Pages

Senin, September 09, 2013

Berita Foto : Latma Anti Teror 18 Negara

SENTUL-(IDB) : Mulai senin, 9 September 2013, ratusan tentara dari 18 negara memulai pelatihan anti teror bersama. Latihan tingkat internasional ini berlangsung di PMPP Sentul Bogor, dan dibuka langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Muldoko. Latihan sendiri akan berlangsung hingga hari jumat, 13 September mendatang. Ke-18 negara yang terlibat dalam kerja sama ini terdiri dari 10 negara Asean dan 8 negara mitra, yaitu Australia, Amerika Serikat, China, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, India, dan Jepang.



Puncak pelaksanaan berupa unjuk kebolehan pasukan anti teror akan berlangsung pada hari Jumat nanti. Namun, pasukan khusus dari 3 angkatan di TNI telah melakukan berbagai latihan dan persiapan. Dan inilah foto-foto aksi mereka.






Sumber : ARC

KRI Pari 849 Perkuat Jajaran Koarmatim


SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum memimpin upacara penerimaan KRI Pari-849 yang masuk dalam jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim di Dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (9/9/2013). Hadir dalam upacara tersebut Komandan Guspurlaarmatim Laksma TNI Ari Soedewo, S.E., para Komandan Satuan Kapal, para Kasatker Mako Koarmatim serta prajurit Mako Koarmatim.

KRI Pari-849 merupakan KRI jenis patrol craft (PC) 43, buatan dalam negeri oleh putra-putri bangsa Indonesia di galangan PT. Palindo Marine Shipyard, Batam. KRI Pari-849 dipercaya bergabung dan memperkuat jajaran Satuan Kapal Patroli Koarmatim sesuai dengan fungsi asasinya. Nama KRI Pari-849 diambil dari nama ikan pari atau dengan bahasa latin dasyatis uarnak. Ikan pari termasuk dalam elasmobranchi yaitu ikan bertulang belakang rawan, ikan tersebut mempunyai bentuk tubuh pipih melebar dan menyatu dengan sisi kanan-kiri kepalanya, sehingga terlihat oval.

Sesuai fungsi utamanya, KRI Pari-849  dirancang untuk melaksanakan tugas sebagai “kapal patroli terbatas” yang mampu melaksanakan operasi baik secara tunggal maupun bersama-sama dengan kapal tipe sejenis yang didukung dengan sistem Sewaco dan Platform yang cukup handal, sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas operasi laut yang diembannya. Selain itu, KRI Pari-849 mampu melaksanakan fungsi tambahan dalam menyelenggarakan Patroli Keamanan Laut, Bantuan Tembakan Kapal dan Raid Amphibi.

“Beberapa keunggulan kapal patroli adalah memiliki fleksibilitas yang tinggi karena mempunyai kecepatan tinggi dan manuver yang baik, memiliki siluet kecil sehingga tidak mudah dikenali serta kemampuan untuk berlayar di perairan dangkal dan sempit,” kata Pangarmatim dalam amanatnya.

Pangarmatim juga mengatakan dengan adanya penerimaan unsur ini diharapkan akan memperkuat jajaran Koarmatim sebagai Kotama Operasional sekaligus Kotama Pembinaan dalam rangka penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yurisdiksi nasional di kawasan timur Indonesia. Pangarmatim menambahkan bahwa penerimaan KRI Pari-849 merupakan Alutsista pengadaan baru, juga telah menandai terwujudnya kegiatan peningkatan kemampuan sistem senjata sesuai dengan perencanaan menuju kekuatan pokok minimum (minimum essential force).

Kapal patroli cepat PC-43 ini memiliki spesifikasi panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, bobot 250 ton, dengan kecepatan maksimal 27 knot, kecepatan jelajah 25 knot, dan kecepatan ekonomis 22 knot. Dilengkapi dengan persenjataan meriam 20 mm di geladak haluan dan dua mitraliur 12,7 mm di deck navigasi. Selain itu, kapal ini  memiliki ketahanan (endurance) dalam kemampuan berlayar selama lima hari.

Saat ini KRI Pari-849 dipimpin oleh seorang Komandan pertama yaitu Mayor Laut (P) A. Noordin Mutaqien, merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut angkatan 46 tahun 2000. Sebelumnya, bapak dua anak tersebut berdinas di Lanal Tarakan, Lantamal VIII Manado sebagai Perwira Operasi. KRI Pari-849 diawaki sebanyak 32 prajurit yaitu 7 perwira termasuk Komandan, 11 Bintara dan 14 Tamtama. KRI Pari-849 diresmikan masuk jajaran TNI AL oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro bersamaan dengan KRI Sembilang-850 di dermaga Batuampar, Batam Provinsi Kepulauan Riau, hari Kamis tanggal 5 September 2013. KRI Sembilang-850 saat ini masuk dalam jajaran Koarmabar. 




Sumber : TNI AL

Dua Kapal Perang Thailand Sandar Di Koarmatim

SURABAYA-(IDB) : Dua buah Kapal perang milik Angkatan Laut Thailand, hari ini Senin (9/9) bersandar di dermaga Madura Koarmatim, Ujung, Surabaya. Kapal perang dari Angkatan Laut negara sahabat itu tiba di Pangkalan TNI Angkatan Laut Surabaya, Koarmatim dalam rangka mengikuti Latihan Bersama (Latma) yang akan digelar di laut Jawa.

Kedatangan kedua kapal perang jenis Corvete milik angkatan laut Thailand itu, disambut oleh Komandan Satuan Kapal Cepat (Dan Satkat)Koarmatim Kolonel Laut (P) Rachmad Jayadi dalam upacara jajar pasukan yang dimeriahkan dengan tarian sebagai tanda penyambutan angkatan laut negara sahabat itu.

Kedua kapal perang itu akan mengikuti latihan bersama dengan Angkatan Laut Indonesia dengan sandi Sea Garuda XIII, AB. Kegiatan latihan itu akan berlangsung mulai dari tanggal 9 -19 September 2013. Sedangkan untuk latihan tempur laut akan dilaksanakan di laut Jawa mulai tanggal 12-15 September 2013.

Selama berada di pangkalan TNI Angkatan Laut, Koarmatim, Surabaya kedua angkatan laut itu menggelar rapat-rapat koordinasi berkaitan dengan rencana dan kegiatan latihan yang dilaksanakan baik didarat maupun di laut. Kedua kapal tamu dari RTN itu adalah HTMS Sukhothai dan HTMS Kirirat sandar di dermaga Madura Koarmatim, Ujung, Surabaya sekitar pukul 09.00 Wib.

Malam hari nanti sekitar pukul 19.00 akan dilaksanakan kegiatan Welcome Party, kegiatan ini merupakan kegiatan tradisi angkatan laut seluruh dunia dan akan diikuti oleh seluruh prajurit yang terlibat dalam latihan Sea Garuda XIII, AB. Kegiatan Welcome Party itu digelar diatas geladak KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 yang bersandar di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya.





Sumber : LensaIndonesia

KRI Diponegoro 365 Laksanakan Latihan SYNTHEX & WINCHEX


LEBANON-(IDB) : Untuk meningkatkan profesionalisme prajurit di medan tugas, unsur-unsur Maritime Task Force (MTF) 448 selalu melaksanakan latihan disela-sela penugasan yang dilaksanakan. Begitu juga dengan KRI Diponegoro-365. 

Pada penugasan ke-21 ini kapal tercanggih milik TNI AL tersebut berkesempatan melaksanakan latihan bersama dengan TCG Ruzgar P-344 (Turki) dan FGS Wiesel P-6129 (Jerman) di Laut Mediterania Lebanon, Sabtu (7/9/2013).

Dalam serial SYNTHEX (Synthetic Exercise) KRI Diponegoro-365 melaksanakan latihan dengan TCG Ruzgar dan FGS Wiesel. Latihan ini merupakan latihan pelaporan kontak-kontak udara yang dilaksanakan dari Pusat Informasi Tempur. 

Seluruh unsur-unsur peserta latihan melaporkan kontak-kontak udara yang dideteksi di daerah pengamatan udara masing-masing. Selanjutnya unsur-unsur lain melaksanakan pengeplotan untuk mendapatkan gambaran taktis situasi udara. Selain itu latihan ini bertujuan untuk melatih prosedur identifikasi kontak-kontak udara. Seluruh perencanaan latihan kali ini dibuat oleh KRI Diponegoro-365 yang bertindak sebagai Officer Conducting Serial (OCS).

Setelah serial SYNTHEX selesai, KRI Diponegoro melanjutkan latihan dengan FGS Wiesel dalam serial WINCHEX(Winching exercise). WINCHEX merupakan latihan transfer personel atau barang dari kapal ke kapal dengan menggunakan helikopter. 

Kegiatan ini kerap dilaksanakan dalam dunia operasi sebenarnya sehingga penting untuk dilatih secara berkelanjutan. Transfer material yang dilaksanakan oleh helikopter tersebut menggunakan cargo sling dengan kapasitas tertentu. 

Helikopter Bolkow BO-105 (NV 409) yang dipiloti oleh Lettu Laut (P) Joko Wahyu bertindak sebagai unsur udara yang melaksanakan winching. Setelah take off dari KRI Diponegoro heli yang bernama panggilan GARUDA ini terbang ke arah FGS Wiesel. 

Di tengah-tengah penerbangan dilaksanakan serah-terima pengendalian dari KRI Diponegoro ke FGS Wiesel. Selanjutnya heli NV 409 diskenariokan melaksanakan pengiriman suku cadang untuk FGS Wiesel dari KRI Diponegoro yang akan digunakan untuk perbaikan diesel generator (DG). Proses penurunan suku cadang tersebut dilaksanakan dengan hover di atas FGS Wiesel selama beberapa saat. Proses transfer material tersebut berlangsung dengan singkat dan aman. Selanjutnya GARUDA kembali landing ke KRI Diponegoro dengan melaksanakan prosedur ship-controlled approach (SCA).





Sumber : TNI AL

Turki Dan Israel Pasang Sistem Pertahanan Rudal Di Perbatasan Suriah

ANKARA-(IDB) : Sumber-sumber media rezim Zionis Israel mengabarkan, Turki memasang peluncur-peluncur sistem pertahanan rudal di sepanjang perbatasan negara itu dengan Suriah.
 

Situs berita rezim Israel, Yediot Aharonot sebagaimana dikutip Tasnim News (8/9) melaporkan, militer Turki memasang peluncur-peluncur sistem pertahanan rudalnya di perbatasan Suriah, dan pada saat yang sama militer Israel juga memasang Kubah Besi (Iron Dome) di wilayah pendudukan.  

 

Situs berita Israel yang lain, Rotter, Ahad (8/9) melaporkan, mereaksi peningkatan manuver Amerika Serikat untuk melakukan serangan militer ke Suriah, pasukan Israel mulai memasang Iron Dome di wilayah pendudukan.

 

Sementara itu untuk meyakinkan negara-negara Arab dan Eropa terkait langkah militer di Suriah, Menteri Luar Negeri Amerika memulai putaran baru lawatannya ke Eropa. Beberapa hari lalu John  Kerry mengunjungi Lithuania dan berdialog dengan sejumlah Menlu Uni Eropa membahas serangan militer ke Suriah. Setelah itu ia bertolak ke Perancis untuk bertemu dengan para Menlu Uni Eropa.

 

Dalam konferensi pers bersama dengan Khalid bin Mohamed al Attiyah, Menlu Qatar yang digelar Ahad (8/9) di Paris, Kerry mengumumkan bahwa penggunaan senjata kimia berarti pelanggaran atas garis merah internasional dan itu harus mendapat reaksi.

 

Kerry mengklaim, "Bashar Assad, Presiden Suriah telah melanggar garis merah ini dengan penggunaan senjata kimianya."

 
"Amerika mengkaji usulan Perancis untuk kembali ke Dewan Keamanan PBB terkait Suriah, akan tetapi Barack Obama, Presiden Amerika sampai sekarang belum mengambil keputusan soal ini," tandasnya. 





Sumber : Irib

MNLF Mengaku Siap Invasi Militer Ke Wilayah Malaysia

MANILA-(IDB) : Front Pembebasan Nasional Moro di Selatan Filipina (The Moro National Liberation Front/MNLF) mengumumkan kesiapan empat ribu tentaranya untuk melakukan langkah militer di negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia.
 

Keputusan kelompok ini untuk melakukan langkah militer di wilayah Malaysia diambil setelah sebagian media mengabarkan terjadinya serangan yang dilakukan aparat keamanan Malaysia terhadap beberapa kelompok etnik Filipina yang tinggal di wilayah Sulu di Barat Daya Filipina. Namun sumber resmi pemerintah Malaysia tidak mengkonfirmasi kebenaran berita ini.

 

Sebagaimana dilaporkan IRNA (9/9), Emmanuel Fontanilla, Juru Bicara MNLF mengatakan, "MNLF akan menambah empat ribu personil pasukan yang ada di wilayah kesultanan Suluk sehingga mereka dapat merebut kembali tanah leluhurnya di Sabah, Malaysia itu."

 

Kesultanan Suluk menganggap sebagian wilayah Sabah, Malaysia masuk ke dalam teritorialnya dan percaya bahwa bagian ini secara turun temurun sampai ke tangan mereka.

 

MNLF adalah kelompok anti-pemerintah Filipina yang mengklaim otonomi wilayah Mindanao di Selatan Filipina.

 
Rencananya perundingan MNLF dengan pemerintah Filipina akan digelar akhir bulan ini di Kuala Lumpur, Malaysia.




Sumber : Irib

PM Australia Baru Anggap Indonesia Seperti Tentara Bayaran

DARWIN-(IDB) : Perdana Menteri Australia yang baru terpilih, Tony Abbott, dinilai sudah melecehkan kedaulatan dan meremehkan Pemerintah Indonesia.

Bahkan, Guru Besar dan pakar hukum Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana SH LLM PhD mengatakan, pemimpin Koalisi Liberal-Nasional (aliansi sayap kanan) ini seperti menganggap Pemerintah Indonesia layaknya "tentara bayaran."


"Melalui rencana program penanganan penyelundupan manusianya, Abbott seperti menganggap pemerintah dan rakyat Indonesia layaknya tentara bayaran yang rela melakukan pekerjaan kotor demi uang," tegas Profesor Hikmahanto, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Tribunnews.com, Minggu (8/9/2013).


Dalam kampanyenya, Tony Abbott memang menjanjikan bakal menggelontorkan dana 420 Juta Dolar Australia untuk penanganan penyelundupan manusia.


Tapi, kata Hikmahanto, kalau didedah, program itu melecehkan kedaulatan Indonesia. Sebab dalam kampanyenya, Tony menjelaskan pemerintah Australia akan menggunakan uang itu untuk membeli kapal-kapal nelayan, memberi insentif uang kepada masyarakat, dan kepala desa yang memberi informasi.

Bahkan, sambungnya, Abbott ingin menggunakan dana itu untuk menempatkan polisi Australia di Indonesia.


"Abbott membuat program tersebut, seolah Indonesia bagian dari negara Australia yang tidak memiliki kedaulatan," tutur Hikmahanto.


Seharusnya, kata dia, Tony Abbott harus mengajak pemerintah Indonesia terlibat dalam pelaksanaan program penanganan penyelundupan manusia tersebut.


Karenanya, sambung Hikmahanto, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus segera memberikan respons terhadap rencana program Abbott tersebut.


"Bila ini (program Tony Abbott) terjadi dan tak direspons, sungguh disayangkan karena Presiden SBY di masa-masa akhir pemerintahannya akan mendapat label negatif," tandasnya.





Sumber : Tribunnews