Pages

Kamis, April 04, 2013

Terungkap Sudah Kasus Cebongan

Grup 2 Koppassus Kandang Menjangan Akui Pelaku Penyerangan Cebongan
JAKARTA-(IDB) : Misteri penyerangan Lapas Klas IIB Cebongan Sleman Yogakarta 23 Maret lalu akhirnya terungkap. Ternyata para pelaku yang menggunakan penutup kepala adalah para pasuka  elit Kopassus grup 2 Kandang Menjangan.

Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono mengatakan bahwa sehari sejak kejadian, para pelaku sebenarnya sudah mengakui dengan jujur. "Para pelaku sudah mengakui tindakannya dengan jujur dan kesatria setelah sehari setelah kejadian," kata Unggul.


Ya, jenderal dengan satu bintang di pundak itu mengatakan bahwa kejadian itu merupakan lanjutan atas kematian seorang anggota Kopassus Sertu Heru Santosa yang tewas ditangan para tahanan yang mati ditembak di dalam sel anggrek itu.


Seperti diketahui, beberapa hari sebelum penyrangan Lapas Cebongan, Sertu Heru berseteru dengan para Deky Cs di cafe Hugo's. Nah, empat pelaku itu ditangkap dan akhirnya dititipkan di Lapas Cebongan hingga pada 23 dini hari diserbu para anggota Kopassus itu.


"Mereka seketika melakukan tindakan balas dendam karena jiwa korsa dan untuk membela kehormatan kesatuan," kata dia.


Serangan LP Cebongan Dilatari Jiwa Korsa

Penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, oleh oknum TNI AD adalah tindakan seketika yang dilatari jiwa korsa dan bela kehormatan kesatuan. Latar belakang penyerangan tersebut adalah pengeroyokan dan pembunuhan tragis, sadis, dan brutal terhadap Serka Santoso di Hugo's Cafe.

"Ini dilatari jiwa korsa yang kuat, yang merupakan roh setiap satuan militer. Namun, harus diakui bahwa penerapan jiwa korsa dalam penyerangan ke Lapas Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang tidak tepat," kata Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono, di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Menurut Brigjen Unggul, para pelaku menyatakan sepenuhnya sadar dan siap mempertanggungjawabkan perbuatan, apa pun risikonya.

"Hasil investigasi dan proses hukum selanjutnya akan dilakukan oleh Puspom TNI AD," kata Brigjen Unggul.


Sebelumnya, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat menyerang lapas. Awalnya, mereka mengaku dari Polda DI Yogyakarta sambil menunjukkan surat berkop Polda. Mereka mengaku ingin membawa empat tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso, anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus), di Hugo's Cafe, Selasa lalu.

Mereka mengancam meledakkan lapas ketika permintaan ditolak pihak lapas. Akhirnya, petugas membukakan pintu dan belasan orang memakai penutup mata masuk. Mereka menyeret petugas lapas menunjukkan empat tahanan yang dicari.

Empat tahanan tersebut akhirnya ditembak mati. Mereka yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka tercatat sebagai desertir anggota kesatuan Kepolisian Resor Kota Besar Yogyakarta. Sebelum kabur, mereka juga membawa rekaman CCTV. Aksi itu hanya berlangsung 15 menit. 
Libatkan 11 Anggota Kopassus 

Tim investigasi TNI Angkatan Darat menyatakan pelaku penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan Sleman Yogyakarta adalah oknum anggota Grup 2 Korps Pasukan Khusus (Kopassus) Kartasura, Jawa Tengah. Penyerbuan lapas melilbatkan 11 oknum anggota Kopassus, dengan satu orang eksekutor, dengan dua orang berusaha mencegah penyerbuan.

"(Penyerangan) melibatkan 11 orang, terdiri dari satu orang eksekutor berinisial U, delapan pendukung, dan dua orang yang lain berusaha mencegah tindakan rekan-rekannya," kata Ketua Tim Investigasi Penyerangan Lapas Cebongan dari TNI AD, Brigjen Unggul K Yudhoyono, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (4/4/2013). Dari 11 orang itu, dia menyebutkan tiga orang berasal dari daerah latihan Gunung Lawu.

Kesebelas pelaku menumpang tiga kendaraan berbeda. Unggul menyebutkan pelaku penyerangan menggunakan Toyota Avanza berwarna biru dan Suzuki APV hitam. Sementara dua orang yang berusaha mencegah penyerangan menggunakan Daihatsu Feroza.

Penyerangan ke lapas ini terjadi pada 23 Maret 2013, pukul 00.15 WIB. Empat tahanan terbunuh, yaitu pelaku pembunuhan terhadap anggota Kopassus Serka Heru Santoso pada 19 Maret 2013 dan pembacokan mantan anggota Kopassus Serka Sriyono pada 20 Maret 2013.

Pelaku Anak Buah Serka Heru Santoso

Penyelidikan dari Tim Investigasi TNI AD mendapatkan motif penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah reaksi atas pembunuhan anggota Kopassus dan penyerangan mantan anggota Kopassus Serka Sriyono. Kedekatan pelaku dengan para korban juga menjadi latar belakang.

"(Dilakukan) setelah mendengar pengeroyokan dan pembunuhan tragis, sadis, dan brutal oleh preman di Yogyakarta atas anggota Kopassus Serka Heru Santoso," kata Ketua Tim Investigasi Penyerangan Lapas Cebongan TNI AD, Brigjen Unggul K Yudhoyono, Kamis (4/4/2013). Heru adalah atasan langsung pelaku penyerangan, ujar Unggul, yang juga pernah menyelamatkan pelaku saat menjalankan tugas operasi.

Penyerangan, tambah Unggul, juga dipicu penyerangan terhadap mantan anggota Kopassus, Serka Sriyono, oleh kelompok preman yang sama. "(Sriyono) adalah rekan pelaku saat latihan komando," ujar Wakil Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD ini.

Sebelumnya, Unggul menyatakan penyerangan dilakukan 11 oknum anggota Grup 2 Korps Pasukan Khusus (Kopassus) Kartasura, Jawa Tengah. "(Penyerangan) melibatkan 11 orang, terdiri dari satu orang eksekutor berinisial U, delapan pendukung, dan dua orang yang lain berusaha mencegah tindakan rekan-rekannya," kata dia. Tiga orang dari 11 orang itu, berasal dari daerah latihan Gunung Lawu.

Heru tewas setelah dikeroyok di Hugo's Kafe pada 19 Maret 2013. Sementara Sriyono diserang pada 20 Maret 2013. Pelaku pengeroyokan dan penyerangan diduga adalah kelompok yang sma, termasuk empat orang yang tewas dalam penyerbuan ke Lapas Cebongan. Empat orang itu adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.


Kopassus Serang Lapas Cebongan Pakai 6 Pucuk Senjata 

Penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman pada 23 Maret 2013 lalu oleh 11 oknum TNI AD yang menewaskan 4 tahanan, menggunakan 6 senjata api.

Ketua Tim Investigasi TNI AD, Brigjen Brigjen Unggul Yudhoyono dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/4/2013) menyebutkan, 6 senjata yang dipakai untuk menyerang Lapas Cebongan antara lain 3 jenis senjata AK47, 2 pucuk AK47 replika dan satu pucuk pistol sig sauer replika. Menurut Unggul, tiga pucuk senjata api AK47 tersebut dibawa dari pelatihan di Gunung Lawu.

Dia membeberkan aksi penyerangan Lapas Cebongan pada pukul 11.15 itu dilakukan oleh 11 oknum anggota Kopassus yang terdiri dari 1 eksekutor berinisial U, 8 orang pendukung dengan menumpangi 2 unit kendaraan, masing-masing Toyota Avanza biru dan APV hitam. Terdapat dua orang anggota di dalam mobil Feroza yang hendak mencegah aksi penyerangan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono, mengakui bahwa oknum Grup II Kopassus Kartosuro adalah pihak penyerang empat tahanan terkait pembunuhan Serka Santoso.

"Bahwa secara kesatria dan dilandasi kejujuran serta tanggung jawab, serangan LP Cebongan, Sleman, pada 23 Maret 2013 pukul 00.15 WIB diakui dilakukan oleh oknum anggota TNI AD, dalam hal ini Grup II Kopassus Kartosuro yang mengakibatkan terbunuhnya empat tahanan," kata Wakil Danpuspom TNI AD Brigjen Unggul K Yudhoyono, yang juga ketua Tim Investigasi kasus tersebut di Mabes TNI AD, Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Brigjen Unggul mengatakan, penyerangan ini berhubungan dengan pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso, yang juga anggota TNI AD, pada 19 Maret 2013 dan pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada 20 Maret 2013 oleh kelompok preman di Yogyakarta.




Sumber : JPNN

Korsel Berminat Borong 60 F-35A Dan 60 F-15SE

SEOUL-(IDB) : Ditengah memanasnya situasi semenanjung Korea, Korea Selatan tampak makin mempertajam kukunya. Tidak tanggung-tanggung, Korsel berminat membeli sebanyak 60 buah jet tempur siluman F-35 dan 60 buah F-15 versi Silent Eagle. Niatan tersebut tertuang dalam notifikasi dari Badan Kerjasama Pertahanan Amerika Serikat (DSCA) kepada kongres AS.


Pembelian sebanyak 60 buah F-35 itu dibandrol sebesar US$ 10,8 Milyar. Jumlah tersebut termasuk 9 mesin cadangan, perlengkapan sistem perang elektronik dan lain sebagainya. Termasuk juga pelatihan, dukungan serta manajerial pesawat tersebut untuk jangka waktu 15 tahun ke depan.

 
Sementara, untuk F-15SE, kontrak diperkirakan mencapai US$ 2,408 Milyar. Pembelian F-15SE ini nantinya melalui skema Direct Commercial Sales bukanmelalui skema FMS. Termasuk dalam deal ini adalah 60 buah radar AESA, sniper targeting system, dan berbagai dukungan logistik lainnya.

 
Dalam 2 buah notifikasi berbeda itu, disebutkan pula F-35A dan F-15SE nantinya akan menggantikan F-4 Korsel yang telah lama mengabdi. Dan uniknya, Amerika menyatakan, pembelian ini tidak akan mengubah keseimbangan militer di kawasan semenanjung Korea.

 
Bagi Indonesia, pembelian ini bisa menjadi tanda tanya. Apakah dengan demikian maka program KFX/IFX benar-benar batal?, atau malah pembelian ini nantinya akan mendukung program KFX/IFX?. Karena pada awalnya, dikabarkan alasan Korsel mengadakan program FX-III salah satunya adalah untuk mengambil teknologi yang ada untuk dicangkokkan pada KFX. 

Dengan kata lain, pada skema ToT di FX-III, maka KFX akan mendapatkan teknologi yang belum dikuasai baik oleh Korsel maupun Indonesia. Mari kita tunggu saja kejelasannya.





Sumber : ARC



Perdana Akmil TNI AD Rekrut Perempuan

JAKARTA-(IDB) : Tahun 2013 kali ini TNI Angkatan Darat membuat terobosan dalam hal perekrutan perwira. Akademi Militer (Akmil) AD membuka kuota penerimaan untuk siswa perempuan, atau disebut taruni.

"Karena memang wanita sudah dalam posisi yang setara dengan pria. Bukan karena desakan LSM. Tetapi tidak semua bisa disamakan. Tapi kami tidak memberikan hak khusus pada mereka," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jend TNI Pramono Edhie Wibowo di Mabes AD, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2013).

Jumlah kuota untuk taruni AKMIL AD sebanyak 16 orang. Sementara kuota untuk taruna sebesar 176 orang. Meskipun kuota perempuan jauh lebih sedikit dibanding kuota pria, namun Pramono menyatakan ini adalah langkah awal bagi TNI untuk membuka perekrutan perempuan.

Namun demikian, Pramono menyatakan taruni tidak disiapkan untuk berada di garis depan pertempuran. Satuan tempur masih terbatas diperuntukkan bagi kaum adam. Namun dirinya mengidamkan perempuan bisa maju di medan pertempuran, suatu hari nanti.

"GI Jane itu film. Tapi kenyataanya ada tidak? Tidak mudah. Saya mengidamkan mereka untuk fighter helikopter," ujar adik Ibu Negara Ani Yudhoyono ini.

TNI AD membuka kuota penerimaan sebesar 10.528 untuk tahun ini. Untuk Akmil, pendaftaran sudah dibuka 4 Februari 2013 lalu dan berakhir pada 28 Maret 2013. Pramono berjanji akan menindak tegas anak buahnya yang ketahuan menarik pungutan liar dari calon taruna.

"Kemarin-kemarin sudah beberapa orang berpangkat kolonel dicopot jabatan karena 'bermain'. Sekarang kalau ada yang dicopot jabatan banyak yang senang. Kapan lagi mengganti jabatan orang," pungkasnya.





Sumber : Detik

Indonesia Inginkan Jaminan Alutsista Dalam Traktat Perdagangan Senjata

Traktat tidak memberikan keseimbangan yang utuh antara kepentingan negara eksportir dan negara importir.

JAKARTA-(IDB) : Indonesia mendukung adanya pengaturan global mengenai perdagangan senjata sebagaimana tertuang dalam  Traktat Perdagangan Senjata (ATT – Arms Trade Treaty). Selain dapat mengurangi penderitaan manusia (human suffering), Traktat juga dapat meningkatkan saling percaya antar negara serta mempromosikan perdamaian internasional.
Sayangnya, setelah pembahasan selama 7 tahun, Traktat tersebut tidak dapat disepakati secara konsensus sehingga diadakan pemungutan suara dan disahkan di Majelis Umum PBB pada tanggal 2 April 2013.

Meskipun Indonesia sejak awal telah terlibat aktif dalam pembahasan Traktat dan mendukung penuh pengaturan internasional di bidang persenjataan, namun Indonesia telah memutuskan untuk mengambil posisi abstain karena terdapat beberapa ketentuan di dalam Traktat yang tidak sejalan dengan posisi dasar Indonesia.  

Berbagai ketentuan dalam Traktat tersebut, sebagaimana ditegaskan pihak Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, tidak memberikan keseimbangan yang utuh antara kepentingan negara eksportir dan negara importir.

Sebagaimana telah diberitakan  sebelumnya, dalam Traktat  ini negara-negara eksportir telah diberikan kewenangan penuh secara sepihak untuk menilai terdapat atau tidaknya potensi bahwa transfer senjatanya dapat saja digunakan dan atau memfasilitasi pelanggaran HAM. Hal ini terungkap saat Menlu RI Marty Natalegawa menggelar jumpa pers bersama dengan Menlu Australia Bob Carr, Menhan Australia Stephen Smith MP dan Menhan RI Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu, 3/4

Dengan posisi abstain tersebut, di satu pihak mencerminkan dukungan bagi adanya pengaturan global perdagangan senjata, namun di lain pihak tetap membuka kemungkinan untuk bergabung setelah dilakukan kajian yang lebih mendalam oleh seluruh pemangku kepentingan dalam negeri. Hal ini diperlukan guna memastikan bahwa kepentingan nasional khususnya di bidang alutsista akan terjamin. Traktat ini akan mulai terbuka untuk ditandatangani oleh negara-negara anggota PBB sejak tanggal 3 Juni 2013.





Sumber : JaringNews

TNI AL Dan US Navy Akan Laksanakan Carat 2013

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat (United Statis Pasific Command/USPACOM) dalam waktu dekat akan menggelar latihan bersama dengan nama sandi latihan Carat 2013 (Cooperation Afloat Readiness and Training 2013). Latihan ini dalam kerangka kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Amerika Serikat. 

Dalam laporan kesiapan yang dipaparkan oleh Kolonel Laut (P) Deny Septiana, S.Ip selaku Komandan Satgas yang juga menjabat Komandan Satuan kapal Patroli Armabar kepada Wakil Asisten Operasi Kasal (Waasops Kasal) Laksamana Pertama TNI Arie H. Sembiring di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur  bahwa latihan akan dilaksanakan  menjadi dua tahap, yaitu tahap pangkalan yang meliputi kegiatan simposium, pelatihan, olah raga persahabatan dan interaksi sosial melalui pertunjukan musik, dan kunjungan ke Sekolah Dasar  di wilayah Jakarta Utara.

Tahap laut yang meliputi kegiatan latihan tempur kapal di perairan Laut Jawa dan latihan Marinir di daerah latihan Koprs Marinir, Antralina, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. “Latihan bersama nantinya akan dilaksanakan kurang lebih selama sebelas hari, dan melibatkan pasukan elit kedua negara serta kapal perang termasuk kapal selam,” kata Dan Satgas.

Waasops Kasal Laksamana Pertama TNI Arie H. Sembiring pada kesempatan tersebut menambahkan bahwa latihan ini digelar guna meningkatkan kerja sama internasional khususnya dibidang pertahanan, antara Angkatan Laut kedua negara dalam menambah profesionalisme prajurit, dihadapkan pada perkembangan tuntutan dan dinamika tugas ke depan yang semakin kompleks, khususnya terkait masalah keamanan di wilayah perairan.

Materi latihan yang akan diaplikasikan diantaranya peningkatan kemampuan teknis dan taktis pada pelaksanaan Operasi Militer Perang (OMP), peningkatan kemampuan teknis dan taktis pada pelaksanaan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), dan pelaksanaan simposium tentang perkembangan teknologi alutsista masa kini. Sedangkan lokasi latihan yang digunakan adalah wilayah Jakarta dengan pos Komando di Mako Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), perairan Tanjung Priok hingga Kepulauan Seribu, serta Tanjung Pasir, Tangerang, Provinsi Banten.

Sisi sentuhan di bidang kemasyarakatan pada latihan bersama ini adalah akan laksanakan kegiatan bakti sosial dan pembangunan, antara lain rumah tahan gempa yang dibangun di daerah Tanjung Pasir, Tangerang, Provinsi Banten, sedangkan pada sisi teknologi militer  adalah berupa uji coba pengoperasian/penerbangan pesawat tanpa awak milik US Navy.





Sumber : Poskota

TNI AL Akan Uji Senjata Strategis di Laut Jawa

SURABAYA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) kembali akan mengadakan uji coba senjata strategis. Uji coba bersandikan 'Gladi Parsial IV' dilaksanakan di Laut Jawa.

Dari rilis yang diterima Rabu (3/4/2013) Koarmatim telah menggelar Latihan Pos Komando (Latposko) di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslatkaprang) Kolatarmatim, Ujung, Surabaya.

Latihan uji coba senjata strategis yang akan dilaksanakan di Laut Jawa ini merupakan uji coba Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang dipersiapkan untuk Latihan Gabungan TNI Tahun 2013. Dalam latihan ini, TNI akan menggelar latihan yang melibatkan tiga unsur kekuatan matra TNI, yaitu matra darat, matra laut dan matra udara.

Untuk latihan uji coba senjata strategis, Koarmatim akan mengerahkan kapal-kapal perangnya sebanyak 13 kapal perang dari berbagai type, dengan berbagai senjata andalan strategis yang dimiliki oleh masing-masing kapal perang.

Kapal perang atau KRI yang terlibat itu antara lain KRI Sultan Hansanudin-366, KRI Frans Kaisiepo-368, KRI Sultan Iskandar Muda –367, KRI Yos Sudarso-353, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355,KRI Hiu-804 KRI Kerapu-812,KRI Kakap-811,KRI Cut Nyak Dien-375, KRI Sutanto-877, KRI Makassar-590, KRI Cakra-401 serta 1 helikopter dan pesawat Cassa sebagai Patroli Maritim.

Sedangkan senjata strategis yang akan diujicobakan itu antara lain, Rudal C-802, Rudal exocet MM -40, RBU -6000 dan torpedo sut. Torpedo Sut nantinya akan ditembakan oleh Kapal selam KRI Cakra-401, Rudal Exocet MM-40 akan ditembakan oleh kapal Sigma Class buatan Belanda, Rudal C-802 akan ditembakan oleh kapal jenis Vanspeijkh juga buatan Belanda dan RBU 6000 akan ditembakan oleh kapal jenis Parcim.

Kapal perang yang melakukan penembakan senjata strategis ini merupakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) dan Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim.

Mesin-mesin perang Koarmatim ini akan segera bergerak menuju Laut Jawa, seusai melaksanakan Tactical Floor Game (TFG) dan Tactical Game (TG) di Pusat Latihan Elektronika dan Pengendalian Senjata (Puslatlekdalsen) Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) tanggal 4-9 April mendatang.

Materi latihan yang akan dilaksanakan meliputi Check komunikasi, keluar pelabuhan, melewati medan ranjau/ Mine Field Transit, pertahanan udara / Adex, Screen Exercise, Aswex dan penembakan RBU-6000, Helly Cross Deck/Touch and Go Exercise, Gunnex sasaran tomatto Killer, Sul sasaran Tomatto Killer, prosedur penembakan exocet MM-40, prosedur penembakan rudal C-802, prosedur penembakan torpedo Sut, Anti Air Rapid Open Fire Exercise (AAROFEX) dan masuk pelabuhan.

Latihan ini bertujuan untuk memantapkan profesionalisme prajurit matra laut dan kesiapsiagaan KRI atau pesawat udara guna melaksanakan manuvra taktis penembakan senjata strategis dalam rangka mendukung latihan gabungan TNI Tahun 2013.





Sumber : Detik

Indonesia Australia Jajaki Kerjasama Cyber Defence

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith MP, Rabu (3/4) bertemu dengan Menhan RI Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kemhan, usai mengikuti Upacara Peletakan Karangan Bunga dilanjutkan dengan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Courtesy Call antara Menteri Pertahanan kedua negara ini dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara Menhan  dengan Delegasi Australia yang dipimpin oleh Menhan Australia. 

Usai Bilateral Meeting, Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Australia Minister of Defence Stephen Smith menuju ke Kementerian Luar Negeri untuk melaksanakan pertemuan two plus two yaitu pertemuan antara Menteri Pertahanan  dan Menteri Luar Negeri RI dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Australia. 

Dalam pembukaan bilateral meeting oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro, dijelaskan  Menhan RI tentang keinginannya memasukkan tiga agenda penting untuk dibahas dalam pertemuan tahunan di bidang pertahanan (Annual Meeting) antara Indonesia dan Australia yang dijadwalkan akan berlangsung di Perth Australia pada Bulan Juni mendatang.

Tiga bahasan tersebut adalah mengenai; cyber defence, RUU Komponen Cadangan dimana Australia sudah memilikinya sementara Kemhan RI sedang dalam tahap penyusunan draft RUU nya, dan paparan white paper pertahanan Indonesia. Hal itu dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari paparan white paper pertahanan Australia yang dilakukan oleh Pemerintah Australia beberapa waktu lalu kepada Kemhan RI. Menhan Purnomo Yusgiantoro juga berharap di masa mendatang paparan White Paper Australia dapat dilakukan dengan melibatkan organisasi penelitian strategis (think tank) dari Indonesia seperti yang juga dilaksanakan Pemerintah Australia di Thailand dan Malaysia.

Selain itu, dalam bilateral meeting ini dibahas pula mengenai proses up-grade pesawat C-130 milik Indonesia yang dilakukan di perusahaan Quantas Australia. Menhan mengharapkan proses up-grade tersebut dapat dipercepat sehingga pada tahun 2015 sudah empat atau lima pesawat yang dapat siap digunakan. Hal itu juga berhubungan dengan anggaran pertahanan dan sistem pelaporannya.

Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam bilateral meeting juga membahas mengenai kemungkinan peningkatan kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan untuk personel TNI dan Kemhan sebagai upaya peningkatan SDM, juga mengenai peran penting IKAHAN (Ikatan Alumni Pertahanan) dalam membangun hubungan baik antar personel pertahanan kedua negara. Menhan RI berharap Menhan Australia juga mendukung keberadaan IKAHAN ini.

Sementara itu Menhan Australia Stephen Smith, MP menyambut baik dimasukkannya cyber defence dalam bahasan di pertemuan tahunan di bidang pertahanan antara kedua negara. Dirinya juga menyambut baik keberadaan IKAHAN dan mendorong penuh hubungan yang terjalin antara personel TNI dan angkatan bersenjata Australia. Selanjutnya, Menhan Australia mengusulkan dllakukannya pembicaraan trilateral antara Indonesia, Australia dan Timor Leste, serta Indonesia, Australia dan India.

Pada rangkaian kunjungannya ke Indonesia, Menhan Stephen Smith MP juga melakukan kunjungan kehormatan kebeberapa Menteri lainnya, seperti Menkopolhukkam Rl Djoko Suyanto dan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa. Turut serta dalam delegasi Australia mendampingi Menhan The Hon. Stephen Smith MP General, Chief of the Defence Force David John Hurley, Australian Secretary of Defence Mr. Dennis Richardson, dan Head of the Australian Defence Staff, BG. John Gould.





Sumber : DMC

Indonesia Australia Tingkatkan Hubungan Luar Negeri Dan Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka meningkatkan dan memperat hubungan diplomatik, khususnya bidang hubungan luar negeri dan Pertahanan, Pemerintah Indonesia dan Australia, Rabu (3/4) mengadakan forum Two plus Two Meeting di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta. 

Forum Two Plus Two Meeting yang kedua ini di hadiri oleh Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr, Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith Mp, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan Menhan RI Purnomo Yusgiantoro.

Pada Forum tersebut, Pemerintah RI dan Australia melalui kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan saling berkomunikasi dan bertukar pandangan terkait isu dari kepentingan nasional kedua negara.

Sebelumnya kedua negera juga telah melaksanakan pertemuan forum yang sama pada bulan Maret 2012 di Canbera Australia. Keberadaan forum pertemuan tersebut makin mencerminkan dan menggambarkan lebih jauh mengenai hubungan kedua negara yang bersifat sangat lengkap dan utuh baik mulai dari kepala negara hingga tingkat menteri di forum pertemuan bilateral.

Didalam Forum pertemuan kali ini ke-empat Menteri telah mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang ada di bidang hubungan luar negeri dan pertahanan. Secara detail pertemuan ini membahas mengenai perkembangan situasi di kawasan dan global, seperti perkembangan isu yang terjadi di Laut China Selatan, dan di wilayah Timur Tengah.

Selain itu masing-masing negara juga berdiskusi terkait potensi kerjasama yang dilaksanakan kedua negara. Adapun kerjasama yang telah dibahas antara lain mencakup kerjasama Peace Keeping, penanganan di bidang bencana alam, forum kerjasama Asian Defence Minister Meeting (ADMM) Plus, dan kerjasama di bidang lainnya.

Mengenai masalah kerjasama pertahanan, kedua negara membahas transparansi modernisasi angkatan bersenjata kedua negara di masa datang. Selain itu pembicaraan mengenai pembahasan forum pertemuan ADMM Plus, kedua negara setuju untuk meneruskan penyelenggaraan forum pertemuan tahun ini di Brunei Darussalam khusus membicarakan latihan bersama terkait bantuan kemanusiaan dan penanganan bencana alam.





Sumber : DMC

Kemhan – IAMI Bahas Kerjasama Pengadaan Truk Militer

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menargetkan akan mempercepat realisasi program modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) sampai tahun 2014 untuk mencapai kekuatan pertahanan negara sampai pada kekuatan pokok minimum. Salah satunya adalah dengan melakukan pengadaan alat berat berupa truk militer seberat 2,5 ton dan 5 ton sejumlah 1000 unit. 

Diharapkan alat berat tersebut dapat difungsikan sebagai alat angkut barang dan prajurit TNI yang pada akhirnya dapat memperkuat pertahanan negara. Hal tersebut terungkap saat Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima Presiden Direktur PT. Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) MR. Isikawa beserta rombongan di kantor Kemhan, Rabu (3/4). 

Untuk itu, Kemhan memandang penting untuk melakukan kerjasama dengan IAMI dalam memproduksi truk militer 2,5 ton dan 5 ton yang baru pertama kali diadakan. Wamenhan berharap kerjasama ini dapat terealisasi sebelum semester kedua pada bulan Oktober 2014.

Lebih lanjut dikatakan Wamenhan, dalam pengadaan truk militer 2,5 ton dan 5 ton ini dapat memfasilitasi personel TNI untuk mobilisasi. Untuk itu dalam pembuatannya diharapkan dapat memenuhi spesifikasi teknis atau military specification yang dibutuhkan TNI dan dalam pengirimannya (delivery) dapat dilakukan secara bertahap.

Menanggapi hal tersebut, Presdir IAMI menyatakan terdapat aspek teknis dalam pengadaan truk militer 2,5 ton dan 5 ton tersebut yaitu aspek availability atau aspek ketersediaan barang dengan tujuan untuk mempercepat jangkauan pelayanan. Dalam aspek teknis dibutuhkan dukungan baik dari pemerintah Jepang maupun dari distributor lokal yang tersebar di wilayah Indonesia seperti di Jakarta, Makassar, Surabaya, Medan, Banjarmasin dan Balikpapan.

Selain itu akan diadakan pelatihan secara periodik dengan satuan-satuan TNI yang berada di daerah-daerah atau kodam-kodam. Disamping itu juga, IAMI mengadakan program after sales service atau technical advisor dengan melakukan konsultasi secara berkala dan field advisor pada saat menghadapi permasalahan teknis ataupun pada kondisi baik.

Selain itu terdapat juga aspek affordability atau aspek keterjangkauan yang bertujuan untuk memberi dukungan spare part dengan harga yang kompetitif. Untuk program maintenance, akan diadakan pelatihan secara periodik di satuan-satuan TNI di daerah, baik dalam pengoperasian maupun repair and maintain.

Untuk mendukung hal tersebut, akan diperkuat dengan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai payung hukum atau pegangan yang kuat untuk meningkatkan kerjasama dan soliditas. Selain di Indonesia, produk ini juga diperkenalkan diberbagai negara seperti di Thailand.





Sumber : DMC