Pages

Senin, Maret 25, 2013

Akankah Diplomasi Kapal Induk Tinggal Cerita...???

WASHINGTON-(IDB) : Militer Amerika Serikat (AS) mulai berpikir untuk menghentikan operasi dari kapal induk yang mereka miliki. Kapal induk tersebut dianggap sudah ketinggalan zaman dan menghabiskan banyak dana.

“Sejak muncul 1 abad yang lalu, peran strategis kapal induk kini semakin tergerus,” ujar Kapten Henry Hendrix, seperti dikutip AFP, Senin (25/3/2013).

“Kapal Induk tidak akan selamat menghadapi rudal-rudal mutakhir yang memiliki jarak tembak lebih luas serta lebih tepat sasaran,” lanjut perwira Angkatan Laut AS itu.

Kapal induk juga dianggap terlalu menguras dana militer AS. Setiap harinya, Pentagon harus mengucurkan dana sebesar USD6,5 juta atau setara dengan  Rp63,3 miliar (Rp9.743 per USD) untuk biaya operasional kapal induk mereka.

Sebagai gantinya, Hendrix menyarankan militer AS mengganti kapal induk dengan armada kapal penghancur. Kapal penghancur dianggap memiliki peran strategis yang lebih baik dan hanya membutuhkan dana operasional yang kecil.

Selama ini kapal induk memang menjadi simbol pencapaian militer AS, bahkan ada undang-undang yang mengharuskan militer AS untuk memiliki setidaknya 11 buah kapal induk.

Di kalangan militer AS sendiri gagasan untuk menghentikan operasi kapal induk mereka masih menjadi kontroversi. Banyak pihak yang merasa kapal induk masih memiliki peran yang penting dalam operasi militer yang dilakukan oleh AS.

“Dengan kapal induk, tentara kita dapat melakukan operasi militer tanpa harus membuat pangkalan di darat. Mereka dapat menyerang suatu wilayah dan kemudian pergi,” ujar Wakil Laksamana Pete Daly yang pernah memimpin Kapal Induk USS Nimitz.




Sumber : Okezone

Indonesia Amerika Gelar Seminar CTx Public Affairs

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Center For Civil Military Relation (CCMR) Amerika menggelar Counter Terrorism Exercise (CTX) Public Affairs di Kantor Kemhan RI, Jakarta. Workshop CTX Public Affairs yang digelar saat ini bertemakan “ Melalui Public Affairs Workshop Dalam Kerangka ADMM plus EWG on CT Kita Sinergikan Peran Kehumasan Indonesia dan Amerika Serikat untuk mendukung latihan penanggulangan terorisme dibuka langsung Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi.
 
Workshop CTX Public Affairs RI-Amerika ini juga diikuti oleh sejumlah 50 peserta yang berasal dari perwakilan Kemhan, Kemlu, BNPT dan TNI. Selama empat hari (25 s.d 28 Maret 2013) para peserta Workshop akan di berikan pengetahuan, wawasan dan pencerahan membahas dan mendalami bidang Defence Public Affairs untuk mendukung kegiatan publikasi ADMM Plus CTX bersama para nara sumber nasional dan internasional.

Salah satu pembicara pada Workshop adalah perwakilan Staf CCMR Amerika Rear Admiral (Ret) Richard H. Wells, dan Dr. Michael S. Malley. Selain itu juga pembicara lain dari Kemlu RI Eddy Mulya, Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jay Peter Ate, dan Komandan Divisi 2 Pasukan Marini, Brigjen TNI Mar Buyung Lalana.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan Seminar ADMM Plus CTX Public Affairs mencakup terjalinnya kerjasama antara lembaga pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat dalam melaksanakan kegiatan bersama kehumasan dalam mendukung kegiatan Counter Terrorism Exercise, CTX. Disamping itu juga untuk membangun citra positif pemerintah Indonesia secara umum dalam pelaksanaan latihan penanggulangan terorisme dengan Amerika Serikat dan 18 negara anggota ADMM Plus.

Dalam sambutan pembukanya Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi mengatakan, Workshop ini berguna untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan peserta dalam bidang Defence Public Affairs dan strategi komunikasi. Disamping itu ditambahkan Kapuskom Publik Kemhan RI Workshop CTX Public Affairs juga bermanfaat dalam rangka mensinergikan public affairs antara RI dan Amerika dalam mendukung penyelenggaraan ADMM Plus Counter Terrorism Exercise di IPSC Sentul pada bulan September mendatang.

Lebih lanjut Kapuskom Publik Kemhan mengungkapkan program latihan penanganan terorisme yang akan digelar mendatang merupakan latihan bersama beberapa negara dunia. Disisi lain latihan bersama ini nantinya juga sangat mendukung untuk mengembangkan kemampuan peran Indonesia di kawasan Asean didalam operasi penanganan terorisme.

Untuk itu Kapuskom Publik Kemhan, mengajak peserta untuk terlibat dan saling berbagi informasi serta pengetahuan secara penuh mengenai latihan operasi karena menurut Kapuskom Publik para peserta sangat membutuhkan dan mengetahui semua pokok dari permasalahan yang berkaitan dengan operasi media, operasi Public Affairs, operasi informasi dan semua aktifitas bidang Public Affairs didalam mendukung program operasi penanganan terorisme.





Sumber : DMC

Indonesia Segera Buat 'Fuse' Bom Sukhoi Sendiri

MALANG-(IDB) : Indonesia ditargetkan segera bisa membuat fuse (pemantik) bom P-100 Live untuk pesawat Sukhoi. Fuse adalah pemantik untuk mengarahkan bom pada sasaran.

"Saat ini PT Dahana (BUMN) dan PT Sari Bahari (swasta) sedang bekerja sama dengan Bulgaria untuk transfer ilmu membuat pemantik bom P-100 untuk pesawat Shukoi. Kita belum bisa membuat fuse-nya, hanya bisa membuat bomnya. Nanti kalau teknologi fuse bisa kita kuasai, kita bisa buat bom Sukhoi sendiri," ujar Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan  Pos M Hutabarat, Senin (25/3/2013) di Malang.

Diharapkan, setelah tahun 2014 Indonesia bisa membuat fuse Sukhoi sendiri. Ini karena setelah 2014 Indonesia akan memiliki satu skuadron pesawat Sukhoi. Saat ini Indonesia baru memiliki 10 pesawat Sukhoi. 




Sumber : Kompas