukan latihan perang dengan Batalyon Mekanis negara sahabat, seperti dengan Singapura dalam  Safkar Indopura 2013.

Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia (photo: ikahan.com)
Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia.
Sebelumnya 26 Agustus hingga 22 September 2012 sejumlah personel Batalyon Infanteri Mekanis  melakukan latihan bersama tentara Australia di Puckapunyal, Victoria dan  1st Brigade di Darwin dalam Kartikaburra 2012. 

Kegiatan Kartikaburra Exchange Program merupakan kegiatan pertukaran perwira TNI AD ke Australia untuk melihat dan mencari informasi tentang pembinaan satuan mekanis Australian Army yang telah menggunakan model infanteri mekanis sebagai satuan utamanya.

Latihan Bersama Indonesia - Australia (JOCIT)
Latihan Bersama Indonesia – Australia (JOCIT)
Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti

Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti merupakan pasukan yang bertugas mengamankan Ibukota Negara Indonesia, Jakarta. Komposisi pasukan ini:
  1. Yonif 201/Jaya Yudha (basis Gandaria, Jakarta Timur)
  2. Yonif 202/Taji Malela (basis Bekasi)
  3. Yonif 203/Arya Kemuning (Tangerang)
  4. Yonkav 9/Cobra di Serpong, Tangerang
  5. Peleton Intai Keamanan (Tontaikam)
  6. Kompi Protokol
Brigade Infanteri 1-1 Pik/Jaya, memiliki unit yang lebih kecil yakni Peleton Intai Keamanan (Tontaikam),  dengan kemampuan super dalam menanggulangi aksi terorisme. Untuk selalu terampil dan kemampuannya terpelihara, satuan ini memiliki program pelatihan yang terus menerus, sehingga Tontaikam  selalu siap digerakkan kapan saja. 

Latihan itu termasuk dengan satuan anti teroris dari Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Polri. Komandan Peletonnya berpangkat Letnan Satu dengan jumlah personel 46 orang.

Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia (photo: ikahan.com)
Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia
TNI Angkatan Darat berencana membentuk tiga Batalyon Infanteri Mekanis di tiga komando daerah militer (kodam) untuk menghadapi ancaman sesuai perkembangan lingkungan strategis global yang makin dinamis dan beragam. 

Pembentukan tiga batalyon infanteri mekanis  merupakan bagian dari penataan organisasi Angkatan Darat menghadapi tuntutan dan kebutuhan organisasi, agar lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas. Selain di Kodam Jaya, Batalyon Infanteri Mekanis juga akan dibentuk di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih dan Kodam VI/ Tanjungpura.




Sumber : JKGR

Menhan : Indonesia Butuh 34 Radar

NATUNA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantioro menjelaskan, saat ini Indonesia sedikitnya membutuhkan sebanyak 34 radar. Radar dibutuhkan untuk menunjang pengawasan TNI Angkatan Udara (AU) dalam menjaga wilayah udara di seluruh Indonesia.
 
"Jadi radar TNI AU itu radar primer, kalau sekunder itu buat komersil. Untuk kekurangannya, kami hitung sekitar 32 sampai 34 radar untuk seluruh Indonesia," kata Purnomo di Markas Komando Latihan Angkasa Yudha 2013 Lanud Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (30/10).

Purnomo menegaskan, saat ini yang menjadi prioritas penambahan radar dipusatkan di bagian timur Indonesia. Semua dilakukan demi pengawasan arus penerbangan yang maksimal.


"Wilayah barat sudah sebagian terpenuhi. Kalau wilayah timur ya bertahap. Untuk renstra (rencana strategis) pertama ada empat yang harus dipenuhi," ujar Purnomo.


Namun demikian, pemenuhan radar yang kurang tersebut akan dilakukan secara bertahap. Semua dilakukan sesuai renstra dan masterplan yang sudah ada.


Dijelaskan, selain dilakukan bertahap, pemenuhan radar tersebut juga menunggu persetujuan dari kementrian keuangan (Kemkeu) dan Badan Perencanaan Pembangunan nasional (Bappenas).


"Untuk renstra pertama sampai 2014 ini, kami rencana beli 4 radar harganya total US$ 150 juta," ungkap Menhan.


Penguatan alat utama sistem senjata (Alutsista) juga tetap akan menjadi prioritas. Kemhan saat ini masih utamakan alutsista bergerak, baru pemenuhan alutsista tidak bergerak seperti radar.


Komandan Satuan Radar 212 Lanud Ranai Mayor Electronika Feri menuturkan, radar yang sudah terpasang di Lanud Ranai jangkauanya mencapai hingga 540 Km. Akivitas radar sangat diperlukan untuk mengintai arus penerbangan yang melewati udara di Natuna.


"Jangkauan radar ini bisa sampai kucing (wilayah bagian Malaysia)," kata Feri.


Saat ini, radar di Lanud Ranai yang menjadi pintu gerbang terdepan pertahanan Indonesia dijaga sekitar 47 Personil. 47 itu terdiri dari perwira 12 dan anak buah 35.


"Mulai Januari hingga Oktober hanya ada penerbangan kapal Tiongkok, tapi setelah dicek berkas lengkap, itu terjadi April 2013," ucapnya.




Sumber : BeritaSatu

2014 Indonesia Turki Launching Kerjasama Pembuatan Prototipe Tank

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu.

Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam, kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.

Dia berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Akçam.

Pembuatan tank ini rencananya akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, yakni PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang sudah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.

Tanam investasi

Dubes Akçam juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia. Perusahaan itu bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci.

“Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Akçam. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.

Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.

Namun, ujar Akçam, lebih banyak perusahaan Turki yang lebih memilih untuk melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia.

Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012. Zekeriya mengatakan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar.




Sumber : Vivanews

KSAU : Tahun Ini TNI AU Akan Diperkuat Alutsista Baru

YOGYAKARTA-(IDB) : TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat tempur.  Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun yang baru.

Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger. Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu  pesawat tempur T50 dan Supertucano.   

“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).

Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta.  

Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista tersebut. “Pengadaan alutsista ini merupakan program kelanjutan pembangunan TNI AU,” terangnya.

Terutama para penerbang yang mengawaki pesawat militer, baik tempur, angkut maupun helikopter. Pemenuhan penerbang pesawat militer sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun untuk penerbang militer ditargetkan tiap tahun mampu menghasilkan 40 penerbang. “Untuk pemenuhan ini melalui Sekbang reguler maupun dari PSDP,” jelasnya.




Sumber : Sindo