Pages

Minggu, Juni 16, 2013

Analisis : Memaknai Perjalanan Malindo Darsasa

ANALISIS-(IDB) : Perjalanan Malindo Darsasa sudah memasuki usia empat puluh satu tahun.  Lahir dalam suasana persahabatan yang hangat antara Indonesia dan Malaysia di awal tahun tujuh puluhan.  Bayinya lahir dari kota sejuk Prapat di tepi Danau Toba yang indah tanggal 27 Juli 1972.  Sejarah kemudian mencatat eksistensi Malindo Darsasa mendapat porsi terbesar sebagai media latihan gabungan antar negara ASEAN lima tahun sekali sejak tahun 1981 dan tiga tahun sekali sejak tahun 2006.

Latihan gabungan terakhir Malindo Darsasa 8 AB (latihan gabungan Malaysia-Indonesia darat samudera angkasa) di Medan yang berlangsung dari tanggal 7 sampai dengan  12 Juni 2013 melibatkan sekitar 1.800 prajurit pasukan khusus kedua negara, Indonesia 1.500 dan Malaysia 300 prajurit.  Kebiasaannya memang begitu, lebih banyak tuan rumah, sama jika Malaysia yang jadi tuan rumah.  Latgab Malindo Darsasa 7AB tahun 2010 di Malaka Malaysia diikuti 1.900 prajurit juga dari pasukan khusus kedua negara, Indonesia 500 prajurit, Malaysia 1.500 prajurit.
Latgab Malindo Darsasa 2013 di Medan
Sesungguhnya kegiatan latihan gabungan antar negara menyiratkan dan menyuratkan kedekatan hubungan antar negara dan hubungan militernya.  Begitulah yang terjadi dengan hubungan pertemanan Indonesia dan Malaysia sampai lepasnya Sipadan dan Ligitan tahun 2002 melalui Mahkamah Internasional.  Bersamaan dengan itu kondisi militer RI  sejak tahun 1999 melakukan operasi militer besar-besaran di Timor Leste, Aceh dan Maluku. Tiga hotspot ini merupakan tugas berat yang harus dijalankan tentara Indonesia dengan mengerahkan hampir 80 ribu pasukan dan alutsista segala matra, belum lagi embargo persenjataan militer.  Merasa diatas angin Malaysia mengambil keuntungan dari kondisi ini dengan melakukan show of force, mula-mula di sekitar Sipadan dan Ligitan.

Puncaknya adalah manuver angkatan laut Malaysia di Ambalat tahun 2005 dengan melakukan penyerangan kepada pekerja di Karang Unarang. Ini menyadarkan Indonesia bahwa hubungan pertetanggaan khusus dengan jiran sebelah itu harus ditata ulang kembali terutama dalam membangun pagar halaman.  Soalnya pohon mangga di pojok halaman samping kok seenaknya dipanjat sendiri padahal kita yang menanam sejak lama.  Untuk meminimalisir pencuri mangga tadi dibuatkanlah sarang tawon berkemampuan sengat sehingga si maling berhitung ulang untuk memanjat dan mengambil buahnya. Begitu konsep dasarnya.

Maka dengan keputusan strategis Pemerintah dan DPR dengan dukungan mayoritas rakyat Indonesia  dimulailah proyek perkuatan alutsista TNI bernilai US S 15 Milyar untuk masa 2010-2014.  Hasilnya kalau sebelum tahun 2013 ini ada kalimat yang menyenangkan: tiada hari tanpa belanja alutsista, maka hari-hari di depan mata ada kalimat yang lebih menyenangkan lagi : tiada hari tanpa kedatangan alutsista baru.

Meski provokasi Ambalat terjadi, setahun kemudian tetap dilakukan latihan gabungan Malindo Darsasa 6 AB dimana Indonesia sebagai tuan rumah.  Latgab Malindo Darsasa tahun 2006 merupakan Latgab terbesar yang diikuti 5.000 prajurit dengan kontribusi terbesar dari TNI dengan kekuatan 3.900 tentara, sisanya prajurit ATM.  Geladi lapangan yang berlangsung di Singkawang Kalbar tanggal 1-10 Juli 2006 dengan mengerahkan sejumlah alutsista untuk serangan udara langsung dan serbuan pantai dengan kekuatan tank amfibi. 
Panglima Tertinggi terjun di Latgab TNI 2013
Yang unik dalam Latgab ini adalah untuk serangan udara langsung dilakukan serial alias bergantian, 4 Hawk TNI AU duluan melakukan serangan disusul dengan oleh F-18 Hornet Malaysia, kemudian penerjunan pasukan dengan 9 Hercules Indonesia dan 3 Hercules Malaysia.  Nah untuk serangan amfibi seluruhnya dilakukan oleh marinir Indonesia dengan 7 KRI dan puluhan alutsista amfibi menyerang pantai Kura-Kura Singkawang. Bukan apa-apa karena jiran sebelah tidak punya pasukan marinir yang berkemampuan serbuan pantai.

Inilah Latgab terbesar dalam pengerahan jumlah pasukan dan alutsista karena setelah itu baik pada Latgab 7AB di Malaka dan 8AB yang diadakan di Medan jumlah peran serta berkurang, baik jumlah pasukan yang hanya 1800 an dan tema latgab bergeser menjadi operasi anti teroris, tidak ada pengerahan pasukan secara besar-besaran.  Boleh jadi karena urgensi atau kepentingan utama dari porsi latihan itu adalah untuk tema kontemporer, melawan teroris.  Tetapi bisa jadi juga karena merasa tak perlu lagi bagi kita untuk melakukan latihan militer yang sesungguhnya yaitu operasi militer gabungan berupa serangan udara dan serbuan pantai sebagaimana yang terakhir kali dilakukan di Singkawang.

Kalau yang terakhir itu merupakan pilihan bagi militer RI, kita sangat mendukung karena itu merupakan jawaban yang halus untuk menyatakan tidak lagi atau jangan dulu sebagai jawaban atas polah tingkah mereka yang menggunting dalam lipatan. Mulai saat ini dan tahun-tahun mendatang kesetaraan dalam teknologi dan mutu alutsista serta kuantitas persenjataan yang dimiliki hulubalang republik sudah menjadi kenyataan.  Bukan lantas kita ingin mengajak jiran untuk bermusuhan, sekali-kali tidak.  Namun dalam perjalanan ke depan jangan lagi ada upaya untuk melakukan pamer kekuatan di depan mata NKRI. 

Latihan militer bersama boleh saja dilakukan tetapi tentu harapan kita tidak lagi sebesar yang di Singkawang.  Dalam bahasa pertetanggaan silaturrahim tetap dilakukan sembari bermanis wajah tetapi sikap dalam bathin tetap keukeuh untuk tidak ingin lagi diremehkan. Caranya ya dengan memperkuat taring militer kita secara berkesinambungan, memperkuat alutsista dengan teknologi terkini dalam jumlah yang memadai.  Sudah tentu Malindo Darsasa bukan prioritas lagi apalagi menjadikannya yang terbesar.
Sumber : Analisis

Tahun Depan AL 18 Negara Akan Lakukan Latma Di Indonesia

BATAM-(IDB) : Angkatan Laut dari 18 negara akan menggelar latihan bersama di Batam, Kepulauan Riau pada Maret tahun depan. Komandan Gugur Tempur Laut Armada Barat (Danguspurlaarmabar) TNI AL,  Laksamana Pertama TNI Amarullah Oktavian menyatakan, latihan bersama itu akan menjadi embrio terwujudnya Asean Community pada 2015 nanti.

Menurut Oktavian, ada 10 negara ASEAN bakal bergabung dalam latihan bersama itu. Selain itu, ada delapan negara lain di luar ASEAN yang akan ikut, yakni Amerika Serikat, India, China, Rusia, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.  “Latihan bersama ini lebih pada operasi penanganan bencana yang akan disosialisasikan di Anambas dan Natuna,” kata Oktavian kepada batampos.co.id, Sabtu (15/6).


Dijelaskannya, latihan bersama yang akan digelar akhir Maret 2014 itu akan berlangsung selama enam hari. Sedangkan tiga hari di antarnya, lanjut Oktavian, akan digelar di Batam. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan akan membuka kegiatan latihan bersama Angkatan Laut 18 negara di dunia ini.


Oktavian menambahkan, Angkatan Laut dari masing-masing negara peserta akan mengerahkan armada tempur mereka.  “Jadi mereka akan bawa kapal perang dari negaranya,” ujarnya.


Untuk TNI Angkatan Laut, rencananya akan mengerahkan sekitar 12 kapal perang (KRI) seperti 2 KRI fregat, 2 KRI korvet, 4 KRI platform,  1 KRI rumah sakit, 2 KRI penyapu ranjau dan 1 KRI LCT landing ship tank. Menurut Octavian, latihan bersama ini untuk meningkatkan persatuan Angkatan Laut negara-negara Asean karena pada tahun 2015 nanti akan dibentuk Asean Community. “Jadi mau tidak mau, siap tidak siap, Indonesia harus terlibat dalam Asean Community ini,” katanya







Sumber : JPNN

Thales Delivers 1,000th Bushmaster PMV To Australia

DARWIN-(IDB) : The 1,000th Bushmaster vehicle to be produced at Thales Australia’s Bendigo facility will be delivered to the Australian Defence Force this Friday.

The Bushmaster is an Australian success story, delivering for the ADF, the local defence industry and Australia’s domestic manufacturing capability.

Most importantly, the Bushmaster has saved hundreds of Australian lives.

The milestone will be marked at an event at Thales’s Bendigo facility in Victoria, where the 1,000th Bushmaster will be officially handed over to the Department of Defence.

Chris Jenkins, Thales Australia’s CEO, said: “This is a very important day because the Bushmaster has become such a recognised life-saving vehicle thanks to its performance on overseas operations with the ADF and other customers. 

“To have produced 1,000 vehicles is a testament not only to the Bushmaster’s innovative design and technology, but also to the high quality of its manufacturing. This is due to the skills and expertise of the workforce we have in Bendigo, where 200 people are dedicated to ensuring the continued success and evolution of the Bushmaster platform.

“Australian industry has played a vital role in this achievement. There are around 120 companies in the Bushmaster supply chain, many of them local SMEs whose hard work, innovation and commitment to delivery have helped make the Bushmaster what it is today.” 

“Working together, Defence, Thales Australia and our industry partners have created a vital strategic capability, fully proven and ready to produce the next generation light protected vehicle, Hawkei, for the ADF and export markets.”

During the event Thales Australia will also formally launch its partnership with Soldier On and sponsorship of the 2013 Walking With The Wounded South Pole Allied Challenge. 

Walking With The Wounded raises funds to train the wounded, injured and sick, assisting them to find a career outside the military. The Challenge involves three teams of wounded servicemen and women from the UK, US and the Commonwealth (Australia and Canada) racing to the Geographic South Pole in November and December. 







Source : Thales

Philippines Plans To Tap Israel for Missile Launchers

MANILA-(IDB) : DND plans to  acquire anti-aircraft guided missiles, which will be positioned in the West Philippine Sea (South China Sea) as part of the country’s first-ever missile defense system.

Amid rising tensions over territorial disputes with China in the West Philippine Sea, the government is planning to buy anti-aircraft guided missiles from Israel, reliable sources told the Manila Standard Friday.

The source, who spoke on condition of anonymity, said the surface-to-air missiles or multiple launch rocket systems were being offered by Rafael Advanced Defense Systems Ltd. and Israel Military Industries Ltd., both based in Israel.

“SAMs and MLRS are mobile anti-aircraft weapons designed against jet fighters,” the source said, adding that these had been suggested some time ago but had not been taken seriously because the defense establishment had no interest in investing at the time.

“Now, here comes the territorial dispute in the West Philippine Sea, and at last they’ve opened their eyes,” the source added.

Another source said Defense Secretary Voltaire Gazmin was planning to go to Israel next week to forge an agreement with the prospective suppliers.

“If you have an agreement this would hasten the procurement process, say in three to six months you would already have the weapons. The agreement gives you the leeway to access all the information you want know about a particular weapon you want to procure,” the source said.

Manila Standard tried to reach Defense Undersecretary Fernando Manalo and spokesman Peter Paul Galvez for confirmation, but both did not return calls or answer text messages.

In his first year in office, President Benigno Aquino III had released P75 billion to fund the upgrading of the military’s capability through the procurement of ships and aircraft.

Gazmin then said they had some 138 big-ticket defense items that were being considered on a government-to-government procurement basis.

Part of this buildup was the recent procurement of the BRP Ramon Alcaraz, a rehabilitated US Coast Guard cutter introduced in the 1960s.

The refurbished cutter, procured for will be the country’s most modern warship and is expected to arrive in July or August.

But Senator Gregorio Honasan seemed unimpressed with the extent of help offered by the United States, and called for a review of the US Visiting Forces Agreement and the Mutual Defense Treaty, which he described as useless.

“We are not getting anything out of it. We have many international economic, military and security arrangements with other nations but why did they not say anything while the Scarborough Shoal standoff was heating up?” said the former Army colonel.

Because of this, Honasan said the country should abrogate all treaties that do nothing to help the country.

At the same time, however, he said a joint fishing agreement with Taiwan would be beneficial because it would afford protection to fishermen from both countries.

His remarks follow the May 9 fatal shooting of a Taiwanese fisherman by Philippine Coast Guard personnel in the Balintang Channel that soured relations between Taiwan and the Philippines.

Also on Friday, the Foreign Affairs Department said it welcomed the filing of a resolution in the US Senate in support of a peaceful resolution to territorial disputes in the South China Sea.

“We understand that the resolution has yet to undergo the necessary congressional process before it is passed by the US Senate, nonetheless, we extend our appreciation on the mere fact that some US senators have deigned it necessary to express their views on a fundamental issue that affects the peace and stability of the Asia-Pacific region,” the department said in a statement.

“The Philippines especially appreciates the reaffirmation of the peaceful resolution of disputes, including through arbitration; its condemnation of the use of threat or use of force; its recognition of the significance of the role of ASEAN and of the code of conduct; and its support for the ongoing and deepening efforts of the US in the region relating to ensuring freedom of navigation, maintenance of peace and stability, and respect for universally recognized principles of international law.” 







Source : Manila'sToday

Indonesia Alokasikan Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IF-X Project

JAKARTA-(IDB) : Dibutuhkan setidaknya dana mencapai US$ 8 miliar atau setara Rp 78,4 triliun untuk menghasilkan prototype jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang tersertifikasi dan siap produksi.

Jet tempur ini, merupakan program kerjasama antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan. Sementara, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan mengalokasikan anggaran mencapai US$ 1,8 miliar atau senilai Rp 15,68 triliun. Alokasi ini, setara 20% dari dari keseluruhan biaya pengembangan jet tempur KFX/IFX.

"Kita join, totalnya US$ 8 miliar. Porsinya 20% ditanggung Indonesia dan 80% ditanggung Korsel," ucap Manager Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (Persero) Sonny S Ibrahim, Jumat (14/6/2013).

Sementara 80% atau setara US$ 6,2 miliar untuk biaya pengembangan ditanggung oleh Korea Selatan. Saat ini, proses pengembangan jet tempur KFX IFX masuk ke tahap II yakni enjineering manufacturing development. Setelah proses ini, baru dilanjutkan pada tahap ke II yakni produksi dan pemeliharaan.

"Enjineering manufacurting development. Mulai detail desain, persipan produksi, pengerjaan 6-8 prototyping, testing dan sertifikasi. Itu butuh 8 tahun," tambahnya.

Sonny menerangkan, saat diproduksi di tahun 2020, untuk pembuatan struktur pesawat KFX/IFX dibuat di markas Dirgantara Indonesia di Bandung Jawa Barat. Sementara proses pemasangan peralatan elektronik pesawat, khusus KFX dilakukan di Korea Selatan. Semantara IFX tetap diproduksi di Indonesia.

"Maunya produksi struktur (jet KFX/IFX) dibikin di kita, struktur untuk Indonesia dan Korea. Elektronika di assembly line dibuat di Korea," tegasnya.

Sebelumnya, tim dari Indonesia yang terdiri dari Balitbang Kementerian Pertahanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, PTDI dan Institut Teknologi Bandung (ITB) terbang ke Korea Selatan untuk perencanaan KFX/IFX tahap pertama. Program ini, telah dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu.

Pada tahap ini, telah dihasilkan 2 konsep jet tempur IFX. Jet tempur ini merupakan pesawat generasi 4,5. Pesawat ini lebih canggih dari jet tempur F-16 namun masih di bawah F-35.






Sumber : Detik

Korsel Pastikan Peningkatan Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Indonesia

NUSA DUA-(IDB) : Pemerintah RI dan Korsel memastikan melanjutkan kerjasama bidang industri pertahanan. Meski program pembuatan pesawat tempur canggih KFX masih ditunda, namun proyek lainnya tetap berjalan bahkan ditingkatkan.

Dekimian ungkap Staf Khusus Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah tentang salah satu materi yang disinggung dalam pertemuan antara Presiden SBY dengan Menlu Korsel Yun Byung-se. Pertemuan di sela Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC) pagi ini, berlangsung di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Jumat (14/6/2013).

"Tidak secara spesifik dibahas. Secara makro Menlu Korsel sebutkan kerjasama sektor industri pertahanan akan semakin ditingkatkan," kata Faizasyah.

Agenda utama kunjungan Menlu Yun Byung-se kepada Presiden SBY adalah menyampaikan surat dari Presiden Korsel Park Geun Hye. Surat itu adalah balasan untuk surat dari Presiden SBY yang disampaikan oleh Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung, dalam pertemuan di Seoul, Korea Selatan, pada 24 Mei 2013.

"Lebih banyak dibahas kerjasama bilateral secara luas, utamanya kerjasama ekonomi. Presiden mendorong agar ditingkatkan kerjasama sektor industri kreatif," sambung Faizasyah.







Sumber : Detik 

US Navy Akui Peran TNI AL Di Asia Pasifik Sangat Strategis

JAKARTA-(IDB) : Panglima Armada Ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), Laksamana Madya (Vice Admiral) Scott H. Swift, mengatakan TNI Angkatan Laut memegang peranan yang sangat penting dan strategis di kawasan Asia Pasifik.

Hal itu dikatakannya saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Dr. Marsetio, di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (14/6).

Menurut Panglima Armada ke-7 AS, Angkatan Laut AS akan selalu siap membantu TNI Angkatan Laut dalam hal mencapai dan menjaga stabilitas kawasan Asia.

Scott Swift berkunjung ke Mabesal dalam rangka berpamitan atas akhir jabatannya selaku Panglima Armada Ke-7 Amerika Serikat. Kunjungan ini merupakan kunjungan terakhirnya sebagai Panglima Armada ke 7. Setelah ini nanti, Laksamana Madya (Vice Admiral) Scott H. Swift akan bertugas di Pentagon untuk menjabat sebagai salah satu direktur pada Direktorat Koordinasi Staf di bawah Kasal Amerika Serikat.

Panglima Armada ke-7 tersebut, menyampaikan terima kasih atas jalinan hubungan kerja sama TNI Angkatan Laut dengan Armada Ke-7 Amerika Serikat, baik dalam bentuk latihan bersama, forum-forum pertemuan, dan kegiatan lainnya selama Laksamana Madya Scott H. Swift menjabat.

Selain itu, kesan-kesan mendalam juga disampaikan terhadap TNI Angkatan Laut terkait perannya di wilayah regional Asia Tenggara. Dia melihat adanya gerakan TNI Angkatan Laut menuju ke arah World Class Navy.

Sementara itu, Laksamana TNI Dr. Marsetio saat menerima tamunya menyampaikan ucapan terima kasih atas upaya, dedikasi, dan kepemimpinan Panglima Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), Laksamana Madya (Vice Admiral) Scott H. Swift dalam meningkatkan hubungan kedua Angkatan Laut dalam berbagai bidang.

Marsetio meengharap kunjungan ini makin mempererat hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Laut.

Pada pertemuan itu, Marsetio berkesempatan memberi cindera mata berupa sebuah buku karangannya berjudul The Role of The Indonesian Navy, in Securing The Straits of Malacca, kepada Panglima Armada ke-7 Amerika Serikat.

Siaran pers Kadispenum Dispenal, mengatakan, Kolonel Laut (S) J Widjojono, turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Aspam Kasal Laksamana Muda TNI I Putu Yuli Adnyana, Asops Kasal Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, Paban I Spamal Kolonel Laut (E) Eden Gunawan, Paban IV Hublu Kolonel Laut (T) Samsul, dan Paban I Sopsal Kolonel Laut (P) Greg Agung.







Sumber : Jurnas

AL Australia Dukung "Sail Komodo 2013"

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Australia (Chief of Royal Australian Navy/RAN) Vice Admiral Raymond James “Ray” Griggs, AO, CSC, RAN, mengatakan bahwa Angkatan Laut Australia mendukung program "Sail Komodo 2013" yang akan diselenggarakan di Labuan Bajo, NTT, September mendatang.

Hal itu diucapkan Kasal Australia saat bertemu Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Dr. Marsetio di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (14/6).

Kasal Australia juga menyambut baik digelarnya internasional simposium dan Latma Komodo (Latihan Bersama Komodo) oleh kedua Angkatan Laut. Sebaliknya, Laksamana TNI Marsetio sangat berkesan terhadap Angkatan Laut Australia dalam menangani latihan dan kerja sama. Marsetio juga menyatakan akan memenuhi undangan dan permintaan Australia pada simposium Angkatan Laut yang diselenggarakan Australia pada Oktober 2013.

Pada kesempatan itu, kedua orang nomor satu di jajaran Angkatan Laut tersebut juga membicarakan kontribusi masing-masing Angkatan Laut dalam membangun hubungan yang lebih akrab untuk menjaga stabilitas kawasan.

Sebelumnya, kunjungan Kasal Australia didampingi Atase Angkatan Laut Australia, Kolonel Katja Bizilj serta beberapa pejabat Australia disambut secara resmi oleh KSAL Laksamana TNI Dr. Marsetio dalam suatu upacara jajar kehormatan militer yang berlangsung di pelataran Gedung Utama Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur.

Kunjungan Kasal Australia tersebut dimaksudkan untuk mempererat hubungan kerja sama antara Angkatan Laut Australia dan TNI AL.

Pada kunjungan tersebut, Kasal Australia menyampaikan rasa terima kasihnya atas sambutan ramah dan hangat selama berada di Indonesia. Ia berharap dengan kedatangan ini, ke depan akan meningkatkan kerja sama melalui forum kesepakatan yang lebih tinggi.

Sementara itu, Laksamana TNI Marsetio juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan Kasal Australia ke Indonesia, dalam hal ini ke Markas Besar Angkatan Laut. Marsetio mengharap kunjungan tersebut makin mempererat hubungan kerjasama kedua Angkatan Laut.

Berdasarkan siaran pers Kadispenum Dispenal, Kolonel Laut (S), J Widjojono, turut hadir dalam pertemuan tersebut, Aspam Kasal Laksamana Muda TNI I Putu Yuli Adnyana, Asops Kasal Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, Atase Angkatan Laut Indonesia untuk Australia Kolonel Laut (P) Didik, Paban I Spamal Kolonel Laut (E) Eden Gunawan, Paban IV Hublu Kolonel Laut (T) Samsul, dan Paban I Sopsal Kolonel Laut (P) Greg Agung.







Sumber : Jurnas

Tingkatkan Kemampuan TNI AU Laksanakan Latihan Pengeboman

MAGETAN-(IDB) : Untuk melihat tingkat keahlian penerbang F-5 Tiger, Kepala Dinas Operasi Lanud Iswahjudi Letkol Pnb Djoko Hadipurwanto, mendampingi Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi Letkol Pnb M. Nurdin, melaksanakan latihan penembakan dan pengemboman di AWR, Pulung Ponorogo, Kamis (13/6).
 
Dengan menggunakan pesawat tempur F-5 Tiger II Doble sit, Kadisops Lanud Iswahjudi  Letkol Pnb Djoko HP, bersama Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi Letkol Pnb M. Nurdin, selama satu jam melaksanakan pengeboman sekaligus refreshing terbang menggunakan pesawat F-5 Tiger, mengingat Letkol Pnb Djoko HP, pernah menerbangkan pesawat tersebut.



Latihan pengeboman dan penembakan merupakan salah satu latihan bagi para penerbang tempur untuk meningkatkan profesiensi dan kemampuan menghancurkan sasaran. Dalam latihan tersebut menggunakan bom latih BDU 33 dan roket FFAR.


Selain pesawat tempur F-5 Tiger, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan pesawat tempur HS Hawk MK-53 juga melaksanakan latihan pengeboman di lokasi yang sama di Air Weapon Range (AWR), Pulung Ponorogo.

Keterangan gambar: Kadisops Lanud Iswahjudi Letkol Pnb Djoko HP, didampingi Komandan Skadron Udara 14 Letkol Pnb M Nurdin, dan Lettu Pnb Ngurah, usai terbang  foto bersama dengan latar belakang pesawat F-5 Tiger, Kamis (13/6).







Sumber : TNI AU

KRI Diponegoro-365 Terlibat Naval Parade MTF Units

MEDITERANIA-(IDB) : Selasa 11 Juni 2013, KRI Diponegoro bersama unsur-unsur MTF-UNIFIL melaksanakan kegiatan parade ke-Angkatan Lautan “ Naval Parade” di perairan Beirut atau Area Of Maritim Operation (AMO). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut kunjungan Komandan UNIFIL / UNIFIL Force Commander Major Jenderal Paolo Serra (Italia) bersama beberapa Staf UNIFIL dan MTF di Flag Ship BRNS Constituicao (F-42)

Kegiatan Naval Parade di pimpin langsung oleh MTF Commander Rear Admiral Joese de Andrade  Bandeira Leandro (Brazil) yang on board di BRNS Constituicao, yang diawali dengan  pembentukan unsur-unsur di titik Rendezvous (RV) di perairan selatan AMO. Unsur-unsur yang terlibat diantaranya FGS Braunschweig F-260  (Jerman), BRNS Constituicao F42  (Brazil), HS Machitis P-266 (Yunani), TCG Tayfun P-342 (Turki) dan KRI Diponegoro-365 (Indonesia).

Selanjutnya pembentukan formasi banjar, dengan BRNS Constituicao sebagai penjuru formasi. Pada formasi tersebut dilaksanakan flying pass oleh helikopter Lynx milik Brazil yang sedang membawa UNIFIL FC. Dari dalam helikopter, UNIFIL FC menginspeksi kesiapan dan performance dari unsur-unsur MTF. Selama kegiatan ini seluruh unsur melaksanakan sikap parade, seluruh senjata dalam posisi salvo dan mengibarkan bendera negara masing-masing di tiang gafel dengan ukuran terbesar.

Setelah inspeksi melalui helikopter, UNIFIL FC on board di BRNS Constituicao untuk menerima penghormatan dari seluruh unsur yang terlibat. Selanjutnya membentuk formasi F (formasi sailing pass), untuk melaksanakan penghormatan. Dalam kegiatan sailing pass ini, flag ship menurunkan kecepatan hingga 7 knots sedangkan unsur lain mendahului dari lambung kanan dengan kecepatan 15 knots.

Seusai sailing pass UNIFIL Force Commander (FC), Paolo Serra memberikan sambutan kepada seluruh unsur MTF melalui jaring radio UHF. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua personel UNIFIL MTF. Beliau juga merasa sangat bangga berada di tengah-tengah latihan bersama yang sedang dilaksanakan tersebut. Beliau berpesan kepada seluruh personel UNIFIL MTF agar senantiasa tetap semangat dan melaksanakan seluruh tugas operasi dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan Naval Parade ini diakhiri dengan dilaksanakannya pembentukan formasi peacekeeper yakni suatu kegiatan dimana masing-masing unsur melaksanakan manuvra dengan berputar menjauh dari BRNS Constituicao selaku main body, selanjutnya bergerak bebas menuju ke sector patrol yang telah ditentukan. 






Sumber : Koarmatim

Rudal Jarak Menengah Masuk Daftar Belanja TNI AU Tahun 2014

YOGYAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara (AU) menargetkan penambahan 88 pesawat tempur, angkut, dan latin, pada 2014. Pesawat-pesawat tersebut akan melengkapi alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang sudah ada.

“Pesawat yang akan datang di antaranya T50 dan pesawat latih Grop,” ungkap KSAU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.

Sementara untuk pesawat tempur adalah F16, Sukhoi, dan Super Tucano dan pesawat jenis angkut, yakni CN295, Hercules, serta pesawat rotor atau helikopter.

“Pesawat itu diharapkan sudah ada di Indonesia tahun depan,” tegasnya.

Selain pesawat, lanjur dia, TNI AU juga akan melengkapi alutsista modern, seperti radar pertahanan udara, peluru kendali jarak sedang, dan pesawat tanpa awak.

Strategi lain dalam membangun kekuatan TNI AU, yakni mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan mengawaki alutsista tersebut.

“Konsekuensi dengan bertambahnya alutsista ini yaitu harus menyiapkan SDM lebih banyak, terutama penerbang,” ungkapnya.

Menurut IB Putu Dunia, TNI Au menargetkan setiap tahun ada 40 penerbang baru, baik berasal dari lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) maupun prajurit sukarela dinas pendek (PSDP).

Selain mendidik di sekolah penerbang (Sekbang), TNI AU juga mengirim prajurit ke luar negeri.

“Dengan langkah ini, untuk penerbang maupun yang mengawaki alutsista lainnya akan terus bertambah setiap tahun,” tandasnya.







Sumber : Okezone

KRI Ahmad Yani 351 Laksanakan PAM VIP Dalam Rangka “Sail Komodo 2013”


LABUHAN BAJO-(IDB) : Dalam rangka Operasi Taring Hiu – 2013,  KRI Ahmad Yani – 351 di bawah Komando Gugus Keamanan Laut wilayah Timur (Guskamlatim) melaksanakan tugas pengamanan untuk mendukung Kunjungan Menko Kesra, Men hub, Men KKP, Pangarmatim, Gubernur Provinsi NTT dan Panitia Sail  Komodo 2013 di Labuhan Bajo, Manggarai Barat,  Nusa Tenggara Timur.

Setelah selesai melaksanakan Pengamanan VIP Kunjungan Kerja Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, M.M, di Jembrana Bali, KRI Ahmad Yani – 351 yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T., selaku Komandan melanjutkan Tugas Operasi menuju Perairan Labuhan Bajo, Manggarai Barat, NTT.

Di samping menyiagakan kemampuan alutsista, KRI Ahmad Yani – 351 dengan mengaktifkan peralatan deteksi, komunikasi dan senjata, juga menerjunkan 1 Tim VBSS  (Visit Board Search and Seazure) untuk mengawal KM Rangga Alo yang digunakan Rombongan VIP untuk melaksanakan pengecekan kesiapan Sail Komodo 2013.

Seluruh kegiatan berjalan lancar, hal tersebut tentunya didukung oleh Prajurit yang memiliki prestasi, kesamaptaan jasmani, disiplin dalam melaksanakan tugas yang baik serta kerja sama dan koordinasi dengan pihak terkait, demikian disampaikan oleh Letkol Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. 







Sumber : Koarmatim