Pages

Selasa, Juli 02, 2013

TNI AD Akuisisi KH-179, Artileri Produk Korea Selatan

ARC-(IDB) : Gelombang modernisasi alutsista TNI tak henti-hentinya membuat masyarakat berdecak kagum dan bangga. Bagaimana tidak, dalam waktu yang singkat, pemerintah mengumumkan rencana pembelian berbagai mesin perang canggih yang tadinya hanya bisa diangan-angankan oleh para military penbois seperti ARC.


Apabila pada pertengahan 2012 publik dimanjakan dengan kehadiran sistem artileri howitzer swagerak CAESAR dan roket ASTROS, rupa-rupanya artileri TNI AD belum lagi kehabisan amunisi untuk memboyong alutsista lain. Satu kabar baik lagi datang dari negeri ginseng Korea Selatan, yang kini tengah mesra-mesranya menjalin hubungan dengan Indonesia. Tidak hanya mengekspor K-pop yang kini jadi wabah dan berhasil meracuni dan menyesatkan muda-mudi Indonesia, satu yang sudah benar-benar direalisasikan adalah pembelian sistem howitzer tarik 155mm/L52 Kh-179. Laporan ekspor persenjataan PBB menyebutkan sebanyak 18 unit meriam Kh-179 ini rencananya akan diborong oleh TNI-AD.

Pembelian howitzer tarik 155mm ini memang sudah dianggap perlu, mengingat TNI AD juga tengah bertransformasi dengan menerapkan doktrin infantri mekanis yang mampu menjangkau jarak yang lebih jauh. Untuk itu tentunya diperlukan dukungan artileri yang lebih mumpuni. 

Artileri tarik yang ada di arsenal TNI AD hanyalah M101 kaliber 105mm, yang walaupun populer serta kenyang makan asam garam di berbagai belahan dunia, mulai uzur dan tak lagi sanggup mendukung gerak maju pasukan mekanis. Menjadi menarik juga adalah pilihan terhadap Kh-179, dimana lima tahun lalu, ketika TNI AD menerima hibah meriam FH-2000 sebanyak delapan unit dari Singapura, tidak banyak antusiasme yang ditunjukkan. 

Lalu kenapa TNI AD akhirnya memboyong Kh-179? Kemungkinan besar rencana pembelian CH-47D Chinook dari Negeri Uwak Sam menjadi pembeda kali ini, dimana hanya heli sekelas Chinook yang dianggap mampu mengangkut meriam howitzer tarik kelas 155mm. Armada helikopter tulang punggung angkut Penerbad mayoritas memang masih sekelas UH-1D yang hanya sanggup menarik M101.

Sementara untuk Kh-179 sendiri dikembangkan oleh KIA Machine Tool Company (sekarang bernama Hyundai-WIA) berdasarkan sistem howitzer tarik M114A1, yang banyak dipergunakan dalam Perang Vietnam. 

Korea Selatan memiliki lebih kurang 1.700 sistem M114A1. KIA memodifikasi sistem pembawa M114A1 agar dapat dipasangi meriam 155mm/L39 baru yang memiliki jarak jangkau yang lebih jauh. Meriam L39 ini terbuat dari baja monoblok yang menawarkan ketahanan panas yang lebih baik sehingga memperpanjang umur laras.

Rifling dari meriam ini adalah 1:20 dengan 48 ulir (groove). Pengoperasian meriam ini sendiri tak banyak berubah dari versi M114A1, dimana butuh dua awak untuk mengubah arah meriam, prajurit awak penembak di kiri memutar roda untuk mengubah arah horizontal (traverse), sementara prajurit di kanan sebagai asisten penembak memutar roda untuk mengubah elevasi vertikal moncong meriam. 

Satu prajurit lagi bertugas sebagai pengarah dan membidik melalui teleskop dengan pembesaran 4x dan dial sight, atau bila diperlukan, mengoperasikan Kh-179 untuk dukungan tembakan langsung (direct fire) menggunakan teleskop khusus lainnya yang memiliki pembesaran 3,5x. 

Sistem Kh-179 menerapkan dua tabung yang berbeda untuk penahan kejut (hydraulic dampers/ hydropneumatic shock absorber) dan satu tabung lain untuk pengembali kedepan (recuperator), yang dianggap mampu memperpanjang umur pakai meriam. Pada saat penembakan, ada pasak yang bisa diturunkan untuk ditanam dan menambah kestabilan penembakan.

Dari segi amunisi, Kh-179 menikmati kompatibilitas dengan munisi NATO dan AS, satu keunggulan dari produk-produk Korea Selatan. Hal ini berarti Kh-179 mampu menembakkan seluruh munisi 155mm termasuk munisi khusus berpendorong roket (RAP: Rocket Assisted Projectiles). Jarak jangkaunya adalah 22km, atau 30km apabila menggunakan munisi RAP. 

Kecepatan tembaknya apabila digunakan secara kontinyu maksimal 4 peluru per menit. Untuk kemudahan transportasi, Kh-179 dapat dilengkapi dengan sistem carriage yang dilengkapi APU (Auxillary Power Unit) sehingga dapat bergerak dengan tenaga sendiri. 

Saat ini Korea Selatan tercatat menawarkan dua varian calibre untuk Kh-179, yaitu L39 dan L45, dengan varian ketiga, yaitu L52, kelihatannya juga mulai dipasarkan. Pembeli tinggal memilih varian yang ada sesuai jarak jangkau yang diinginkan. Tercatat selain Korea Selatan, Iran membeli Kh-179 dan mengopinya sebagai HM-41 yang dipasang diatas sasis truk DIO.







Sumber : ARC

Presiden SBY Minta Program MEF Berkelanjutan

SURABAYA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap postur pertahanan saat ini berupa kebijakan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang.

Menurut Presiden SBY, kebijakan tersebut penting untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan teritorial Indonesia. “Harapan saya ini bisa dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang, saya yakin presiden yang akan datang, pemerintahan yang akan datang juga ingin negaranya kuat, tentaranya kuat bisa menjalankan tugas-tugas pertahanan,” kata Presiden saat menjawab pertanyaan calon perwira remaja (capaja) Akademi Militer saat memberikan Pembekalan kepada capaja Akademi TNI-Polri Tahun 2013 di Gedung Graha Samudera Bumimoro Morokrembangan, Komplek Kodikal, Surabaya, Senin malam (1/7).

Presiden mengatakan, kepala pemerintahan atau presiden memiliki strategi dan kebijakan pertahanan. Pada era Orde Baru, postur pertahanan kekuatan TNI dikenal dengan “ABRI kecil, efektif, efisien”. Pada era Kabinet Indonesia Bersatu, dimulai pada 2005, kekuatan pertahanan TNI yang dibangun adalah MEF. MEF adalah melakukan stabilisasi kekuatan Angkatan Darat, pengembangan dan modernisasi Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Setiap tahun pemerintah berusaha meningkatkan kemampuan untuk pertahanan dan keamanan negara. Diakui Presiden, selama lima tahun pertama sejak kebijakan tersebut berjalan, pemerintah belum bisa mengalokasikan anggaran pertahanan yang besar untuk mewujudkan MEF.

Perekonomian Indonesia saat itu terkena imbas krisis ekonomi global. Akibatnya, pemerintah belum cukup mengalokasikan kekuatan dan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). “Alhamdullilah setelah 2009 kekuatan kita makin besar, ketika dunia mengalami krisis, ekonomi kita tumbuh tinggi, demikian juga kemampuan anggaran kita, government spending (belanja pemerintah), kita tingkatkan kekuatan darat, laut, dan udara,” ujar SBY.

Presiden mengakui, dua puluh tahun berlalu, Indonesia belum bisa melaksanakan modernisasi dan pembangunan kekuatan secara maksimal. Kekuatan pertahanan Ri jauh tertinggal dibandingkan kekuatan negara-negara sahabat. Karena itu, pemerintah bertekad meningkatkan kekuatan pertahanan dalam kurun waktu lima hingga delapan tahun dengan harapan Indonesia siap menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.

Presiden SBY berkomitmen melanjutkan kebijakan tersebut dan akan menyampaikan komitmen tersebut kepada pemimpin yang akan datang. “Di negara mana pun kalau kalian belajar strategi, itu akhirnya harus dihitung berapa kemampuan ekonomi yang kita miliki, berapa anggaran yang kita miliki. Kita bisa saja punya angan-angan membangun postur kekutan yang kuat tapi ketika dihitung kocek kita, anggaran rupiah kita belum mampu. Karena itu harus ada policy khusus dan timeline yang kita susun agar yang kita bisa bangun ya yang bisa kita biayai oleh ekonomi dan anggaran kita,” ujar SBY.








Sumber : Jurnas

Presiden Minta Perwira Kuasai Pengetahuan Dan Teknologi

SURABAYA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya peran teknologi komunikasi dan informasi (ICT) bagi para perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI (Polri). Sebagai seorang perwira, ilmu pengetahuan melalui sarana-sarana teknologi yang ada saat ini merupakan kekuatan untuk membangun dan mengembangkan kemampuan.

“Pahami betul konsep dari modernisasi menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Betul-betul kuasai pengetahuan dan teknologi mulai dari sekarang, jangan tunggu besok atau lusa,” kata Presiden saat memberikan Pembekalan kepada Calon Perwira Remaja (Capaja) Akademi TNI-Polri Tahun 2013 di Gedung Graha Samudera Bumimoro Morokrembangan, Komplek Kodikal, Surabaya, (1/7).

Pembekalan langsung dari Presiden SBY ini, merupakan acara pembuka sebelum pelantikan capaja yang akan digelar Selasa (2/7) di Mako Akademi Angkatan Laut. Hadir dalam pembekalan tersebut Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M.Nuh, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan Mensesneg Sudi Silalahi.

Presiden mengatakan, seorang perwira harus terus mengasah pengetahuan dan wawasannya meski sudah lulus dari akademi angkatan. Penguasaan keterampilan di bidang teknologi, bukan berarti menjadi generasi video game. Generasi jenis ini justru akan membuat perwira tidak bisa berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi.

“Itu tidak boleh terjadi perwira kepolisian dan militer. Perang yang sesungguhnya jauh lebih komplek, rumit, dan berbahaya dibandingkan dengan hanya bermain dalam simulasi video game,” kata Presiden.

Selain peka terhadap teknologi informasi yang sedang berkembang, Kepala Negara juga memberi sembilan nasihat atau instruksi lain. Peka terhadap perkembangan teknologi merupakan pesan yang ketiga. Pesan pertama, menjaga idealisme sebagai perwira Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian RI. Kedua, kerjakan tugas sebaik mungkin dengan menguasai masalah teknis di lapangan tidak hanya teori. Keempat, berkompetisi secara sehat. Kelima, menjaga etika dan perilaku. Keenam, bermental tangguh, ulet, dan pantang menyerah. Ketujuh, percaya pada diri sendiri.

“Kalau mau berhasil, sukses, belajarlah dengan baik. Kalau mau jabatan ya tunjukkan prestasi dan kemampuan. Saya sering mendengar banyak sekali sekarang ini, perwira yang cari sponsor kesana-kesini, gantolan ke kanan kiri, itu tidak abadi, yang abadi kalau punya kemampuan sendiri, berupaya sendiri, berjuang sendiri,” kata Presiden.

Kedelapan, jangan memilih-milih tugas dan jabatan. Kesembilan, bertahan terhadap godaan harta, tahta, dan wanita. Kesepuluh, senantiasa dekat dengan Tuhan YME. “Saya hampir 30 tahun bertugas di TNI, lima tahun menjadi menteri, sembilan tahun ini jadi presiden. Perjalanan panjang saya juga alami, banyak tantangan permasalahan ujian dan cobaan, kadang-kadang begitu berat. Apakah saya mampu, saya berikhtiar,” ujar SBY.

Kapolri Timur Pradopo dalam kata penutupnya mengatakan, rintangan yang dihadapi perwira ke depan akan semakin kompleks dan dinamis karena kemajuan teknologi dan informasi. Karena itu, perwira wajib mengembangan potensi diri, mengembangkan kompetensi teknis manajerial di bidang masing-masing. “ Pesan Pak Presiden mengenai kebersamaan satu kesatuan yang utuh, mendukung TNI-Polri dalam menghadapi tantangan kami jadikan landasan untuk meningkatkan kualitas menjadi perwira yang tangguh dan professional,” ujar Kapolri.

Sementara Agus mengatakan, ada 735 capaja TNI dan Polri yang akan dilantik menjadi Letnan Dua. Dengan perincian 238 orang taruna akademi militer, 105 taruna akademi angkatan laut, 108 taruna akademi angkatan udara, dan 284 orang taruna akademi kepolisian, dan 48 di antaranya adalah taruna.







Sumber : Jurnas

Presiden SBY Lantik Perwira Remaja TNI POLRI

SURABAYA-(IDB) : Dalam acara pelantikan 735 perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri di Surabaya hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengingatkan kepada para perwira pertahanan dan keamanan  tentang kebijakan luar negeri saat ini.
 
Presiden SBY menjelaskan, era saat ini adalah politik luar negeri ke segala arah dan Indonesia sendiri tidak memposisikan satu negara manapun sebagai musuh.


“Tidak ada negara yang kita anggap sebagai musuh, sebaliknya tidak ada satu negarapun di dunia yang memusuhi negara kita. Lingkungan strategis baru yang khas itu juga memberikan peluang yang sangat besar bagi kita berperan di duni internasional,” kata Presiden SBY di markas Komando Akademi Angkatan Laut, Surabaya, Jawa Timur, seperti yang dirilis Sekretariat Kabinet, Selasa (2/7).


Namun, menurutnya, prinsip "million friends zero enemy" harus sejalan dengan kemandirian, kedaulatan, kesetaraan serta prinsip saling menguntungkan antara negara yang satu dengan lainnya.


Dia melanjutkan, Indonesia saat ini memiliki citra yang baik di mata dunia internasional tidak lagi memberikan kesan terpuruk, konflik dan tidak stabil.


Kesan baik yang dimiliki Indonesia ditambahkannya antara lain, sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, sebagai jembatan antara Islam dan Barat, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, sebagai negara yang sukses melakukan transformasi, dan sebagai negara yang menjunjung kebebasan dan pluralisme.


Meskipun demikian hingga saat ini masih ada isu keamanan yang menjadi tantangan mulai dari terorisme, gerakan seperatis bersenjata, sengketa perbatasan, kejahatan lintas negara hingga penggunaan senjata massal.


Oleh karena itu, TNI sebagai alat pertahanan negara terus dibutuhkan untuk mengantisipasi tantangan terhadap perubahan arsitektur keamanan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang mana Indonesia layak diperhitungkan sebagai salah satu potensi kekuatan di dalamnya.


Selain menyinggung soal politik luar negeri, SBY juga mengatakan bahwa seiring pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga meningkatkan porsi anggaran untuk pertahanan negara.


Salah satunya adalah untuk memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebagai salah satu komponen utama sistem pertahanan.


“Oleh karena itu, pada kurun waktu lima tahun ini kita melaksanakan pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista secara sangat signifikan,” kata presiden lagi.


Pelantikan Perwira TNI-Polri 2013 hari ini diikuti oleh 735 perwira yang terdiri atas 285 perwira Polri, 238 perwira TNI-AD, 105 perwira TNI AL, 108 perwira TNI AU, dan sisasanya 285 perwira remaja Polri.







Sumber : BeritaSatu

PM Australia Ingatkan Oposisi Australia Jangan Picu Konflik Dengan Indonesia

DARWIN-(IDB) : Perdana Menteri (PM) baru Australia Kevin Rudd menuding sikap pemimpin oposisi Australia Tony Abbott mengenai para pencari suaka berisiko menimbulkan insiden diplomatik dengan Indonesia. Dikatakan Rudd, Australia harus berhati-hati jika menyangkut hubungan internasional.


Hal tersebut disampaikan Rudd terkait rencana Abbott untuk memulangkan para pencari suaka ke Indonesia jika koalisi oposisi memenangkan pemilihan umum nasional. Dikatakan Rudd, rencana itu bisa menimbulkan konflik dengan Indonesia.

"Saya benar-benar heran apakah dia mencoba menimbulkan konflik dengan Indonesia," kata Rudd kepada wartawan di Canberra, Australia seperti dilansir News.com.au, Jumat (28/6/2013).

"Anda benar-benar perlu memiliki tangan-tangan yang tenang pada kemudi saat Anda berurusan dengan hubungan Indonesia," imbuhnya.

Australia terus dihadapkan pada aliran para pencari suaka yang tiba dengan perahu-perahu, yang kebanyakan singgah di Indonesia sebagai pusat transit mereka. Abbott telah mengusulkan untuk menolak para manusia perahu itu dan mengembalikannya ke Indonesia. Namun hal ini ditolak keras oleh pemerintah Indonesia.

Dikatakan Rudd, jika hal tersebut dipaksakan Australia sementara pemerintah Indonesia tak bisa menerima, maka sudah pasti akan terjadi konflik diplomatik kedua negara.

Pernyataan Rudd ini sontak menuai kemarahan dari kubu oposisi Australia. "PM negeri ini telah secara keliru, jahat, semborono dan tak bertanggung jawab menyatakan bahwa koalisi akan memicu konflik dengan Indonesia," cetus juru bicara oposisi, Julie Bishop.

"Bukan kebijakan kami untuk melanggar kedaulatan wilayah Indonesia, juga bukan kebijakan kami untuk memicu konflik dengan Indonesia. Itu statemen yang benar-benar keterlaluan untuk disampaikan Kevin Rudd," tandasnya berang.

Rudd hari ini rencananya akan berbicara dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono via telepon mengenai sejumlah isu keamanan bersama. Masalah pencari suaka ini juga akan dibahas.







Sumber : Global

Indonesia Kembali Kirim Tim Pengamat Ke Filipina Selatan

JAKARTA-(IDB) : Indonesia kembali mengirim Tim Pengamat Indonesia (TPI) ke Filina Selatan. TPI akan memantau implementasi perjanjian damai antara pemerintah Filipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF).

Arko Hananto Budiadi, Acting Dirjen Multilateral, pada acara Penyambutan dan Pelepasan Tim Pengamat Indonesia (TPI) - IMT  unsur sipil dan militer, di Kemlu RI, Jakarta, Senin pagi (1/07) mengatakan, partisipasi Indonesia dalam International Monitoring Team  (IMT) di Filipina Selatan merupakan bentuk nyata upaya-upaya Indonesia dalam menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan perdamaian di tingkat regional dan internasional.

Berdasarkan catatan, partisipasi TPI dalam IMT di Filipina Selatan telah dimulai sejak tahun 2012, atas undangan Pemerintah Filipina dan MILF kepada Pemerintah Indonesia.

Masa tugas TPI unsur militer tahap pertama (Juni 2012-Juni 2013) dan unsur sipil tahap kedua (Januari 2013-Juni 2013) dalam IMT di Filipina Selatan dinyatakan selesai pada akhir bulan Juni 2013. Untuk itu  Indonesia akan mengirimkan kembali TPI-IMT yang terdiri dari 5 orang unsur sipil dan 10 orang personil militer ke Filipina Selatan pada tanggal 1 Juli 2013.

Lebih lanjut, Acting Dirjen Multilateral mengatakan, partisipasi TPI telah membawa nama baik bangsa Indonesia yang senantiasa berkomitmen penuh dalam mencapai perdamaian yang komprehensif di Filipina selatan. Lebih jauh dinyatakan juga bahwa pengiriman TPI merupakan wujud nyata komitmen Indonesia untuk terus memajukan dan memperkuat hubungan RI-Filipina. Selain itu partisipasi Indonesia dilandasi komitmen untuk berjuang menciptakan kawasan yang aman, adil dan damai.

"TPI tidak hanya menjalankan misi memantau perjanjian perdamaian antara pemerintah Filipina dan MNLF, tetapi juga menindaklanjuti pelaksanaan aspek-aspek keamanan, kemanusiaan, rehabilitasi dan pembangunan, bantuan sosio-ekonomi, dan komponen perlindungan sipil” tambah Acting Dirjen Multilateral.

Menurutnya, keterlibatan Indonesia dalam IMT sejak tahun 2012 dan untuk kedepannya, memberikan kontribusi penting dalam pengawasan gencatan senjata antara Pemerintah Filipina dan MILF, yang lebih lanjut akan mendorong pencapaian perdamaian menyeluruh di Filipina Selatan.

Pada kesempatan tersebut Acting Dirjen Multilateral mewakili  pimpinan Kemlu RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh anggota  TPI yang baru saja berakhir  penugasannya seraya menyampaikan selamat bertugas kepada anggota TPI yang akan segera memulai tugasnya ke Filipina Selatan. Ditambahkan bahwa pengiriman TPI tersebut merupakan sinergi yang baik antara Kemlu, Kemhan dan Mabes TNI.

Wakil Asisten Operasi Panglima TNI, Laksamana Pertama Widodo S.E pada acara ini menyampaikan arti penting TPI dalam IMT. “Penugasan TPI merupakan suatu kepercayaan dan kehormatan bagi kita di forum internasional untuk mengemban misi pemeliharaan perdamaian di wilayah Filipina Selatan”.

TPI tahap pertama telah menyelesaikan tugasnya dalam kurun waktu 1 tahun, untuk unsur militer, dan 6 bulan, untuk unsur sipil. Sedangkan Tim pengganti telah menyelesaikan  Pre Deployment Training  yang diselenggarakan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian(PMPP), Sentul, Jawa Barat tanggal 1-13 Februari 2013. Direncanakan Tim ini akan bertolak dari Jakarta menuju Filipina pada Senin malam, 1 Juli 2013.

TPI – IMT akan ditempatkan di 5 Team Site yaitu Cotabato City, Iligan City, Zamboanga City, General Santos City, dan Davao City. Selain Indonesia, IMT juga beranggotakan personil militer dan sipil dari 5 negara lainnya dengan jumlah personil 55 orang, yaitu Malaysia (19 orang), Brunei Darussalam (15 orang), Jepang (2 orang), Norwegia (2 orang) , dan Uni Eropa (2 orang).







Sumber : Global

Hari ini Presiden Dijadwalkan Lantik Perwira Remaja TNI-Polri

SURABAYA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa pagi, dijadwalkan melantik 735 perwira remaja TNI dan Polri di Akademi Angkatan Laut Bumimoro, Surabaya.

Presiden didampingi Ibu Negara akan menghadiri acara yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 09.00 WIB.

Para perwira remaja yang berjumlah 735 taruna itu masing-masing terdiri dari 238 taruna Akademi Militer, 105 taruna Akademi Angkatan Laut, 108 taruna Akademi Angkatan Udara, 236 taruna Akademi Kepolisian dan 48 taruni akademi kepolisian.

Pelantikan perwira remaja TNI-Polri 2013 berlangsung di lapangan utama Akademi Angkatan Laut dan juga dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, para kepala staf angkatan, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo dan sejumlah pejabat lainnya.






Sumber : Antara

Wamenhan Nyales Ke Afrika

DUBAI-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memulai perjalanan untuk menawarkan produk industri pertahanan Indonesia ke negara-negara Afrika.

Ada tiga negara yang mengundang Indonesia untuk menawarkan produk industri pertahanannya yaitu Uganda, Kenya, dan Senegal.


Dalam kunjungan empat hari ke Afrika, Wamenhan menyertakan dua pejabat badan usaha milik negara di bidang industri pertahanan yaitu Direktur Pemasaran PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh dan Direktur Produk Manufaktur PT Pindad Tri Hardjono.

Sebagai bagian diplomasi, ikut dalam rombongan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Mayjen Sonny Prasetyo dan Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri Lasro Simbolon.


"Kalau kita ingat pidato Presiden di depan Pertemuan Puncak Forum Pemred di Bali, ada empat hal yang harus menjadi perhatian bangsa Indonesia ke depan, yaitu masalah politik, ekonomi, sosial, dan hubungan internasional. Kunjungan ini bagian dari penerjemahan masalah hubungan internasional itu," kata Sjafrie seperti dilaporkan wartawan Metro TV Suryopratomo dari Dubai, Senin (1/7).


Industri Pertahanan Indonesia saat ini terus mengukuhkan dirinya. Produk senjata buatan PT Pindad maupun pesawat angkut produk PT DI diakui banyak negara memiliki kualitas yang baik.


Menurut Sjafrie, dua produk andalan itulah yang akan ditawarkan kepada negara-negara Afrika. Menteri Pertahanan Uganda, Kenya, dan Senegal dijadwalkan menemui rombongan delegasi Indonesia.


"Tugas Kemhan hanya membuka jalur. Selanjutnya proses observasi, negosiasi, dan produksi sepenuhnya berada di wilayah produsen," kata Wamenhan.


Sebelumnya, proses yang sama dilakukan ke negara-negara ASEAN bulan lalu. Sejauh ini tanggapan yang diberikan Filipina dan Vietnam terhadap produk senjata buatan PT Pindad dan pesawat C295 buatan PT DI dan Casa, Spanyol sangat positif.







Sumber : Metrotvnews

Komodo Pindad Di Banderol Rp. 2 M Untuk Versi Sipil

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad (Persero) telah mengembangkan varian kendaraan tempur militer Humvee versi Indonesia atau 'Komodo perang' mirip mobil Hummer yang selama ini lebih populer. Kendaraan yang mulai diperkenalkan kepada publik sejak 2012 ini, direncanakan diproduksi untuk keperluan sipil.

"Kalau ada permintaan, kami akan produksi," ucap Direktur Utama Pindad Adik Soedarsono usai acara Business Executive Gathering 2013 Kementerian BUMN di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (1/7/2013).

Adik menegaskan varian Komodo akan diperbanyak ketika telah terbukti dan teruji di lapangan. Terutama terbukti oleh TNI sebagai pemakai. Menurutnya, Pindad hingga saat ini baru memproduksi sebanyak 5 unit varian Komodo.

"Kalau kita stabil di military, kita produksi. Seperti hummer (versi sipil Humvee Amerika Serikat) baru diproduksi untuk sipil setelah 1.000 unit. Jangan uji coba di sipil. Di militer disempurnakan, kayak Anoa (Panser) baru di ekspor agar image terjaga," tambahnya.

Untuk harga, Humvee versi sipil yang dirakit dan diproduksi di Bandung Jawa Barat ini, bisa dilepas dengan harga lebih murah ketimbang harga jual versi militer. Menurutnya, varian sipil lebih sederhana ketimbang militer.

"Harga versi sipil ada pengurangan spesifikasi, nggak ada water proofing. Sekarang dilepas mulai harga Rp 2 miliar. Tapi itu tergantung konfigurasi," jelasnya.







Sumber : Detik

TNI AU Menggelar Workshop Military Maintenance Repair And Overhaul

JAKARTA-(IDB) : TNI AU bekerjasama dengan Tangent Link Ltd menggelar workshop  Military Maintenance Repair and Overhaul (MRO) di hotel Sultan, Jakarta, Senin (1/7).
 
Kegiatan yang dihadiri para pakar manajemen MRO puluhan  negara dan perwakilan dari TNI (AU, AL, AD), Polri serta pelaku penerbangan nasional ini menampilkan   beberapa pembicara antara lain, David Wallace  Director Future  Business  & Marketing, RUAG Australia,  Air Comodore Saeed Hussain Malik  (ret) Officer Commanding Engineering  Wing Pakistan Air Force,  Mike Machee, marketing executive , Marshall Aerospace  and defence Group Inggris.  Selain itu juga tampil David Jones  General Manager Malaysia RUAG Malaysia,


Workshop di buka oleh Presiden Direktur Tangent Link Ltd Rear Admiral Terry Laughran dan bertindak sebagai keynote adalah Kasau Marsekal TNI IB Putu Dunia yang diwakili oleh Komandan Koharmatau Marsekal Muda (Marsda) TNI  Sumarno.


Dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Dankoharmatau, Kasau mengatakan melalui workshop diharapkan para peserta dapat saling tukar pengetahuan dan pengalaman dibidang perawatan dan perbaikan pesawat terbang.   “Kita berharap para perwailan peserta worshop dapat mendapatkan keuntungan dalam hal maintenance, repair dan oerhal pesawat” kata Kasau.


Tema yang diangkat dalam workshop kali ini adalah “challanges and changes in maintenance and is sustainability” dengan kegiatan menitik beratkan pada berbagai pengetahuan  dan pengalaman dalam pengelolaan logistik  dan manajemen moderen  dibidang perawatan dan perbaikan pesawat dan alutsista  militer dan keamanan.


Selain workshop, juga akan dilaksanakan konferensi kedirgantaraan militer pada 2 – 3 Juli 2013.   Dalam kegiatan ini akan di bahas  Airborne Special Mission.  Para perwakilan dari negara akan membahas pengalaman dan tantangan serta teknologi terkini dalam melaksanakan misi operasi udara khusus.








Sumber : Poskota