Pages

Kamis, September 26, 2013

Dua Pesawat T 50i Golden Eagle Tahap Kedua Transit Di Balikpapan

BALIKPAPAN-(IDB) : Dua pesawat  T 50 i Golden Eagle dengan tail number TT 5001 dan TT 5002. Mendarat di bandara sepinggan Balikpapan kedatangan pesawat T-50i Golden Eagle, yang diterbangkan langsung dari Korea menuju Balikpapan  oleh penerbang dari Korea Aerospace Industries, Pesawat T-50i Golden Eagle diterbangkan secara ferry oleh penerbang MR. Nam Ki Eun, MR. Lee Dongkyo, MR. Khang Cheol, MR. Lee Jun Ho dari negara asalnya Korea Selatan dari Korea Aerospace Industries (KAI) menuju Indonesia  dengan rute Sacheon Korea Selatan – Kaohsiung Taiwan – Cebu Philipina - Sepinggan Balikpapan Kaltim – Lanud Iswahjudi  kemarin.

Kedatangan Pesawat T 50i Golden Eagle ini merupakan tahap  kedua pesawat yang dibeli oleh pemerintah Indonesia , di sambut Kepala Dinas operasi  Lanud Balikpapan Mayor Lek Hari Budi Utomo  yang mewakili komandan lanud , turut hadir dalam penyambutan  Dan  Satpom Mayor Pom Karyanto  serta para Perwira  di Baseops Lanud Balikpapan.

Selama transit  di Balikpapan pesawat  T 50 i Golden Eagle melakukan pengisian bahan bakar  untuk melanjutkan penerbangan Ke Lanud Iswahjudi  Madiun.  Selama  transit  para penerbang beristirahat di Baseops  Lanud Balikpapan. Tidak lama setelah itu, Pesawat T 50i Golden Eagle secara bersamaan tinggal landas dari bandara Sepinggan menuju Lanud Iswahjudi Madiun .





Sumber : TNI AU

Koorsahli Kasal Dan Pangarmabar Jadi Warga kehormatan Korps Hiu Kencana

JAKARTA-(IDB) : Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Laut (Koorsahli Kasal) Laksamana Muda TNI Sadiman, S.E., dan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Arief Rudianto,S.E., menerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana sekaligus dikukuhkan sebagai warga kehormatan kapal selam TNI Angkatan Laut, Selasa (24/9).

Panglima Komando Armada RI Kawasan  Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., selaku inspektur upacara memimpin jalannya penyematan brevet yang dilaksanakan di kapal selam kebanggaan TNI Angkatan Laut KRI Nanggala-402 yang tengah menyelam perairan Laut Jawa dengan kedalaman 25 Meter dibawah permukaan laut. Penyematan brevet dilakukan langsung oleh Komandan Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur Letkol Laut (P) Purwanto.


Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio dalam amanatnya yang dibacakan oleh Pangarmatim mengatakan, tidak mudah untuk menjadi seorang pengawak kapal selam, karena dituntut harus mampu bekerja dalam situasi serba keterbatasan, baik ruangan dan fasilitas, serta harus mampu melaksanakan operasi mandiri dalam waktu yang cukup lama. 


“Kita dapat merasakan betapa beratnya bertugas di kapal selam, dalam situasi serba keterbatasan, baik ruangan dan fasilitas serta selalu melaksanakan operasi mandiri dalam waktu yang lama.  Oleh sebab itu untuk menjadi awak kapal selam memerlukan persyaratan test psikologis, kesehatan, kesamaptaan, kedisiplinan, keterampilan dan ketabahan yang lebih dibanding prajurit lain yang bertugas di kapal atas air,” katanya.   

Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana, lanjut Kasal, merupakan wujud penghargaan, penghormatan, dan kepercayaan yang diberikan khusus oleh keluarga besar awak kapal selam jajaran TNI Angkatan Laut. Brevet Hiu Kencana sebagai suatu kualifikasi khusus yang merupakan kebanggaan bagi prajurit awak kapal selam jajaran TNI AL.  “Penyematan brevet juga merupakan  penghargaan dan kebanggaanxtinggi yang diberikan kepada awak kapal selam yang disematkan di dada setiap awak kapal selam, yang dikenal dengan sebutan “silent warrior”,” kata Kasal.


Prajurit satuan kapal selam tidak hanya memiliki kebanggaan dengan Brevet Hiu Kencana yang tersemat di dadanya semata, melainkan juga bangga dengan segala pengorbanan dan dedikasi dalam mendarmabaktikan dirinya demi tugas mulia sebagai penegak kedaulatan negara. “Kebanggaan itu harus senantiasa ada dan terus digelorakan dalam diri setiap prajurit Hiu Kencana dalam rangka memelihara dan meningkatkan semangat, militansi, jiwa juang dan etos kerja dalam menunaikan tugas,” tegas Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.




Sumber : Koarmabar

Malaysia Dapat Tawaran Super Hornet Baru

Advanced Super Hornet
Advanced Super Hornet
KUALA LUMPUR-(IDB) : Malaysia mendapat tawaran pesawat tempur Advanced Super Hornet untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udaranya termasuk perangkat retrofittable-nya, 50% peningkatan kemampuan untuk menghindari deteksi radar, mesin yang lebih powerfull dan tambahan daya jangkau hingga 260 mil laut.



Penawaran ini disampaikan oleh Mike Gibbons, Wakil Presiden Boeing untuk Program F/A-18 & EA-18, kepada Angkatan Udara Malaysia dan pejabat Kementerian Pertahanan Malaysia saat kunjungannya ke Malaysia baru-baru ini.

Gibbons mengatakan tambahan daya jangkau Super Hornet tersebut bisa terjadi karena tanki bahan bakar konformal yang memberikan keunggulan untuk dapat terbang lebih cepat ketimbang menggunakan tanki eksternal (dampaknya daya jangkau bertambah), sekaligus membuatnya lebih tangguh menghadapi pesawat musuh dan ancaman lainnya.


Penawaran Boeing kepada Malaysia ini juga termasuk fitur-fitur canggih lainnya seperti upgrade sistem peperangan elektronik, integrated counter-measure system dan pod senjata tertutup. Fitur-fitur unggulan Super Hornet baru ini telah banyak menarik minat pengguna-pengguna Super Hornet di dunia, antara lain Angkatan Udara Australia dan Angkatan Laut Amerika Serikat sendiri.


Gibbons mengatakan bahwa harga "plus" untuk pesawat tempur Advanced Super Hornet yang ditawarkan ini bukan berarti mengikat, karena Malaysia tetap bisa membeli Super Hornet Blok II standar dan kemudian baru memutuskan untuk meng-upgrade-nya dengan paket yang ditawarkan ini atau tidak.


Paket untuk meningkatkan kemampuan Super Hornet ini sudah diaplikasikan pada Super Hornet yang baru (Advanced Super Hornet) namun tetap bisa diaplikasikan pada Super Hornet Blok II. 



Boeing menilai Angkatan Udara Malaysia memiliki cukup persyaratan untuk mengakusisi 18 Super Hornet untuk menggantikan MiG-29 serta untuk akuisisi 3 unit pesawat peringatan dini.


Gibbons mengatakan biaya tambahan untuk paket lengkap atau apa yang disebut-sebut sebagai teknologi evolusioner untuk pesawat tempur Super Hornet tersebut adalah sekitar 10 persen dari harga pesawatnya. Namun kembali lagi Gibbons menekankan bahwa ini semua tergantung keinginan pelanggan.


"Kami, Tim Industri Hornet, yang terdiri dari Boeing dan mitra kami Northrop Grumman, dan Raytheon GE Aviation, terus berinovasi untuk menjadikan pesawat tempur melampaui keinginan pelanggan," katanya kepada media.


Boeing besar karena banyak pengalaman, Gibbons berkata: "Pelanggan tahu apa yang sudah kami lakukan, teknologi kami matang dan mereka menginginkan kecanggihan."


Boeing dan Tim Industri Hornet terus berinvestasi dan bereksperimen untuk melahirkan teknologi generasi baru, jadi pelanggan tahu apa yang mereka butuhkan dan kapan mereka membutuhkannya, yang menjadikan pelangan bisa memperolehnya dengan biaya yang hemat, ungkap Gibbons.


Peningkatan kemampuan Super Hornet ini diklaim akan bisa mengeliminasi pesawat dan pertahanan musuh setidaknya hingga tahun 2030 mendatang, terutama ketika musuh mencoba menghalang-halangi akses ke wilayah tertentu, seperti di langit perairan internasional di dekat asetnya.


Sayangnya fitur Advanced Super Hornet ini baru akan tersedia untuk pelanggan pada tahun 2018 nanti dan Gibbons mengatakan bahwa paket upgrade ini sudah sangat diminati di pasar pesawat tempur internasional.


Tambahan fitur canggih untuk Super Hornet juga termasuk peningkatan survivabilitas, internal infra-red search and track (IRST), upgrade radar, peningkatan performa mesin yang menghasilkan daya dorong 20% lebih besar dari mesin sebelumnya, dan kokpit generasi terbaru.


Prototipe Advanced Super Hornet ini sendiri baru terbang pertama kali pada 5 Agustus 2013 dari pabrik Boeing di St Louis, Amerika Serikat.



Sumber : Artileri

Iran Produksi Massal Kapal Selam Ringan

Kapal selam ringan Iran
Kapal selam ringan (mini) Iran. Tampak pula (belakang) Hovercraft Tondar buatan Iran
TEHRAN-(IDB) : Iran telah memproduksi kapal selam ringan secara massal, seorang Panglima Angkatan Laut Iran mengumumkan pada hari Selasa, sembari menambahkan bahwa negara itu saat ini juga berhasil membangun kapal selam medium.




"Iran memproduksi massal kapal selam ringan," kata Panglima Angkatan Laut Zona 4 Laksamana Khordad Hakimi mengatakan kepada FNA di pelabuhan utara kota Anzali, Selasa, 23 September 2013. Hakimi juga menyinggung kemajuan lain yang dicapai Angkatan Laut Iran saat ini dengan mengatakan bahwa kapal selam medium sekarang sedang dibangun di selatan Iran.

Lebih lanjut Hakimi menjelaskan bahwa Angkatan Laut Iran adalah kekuatan strategis, dan mengatakan bahwa kekuatan dan kemampuan Angkatan Laut Republik Islam Iran telah memainkan peran besar dalam melindungi kepentingan Iran baik di dalam maupun di luar negeri.


Laksamana Hakimi juga mengatakan bahwa pusat pelatihan Angkatan Laut Iran telah dilengkapi dengan teknologi buatan sendiri yang di-upgrade terus menerus. "Pusat-pusat pelatihan Angkatan Laut Iran adalah (pusat pelatihan) unik di Timur Tengah, Angkatan Laut Iran telah meningkatkan dan memperbanyak armadanya," ujar Hakimi sembari menambahkan bahwa semua peralatan berkualitas yang dibutuhkan oleh Angkatan Laut Iran telah mampu disediakan oleh ilmuwan-ilmuwan dalam negeri.


Selain kapal selam ringan, medium dan pusat pelatihan, Hakimi juga mengabarkan soal pembangunan kapal perusak Damavand, dan berkata bahwa "ahli dari semua bidang industri terlibat dalam pembangunan kapal ini yang merupakan proyek mega-sistem." Ini senada dengan pernyataannya Senin lalu yang menyatakan bahwa Angkatan Laut Iran akan meluncurkan kapal perusak canggih yang bernama Damavand dalam waktu dekat.


"Kapal perusak Damavand akan bergabung dengan kapal perang Angkatan Laut di Iran utara (di Laut Kaspia) pada akhir tahun ini (tahun Iran berakhir pada 20 Maret 2014 nanti)," kata Hakimi kepada wartawan di kota pelabuhan Anzali Senin.



Swasembada Alutsista



Dalam beberapa tahun terakhir, Iran banyak membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan berhasil mencapai swasembada dalam memproduksi alutsista dan sistem-sistem penting lainnya khususnya untuk Angkatan Laut.


Pada bulan September 2012, Angkatan Laut Iran resmi meluncurkan kapal selam berat setelah para ilmuwan Iran berhasil merombaknya. Kapal selam Tareq 901 diluncurkan di pelabuhan selatan kota Bandar Abbas atas perintah Pemimpin dan Panglima tertinggi Revolusi Islam Iran Ayatullah Seyed Ali Khamenei.


Kepala Staf Angkatan Laut Iran Laksamana Habibullah Sayyari memuji keberhasilan ilmuwan Iran dalam memperbaiki kapal selam berat tersebut, juga memuji kemampuan mereka yang luar biasa dan menggunakan teknologi tinggi telah menjadikan sanksi dan tekanan musuh-musuh Iran gagal. Dia mengatakan bahwa kapal selam Tareq sekarang siap sepenuhnya untuk dikirimkan ke laut lepas. Ia mengutip pernyataan "Pemimpin Agung" Iran belakangan bahwa musuh berusaha untuk membuat Iran menjadi negara lemah, dan berkata, "Hari ini kami menunjukkan bahwa kami bisa dan kemampuan kami diluar perkiraan musuh."

 

Pada tahun 2011, sebuah kapal selam dari kelas Tareq Angkatan Laut Iran "Yunus," berhasil mencatatkan rekor baru dalam berlayar selama 68 hari di perairan internasional dan laut lepas. Kapal selam Yunus berlayar bersama kapal perang dari Armada 14 Angkatan Laut Iran, dan baru kembali ke pangkalan pada awal Juni 2011 setelah misi berlayarnya di Laut Merah dan Teluk Aden. Penyebaran kapal selam Iran di Laut merah tersebut menjadi operasi terjauh bagi Angkatan Laut Iran.


Kapal perusak Jamaran 1
Kapal perusak Jamaran varian 1
Pada awal bulan ini, Sayyari menggarisbawahi bahwa peralatan canggih untuk Angkatan Laut Iran yaitu drone dan kapal selam "Fateh" juga akan diluncurkan pada tahun ini. 

Berdasarkan rencana, kapal selam Fateh juga akan diluncurkan pada tahun ini (tahun Iran), kata Sayyari kepada wartawan di Teheran. "Kapal selam Fateh, kapal selam peluncur rudal kelas Kaman, dan kapal perusak Jamaran 2 akan segera diluncurkan pada tahun ini," katanya kepada wartawan.


Kontroversi Nuklir 

Israel dan sekutu dekatnya Amerika Serikat terus meningkatkan retorika perangnya terhadap Iran. Dua negara ini menuduh Iran berusaha membuat senjata nuklir, sementara mereka (AS dan Israel) tidak pernah menunjukkan bukti nyata atas tuduhan mereka.

Tel Aviv dan Washington menuduh Iran membuat senjata canggih pemusnah massal, termasuk hulu ledak nuklir. Namun Iran dengan keras membantah tuduhan tersebut, bersikeras bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai. Teheran menekankan bahwa itu untuk tujuan sipil, bahan bakar fosil suatu saat akan habis dan teknologi nuklir digunakan untuk memenuhi pasokan energi penduduk Iran terus bertambah.


Amerika Serikat sejak lama menekankan bahwa aksi militer menjadi pilihan utama Gedung Putih untuk mencegah kemajuan Iran di bidang teknologi nuklir. Iran juga memperingatkan bahwa bila diserang AS atau Israel, Iran akan menyerang 32 Pangkalan Amerika Serikat di Timur Tengah dan menutup selat Hormuz yang strategis.

Sumber : Artileri

Super Tucano Uji Kemampuan Di Ajang Tutuka 2013

SITUBONDO-(IDB) : Pesawat Tempur terbaru milik TNI AU yang mempunyai spesifikasi Anti Gerilya (Counter Insurgency), Pesawat Super Tucano tersebut dioperasikan Fighters Skadron Udara 21 di Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, uji kemampuan dalam Latihan Operasi Udara dengan sandi Tutuka 37/ tahun 2013.   Sebagai Alutsista andalan TNI AU, sejak kehadirannya di Lembah Bromo, Super Tucano terus diupayakan untuk ditingkatkan kemampuannya agar benar-benar sesuai spesifikasinya.  
 
Beberapa waktu lalu super tucano telah melakukan uji kemampuan tembak udara darat dan pengeboman hingga puncaknya dalam Latihan Gabungan TNI yang dihadiri langsung Presiden RI, di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.



Sebagai bagian dari komponen kekuatan TNI Angkatan Udara, Pangkalan TNI AU Abd Saleh, seiring dengan fungsinya sebagai Pangkalan Induk Super Tucano, dituntut mempunyai kemampuan dalam menyiapkan unsur-unsur di jajarannya, sehingga setiap saat siap untuk melaksanakan tugas Operasi Udara.  


Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya Latihan yang bertingkat dan berlanjut sebagai upaya mengoptimalkan kemampuan TNI Angkatan Udara.


Sejak kemarin hingga Kamis (26/9), Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh yang mengoperasikan pesawat Super Tucano, ikut andil dalam latihan Tutuka XXXVII tahun 2013 yang di gelar oleh Kodiklat TNI dengan mengerahkan kemampuan Kohanudnas yang mengawaki unsur-unsur pertahanan udara nasional.   Fighter-Fighter  Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh tersebut diuji kemampuannya sebagai Bulsit yang tergabung dengan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin.


Latihan Tutuka XXXVII tahun 2013 ini melibatkan satuan unsur jajaran TNI dengan tujuan menguji rencana operasi dalam mengukur kesiapsiagaan operasional Kohanudnas dalam melaksanakan pertahanan udara sekaligus mewujudkan sistem pengamatan, penangkalan dan penindakan yang handal terhadap berbagai kontijensi yang perlu diantisipasi dan direspon di wilayah udara nasional Indonesia.


Mengingat pentingnya Latihan Operasi Udara tersebut, Komandan Lanud Abd Saleh, Marsma TNI Gutomo, S.IP menekankan agar seluruh personil yang terlibat dapat melaksanakan latihan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab dengan tidak meninggalkan faktor Lambangja (Keselamatan Terbang Dan Kerja), sehingga latihan dapat mencapai hasil yang optimal sesuai yang diharapkan serta.   tidak terjadi Incident maupun Accident, yang berakibatkan pada hilangnya jiwa manusia maupun kerugian materiil.  


”Jadikan latihan sebagai penambah Inspirasi dan Inovasi Baru, yang dapat memberikan peluang bagi awak pesawat untuk semakin mengembangkan kemampuannya dalam penugasan yang sebenarnya.”, demikian lanjut Marsma Gutomo.

Keterangan gambar : Komandan Skadron Udara 21, Letkol Pnb James Singal dan para Penerbang Skadron Udara 21 siap menguji kemampuan Super Tucano dalam Latihan Operasi Udara Tutuka 2013. 




Sumber : TNI AU

Koarmabar Gelar Operasi Rakata Jaya

armabar-sub
JAKARTA-(IDB) : Komando Armada Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) menggelar Operasi Rakata Jaya 2013 secara berlanjut dengan mengerahkan lebih dari empat kapal perang jenis Parchim, Fast Patrol Boad (FPB) 57 dan Patrol Craff (PC) 40 serta kapal Patroli terbatas di perairan Selat Sunda dan sekitarnya.


Kapal perang yang terlibat gelar operasi Rakata Jaya tersebut antara lain KRI Tjiptadi-381 dan KRI Silas Papare-386 dari Satuan Kapal Eskorta Koarmabar, KRI Barakuda-633 Satuan Kapal Cepat Koarmabar dan KRI Sanca-815 dari Satuan Patroli Terbatas Pangkalan Utama TNI-AL.


Dalam gelar operasi, keempat KRI melaksanakan pengamanan di perairan Selat Sunda, Teluk Jakarta, Teluk Cirebon, Selat Gelasa, Selat Bangka, Perairan Timur Lampung dan Sumatera Selatan  sampai dengan perairan Laut Jawa.


Perairan tersebut merupakan jalur pelayaran Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I yang memiliki tingkat kerawanan  terhadap tindak pidana perikanan dan pelanggaran laut lainnya. Selain itu, untuk memberikan rasa aman bagi pengguna laut, kapal-kapal niaga dari dalam dan luar negeri yang melintas di kawasan perairan tersebut.


armabar-tengah

Operasi Rakata Jaya tersebut digelar secara berkelanjutan setiap tahun guna  mencegah sejak dini dan melaksanakan operasi terhadap tindak  pelanggaran hukum di laut serta pengamanan objek vital di laut. Selain itu, juga melaksanakan kegiatan search and rescue (SAR) di sektor daerah operasi terhadap kecelakaan di laut.





Sumber : Poskota

Kasau : Sukhoi Kini Dilengkapi Persenjataan Bom Dan Rudal

MAKASSAR-(IDB) : Dengan lengkapnya pesawat ini, bersamaan juga telah diproses dengan pengadaan persenjataanya. “persejataan sebagian sudah datang  dan dalam waktu kedepan akan terus dilengkapi”. Jadi keberadaan Skadron Udara 11 akan lengkap dengan persejataan, baik bom maupun rudalnya.
 
Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, usai penyerahan pesawat Sukhoi SU-30MK2, di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Rabu (25/9).


Dikatakan, terkait dengan arahan Menhan RI untuk menggati pesawat F-5 Tiger yang sudah perlu penggatian, diharapkan penggantinya memang pesawat yang lebih canggih yang didapatkan dan tentunya itu memerlukan kajian dari segala aspek.



Dengan harapan pesawat canggih, baru dan mempunyai diterent power yang bagus untuk keberadaan angkatan bersenjata khususnya TNI AU sehingga nilai pertahanan yang didapatkan cukup tinggi, jelas Kasau.


Menhan RI Purnomo Yusgiyantoro mengatakan, dengan sudah lengkapnya keberadaan satu Skadron Sukhoi SU-27/30 akan siap mengawal dan menjaga Negara Kesatuan republik Indonesia.


Selain itu TNI AU juga kedatangan satu Skadron T-50 dari korea (baby F-16) yang sudah mulai berdatangan di Lanud Iswahjudi Madiun, F-16 menjadi dua skadron tempur, pesawat angkut C-130 Hercules, CN-295, helikopter, Radar, rudal maupun Skadron UAV, jelas Menhan.

Untuk melatih pilot-pilot pesawat sukhoi yang handal, Skadron Udara 11 akan dilengkapi dengan Simulator, sedang untuk mengimbangi kemajuan peralatan elektronika begitu cepat dan revolutif, peralatan  elektronika yang ada di pesawat sukhoi selalu di up date agar selalu unggul dalam tehnoliginya. Ujar Kabaranahan Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis.





Sumber : TNI AU

Menhan Tinjau Pelabuhan Belang Belang Mamuju

MAMUJU-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meninjau pelabuhan Belang Belang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka membangun daerah pertahanan di daerah itu

Menhan didampingi Panglima TNI, Jendral Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Udara, serta Kepala Staf Angkatan Laut mengunjungi pelabuhan Belang Belang Mamuju, Rabu didampingi Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, Bupati Mamuju, Drs Suhardi Duka MM, dan karateker Bupati Mamuju Tengah (Mateng), Junda Maulana

Menhan mengatakan, Sulbar merupakan daerah berkembang, karena pendapatan masyarakatnya tinggi sehingga butuh dibangunkan daerah pertahanan di Pelabuhan Belang Belang Mamuju

"Sulbar memiliki masyarakat yang pendapatan perkapitanya mencapai 12 juta perbulan, itu cukup tinggi sehingga mesti, dilakukan pembangunan daerah pertahanan mengamankan aset ekonomi yang dimiliki," katanya

Menurut dia, di pelabuhan Belang Belang Mamuju, direncanakan pembangunan pangkalan angkatan laut, guna mengamankan aset ekonomi Sulbar yang ada dilaut maupun yang didistribusikan melalui laut

"Perairan Sulbar merupakan daerah alur laut kepulauan Indonesia (Alki) II yang merupakan jalur perdagangan, untuk mengamankan itu maka harus dibangun pangkalan angkatan laut di pelabuhan Belang Belang Mamuju," katanya

Ia mengatakan, rencana pembangunan pangkalan angkatan laut di Sulbar akan mulai dilaksanakan pada tahun 2014 mendatang

Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh menanggapi itu mengatakan, pemerintah di Sulbar sangat mendukung rencana pembangunan pangkalan angkatan laut mengamankan perairan Sulbar dalam jalur perdagangan serta aset ekonominya

"Pemerintah menyediakan lahan sekitar 20 hektare di pelabuhan Belang Belang Mamuju untuk mendukung rencana pemerintah pusat itu," katanya.





Sumber : Antara

Analisis : Merajut Dan Menggemuruhkan Aceh

ANALISIS-(IDB) : Aceh sejatinya adalah formula naluri dan kecerdasan akal budi religi yang ingin menajamkan harkat dan martabat karena sudah dibuktikan dalam perjalanan panjang sejarahnya.  Ketika hampir semua daerah kolonial yang lain di Hindia Belanda sudah takluk,  Aceh justru belum mampu ditaklukkan Belanda.  Jendral Kohler pun harus meregang nyawa di Kutaraja manakala mencoba menyerbu Aceh tahun 1873.  Aceh baru takluk tahun 1904, itu artinya daerah terakhir yang jatuh ke tangan kolonial.  Hanya 40 tahun saja sebelum Belanda akhirnya takluk di tangan Jepang. Harkat dan martabat itu sesungguhnya merupakan nilai keistiqomahan Aceh jika kita merenungi sejarah kepahlawanan Sultan Iskandar Muda, Malahayati, Teuku Umar dan Tjut Nyak Dien.
Dalam perjalanan berbangsa, salah satu bentuk penghargaan pada nilai-nilai kejuangan dan kepahlawanan Aceh bisa kita lihat dari penamaan kapal perang (KRI).  Aceh mendapat porsi lebih banyak dalam alokasi penamaan kapal perang RI.  Ada KRI Sultan Iskandar Muda, ada KRI Malahayati, ada KRI Teuku Umar, ada KRI Cut Nyak Dien, juga ada KRI Rencong.  Semua kapal perang itu berkualifikasi striking force.  Sementara untuk kapal perang kelas LPD yang modern dari 4 KRI LPD yang dimiliki TNI AL salah satunya bernama KRI Banda Aceh.  Bandingkan dengan Sumut dan Sumbar yang hanya mendapat “jatah” 1 nama KRI striking force yaitu KRI Oswald Siahaan untuk Sumut dan KRI Imam Bonjol untuk Sumbar.
Skuadron Jet Tempur Hawk200
Dalam beberapa tulisan terdahulu kita berpandangan sudah sepantasnya di Aceh ada minimal penugasan 1 flight Hawk yang berpangkalan di Pekanbaru. Maksudnya sekali-kali ada 1 flight Hawk yang menghadirkan diri di angkasa Aceh untuk menyuarakan kegemuruhan kedaulatan NKRI dalam rutinitas keseharian. Sebab dari semua tontonan dan atraksi militer yang disajikan apakah melalui latihan atau parade militer, gemuruh dan manuver jet tempur merupakan kebanggaan yang mampu mengepalkan harga diri pada nilai kedaulatan berkebangsaan. Deru jet tempur yang membahana di ruang udara diyakini merupakan representasi dari kewibawaan kedaulatan bernegara disamping unjuk tampil Main Battle Tank, Peluru Kendali Jarak Jauh dan Kapal Selam.
Air Force Base Pekanbaru akan ada isian skuadron F16 mulai tahun depan. Nah, biar gak rame ditumpuk di satu pangkalan diurai dong. Pucuk dicinta ulam tiba, belum sepekan Panglima Moeldoko menjabat, sudah langsung “menggenggam” Aceh sembari bersabda bersama Menhan bahwa di Aceh akan ada skuadron penuh Hawk relokasi dari Pekanbaru, markas Kogabwilhan dan pengembangan pangkalan utama TNI AL Lhok Seumawe.  Jadi untuk matra udara garis lurusnya makin jelas, ada skuadron jet tempur F16 di Pekanbaru, ada skuadron pesawat pengintai di Medan dan ada skuadron jet tempur Hawk di Lhok Seumawe.
Sebagai wilayah perbatasan meski tidak berstatus border land, kehadiran pengawal republik di tanah rencong merupakan kepantasan yang harus ditingkatkan bersama daerah lain yang juga punya garis batas negara seperti Kalbar, Kaltim, NTT dan Papua.  Kehadiran tentara juga harus diikuti dengan dukungan sejumlah alutsista strategis seperti jet tempur, kapal perang, rudal dan tank.  Disamping itu penguatan kualitas tempur pasukan darat perlu ditingkatkan dengan menjadikannya sebagai batalyon raider yang mempunyai kualifikasi perang konvensional, perang kota dan perang anti teror.  
Yang di depan KRI Sigma, di belakang KRI LPD
Sebagai daerah yang pernah mengalami konflik berkepanjangan, menjaga perdamaian di bumi Serambi Mekkah ini memerlukan payung pelindung dan penjaga kewibawaan kedaulatan NKRI. Tidak hanya itu, kawalan terhadap pintu utara Selat Malaka memerlukan kehadiran angkatan laut yang berwibawa.  Karena di mulut itu ada sedikitnya tiga negara yang saling bersinggungan perbatasan dengan kita,  Malaysia, Thailand dan India.  Kehadiran kapal-kapal perang RI secara permanen di kawasan itu merupakan bagian dari mewibawakan teritori laut di jalur strategis itu.
Kehadiran militer dan alutsista segala matra di Aceh merupakan bagian dari strategi pemerataan kekuatan pukul TNI.  Tidak hanya Aceh, hampir semua gelar pasukan dan alutsista mulai dialokasikan ke seluruh wilayah tanah air.  Gelar satuan marinir setingkat divisi di Papua sedang dilaksanakan, juga di Batam dengan kekuatan satu batalyon.  Alokasi skuadron Heli tempur di Berau, Baturaja dan Papua.  Kemudian penambahan batalyon tempur di Kalimantan, penambahan dan alokasi skuadron TNI AU, penambahan dan pergeseran pangkalan TNI AL semuanya sedang giat dilakukan.  
Yang perlu dicatat di Aceh tidak ada penambahan pasukan TNI.  Yang ada adalah peningkatan kualifikasi satuan tempur pemukul organik dan penambahan alutsistanya. Kita bersemangat untuk mendukung kebijakan menghadirkan secara permanen 1 skuadron Hawk di Aceh. Ini semua di lakukan untuk merajut Aceh dan menggemuruhkan kewibawaan NKRI.  Bahkan sekali-sekali di bumi Aceh perlu dikunjungi minimal 1 flight jet tempur Sukhoi, atau F16 sebagai bagian dari jelajah kawal nusantara.  Khusus untuk Sukhoi sangat perlu melakukan safari jarak jauh ke Sumatera minimal setahun sekali. Gemuruhnya diyakini akan mampu menghangatkan adrenalin semangat berbangsa. Tidak hanya, itu bukankah di samping Sumatera ada tetangga sebelah yang selalu meributkan Ambalat.  Sesekali perlu show of force mulai dari Aceh sampai Riau, bukankah begitu.



Sumber : Analisis

KASAU : 2024 Sedikitnya Indonesia Punya 8 Skuadron Tempur

MAKASSAR-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, berharap, hingga 2024, Indonesia sudah memiliki sedikitnya delapan skuadron pesawat tempur. Satu skuadron akan diisi sebanyak 16 pesawat tempur.
 
"Kita harapkan tahun 2024 sudah ada delapan skadron pesawat tempur," kata Kasau usai serah terima enam pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/9)


Pesawat tempur tersebut, antara lain pesawat tempur Sukhoi yang ditempatkan di Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin, Super Tucano di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh (Malang), pesawat F-16 ditempatkan skadron udara 16 di Pekanbaru (Riau).


Selanjutnya skadron udara Pontianak akan menjadi markas pesawat tanpa awak (UAV), dan pesawat T-50i Golden Eagle yang ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Madiun.


Dalam kesempatan tersebut, Kasau juga berharap, nantinya Indonesia dapat menyiapkan pengganti pesawat tempur F-5 Tiger yang sudah tua. Pengganti F-5 Tiger harus lebih canggih, baik dari sisi teknologi maupun persenjataan.


"Saat ini segala aspeknya sedang kami kaji. Yang terpenting, penggantinya nanti harus lebih canggih," kata Kasau.


Menhan Purnomo Yusgiantoro, mengakui, hingga kini Kemhan memang tengah mengkaji untuk mengganti pesawat tempur F-5 Tiger.


"Kita akan kaji untuk pengganti pesawat F-5 Tiger," kata Menhan.


Lebih jauh, dikatakan, selain Sukhoi, TNI AU saat ini juga kedatangan satu Skadron T-50 dari Korea (Baby F-16) yang sudah mulai berdatangan di Lanud Iswahjudi Madiun.


Di tempat terpisah, dua pesawat T-50i Golden Eagle juga tiba di Lanud Iswahjudi, Madiun. Kedatangan pesawat disambut langsung Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Minggit Tribowodi.


Kedua pesawat tersebut dipiloti penerbang dari Korean Aerospace Industries (KAI), setelah menempuh perjalanan panjang selama dua hari dari Korea Selatan menuju Indonesia tepatnya ke Iswahjudi Air Force Base.


Dengan datangnya dua pesawat T-50i Golden Eagle tersebut, sudah empat elang emas yang bersarang di Skadron Udara 15, dari 16 pesawat T-50i Golden Eagle yang dipesan pemerintah Indonesia dari Korea. 





Sumber : BeritaSatu

Kekhawatiran Digunakannya BAIS Seperti Orde Baru

JAKARTA-(IDB) : Dengan kemampuan anggaran yang dimiliki, Kementerian Pertahanan (Kemhan) memiliki kemampuan untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista). Alutsista terbaru yang dibeli Kemhan adalah peralatan intelijen dari sebuah pabrikan Inggris senilai Rp 70 miliar.

Peralatan ini bakal digunakan untuk kepentingan penyadapan oleh Badan intelijen strategis (BAIS). Namun, patut diakui pembelian ini masih menimbulkan sejumlah kecurigaan dari masyarakat.

"Kita punya sejarah di mana negara cenderung mengawasi warganya untuk kepentingan penguasa. Tak heran kalau, masyarakat khawatir kalau masih ada potensi penyalahgunaan," kata Koordinator Riset Imparsial, Ghufron Mabruri.

Guna mengantisipasi penyalahgunaan wewenang, Ghufron menyarankan agar pemerintah membentuk prosedur tetap (protap) saat menggunakan peralatan tersebut. Apalagi, BAIS memiliki peran besar dalam konteks pertahanan yang bersifat militer.

"Intel BAIS, fungsi dan tugasnya berkaitan untuk perang. Orientasinya eksternal, makanya salah dan keliru kalau kemudian perangkat itu digunakan mengawasi keamanan dalam negeri, ini adalah area kepolisan," tandasnya.

Meski demikian, dia pun turut mendukung pembelian peralatan tersebut untuk menghadapi ancaman eksternal, seperti pembajakan, terorisme dan lain sebagainya. Sebab, ancaman yang bakal terjadi sepanjang 15-20 mendatang bukan lagi berupa agresi militer atau okupasi dari negara lain.

"Secara prinsip kalau baca buku pertahanan yang dibuat Dephan, kalau tidak salah ancaman ke depan lebih banyak yang bersifat non tradisional. Ini 15-20 tahun ke depan, ancaman militer invasi, agresi, okupasi tidak lagi akan terjadi," paparnya.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyampaikan rencana pengadaan, proses dan penganggaran pengadaan alutsista pada tahun depan di hadapan wartawan di Balai Urip Sumoharjo, Kompleks Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Kemhan janji alat-alat intelijen tak akan digunakan untuk kepentingan penguasa.

Kemhan pun menjelaskan yang dibeli adalah alat antisadap. Bukan alat sadap seperti yang ramai disorot.

"Itu alat antisadap. Alat itu akan dipasang di seluruh atase pertahanan Indonesia baik yang ada di dalam maupun luar negeri," kata Sisriadi lebih lanjut dalam di kompleks Kemhan di Gedung Urip Sumoharjo, Rabu (25/9).

Kemhan: Kita Beli Antisadap Bukan Alat Sadap

Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Sisriadi mengatakan, peralatan intelijen yang dibeli Indonesia bukanlah alat sadap. Menurut Sisriadi, peralatan itu justru alat untuk antisadap.

"Itu alat antisadap. Alat itu akan dipasang di seluruh atase pertahanan Indonesia baik yang ada di dalam maupun luar negeri," kata Sisriadi lebih lanjut dalam di kompleks Kemhan di Gedung Urip Sumoharjo, Rabu (25/9).

Sisriadi lebih lanjut mengatakan, saat ini alat antisadap itu sudah berada di Indonesia. Dia enggan menyebut jumlah dan bentuknya.

"Saya tidak bisa jelaskan bentuknya. Saya juga tidak berapa jumlahnya. Juga tidak tau apakah sudah didistribusikan atau belum. Tapi jumlah atase pertahanan kita di luar negeri banyak," kata Sisriadi.

Menurutnya, alat itu akan digunakan untuk kepentingan pengaman data negara. Sisriadi mencontohkan, misal di atase pertahanan Indonesia di Malaysia akan menelepon ke Indonesia, alat itu akan melakukan acak, agar tidak bisa dibajak oleh orang yang bertanggung jawab.





Sumber : Merdeka

Kemhan : Pengadaan Alutsista Melalui Studi Kelayakan Yang Mendalam

JAKARTA-(IDB) : Pihak Kementerian Pertahanan menyampaikan tank tempur utama (main battle tank) Leopard 2A4 dan tank menengah Marder buatan Jerman sudah tiba di Indonesia. Dua unit Leopard dan dua unit Marder itu datang pada Minggu (22/9) pagi di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Hal itu dikemukakan oleh Kepala Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi di Gedung Urip Sumoharjo, di Kompleks Kemhan pada Rabu (25/9). Menurut Sisriadi, kedatangan Alutsista TNI akan datang secara bertahap ke depan.

Sisriadi juga menagkis serangan terhadap Kemenhan akan kelayakan peralatan yang dibeli untuk kebutuhan TNI itu. Sisriadi mencontohkan, bagaimana para pengamat menganggap Leopard hanya layak di pakai di Pulau Jawa dan dianggap bisa membuat jalanan aspal rusak saat dilalui

"Berat tiap titik gandar itu 8 kg, itu lebih ringan dari kendaraan kontainer. Kalau masalah kelayakan, Leopard ini bisa dipakai di semua tempat, tidak di Pulau Jawa. Hal-hal teknis seperti itu sudah dibahas sebelum pembelian dan sudah dibicarakan di DPR," kata Sisriadi lebih lanjut.

Sisriadi juga mengatakan, pilihan jenis Alutsista yang dibeli tahun ini sudah melalui proses riset dan perencanaan yang baik. Bahkan dia meyakinkan, kritik-kritik terhadap kedatangan Alutsista dilakukan oleh LSM-LSM atau orang-orang tertentu yang perlu dipertanyakan nasionalismenya.

"Sebenarnya siapa sih yang lebih tahu, pengamat atau kami yang tahu perang?" kata Sisriadi.

Meski begitu, Sisriadi enggan menyebut berapa nilai detail harga Alutsista yang dibeli untuk kebutuhan TNI tahun ini. Dia menjanjikan, nanti akan mengundang segenap pimpinan media untuk memberitahukan berapa nilai pembeliannya.

"Nanti pada 1 Oktober, kami akan undang seluruh pimpinan media. Bapak Wamenhan akan menjelaskan menjelaskan semuanya dengan detail," ujar Sisriadi.





Sumber : Merdeka