Pages

Jumat, Maret 15, 2013

Sultan Sulu : Kami ingin Bergabung Dengan Indonesia

MANILA-(IDB) : Sultan Sulu Muizul Lail Kiram mengaku sangat frustasi terhadap konflik perebutan Sabah dan Serawak dengan Malaysia. Sebab itu, dia meminta bantuan Indonesia buat merebut kembali wilayah di utara Pulau Kalimantan itu.

"Saya akan menyerahkan kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami," kata Sultan Muizul. Dia mengoreksi namanya bukan Sultan Mudarasulail Kiram.

Menurut dia, Mudarasulail adalah orang mengklaim sultan Sulu. Aslinya dia bernama Faizal Abdul Naim, warga negara Malaysia asal Malaka.

Berikut penuturan Sultan Muizul Lail Kiram saat dihubungi Faisal Assegaf dari merdeka.com melalui telepon selulernya, Kamis (14/3).

Jadi apa rencana Anda selanjutnya?

Saya hari ini ada di Ibu Kota Manila. Mungkin besok saya akan bertemu Presiden Benigno Aquino III. Saya akan minta kepada dia untuk segera mengakhiri konflik di Sabah Saya yakin Presiden Aquino akan menanggapi permintaan itu karena orang Sulu warga Filipina.

Anda jadi minta bantuan kepada pemerintah Indonesia?

Saya tidak punya akses ke sana, tapi saya mendesak saudara kami di Indonesia untuk segera membantu kami. Saya memohon kepada Yang Mulia Presiden Indonesia (Soesilo Bambang Yudhoyono) untuk menolong kami.

Kenapa Anda minta bantuan kepada Indonesia?

Saya kemarin (dua hari lalu) melihat dokumen perjanjian Mafilindo, isinya pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap Sabah dan Serawak.

Lalu apa tawaran Anda buat pemerintah Indonesia?

Saya ingin bergabung dengan Indonesia. Saya akan menyerahkan kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami.

Bukankah lebih baik bergabung dengan Malaysia?

Malaysia munafik, sedangkan Indonesia berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam.

Bukankah Islam agama resmi di Malaysia, sedangkan di Indonesia ada lima agama lain selain Islam diakui?

Islam di Malaysia hanya sekadar kata-kata tapi perbuatan mereka tidak Islam.

Anda kedengarannya frustasi?

Saya memang frustasi karena itu saya sangat mengharapkan bantuan dari Indonesia.





Sumber : Merdeka

PT DI Serahkan Pesanan 6 Helikopter Bell TNI AD

BANDUNG-(IDB) : Kementerian Pertahanan menerima 6 helikopter angkut tipe Bell-412 EP dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Jumat (15/3/2013).

Serah terima ditandatangani oleh Dirut PT DI Budi Santoso dan Kepala Barahanan Kementerian Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, Aslog TNI Mayjen TNI Hari Krismoni dan Aslog KASAD Mayjen Joko Sri Widodo di Hanggar Rotary Wing KP II PT DI, Jalan Pajajaran.

Selanjutnya, Aslog KASAD menyerahkan kembali pada Danppuspenerbad Brigadir Jenderal Mochammad Afifudiing selaku pengguna. Enam unit helikopter tersebut sesuai dengan kontrak pada 6 Maret 2012 lalu.

"Semoga penyerahan enam helikopter ini akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI AD dalam menghadapi tugas yang semakin berat," ujar Budi saat memberikan sambutan.

Budi mengatakan sebagai salah satu penyedia produk alutsista, PT DI berusaha optimal untuk memenuhi tuntutan yang diminta serta menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut dengan bekerja efisien sehingga menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan.

Seharusnya, jadwal penyerahan enam helikopter ini dilakukan pada September, Oktober dan November 2013. Namun PT DI mampu menyerahkan enam helikopter pesanan tersebut lebih cepat.

"PT DI berupaya mempercepat delivery sehingga kami mampu menyerahkan enam heli tersebut hari ini demi mendukung rencana latihan gabungan TNI," katanya.

Selama ini, TNI AD menjadi pengguna terbesar helikopter-helikopter produksi PT DI. "PTDI mengharapkan TNI AD tetap mempercayakan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan helikopternya pada PT DI," ucap Budi.

Helikopter tipe Bell-412 EP adalah helikopter serbaguna yang ditenagai dengan sepasang engine, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan 4 bilah rotor utama dan 2 bilah rotor ekor. Helikopter ini diawaki oleh 2 orang pilot dan ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang yang termasuk kelas menengah.

Tipe Bell-412 seri EP ini merupakan helikopter Bell-412 generasi baru yang dapat diandalkan. Dimana sebelumnya telah membuktikan kehandalannya dalam berbagai operasi di Indonesia maupun di negara-negara lain. Disamping mampu melaksanakan misi-misi militer, Bell-412 EP ini juga mampu melaksanakan penerbangan sipil, operasi SAR dan pemadam kebakaran.

"Helikopter Bell-412EP ini dari sifat dinamika lebih baik dari kapasitas mesin juga 17 persen lebih besar dibandingkan Bell-412," jelasnya.



Enam Heli TNI AD Yang Baru Itu Senilai Rp 624 Miliar

Enam helikopter jenis Bell-412 EP diserahkan PT. Dirgantara Indonesia (DI) kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Jumat (15/3/2013). Keenam helikopter pesanan Kemenhan yang masuk kontrak jual dengan Nomor TRAK/145/PLN/III/2012/AD tanggal 6 Maret 2012 itu harganya senilai 65 juta dolar AS atau setara dengan Rp 624 miliar. Satu unit helikopter dinilai Rp 104 miliar karena dilengkapi senapan mesin otomatis.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Budi Santoso menjelaskan, tingginya harga enam helikopter tersebut dikarenakan masih berada dalam lisensi Bell Tekstron USA sehingga komponennya didatangkan dari negeri Paman Sam.


"Harga enam helikopter itu sudah termasuk dengan senapan mesin otomatis. Heli ini juga spek mesinnya lebih tangguh dari tujuh heli yang sudah kita kirim sebelumnya 2012 lalu. Jadi kita sudah kirim 13 helikopter untuk TNI AD," kata Budi Santoso saat konferensi pers di Hanggar Rotary PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).


Selain enam helikopter dengan kemampuan angkut hingga 13 orang itu, Budi mengatakan, PT DI dan Kemenhan juga telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk menyelesaikan pesanan helikopter sejenis sebanyak 16 unit dengan masa kontrak hingga 2014 dengan nilai 170 juta dolar AS.


"Tapi kemampuan kita hanya sanggup menyelesaikan enam unit setiap tahunnya," ujar Budi.


Di tempat yang sama, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Moeldoko mengamini permintaan alutsista tersebut. Menurutnya, PT DI diharapkan mampu menyelesaikan seluruh kebutuhan alutsista TNI AD di empat skuadron, meski diakuinya jumlah 16 heli sisanya belum mampu menutupi kebutuhan TNI AD.


"Untuk total heli yang kita butuhkan sebenarnya mencapai 33 unit, dan baru 13 dengan yang enam ini. Kalau berangan-angan, TNI AD sebenarnya ingin mendatangkan alutsista jenis helikopter yang modern dan lebih canggih seperti Apache ataupun Black Hawk," kata Moeldoko.

"Untuk itu kami ajak bapak DPR RI dari Komisi 1 dan juga Kemenhan agar mengetahui kebutuhan kami, semoga saja bisa diusulkan," harapnya.


Sebelumnya, untuk meningkatkan kinerja dan tugas-tugas TNI Angkatan Darat di lapangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan sebanyak enam unit helikopter angkut tipe Bell-421 EP kepada Kementrian Pertahanan RI. Proses penyerahan alutsista tersebut dilakukan di hanggar Rotary Wing PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).

Untuk perakitan enam helikopter yang mayoritas komponennya masih di bawah lisensi Bell Tekstron USA ini pun dipercepat sebelum masa tenggat waktu November 2013, dengan alasan mengejar waktu untuk latihan gabungan TNI.




Sumber : Detik


Dubes Indonesia Kunjungi Sekolah Penerbangan Selandia Baru

NEW ZEALAND-(IDB) : Kekurangan sumber daya manusia penerbang (pilot) di Indonesia ternyata juga menjadi perhatian masyarakat Internasional. Di Selandia Baru, sekolah pilotnya juga berburu siswa ke Indonesia. Di antara sekolah itu adalah International Aviation Academy New Zealand (IAANZ) yang merupakan sekolah tertua untuk penerbangan di Selandia Baru. IAANZ yang didirikan tahun 1928 itu pada Februari lalu telah menerima lima siswa dari Indonesia. sekolah ini dalam waktu dekat juga akan mengadakan pameran pendidikan ke tiga kota di Indonesia yaitu Medan, Jakarta dan Surabaya.

Terkait adanya siswa Indonesia yang belajar di IAANZ, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, A Agus Sriyono hari ini mengunjungi sekolah tersebut. Kunjungan Duta Besar ini juga didampingi oleh salah seorang anggota New Zealand-Indonesia Friendship Council (Perhimpunan Persahabatan Selandia Baru-Indonesia, sekaligus anggota parlemen) Mr. Kanwaljit Singh Bakshi.

Agus Sriyono menyambut baik dan mendukung upaya kerja sama Indonesia dengan IAANZ sehingga bisa meningkatkan hubungan bilateral di bidang pelatihan penerbangan, dan membantu memenuhi kebutuhan pilot di Indonesia yang terus meningkat. Sriyono juga meminta ke lima siswa Indonesia yang sedang belajar di IAANZ untuk belajar dan menggunakan waktu dengan efektif agar bisa menyumbangkan keahliannya pada dunia penerbangan Indonesia.
Sementara itu CEO IAANZ, Peter Randle berharap akan dapat meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga di Indonesia. “Kami juga berharap akan semakin banyak siswa dari Indonesia yang bergabung,” ujarnya.

Komisioner Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, Tim Anderson turut menyatakan bahwa industri penerbangan Selandia Baru siap membantu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia maupun keahlian di industri penerbangan Indonesia yang permintaannya terus meningkat. Baik dalam hal melatih pilot, insinyur penerbangan, serta awak kabin, bahkan penyediaan keahlian navigasi dan kontrol lalu lintas udara (Air Traffic Controller) untuk pengembangan bandara di Indonesia.

“ Selandia Baru memiliki berbagai medan yang menantang dengan ruang udara bersih serta pemandangan yang spektakuler dan beragam serta pola cuaca yang bervariasi. Pilot akan memperoleh kesempatan mendapatkan pengalaman dalam berbagai kondisi terbang yang membuat mereka menjadi pilot yang lebih terampil,” ujar Tim.

Para pelatih Selandia Baru akan menyediakan lingkungan yang aman dan tentram, tempat yang memiliki toleransi antar-agama dan antar-budaya, serta biaya pelatihan yang dilindungi pemerintah. Para kadet bisa rileks sehingga mampu menyerap pelajaran dengan cepat, dalam lingkungan yang hangat dan aman.

IAANZ merupakan salah satu sekolah penerbangan terbesar di Selandia Baru dengan armada 35 pesawat latih dan 38 instruktur penerbang. 




Sumber : Angkasa

KRI Teluk Ratai-509 Dukung Pergeseran Paukan Dan Material Tempur

JAKARTA-(IDB) : Salah satu unsur kapal perang Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) jenis Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan Letkol Laut (P) Arief  Budiman mendukung pergeseran pasukan (serpas) dan pergeseran material (sermat) Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 202/Tajimalela Kodam Jaya yang diberangkatkan dari Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta.
 
Menurut Komandan KRI Teluk Ratai-509 Letkol Laut (P) Arief  Budiman, beberapa material yang diangkut   di dermaga Kolinlamil meliputi 13 unit  Armored Personnel Carrier (APC)  Anoa, 1 unit ambulance Anoa, 1 unit Recovery Anoa, 1 unit truk NPS, 1unit jenis kendaraan Isuzu OZ serta senjata perorangan berupa laras panjang dan pistol.

Sementara debarkasi personel berjumlah 126 orang. dalam rangka latihan BTP tingkat Brigade-6/Kostrad di daerah Asembagus, Banyuwangi.




Sumber : Poskota

Berita Foto : KSAL Warga Kehormatan Korps Marinir

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio diangkat sebagai warga kehormatan korps Marinir.  Acara tersebut berlangsung di Lapangan apel Ksatrian Bhumi Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Baret kehormatan tersebut diserahkan langsung oleh Komandan Korps Marinir Mayen TNI (Mar) A Faridz Washington.




Selain pengangkatan warga kehormatan, dalam kesempatan ini, KSAL juga memberikan penghargaan Kenaikan Pangkat Luar Biasa kepada Kopral Satu Eko Yulianto. Ia kini menyandang pangkat Kopral Kepala karena aksinya membantu seorang ibu dari perompakan di bekasi. Eko sendiri pada saat itu menderita luka tembak dari si perampok.




Sumber : ARC