Pages

Kamis, September 05, 2013

Menhan : 2014 TNI Terkuat Di Asia Tenggara

BATAM-(IDB) : Keberhasilan pemerintah dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) membuat banyak pihak yakin TNI akan memiliki kekuatan yang cukup memadai. Salah satunya diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Dengan keyakinannya, Purnomo mengatakan pada 2014 mendatang, TNI akan memiliki daya kekuatan yang terbesar di antara negara lain di Asia Tenggara.

"Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara," kata Purnomo saat meresmikan dua Kapal Republik Indonesia di Batam, Kamis (5/9), seperti dilansir Antara.

Alasan itu diungkapkannya tercermin dari pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru.

Dia menambahkan, ada banyak alutsista yang ditambah untuk ketiga angkatan bersenjata, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat sukhoi untuk TNI AU.

"Sukhoi akan diganti semua. Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri.

Khusus TNI AD, selain membeli 45 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Purnomo menilai, TNI yang kuat memiliki banyak arti, baik bagi dalam negeri maupun luar negeri.

Meski begitu, Purnomo mengatakan penambahan alutsista dan penguatan TNI tidak ada hubungannya dengan pendirian pangkalan militer AS di Singapura dan Australia.

"Ini tidak untuk perlombaan senjata, ini memordernisasi," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya Marsetio mengatakan, pemerintah merencanakan pembangunan Kapal Cepat Rudal dengan panjang 40 meter sebanyak 16 unit dan kapal patroli cepat sebanyak 16 unit.





Sumber : Merdeka

Menhan Resmikan Dua Kapal Cepat KRI Pari-849 Dan KRI Sembilang-850

BATAM-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan dua kapal cepat KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 yang akan bertugas menjaga keamanan dan kedaulatan di perairan NKRI.

"Tipe kapal patroli cepat, dalam upaya pemenuhan KCP secara bertahap," kata Menteri usai meresmikan kapal di Batam, Kamis.

Ia mengatakan kapal yang dibangun perusahaan nasional PT Palindo itu merupakan rangkaian pemesanan dan pengadaan yang memiliki arti penting bagi industri pertahanan nasional," kata dia.

Penambahan alutsista amat penting, kata Menteri untuk menambah daya tempur dan dukungan pelatihan serta operasi di laut.

"Penambahan alutsista merupakan jawaban konsekuensi atas karakteristik geografis Indonesia yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam di laut, potensi keragaman hayati, warisan dunia yang paut dijaga," kata dia.

Indonesia, kata Menteri, memiliki banyak selat dan perairan yang merupakan alur perairan utama dan penting bagi bangsa lain, karenanya, perlu penjagaan maksimal.

"Ini memiliki makna penting dan strategi pembangunan TNI AL menuju kekuatan pokok angkatan laut, meningkatkan kekuatan angkatan laut menjaga NKRI," kata Menteri.

KRI Pari-849 dan KRI Sembilang 850 berbahan aluminium marine grade, buatan anak-anak Indonesia dan dibuat dengan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Nantinya, kapal yang menelan biaya masing-masing sekitar Rp75 miliar itu akan memperkuat armada TNI AL. KRI Pari-849 di Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur. Sedangkan KRI Sembilang-850 untuk Armada RI Kawasan Barat di wilayah Lantamal II Palembang.





Sumber : Merdeka

Anak Usaha PT.DI Berjaya Di Amerika Serikat

SEATTLE-(IDB) : Siapa sangka PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memiliki anak usaha di luar negeri yang kiprahnya patut diacungi jempol. Anak usaha tersebut adalah IPTN North America (INA Inc), yang berdomisili di Seattle, Amerika Serikat (AS). INA Inc merupakan perusahaan pemasok komponen pesawat terbang tidak hanya untuk PTDI, tapi juga untuk perusahaan pembuatan pesawat di negara-negara lain.

Direktur Utama INA Inc Gautama Indra Djaja mengatakan sudah tiga tahun terakhir perusahaan yang dipimpinya bisa mandiri dan tidak mendapat subsidi dari induknya. Bahkan, menurut Indra, pendapatan INA Inc dari PTDI hanya 10 persen dari total pendapatan perusahaan itu.

"Perusahaan yang sahamnya seratus persen milik PTDI ini berkantor di bangunan dua lantai miliknya sendiri yang sepadan dengan kantor-kantor lain di sekitarnya. Saya mendiskusikan apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan usaha di AS," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/9) usai mengunjungi INA Inc.

Dahlan mengatakan dalam pertemuan itu setidaknya ada tujuh program yang akan ditempuh untuk terus mengembangkan INA Inc, termasuk melakukan kerjasama dengan industri pesawat terbang di AS.





Sumber : Republika

Wawancara Eksklusif Dengan Panglima TNI Baru

JAKARTA-(IDB) : Jenderal (TNI) Moeldoko terpilih sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana (TNI) Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun. Ke depan, berbagai masalah akan dihadapi Moeldoko. Apa saja yang akan dilakukan oleh penerima Bintang Adimakayasa sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1981 itu?

Berikut wawancara Kompas TV, harian Kompas, dan Kompas.com dengan Moeldoko seusai serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/9/2013).

Setelah dilantik sebagai Panglima TNI, Anda katakan ingin bentuk pasukan Antiteror TNI. Bisa Anda jelaskan?

Saya punya pemikiran begini, saya ingin membuat Satuan Antiteror TNI yang terdiri dari prajurit-prajurit satuan khusus Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Satuan itu nantinya betul-betul di bawah kendali Panglima TNI dan setiap saat dapat dikerahkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk mengatasi aksi terorisme. Tentunya sesuai dengan intensitasnya.

Bagaimana Anda menjamin tupoksi Pasukan Antiteror TNI nantinya tidak berbenturan dengan Densus 88 Antiteror Polri?

Semuanya itu sangat tergantung dari intensitas, apakah itu masuk dalam high intensity atau masih dalam medium intensity. Kalau masih low intensity dan medium intensity mungkin diatasi oleh Satuan Densus 88. Tapi manakala aksi terorisme itu sudah menuju pada high intensity, mau tidak mau TNI harus turun untuk mengatasi.

 

Dalam pidato, Anda katakan TNI akan kerahkan segalanya untuk mengamankan investasi. Anda katakan investor jangan ragu-ragu berinvestasi di Indonesia. Apa yang menjadi latar belakang pernyataan itu?

Kita semuanya saat ini sedang menghadapi situasi di mana kondisi perekonomian kita menuju ke kurang baik. Kalau tidak cepat-cepat ditangani akan dalam posisi yang tidak tepat. 


Saya tidak ingin TNI berdiam diri. TNI harus berani mengambil sikap untuk tampil meyakinkan masyarakat internasional TNI akan turun tangan menghadapi situasi untuk menjaga stabilitas. Untuk itu, saya katakan jangan ragu-ragu datang ke Indonesia karena TNI akan turun tangan menghadapi berbagai kondisi yang kira-kira akan mengancam stabilitas.

Apakah nantinya tidak tumpang tindih dengan tupoksi kepolisian?

Tidak. Semuanya itu sudah ada aturannya. Dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 (tentang TNI) dan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 (tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri) dengan jelas diatur keterlibatan TNI di dalam memberikan bantuan kepada pemerintah daerah dengan bekerja sama kepolisian. Semuanya itu kalau disinergikan akan jadi kekuatan. Tapi kalau TNI berdiam diri, situasinya menjadi semakin kurang baik.

Apakah tidak akan seperti TNI masa lalu?

Saya nyatakan tidak. TNI tidak akan kembali pada Dwi Fungsi, tetapi TNI tidak mau berdiam diri atau berpangku tangan menghadapi situasi menuju kondisi tidak baik. Investasi berkaitan dengan pembangunan nasional. Pembangunan nasional berkaitan dengan hidup matinya bangsa. Jadi TNI harus ikut bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keamanan sehingga semua orang harus nyaman datang ke Indonesia. Untuk itu, saya nyatakan dengan tegas, TNI akan ambil bagian dengan segala kemampuan dan kekuatannya. Tentunya semua itu sesuai ranah hukum di mana kita berposisi. Untuk itu sinergitas antara TNI dan Polri harus dibangun dengan kuat. Kita sudah melaksanakan MoU antara TNI dan Polri.

Sekarang memang situasi relatif aman. Namun, sempat terjadi gesekan antara aparat TNI-Polri, seperti pembakaran markas OKU di Sumatera Selatan serta masalah penyimpangan prajurit, seperti kasus penembakan di Lapas Cebongan, DI Yogyakarta. Apa strategi Anda untuk mengatasinya?

Sebenarnya hubungan TNI Polri secara umum sudah mencapai titik sangat baik. Hanya ada situasi dan kondisi yang muncul dalam kurun waktu tertentu kemudian menimbulkan sesuatu sehingga oknum prajurit TNI bereaksi. Ini berkaitan dengan pembinaan komandan satuan. Untuk itu, saya menegaskan kepada semua unsur pimpinan agar mereka menggunakan jam pimpinannya untuk melakukan pembinaan mental sebagai fungsi komando. Pembinaan hukum sebagai fungsi komando juga harus ditekankan dari waktu ke waktu. Sehingga semua itu akan memberikan penyadaran kepada prajurit. Situasi sekarang ini berjalan atas hukum. Tidak ada prajurit yang berjalan atas kemauannya sendiri. Hukum di atas segala-galanya. Jadi kalau ada prajurit yang sontoloyo seperti itu, harus ditindak dengan tegas.

Apa rencana Anda untuk mengubah kultur prajurit TNI?

Sesuai dengan agenda saya yang prioritas, bagaimana penguatan sumber daya manusia. Itu saya memandang prajurit sebagai aset organisasi. Dia harus dikembangkan dari waktu ke waktu, disesuaikan dengan akselerasi pembangunan kekuatan, yaitu penambahan alutsista. Pada sisi ini kita perkuat seluruh sumber daya manusia untuk menghadapi kedatangan alutsista. Tapi sisi lain kultur prajurit harus dibenahi. Kalau tidak, alutsista hebat, prajuritnya tidak.

Bagaimana caranya?

Untuk menuju ke sana, saya melihat dulu kultur di pendidikan seperti apa, kultur kehidupan prajurit di barak seperti apa, dan seterusnya. Sementara ini saya berani katakan ada proses dehumanisasi yang ini harus dihilangkan. Kenapa proses dehumanisasi masih ada, karena kita masih hadapi kekurangan di bidang anggaran. Contoh, kalau kita bicara sumur, dapur, dan tempat tidur. Tiga hal ini yang mendasar bagi seorang prajurit. Kalau dulu saya sekolah di luar negeri kamar mandi hebat, ruang makan hebat, kasus hebat. Tapi kalau kita lihat di pendidikan prajurit kita, tiga hal itu menurut saya harus diambil langkah-langkah.




Anggaran untuk TNI tahun 2014 sudah naik, apakah sudah cukup untuk pembenahan?

Saya kira dengan kenaikan anggaran itu kita bertekad ada perubahan signifikan. Hal mendasar itu yang kita benahi sehingga prajurit betul-betul diposisikan pada posisi yang tepat. Martabat mereka sebagai manusia harus menjadi perhatikan, jangan diabaikan.

Apa saja program kerja Anda?

Peningkatan dan penguatan sumber daya manusia. Kedua, tetap melanjutkan modernisasi alutsista karena pergerakan anggaran dari waktu ke waktu naik signifikan. Untuk itu, saya berterima kasih mewakili seluruh prajurit kepada pemerintah dan DPR. Kita akan menata betul anggaran itu tidak salah sasaran.

Menurut Anda citra TNI sekarang seperti apa dan ingin diubah seperti apa?

Citra TNI sekarang di dunia TNI masih di ranking 15. Saya ingin meningkatkan sekuat tenaga secepatnya dalam posisi top 10. Saya ingin prajurit TNI ibarat sebuah gadis manis. Semua orang ingin mendekati, ingin memiliki, mungkin ingin memberi sesuatu. Kita akan memberikan senyuman kepada semua orang.

Harta kekayaan Anda cukup fantastis, bahkan di atas Presiden SBY. Bagaimana tanggapan Anda?

Prinsipnya saya tidak akan membandingkan dengan siapa pun karena itu kekayaan yang sudah saya jelaskan dengan sangat gamblang. Mungkin karena kejujuran saya memiliki risiko saya ditanya kanan kiri, tidak apa-apa. Saya tidak akan mengurangi kejujuran saya. Jangan sampai karena saya dapat kritik kemudian saya tidak jujur. Saya tidak mau. Saya sudah jelaskan dengan sangat gamblang dari mana harta-harta saya itu. Menurut saya, bukan besarannya, tapi bagaimana proses perjalanannya sehingga kekayaan saya seperti itu. Tapi janganlah, saya tidak suka berbicara masalah itu karena kurang baik di hadapan prajurit saya.


Apa komentar Anda terkait jelang putusan kasus penyerangan Lapas Cebongan?

Prinsipnya, saya tidak memiliki komentar karena saya serahkan sepenuhnya kepada proses hukum. Kalau saya membuat komentar, itu sebuah intervensi. Saya sangat menghormati proses hukum itu. Tetapi, prajurit kita tetap bela apabila mereka bisa dibela.

Bagaimana Anda menjamin netralitas prajurit TNI menjelang Pemilu 2014?

Saya sebagai prajurit bangga ada sumber-sumber TNI tampil (jadi bakal calon presiden), senior-senior saya. Tapi, sekali lagi saya ingin nyatakan bahwa TNI tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun, apakah itu para senior. TNI memiliki sikap yang jelas dan tegas. 


Soal netralitas, saya sudah tekankan dari awal, bagaimana sih TNI harus netral? TNI tidak lagi memasuki politik praktis. Kedua, TNI dilarang menggunakan sarana dan prasarana, peralatan militer untuk kepentingan politik. Ketiga, saya mengimbau untuk seluruhnya tidak menarik-narik TNI ke medan politik praktis. Kalau itu terjadi itu akan meracuni TNI dalam ketidaknetralan. Saya dengan tegas nyatakan, saya akan jamin sepenuhnya tidak ada prajurit yang tidak netral.

Waktu fit and proper test ada guyonan yang menawarkan Anda ikut konvensi Demokrat. Anda setelah ini tertarik menjalani karier politik?

Saya tidak mau mengomentari sesuatu yang tidak jelas. Saya sangat cinta profesi saya sebagai prajurit. Titik. Saya tidak akan tergoda oleh apa pun. Saya hanya tergoda untuk membenahi kesejahteraan prajurit dan alutsista.

Artinya untuk tidak saat ini?
Saya tidak menjawab itu.




Sumber : Kompas

Moeldoko Ingin TNI Masuk Top 10 Dunia

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal (TNI) Moeldoko menargetkan TNI masuk dalam 10 besar organisasi militer terbaik di dunia. Moeldoko mengaku akan mewujudkan target itu dalam waktu secepatnya. 

"TNI sekarang di dunia masih ranking ke-15. Saya ingin meningkatkan sekuat tenaga secepatnya dalam posisi top 10," kata Moeldoko dalam wawancara dengan Kompas TV, Harian Kompas, dan Kompas.com di Mabes TNI, Jakarta, Rabu ( 4/9/2013 ). 

Agar target itu tercapai, Moeldoko ingin membuat terlebih dulu prajurit TNI seperti layaknya gadis manis yang disukai semua orang, baik di dalam negeri maupun internasional. Untuk itu, selain terus melakukan modernisasi alutsista dan meningkatkan kesejahteraan prajurit, kultur prajurit juga perlu diperbaiki. 

"Saya ingin prajurit TNI ibarat gadis manis. Semua orang ingin mendekati, ingin memiliki, mungkin ingin memberi sesuatu. Kita akan memberikan senyuman kepada semua orang. Kita akan pada posisi yang pas menghadapi negara-negara sahabat. Persahabatan adalah kebutuhan yang sangat penting. Tapi, kepentingan nasional di atas segala-galanya," ucapnya. 





Sumber : Kompas

Polandia Tampilkan Konsep Tank Tempur Baru

Tank PL-01 Polandia
Tank PL-01 Polandia.
WARSAWA-(IDB) : Perusahaan Pertahanan Polandia (PDH) bekerjasama dengan BAE Systems menampilkan konsep tank baru dalam pameran pertahanan internasional MSPO 2013.





Tank ini dibuat di OBRUM, sebuah pusat penelitian dan pengembangan untuk perangkat mekanik di Gliwice, Polandia. Tujuan pembuatan tank yang merupakan hasil kerjasama PDH dan BAE Systems ini adalah untuk menciptakan sebuah platform tank baru. Konsep tank ringan/tank tempur infanteri ini dibuat sebagai persyaratan Angkatan Darat Polandia di masa-masa mendatang. Tank ini diberi nama PL-01.



Kendaraan ini disajikan dalam versi dan fitur layaknya tank, namun turret-nya (kubah) tak berawak dengan meriam 105mm atau 120mm yang terpasang pada chassis. Berat maksimum tank 35 ton, lengkap dengan armor dan perlindungan anti ranjau. Mesin menggunakan mesin diesel F-54.

Kecepatan off-roadnya diharapkan akan mencapai 50 km/jam sementara di jalanan mulus diharapkan mencapai 70km/jam. Kecepatan tembak untuk kedua kaliber diatas (105mm dan 120mm) adalah 6 putaran/menit dengan 16 putaran siap tembak.


Tank ini dibuat untuk bersaing dengan ratusan tank tempur infanteri dan tank ringan yang akan melengkapi Angkatan Darat Polandia. Bila sesuai rencana, pengiriman pertama untuk Angkatan Darat Polandia diharapkan bisa terjadi pada 2018. Spesifikasi resmi untuk tank baru ini belum diketahui secara pasti, produsen belum akan mengumumkannya hingga akhir tahun ini.




Pameran Pertahanan Internasional MSPO yang ke-21 kali ini diadakan di kota Kielce Polandia mulai tanggal 2 hingga 5 September 2013. Disini ditampilkan berbagai teknologi militer terbaru, persenjataan dan berbagai kelengkapan untuk tentara. MSPO juga menjadi wadah bertemunya produsen pertahanan dan pembeli potensial. 



Sumber : Artileri

Selamat Datang Golden Eagle


Kembali ke Korean Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, 250 kilometer (km) tenggara ibukota Korea Selatan, Seoul setelah melaksanakan keseluruhan program di Republic of Korean Air Force (ROKAF) selama hampir lima bulan, serasa seperti kembali ke 'rumah'. Di sini keenam penerbang TNI AU melanjutkan program Initial Cadre Training dengan menerbangkan pesawat milik Indonesia, T-50i Golden Eagle.



SEOUL-(IDB) : Masing-masing penerbang akan mendapatkan enam sorti, dibagi menjadi tiga sorti Front Seat dan tiga sorti Rear Seat. Latihan yang dilakukan adalah Advanced Handling Characteristics, Instrument Flight, Formation Day dan Night Flight. Selain itu, untuk Letkol Pnb Wastum dan Mayor Pnb Marda Sarjono akan mendapatkan tambahan tiga sorti untuk bisa memiliki kualifikasi Function Check Flight Pilot (FCF Pilot).



Instruktur yang akan membimbing keenam penerbang selama di KAI adalah tiga orang Experimental Test Pilot KAI yang sudah terlibat secara langsung dalam proses pengembangan dan pembuatan pesawat T-50 Golden Eagle mulai dari prototipe sampai kepada Full Scale Development (FSD) dan sampai sekarang sudah menerbangkan dan menguji seluruh T-50 dan TA-50 yang digunakan ROKAF.



Aircraft Design


Sesuai kontrak, Indonesia akan membeli 16 T-50i yang warnanya dibagi dua, yaitu delapan pesawat pertama dengan Aerobatic Scheme, sedangkan delapan pesawat berikutnya dilaburi dengan Camouflage Scheme. Apabila dilihat sekilas, T-50i mirip sekali dengan F-16. Keduanya sama-sama menggunakan bubble canopy, wing, dan fuselage yang saling menyatu serta mirip dalam bentuk secara keseluruhan. T-50i memiliki panjang 43 kaki serta lebar sayap 31 kaki dan tinggi 16 kaki.



Dengan ukuran ini, T-50i memiliki dimensi lebih kecil empat kaki dari F-16. Perbedaan yang terlihat menyolok adalah adanya twin side-mounted air inlets sebagai air intake yang digunakan T-50i berbeda dengan F-16, dimana air intake di bawah fuselage. Air intake ini akan mengalirkan udara luar langsung menuju single engine General Electric F404-GE-102, merupakan mesin serupa digunakan pesawat Boeing F/A-18 Hornet dan Saab Gripen, namun dimodifikasi sedemikian rupa untuk disesuaikan dengan performance T-50i.



Mesin ini mampu menghasilkan thrust 17.700 pounds menggunakan after burner. Apabila dimaksimalkan, kecepatan yang dapat dicapai Mach 1,5 Mach atau 1,5 kali kecepatan suara. 



Masuk ke kokpit, penerbang akan disuguhkan fitur kokpit pesawat modern. Tepat di hadapan kita pada panel depan kokpit terdapat dua layar berwarna Smart Multi Function Display (SMFD) ukuran 5x7 inci. Pada posisi line of sight terdapat Head Up Display (HUD). Dalam jangkauan tangan tepat di bawah HUD terdapat Integrated Up Front Controller (IUFC), penerbang dapat memasukkan semua informasi yang dibutuhkan selama penerbangan.


Seperti frekwensi radio untuk komunikasi, data koordinat untuk navigasi yang didukung dengan sistem EGI (Embedded GPS/INS), termasuk memasukkan data untuk way point ataupun menentukan jumlah bingo fuel.



Pada bagian lain dari panel depan masih terdapat Engine Flight Instrument (EFI), display warning untuk emerjensi dan beberapa backup system display. Kesemua sistem ini terintegrasi pada Integrated Mission/Display Computer (IMDC) dan dapat merekam data-data (in flight recording) selama penerbangan untuk memudahkan dalam melaksanakan de-briefing. Secara keseluruhan, sistem operasi pada sistem avionik T-50i seperti switchology, display philosophy dan symbology mirip digunakan F-22 Raptor dan F-35 Lighting II.



T-50i menggunakan side stick yang memiliki kemampuan full HOTAS mirip F-16. Perbedaannya adalah pada T-50i TNI AU masih dapat merasakan pergerakan dari stick sejauh kurang lebih 20mm ke segala arah. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa ataupun penerbang tempur yang baru lulus dari Sekolah Penerbang untuk merasakan feel and motion  pada saat menggerakkan stick. 

Demikian juga bagi instruktur pilot yang berada di kokpit belakang dapat merasakan pergerakan stick siswa secara langsung. Flight Control System T-50i juga memiliki override system pada stick sehingga dapat digunakan oleh instruktur untuk dapat mengambil alih kontrol secara penuh apabila terjadi sesuatu di luar kendali. 



Saat duduk di kokpit T-50i, penerbang memiliki field of view atau luas jangkauan pandang 320 derajat, sehingga hampir dapat melihat “6 o'clock” dari posisi duduk penerbang.  Kursi T-50i memiliki kemiringan 17 derajat, mirip seat angle pesawat F-35 dan F-22 serta dilengkapi kursi lontar Martin Baker berkemampuan zero-zero ejection.



Persenjataan 

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pesawat tempur, T-50i Golden Eagle memiliki kemampuan persenjataan yang dapat digunakan dalam misi multirole. Total kapasitas yang dapat dibawa 10.500 pound persenjataan. Pesawat ini dilengkapi kanon internal tiga laras General Dynamics 20mm Gatling yang mampu menyeburkan 3.000 peluru per menit. 

Kanon ini ditempatkan di sisi kiri kokpit, tepat di leading edge extension dari pesawat. Lima external station disiapkan pada bagian under fuselage dan under wing serta dua station pada wing tip untuk dapat membawa amunisi bom ataupun roket.






Sumber : Angkasa

Berita Foto : Kedatangan Sukhoi SU-MK2 Terakhir

MAKASSAR-(IDB) : Rabu sekitar pukul 17:30 WITA, Pesawat raksasa Antonov AN-124 kembali mendarat di Lanud Hasanuddin Makassar. Tak lain tak bukan, pesawat ini membawa 2 buah Su-30MK2 terakhir pesanan Indonesia. Dengan Demikian, lengkap sudah Skadron 11 TNI-AU memiliki 16 buah Flanker.


Hingga berita ini diturunkan, proses bongkar muat masih berlangsung. Karenanya, foto-foto dalam tulisan ini akan selalu di update. Pembaca setia ARC harap merefresh laman ini jika ingin mendapat perkembangan teranyar.

 
Pertanyaannya kini, apakah ini merupakan seri Flanker untuk TNI-AU? tidak ada yang tahu pasti, meski konon TNI-AU melilirik Su-35BM untuk pengadaan selanjutnya. Semoga saja, Su-35BM nantinya bisa bergabung dengan keluarga TNI-AU.






Sumber : ARC

Indonesia Polandia Jajaki Joint Production Alutsista

WARSAWA-(IDB)  : Pemerintah Indonesia dan Polandia akan meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan. Ada penjajakan kedua negara akan melakukan produksi bareng alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Kerjasama di bidang pertahanan menjadi salah satu dari sekian banyak bidang yang akan dikerjasamakan antara Indonesia dan Polandia.

"Yang lain adalah kerjasama di bidang pertahanan, industri pertahanan. Banyak yang perlu dikerjasamakan," kata Presiden SBY saat jumpa pers bersama Presiden Polandia Bronislaw Komorowski di Istana Kepresidenan Polandia, kota Warsawa, Rabu (4/9/2013).

Mengenai kerjasama industri pertahanan, Menko Polhukam Djoko Suyanto menjelaskan akan ada penjajakan pembuatan pesawat, helikopter, dan kapal patroli. "Jadi lebih pada joint production, tidak beli dari sini," kata Djoko kepada wartawan di Hotel Hyatt Regency, Warsawa.

Prinsip pengembangan alutsista pemerintah saat ini, selama bisa dibuat di dalam negeri, tidak perlu membeli dari luar negeri. "Jadi nanti tidak tertutup kemungkinan joint production," ujar Djoko.

Saat ini, aparat militer dan polisi menggunakan alutsista dari Polandia. "Polisi misalnya pakai sytruck dari Polandia. Ada juga kapal-kapal patroli kecil," kata Djoko.

Saat ini kerjasama antara Indonesia dan Polandia dalam industri pertahanan sudah berlangsung. "Antara Kemenhan kita dengan Polandia sudah ada kerjasama. Nanti perlu dibahas lagi kira-kira jenis alutsista mana yang akan di-join product-kan. Jadi perlu perundinan terus," ujar dia.





Sumber : Detik

Mabesad Uji Coba Kendaraan Tempur Halilintar

NOVIANTI NURULIAN/"PRLM"
TASIKMALAYA-(IDB) : Mabes TNI Angkatan Darat (AD) melakukan uji coba kelayakan mesin terhadap dua unit kendaraan tempur Halilintar buatan PT Pindad tahun 2013 di Tasikmalaya selama tiga hari. 

Sementara uji coba ketangguhan mesin akan melalui rute Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
 
"Total pengujian selama sepuluh hari berturut-turut. Di Tasikmalaya merupakan hari kedua. Kami selama tiga hari tanpa henti terus menggunakan kendaraan ini," kata Penguji dari Puslitbang AD Mayor Suratmoko yang ditemui di Jln RE Martadinata, Kota Tasikmalaya, Rabu (4/9/2013).

Menurut dia, keistimewaan kendaraan tersebut sebagai kendaraan pendobrak ketika misi pengungkapan teror.




Sumber : PikiranRakyat

DPR Pertanyakan Pelimpahan Pembangunan Jalan Di Papua Ke TNI

Proyek pembangunan jalan yang mestinya dilakukan Kementerian Perhubungan dilimpahkan ke TNI Angkatan Darat. Komisi I ingin mendalami kesanggupan militer melaksanakan tugas berdasarkan Perpres No. 4 Tahun 2013 itu.

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR perlu mendalami pelimpahan pekerjaan pemerintah ke TNI Angkatan Darat terkait program pembangunan infrastruktur. Pekerjaan itu mestinya dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum. Belum puas dengan keterangan sekilas dari Kementerian Pertahanan, Komisi I memanggil Kepala Staf TNI AD, Rabu (4/9) khusus soal ini.



Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, dalam raker pada Senin (2/9) pihaknya mempertanyakan alokasi anggaran Rp 425 miliar dari Bendahara Umum Kemenkeu untuk program pembangunan jalan tertentu di Papua dan Papua Barat.



Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro lantas menjelaskan bahwa proyek itu sesuai dengan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2013. Pemerintah memberikan penugasan kepada TNI untuk melaksanakan tugas tersebut mulai dari teknis pelaksanaan kontruksi hingga pengawasannya. Adapun pendanaannya berasal dari APBN dengan alokasi anggaran pada DIPA Kemenhan. Hal ini sudah dilaporkan kepada pimpinan DPR pada 12 Agustus 2013.



"Jalurnya masuk Kemenhan kemudian ke KPA TNI AD, lantas yang melaksanakan itu Batalyon Zipur TNI AD," ujarnya.



Artinya, dari sisi pelimpahan tugas tidak ada masalah. Hanya, Komisi I perlu memastikan bahwa kesanggupan TNI AD. "Tugas kami di Komisi I adalah memverifikasi secara teknis, mampu atau tidak TNI mengerjakan itu," ujarnya.


Ribuan Personel TNI Akan Bangun 14 Ruas Jalan Di Papua

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mendapat tugas untuk membangun 14 ruas jalan di Papua dan Papua Barat. Total panjang jalan yang harus diselesaikan mencapai 120 kilometer. 
 
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Budiman menjelaskan, pihaknya telah meminta perpanjangan waktu yang semula empat bulan menjadi 16 bulan untuk pengerjaan tahun jamak pada 2013-2014. Saat ini, TNI telah menyiapkan sejumlah alat di lokasi untuk pembangunan jalan tersebut.

"Kita minta perpanjangan waktu karena kalau empat bulan tidak cukup," kata Budiman seusai menggelar rapat kerja tertutup dengan Komisi I DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2013).

Lebih jauh, ia menuturkan, pembangunan jalan itu diserahkan kepada TNI AD dengan alasan sulitnya medan di lokasi yang akan dibangun. Karena itu, TNI AD dianggap memiliki pengalaman dan kemampuan, termasuk fasilitas transportasi udara yang cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut.

"Lebih dari 2.000 personel disiapkan dari tiga detasemen dan marinir. Ini bagian dari upaya memberikan akses jalan. Kita harap gangguan keamanan akan bisa diperkecil," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang menyampaikan, alokasi anggaran yang diajukan oleh Kementerian Pertahanan untuk pembangunan 14 ruas jalan ini adalah sebesar Rp 425 miliar. Untuk realisasinya, anggaran akan diambil dari rekening BA 99, sebuah dana pemerintah yang penggunaannya diputuskan oleh presiden untuk membiayai kebutuhan yang mendesak.

Agus menegaskan, semua fraksi mendukung rencana ini. Hanya, masih ada perbedaan mengenai waktu pengerjaannya. Jika TNI meminta waktu 16 bulan, Komisi I DPR memberi waktu hanya enam bulan untuk menyelesaikan 14 ruas jalan itu.

"Pembangunan jalan di Papua bisa dilakukan TNI, tidak mungkin oleh pihak lain. Teorinya untuk mempersempit kegiatan separatis di Papua," tandasnya.




Sumber : Jurnamen

Pesan Panglima TNI Moeldoko

JAKARTA-(IDB) : Tongkat komando Panglima TNI berpindah dari Laksamana Agus Suhartono kepada Jenderal Moeldoko. Sebagai Panglima baru, Moeldoko berpesan kepada seluruh prajurit agar dapat menjaga kedaulatan bangsa.

"Dengan kebersamaan, TNI akan mampu melaksanakan tugas dengan baik dalam menegakkan kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah dan melindungi bangsa serta tumpah darah Indonesia," kata Moeldoko.

Hal ini disampaikan Moeldoko saat acara serah terima jabatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/8).

Mantan Kasad ini juga berpesan mengenai pentingnya memelihara kerukunan dan toleransi di tengah kemajemukan bangsa. Dia juga mengimbau agar tidak ada lagi benturan dan kekerasan komunal yang dapat mengganggu masyarakat.

Selain itu, Moeldoko juga menekankan pentingnya netralitas TNI dalam Pemilu 2014 nanti. Dia berharap TNI bersama semua elemen bangsa dapat menjamin Pemilu berjalan secara demokratis dan damai.

"Saya imbau kepada semua elemen untuk tidak menarik TNI ke medan politik praktis, yang dapat menjadikan TNI tidak netral," tutur mantan Pangdam Siliwangi itu.

Terakhir, jebolan Akmil 1981 itu juga menegaskan para prajurit harus mempertahankan kedaulatan dan keutuhan setiap jengkal wilayah NKRI. Menurutnya, dalam kerangka hubungan kerja internasional, persahabatan adalah penting, namun kepentingan nasional di atas segalanya.

"Pendirian kami jelas, tegas dan tak kenal kompromi dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," tandas peraih Adhi Makayasa itu.

Bersihkan Ormas Yang Gunakan Seragam Ala TNI 


Panglima TNI yang baru, Jenderal TNI Moeldoko bertekad menjaga nama baik TNI. Salah satunya adalah dengan menindak tegas organisasi masyarakat (ormas) yang menggunakan seragam ala TNI.

"Saya sudah instruksikan untuk dibersihkan. Tidak boleh seperti itu (ormas menggunakan seragam ala TNI)," kata Jenderal Moeldoko , usai Sertijab panglima TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/8).

Moeldoko mengatakan, dalam undang-undang disebutkan ormas dilarang menggunakan seragam atau atribut yang sama dengan lembaga pemerintahan. Namun demikian, pihaknya mengaku akan tetap menggunakan cara-cara persuasif dalam melakukan penertiban.

"Pasti kita akan lakukan tindakan persuasif pada awalnya, kalau tidak bisa baru represif," tegas mantan Kasad TNI ini.

Seperti diketahui, banyak ormas menggunakan seragam bak prajurit TNI. Layaknya prajurit TNI sungguhan, anggota ormas itu juga menggunakan baret yang memiliki warna sama dengan baret TNI.

Di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, misalnya. Ada ormas yang anggotanya menggunakan baret merah layaknya prajurit Kopassus sehingga membuat masyarakat bingung.




Sumber : Moeldoko

DPR : Pengadaan Alutista Harus Melalui Proses Audit

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI Helmi Fauzi mengatakan perlunya dilakukan audit dan juga transparansi dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutista). Hal ini diperlukan mengingat anggaran untuk pengadaan alutista relatif amat besar.

"Jadi upaya penyalahgunaan anggaran alutista yang besar, jangan sampai menciptakan kebocoran. Potensi kebocoran harus ditutup sedini mungkin," ujar Helmi di Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Menurut politisi asal PDI Perjuangan itu, saat ini memang telah terjadi peningkatan atas alutista pada militer Indonesia dan hal tersebut perlu terus ditingkatkan. Namun ia mengingatkan perlunya dilakukan audit agar kebocoran anggaran pertahanan tidak terjadi.

"Sepanjang saya amati memang ada peningkatan dari alutista kita. Nah soal auiditnya seperti apa ini tentu lebih ke instansi terkait. Apakah TNI dan juga BPK," tuturnya.

Ia juga mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Kemenhan untuk mencegah kebocoran anggaran pertahanan dia antaranya dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan proses pengawasan dan audit.

Selain itu, Helmi menyarankan, sebelum diputuskan membeli suatu alat untuk sistem pertahanan, perlu dilakukan riset dan uji coba terlebih dahulu apakah alat tersebut sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia.

"Ya sejauh ini kita sudah melakukan upaya-upaya agar anggaran alutista tidak mubadzir, bukan hanya soal kebocoran, tapi ketepatan guna yang diadakan," tandasnya.





Sumber : Tribunnews