Pages

Minggu, Maret 24, 2013

Kadispenau: JAT Terbang Kenali Udara Malaysia

LANGKAWI-(IDB) : Untuk mengenal kondisi alam sekitar Bandara Internasional Langkawi Malaysia, Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI AU melaksanakan terbang familisasi sekaligus mencoba formasi dengan menggunakan tiga pesawat KT-1B, Minggu (24/3).

Terbang familisasi dilaksanakan oleh Penerbang JAT agar pada pelaksanaan demo aerobatik udara Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA 2013) dapat berjalan dengan sukses.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Azman Yunus menjelaskan hal itu melalui siaran persnya diterima Jurnal Nasional, Minggu (24/3).

Menurut Azman Yunus, JAT akan tampil dalam delapan belas manuver andalan, diantaranya arraw head loop, barrel roll, Xclover, tanggo to diamond, screw roll, roll slide, solo spin, jupiter roll, xclover leap, mirror, jupiter roll back, hi "G" turn roll slide, break off, dan loop and boom bars.

Menurutnya, Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA 2013) diikuti oleh 35 negara-negara dari Asia, Eropa dan Amerika.

Dalam tim aerobatik udara, selain Jupiter Aerobatic Team (JAT), tampil pula tim aerobatik Krisakti dari Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), Russian Knights dan Smokey Bandit (TUDM). Sedangkan pada solo aerobatic tampil pesawat Sukhoi TUDM, Rafale (Armee De L’ Air Prancis), Super Hornet (US Navy) dan C-17 Globe Master (USAF).




Sumber : Jurnas

Berita Foto : Kepala Roket Buatan Malang Indonesia Yang Di Import Chile

Kepala Roket Buatan Malang Diekspor ke Chile

MALANG-(IDB) : Seorang pekerja menunjukkan smoke warhead 70 mm saat rillis ekspor perdana PT. Sari Bahari di lokasi workshopnya Jl. Muharto, Malang, Jawa Timur, Senin (25/3). Sebanyak 260 unit kepala roket Smoke warhead 70 mm akan diekspor ke Republik Chile.

Kepala Roket Buatan Malang Diekspor ke Chile

Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia Pos M. Hutabarat saat rillis ekspor perdana smoke warhead 70mm buatan PT. Sari Bahari di lokasi workshopnya Jl. Muharto, Malang, Jawa Timur, Senin (25/3). PT Sari Bahari berhasil menyisihkan 43 negara dalam tender internasional pengadaan smoke warhead 70 mm untuk kebutuhan angkatan bersenjata Chile.

Kepala Roket Buatan Malang Diekspor ke Chile

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Mhajir Effendi (kiri) berbincang dengan seorang jurnalis saat rillis ekspor perdana smoke warhead 70mm buatan PT. Sari Bahari di lokasi workshopnya Jl. Muharto, Malang, Jawa Timur.
Kepala Roket Buatan Malang Diekspor ke Chile

Seorang pekerja menunjukkan smoke warhead 70 mm siap kirim saat rillis ekspor perdana PT. Sari Bahari di lokasi workshopnya Jl. Muharto, Malang, Jawa Timur. PT. Sari Bahari berhasil menyisihkan 43 negara dalam tender internasional pengadaan smoke warhead 70 mm untuk kebutuhan angkatan bersenjata Chile.

Kepala Roket Buatan Malang Diekspor ke Chile

Penutup kepala roket Smoke warhead 70mm siap kirim saat rillis ekspor perdana PT. Sari Bahari di lokasi workshopnya Jl. Muharto, Malang, Jawa Timur.

Kepala Roket Buatan Malang Diekspor ke Chile

Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Teknologi dan Informasi Anne Kusmayanti (tengah) dan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementrian Republik Indonesia Pos M. Hutabarat saat peresmian rilis dan ekspor perdana kepala roket Smoke warhead di lokasi workshop PT. Sari bahari Jl. Muharto, Malang, Jawa Timur.




Sumber : Tempo 

Chile Import Roket Indonesia

MALANG-(IDB) : Siapa sangka, pabrik PT Sari Bahari yang terletak di Jalan Muharto 125 Malang bisa memberikan kebanggaan bagi Kota Malang.
Pabrik ini memproduksi casing roket untuk pesawat pengebom. Belakangan, Pemerintah Chile akhirnya tertarik satu produk buatan pabrik yang didirikan Ir Ricky Hendrik Egam ini.

Rizky menuturkan tentara Chile berminat membeli smoke war head (SWH) 70mm setelah sejak November tahun lalu intens berkomunikasi.

“Tentara Nasional Chile memesan 260 buah SWH 70mm yang kami produksi. Tanggal 30 Maret nanti langsung kami kirim,” kata Ricky saat ditemui di pabrikya, Sabtu (23/3/2013).

Ricky menuturkan komponen teknis SWH ini beratnya 3 kg dengan lebar 280 mm, diameter 70 mm, dan 40 persen penggunaan bahan merupakan buatan sendiri (tidak impor). pria kelahiran Surabaya 30 Desember 1960 ini menjelaskan SWH ini biasa digunakan untuk latihan akurasi pemboman.

“Ketika menyentuh tanah, roket SWH ini akan mengeluarkan asap. Asap ini dijadikan tolok ukur akurasi pemboman,” jelasnya.

Ricky bercerita, bisa bersentuhan dengan industri persenjataan ketika dirinya menjadi rekanan PT Pindad, Turen, selama 13 tahun untuk menyediakan spare part kendaraan militer ataupun persenjataan.

Dari situ, suami dari RR Anggareni ini melihat peluang bisnis pembuatan casing roket. Dan tahun 2000, Ricky mewujudkan produk pertamanya, casing roket P100 (practice), yang langsung digunakan TNI AU, yang disusul TNI AD dan AL.

Bahkan bom yang menempel di sayap pesawat Sukhoi, lanjut Ricky, casing-nya adalah buatan PT Sari Bahari.

“Saat ini kami sudah produksi 4.000 lebih casing P100 (practice) sejak produk pertama kami buat. Pihak TNI AU menyatakan puas dengan produk kami,” ujarnya.

Sukses membuat produk casing P100 (practice), sambungnya, TNI AU meminta dibuatkan casing P100 (live) yang memang digunakan untuk peledakan.

“Tahun 2010, TNI AU minta dibuatkan P100 (live) yang memang untuk pemboman. Kalau yang practice, itu fungsinya sama dengan SWH, mengeluarkan asap untuk akurasi pemboman,” katanya.

Ayah tiga anak ini menuturkan produknya telah mendapat lisensi langsung dari Dislitbang TNI AU, Menteri Pertahanan (Menhan), dan Menteri Perindustrian.
“Kami sudah produksi tujuh jenis casing roket, di antaranya SWH, P100 (practice dan live), P25, dan lainnya. Ambisi saya selanjutnya bikin casing untuk smart roket yang mengunakan teknologi digital,” ucapnya.
Mengenai ekspor SWH ke Chile, Rizky membeberkan telah mendapatkan lisensi ekspor yang ditandatangani langsung Dirjen Kemenhan Pot Han, Dr M Pos Hutabarat.

Diperolehnya lisensi ekspor ini, ungkap Ricky, membuat ekspor yang dilakukannya resmi dilakukan atas nama pemerintah Indonesia dan pemerintah Chile.

“Saya harap industri alutsista dari pihak swasta akan semakin banyak. Sebab peluang di industri ini sangat terbuka lebar. Bahkan saya sudah ada pembicaraan dengan 5 negara terkait penjualan casing-casing ini,” tutupnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah (UMM), Prof Muhadjir Efendi, mengaku sangat mengapresiasi kemajuan produk persenjataan buatan Indonesia ketika mengetahui PT Sari Bahari mengekspor SWH ke Chile.

Muhadjir yang juga pengamat militer ini membeberkan fakta unik kalau Chile memang tengah bersaing dengan Peru dalam hal persenjataan roket.

Antara Chile dan Peru sama-sama gencar melakukan pengadaan roket advance untuk pertahanan kedua Negara. Fakta Chile membeli roket latih dari Indonesia (PT Sari Bahari) menjadi kebanggaan bersama yang patut diacungi jempol.

“Mereka berdua sedang memberdayakan roket jenis exoced yang biasa digunakan untuk menghancurkan kapal. Menarik kalau dilihat, apalagi roket latihannya buatan Indonesia,” imbuhnya.




Sumber : Tribunnews