ARC-(IDB) : Sebagai bukti bahwa CV9040 memang dikembangkan dengan sasis yang
modular dan dapat disesuaikan dengan segala kebutuhan adalah ketika
ranpur yang satu ini bersalin rupa sebagai sebuah tank.
Tank? Ya, Bae
Land Systems dan Hagglunds memang memiliki niatan untuk menambah
keluarga varian CV9040 dengan varian yang dilengkapi meriam. Bukan
sembarang meriam tentunya, karena varian tank yang akhirnya diberi kode
CV90120-T ini dilengkapi dengan meriam 120mm L/50 SCTG (Smoothbore
Compact Tank Gun) yang distabilisasi pada 3 sumbu, dengan kaliber 120mm.
Munisinya serupa dengan yang digunakan MBT Leopard 2, termasuk
didalamnya M43 dan M53 APFSDS, sehingga CV-90120 mampu beradu dan
menjagal MBT lawan.
Pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah, kenapa? Eropa Barat terkenal dihuni oleh spesies MBT legendaris seperti Challenger 2, Leopard 2, Leclerc, dan turunan-turunannya. Apakah masih ada pasar untuk ranpur dengan meriam tank? Menurut BAe, jawabannya adalah ada. MBT Eropa Barat saat ini merupakan desain dekade 1980-an dan peninggalan masa Perang Dingin. Dengan profil yang besar, kebutuhan logistik untuk mendukung MBT juga sangat besar.
Bagi Negara yang tidak kuat, memelihara
MBT sangatlah mahal. Bahkan Negara seperti Belanda dan Jerman pun mulai
menjual Leopard 2 mereka dengan harga diskon. Faktor kedua juga terkait
dengan kemampuan proyeksi kekuatan. Negara-negara Eropa Barat tidak
punya armada angkut strategis untuk mengirim MBT yang mereka miliki ke
hotspot yang menuntut keterlibatan NATO di seluruh dunia. A400M yang
akan menjadi pesawat angkut taktis masa depan Eropa juga hanya bisa
membawa 1 MBT di perutnya untuk penerbangan jauh. Dengan melihat pada
kedua fakta tersebut, BAe akhirnya meneruskan proyek CV90120-T.
Purwarupa pertama CV90120-T selesai pada 1998, dengan sasis yang memanfaatkan CV9040 dengan perkuatan pada suspensi dan modifikasi pada cincin kubah. CV90120-T menggunakan suspensi torsion bar yang jamak ditemui sebagai suspensi MBT, dengan tujuh road wheels pada setiap sisinya. Sistem penggerak rantai yang digunakan CV9040 memang memadai untuk diadopsi sebagai tank, karena distribusi beratnya yang baik dan profilnya yang lebih rendah dibandingkan dengan ranpur berpenggerak roda.
Purwarupa pertama CV90120-T selesai pada 1998, dengan sasis yang memanfaatkan CV9040 dengan perkuatan pada suspensi dan modifikasi pada cincin kubah. CV90120-T menggunakan suspensi torsion bar yang jamak ditemui sebagai suspensi MBT, dengan tujuh road wheels pada setiap sisinya. Sistem penggerak rantai yang digunakan CV9040 memang memadai untuk diadopsi sebagai tank, karena distribusi beratnya yang baik dan profilnya yang lebih rendah dibandingkan dengan ranpur berpenggerak roda.
Peredam kejut
disediakan pada roda 1, 2, dan 7 sehingga CV90120-T nyaman dikendarai
di medan cross-country. Varian yang satu ini ditenagai oleh mesin diesel
Scania V-8 4 langkah yang memiliki daya 670hp @ 2.200rpm, memberikan
rasio power/weight sebesar 25,76hp/ton, tergolong tinggi untuk
memberikan keleluasaan manuver bagi CV90120-T. Mesin ini dipadankan
dengan sistem transmisi otomatis Perkins/Allison X-300 dengan empat gigi
maju dan dua gigi mundur.
Sistem pemasangan mesin yang ditaruh didepan
juga diyakini memberikan proteksi tambahan terhadap serangan dari arah
frontal. Besarnya daya yang dimiliki ini juga tampak Karena
diproyeksikan untuk menghadapi lawan sekelas MBT, proteksi pada
CV-90120-T mendapatkan perkuatan pada glacis dengan memanfaatkan passive
armour komposit MEXAS (Modular Expendable Armour System) buatan
IBD-Deisenroth Engineering.
Pada 2010 lapisan kompositnya beralih ke AMAP (Advanced Modular Armour Protection). Komposisi AMAP didasarkan pada material keramik dan titanium berkepadatan sangat tinggi yang disebut perusahaan sebagai nano-ceramic. Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4 (menahan impak kaliber 14,5mm atau 20mm FSP) lebih ringan 40%, dengan kepadatan bobot 32kg/m2, dibandingkan dengan bobot armour komposit standar yang bisa memiliki densitas 60kg/m2. Saat dipadukan dengan kulit asli dari CV90120-T, diperkirakan gabungan keduanya mampu menahan impak munisi 30mm AP yang jamak digunakan ranpur masa kini. Untuk meningkatkan proteksinya terhadap rudal antitank, CV90120-T dapat dipasangi AMAP-ADS (Active Defense Systems) berbasis sistem hardkill yang mampu menembak jatuh rudal berpemandu sebelum menyentuh kulit CV90120-T. IBD Deisenroth sebagai pengembang AMAP-ADS bahkan mengklaim bahwa sistemnya memiliki waktu respon paling cepat dibanding sistem sejenis yang dikembangkan saingan seperti Arena atau Trophy. Lapisan AMAP yang total berjumlah 26 modul pada CV90120 dapat ditemui sebagai pelindung skirt, kiri-kanan dan bagian glacis pada hull. Firma Akers Krutbruk yang berbasis di Sewdia bertanggungjawab mendesain bentuk AMAP yang dipasang ke CV90120. Selain perlindungan aktif dan pasif, CV90120-T didesain dengan sistem pendinginan water mist, dimana uap air disemprotkan ke sekujur tubuh tank melalui selang bertekanan tinggi yang melingkari hull untuk mendinginkan area-area yang panasnya berlebih, seperti kompartemen mesin yang bertujuan untuk menurunkan heat signature yang dikeluarkan kendaraan saat diintip dari optik berkemampuan termal.
Sistem kubah pada CV90120-T memiliki konfigurasi tiga awak, dengan komandan di kanan, penembak didepannya, dan pengisi peluru di sisi kiri. Keputusan mempertahankan pengisi peluru dalam ranpur bermeriam merupakan keputusan berani, karena umumnya ranpur yang ditambahi meriam menggunakan sistem autoloader untuk menghemat bobotnya. Seperti telah disebutkan diatas, CV90120-T menggunakan meriam 120mm L/50 smoothbore, dimana selain fitur thermal sleeve dan fume extractor yang sudah jadi standar, ditambahi dengan muzzle brake berbentuk pepper pots atau model lubang-lubang kecil untuk membantu meredam gaya tolak balik. Breechnya juga membuka secara vertikal sehingga semakin menghemat tempat. Untuk mempercepat pengisian peluru, penembak dibantu oleh sistem rel load assist device buatan BAe Land Systems Sweden-Hagglunds. Dengan alat bantu mekanikal ini, kecepatan tembak untuk meriam L/50 bisa mencapai 12-14 peluru per menit, terhitung sangat tinggi untuk ukuran MBT. Untuk munisi, selain diuji kompatibel dengan munisi buatan Rheinmetall, L/50 juga cocok dipasangkan dengan munisi NAMMO HE-T yang digunakan oleh MBT Strv-122 (Leopard 2A5 buatan Swedia). Sistem penyimpanan munisinya juga dibuat dengan sangat cermat dengan mempertimbangkan ruang yang tersedia. 12 peluru disimpan dibelakang kubah (bustle) dengan sistem magasen semiotomatis yang mendorong peluru ke titik pengambilan. 33 peluru lainnya disimpan di bagian belakang hull yang mudah diresuplai dari pintu belakang. Sebagai komplemen dari meriam utama, CV90120-T menggunakan senapan mesin berat M2HB sebagai senapan mesin koaksial.
Sistem kubah CV90120 menggunakan sistem elektrik yang aman dari kebakaran saat terhantam oleh tembakan lawan. Meriamnya yang bisa digerakkan pada elevasi yang sangat luas, dari -8 sampai 22o distabilisasi penuh dengan sistem kendali penembakan UTASS (Universal Tank and Anti-Aircraft System) buatan SaabTech. Kendali penembakan disediakan baik untuk penembak maupun untuk komandan. UTASS dilengkapi dengan day/ thermal channel dan laser rangefinder, yang dapat diubah-ubah arahnya dengan elevasi -10 sampai +25o, dan dapat berputar 18o ke kiri ataupun kekanan dengan fitur silent watch. Sayangnya, UTASS hanya disediakan untuk penembak saja. Sementara untuk komandan disediakan sistem Thales Optronics Day/Night Gun Sight (DNGS) stabilized sighting systems dengan pembesaran 1,5x, 6x, sampai 24x. Sistem UTASS dapat dislave ke DNGS sehingga apa yang dilihat penembak dapat diamati oleh komandan. Kubah komandan dapat diputar 110o ke kiri dan ke kanan. Sebagai sistem opsional, SaabTech Vetronics menyediakan sistem PLSS (Panoramic Low Signature Sight) berbentuk bola yang distabilisasi dan terpasang di atab kubah. PLSS sendiri dapat dipasangi berbagai macam sensor seperti kamera, sistem FLIR, atau rangefinder tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan calon pembeli. Kendali PLSS diserahkan kepada komandan dan pengisi peluru. Dengan keberadaan DNGS dan PLSS yang sebenarnya memiliki fungsi sama, BAe ingin menciptakan situational awareness maksimal untuk awak CV90120-T. Saat komandan menggunakan DNGS misalnya, pengisi peluru dapat menggunakan PLSS sehingga fungsi hunter-killer dapat dimaksimalkan. Semakin banyak orang yang mengobservasi, kemungkinan lawan terdeteksi tentunya juga semakin besar.Setiap stasiun kru, baik itu penembak, komandan, maupun pengisi peluru dilengkapi dengan display independen yang menyalurkan imej yang ditangkap oleh sensor masing-masing dalam layar warna.
Mengetahui bahwa perkembangan teknologi computer dan microchip akan berjalan dalam tempo puluhan kali lipat lebih cepat dibandingkan era 1980an dan 1990an, BAe mendesain arsitektur elektronik pada CV90120-T dengan sistem modular yang terdiri dari BIT (Built in Test), DAS (Defensive Aid Suite), dan termasuk didalamnya display video yang ada di masing-masing kompartemen awak. BIT dilengkapi dengan modul simulator CBT (Computer Based Trainer) sehingga awak CV90120-T dapat memanfaatkannya untuk berlatih secara virtual. Karena BIT dirancang sebagai sistem yang tumbuh, maka opsi di masa depan seperti integrasi sistem kontrol manajemen pertempuran yang sesuai dengan common standard dapat diintegrasikan kedalam CV90120-T tanpa perlu upaya ekstra.
Sementara DAS berisi modul sensor yang berisi sistem peringatan terhadap 3 jenis ancaman, yaitu iluminasi radar, laser, dan elektro optik. Pada CV90120-T, modul DAS standar yang terpasang di setiap sudut kubah terdiri dari Thales Optronics LD-2 laser warning system yang dapat membaca arah datangnya laser dan juga tipenya, yang dapat membedakan antara laser rangefinder ataupun laser designator. Dibawah LD-2 masih terpasang lagi Grintek Avitronics Missile Approach Warner (MAW) yang bisa mengidentifikasi saat ada sekuensial peluncuran rudal di medan disekitar tank berada. Terakhir, ada sensor top attack yang dapat mendeteksi datangnya serangan dari arah atas seperti bomblet dari artileri atau rudal yang memiliki kemampuan top attack seperti Javelin. DAS juga dapat diintegrasikan dengan sistem pertahanan aktif seperti ADS sehingga upaya deteksi dapat diikuti dengan langkah penangkalan., baik secara manual (penangkalan dapat dipilih oleh awak) atau otomatis (diambil alih oleh ADS). Sementara sistem pertahanan konvensional lainnya termasuk MSA (Multi Spectral Aerosol) berupa 12 pelontar granat asap yang ada di sisi belakang kubah. MSA dapat dioperasikan secara otomatis di bawah kendali DAS setiap kali terdeteksi adanya ancaman.
Verdict
Dengan begitu banyaknya pesaing di pasaran dunia, memasarkan CV90120-T tentu bukan merupakan hal yang mudah. Bae harus berupaya ekstra keras, apalagi negara-negara tradisional pengguna MBT seperti Jerman dan Belanda mulai menjual stok MBT Leopard 2 mereka dengan harga diskon. Negara seperti Rusia juga tak bisa dipandang sebelah mata, mengingat mereka begitu agresif dalam memasarkan MBT mereka, belum lagi negara Eropa Timur yang getol memasarkan produk upgrade dari MBT tua seperti generasi T-55 dan T-62.
Memasarkan tank ringan yang berteknologi canggih tentu bukanlah hal yang mudah, mengingat banderol harganya pasti juga mahal. Banyak negara juga akan berpikir, dengan harga yang sama, mereka mendapat proteksi dari sebuah MBT, yang tentu tak akan bisa dicapai CV90120-T dengan segala sistem proteksinya. Salah satu pasar yang potensial digarap sesungguhnya adalah negeri-negeri beriklim tropis, mengingat dalam medan yang gembur, mobilitas yang ditawarkan CV90120-T tak tertandingi oleh MBT. Kesuksesan Thailand dalam menggelar armada tank ringan Commando Stingray membuktikan bahwa tank ringan masih memiliki tempat dalam arsenal negara-negara di dunia.
IBD Deisenroth ADS
Sistem perlindungan aktif berbasis sistem hardkill memang pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet yang memasangnya pada MBT T-64. Eropa sendiri berupaya mengejar ketertinggalannya, dan mulai akhir 1990an beberapa sistem seperti CLARA yang dikembangkan Dinamit Nobel mulai muncul ke permukaan. IBD Deisenroth sendiri mengembangkan ADS (Active Defense Systems) yang lahir sebagai bungsu dari keluarga besar AMAP.
Dibanding sistem lain, Deisenroth mengedepankan fitur sensor deteksi yang digadang-gadang mampu bereaksi secara instan, saat rudal atau roket yang ditembakkan lawan berada pada jarak 30 meter dari kendaraan. Sekuensial pencegatannya adalah Deteksi-pengenalan sasaran-klasifikasi sasaran-penjejakan-identifikasi pasti-keputusan tembak-reaksi penembakan/hardkill. Deisenroth merancang bahwa sekuensial aksi tersebut dapat berlangsung kurang dari satu milidetik, dengan sasaran dihancurkan pada jarak 2 meter dari kulit kendaraan. IBD Deisenroth sendiri merahasiakan material yang mereka gunakan untuk menjatuhkan sasaran, dengan mengatakan bahwa sistem penghancuran ADS memanfaatkan gelombang energy yang difokuskan.
Mungkin terdengar mengerikan bagi awaknya yang membayangkan “kena-tidak-kena…” sampai detik-detik terakhir, namun penghancuran pada jarak 2 meter akan mengurangi collateral damage, terutama pada operasi gabungan infantri mekanis dimana ada kemungkinan pasukan kawan yang terkena apabila penghancuran dilakukan pada jarak, katakanlah, diatas 5 meter.
Sebagai konsekuensinya, kulit kendaraan pasti menerima impak pecahan dari rudal atau roket yang dihancurkan, sehingga mau tidak mau pembeli ADS juga harus memasang AMAP sebagai pelindung terluar kulit kendaraannya. Bobot ADS yang hanya 140 kg (sistem dasar) membuatnya mampu menjadi solusi perlindungan bagi kendaraan sekelas ranpur. Sensornya yang dipasang dengan bidang deteksi yang saling tumpang tindih antara satu sensor dengan sensor lainnya memampukan ADS untuk menghadapi dua atau lebih rudal dari arah yang berbeda. Sistem ADS sendiri diadopsi sebagai AAC untuk CV90120-T dan SHARK yang dikembangkan bareng Thales.
SPEK CV-90120
Kru : 4
Bobot tempur : 26-27,7 ton (tergantung modul proteksi terpasang)
Power/weight : 25,76 hp/ ton
Ground pressure : 0,55-0,66 kg/cm3
Panjang : 8,95m;6,45m (hull)
Lebar : 3,19m
Tinggi : 2,80m
Ground clearance : 450mm
Lebar tapak rantai : 533mm
Panjang tapak rantai : 3,980m
Kecepatan maks. : 70 km/ jam
Jarak tempuh : 550km (jalan raya), 450km (cross-country)
Kapasitas bahan bakar : 1200 liter + 400 liter (opsional tangki eksternal)
Tanjakan : 60o
Kemiringan : 40o
Halangan vertikal : 0,85m
Lintas parit : 2,4m
Mesin : Scania V-84 4 langkah, mengeluarkan daya 670hp @2.200rpm
Transmisi : Perkins Engines Company/Allison X-300 dengan 4 gigi maju dan 2 mundur
Suspensi : torsion bar
Persenjataan : 1x120mm L/50 smoothbore gun; 1x12,7mm M2HB; 1x7,62mm M240
Elevasi meriam : +22/-8o
Sistem kelistrikan : 24V
Kru : 4
Bobot tempur : 26-27,7 ton (tergantung modul proteksi terpasang)
Power/weight : 25,76 hp/ ton
Ground pressure : 0,55-0,66 kg/cm3
Panjang : 8,95m;6,45m (hull)
Lebar : 3,19m
Tinggi : 2,80m
Ground clearance : 450mm
Lebar tapak rantai : 533mm
Panjang tapak rantai : 3,980m
Kecepatan maks. : 70 km/ jam
Jarak tempuh : 550km (jalan raya), 450km (cross-country)
Kapasitas bahan bakar : 1200 liter + 400 liter (opsional tangki eksternal)
Tanjakan : 60o
Kemiringan : 40o
Halangan vertikal : 0,85m
Lintas parit : 2,4m
Mesin : Scania V-84 4 langkah, mengeluarkan daya 670hp @2.200rpm
Transmisi : Perkins Engines Company/Allison X-300 dengan 4 gigi maju dan 2 mundur
Suspensi : torsion bar
Persenjataan : 1x120mm L/50 smoothbore gun; 1x12,7mm M2HB; 1x7,62mm M240
Elevasi meriam : +22/-8o
Sistem kelistrikan : 24V
Sumber : ARC