Pages

Jumat, Maret 15, 2013

Dubes Indonesia Kunjungi Sekolah Penerbangan Selandia Baru

NEW ZEALAND-(IDB) : Kekurangan sumber daya manusia penerbang (pilot) di Indonesia ternyata juga menjadi perhatian masyarakat Internasional. Di Selandia Baru, sekolah pilotnya juga berburu siswa ke Indonesia. Di antara sekolah itu adalah International Aviation Academy New Zealand (IAANZ) yang merupakan sekolah tertua untuk penerbangan di Selandia Baru. IAANZ yang didirikan tahun 1928 itu pada Februari lalu telah menerima lima siswa dari Indonesia. sekolah ini dalam waktu dekat juga akan mengadakan pameran pendidikan ke tiga kota di Indonesia yaitu Medan, Jakarta dan Surabaya.

Terkait adanya siswa Indonesia yang belajar di IAANZ, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, A Agus Sriyono hari ini mengunjungi sekolah tersebut. Kunjungan Duta Besar ini juga didampingi oleh salah seorang anggota New Zealand-Indonesia Friendship Council (Perhimpunan Persahabatan Selandia Baru-Indonesia, sekaligus anggota parlemen) Mr. Kanwaljit Singh Bakshi.

Agus Sriyono menyambut baik dan mendukung upaya kerja sama Indonesia dengan IAANZ sehingga bisa meningkatkan hubungan bilateral di bidang pelatihan penerbangan, dan membantu memenuhi kebutuhan pilot di Indonesia yang terus meningkat. Sriyono juga meminta ke lima siswa Indonesia yang sedang belajar di IAANZ untuk belajar dan menggunakan waktu dengan efektif agar bisa menyumbangkan keahliannya pada dunia penerbangan Indonesia.
Sementara itu CEO IAANZ, Peter Randle berharap akan dapat meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga di Indonesia. “Kami juga berharap akan semakin banyak siswa dari Indonesia yang bergabung,” ujarnya.

Komisioner Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, Tim Anderson turut menyatakan bahwa industri penerbangan Selandia Baru siap membantu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia maupun keahlian di industri penerbangan Indonesia yang permintaannya terus meningkat. Baik dalam hal melatih pilot, insinyur penerbangan, serta awak kabin, bahkan penyediaan keahlian navigasi dan kontrol lalu lintas udara (Air Traffic Controller) untuk pengembangan bandara di Indonesia.

“ Selandia Baru memiliki berbagai medan yang menantang dengan ruang udara bersih serta pemandangan yang spektakuler dan beragam serta pola cuaca yang bervariasi. Pilot akan memperoleh kesempatan mendapatkan pengalaman dalam berbagai kondisi terbang yang membuat mereka menjadi pilot yang lebih terampil,” ujar Tim.

Para pelatih Selandia Baru akan menyediakan lingkungan yang aman dan tentram, tempat yang memiliki toleransi antar-agama dan antar-budaya, serta biaya pelatihan yang dilindungi pemerintah. Para kadet bisa rileks sehingga mampu menyerap pelajaran dengan cepat, dalam lingkungan yang hangat dan aman.

IAANZ merupakan salah satu sekolah penerbangan terbesar di Selandia Baru dengan armada 35 pesawat latih dan 38 instruktur penerbang. 




Sumber : Angkasa

8 komentar:

  1. harusnya lembaga pendidikan penerbangan indonesia seperti itu. bener2 dilindungi dan disupport pemerintah,indonesia ini sebenarnya sangat berpotensi,tapi pengelolaanya yang buruk, karena dari pemerintah sendiri juga tidak ada niat untuk memperbaiki pendidikan dan sistem penerbangan kita. harapan ke depan supaya pemerintah lebih melek..!!melek jangan cuma mau dapet komisi aja..!

    BalasHapus
  2. Jaman susah Indonesi a terkenal dg sekolah penerbang curug. Ba nyak calon penerbang bukan hanya dr dlm neg tapi juga ln ikut sekolah di Curug. Tapi di jaman maju skrg Cu rug malah terpuruk. Knp? Krn pejabatnya pd pengin kaya cpt. Beli pswt latih Tobago g dpt terbang krm bbmnya pakai avigas bukan avtur. Apa ini g namanya sontoloyo.

    BalasHapus
  3. Ano 14.21 Komen benar adanya, di hangar kalibrasi di Curug, Tangerang terdapat beberapa unit pesawat latih "Tobago" yang di beli dari Aerospatiale P,cis dan lama tidak dapat difungsikan karena kesulitan pd masalah bahan bakarnya. Yg umum pesawat di Indonesia selalu memakai bahan bakar Avtur, namun pesawat Tobago tsb justru memerlukan Avigas yg tidak disediakan oleh Pertamina.
    Disamping pswt Tobago juga tersimpan beberapa pesawat VIP dan beberapa unit pesawat baru dengan dua engine dari pabrik yg sama.

    BalasHapus
  4. Peluang besar untuk mendirikan Sekolah Penerbang Helikopter dan Sekolah Teknisi Perawatan dan Perbaikan Helikopter.
    Di Indonesia yg sdh banyak sekolah penerbang pesawat sayap tetap tetapi belum ada sekolah penerbang helikopter.
    Di TNI ada yg menyelenggarakan di A.Yani, Semarang dg heli Scweisser 300 dan di Kalijati, Subang dg heli Colibri.
    Namun khusus di A.Yani Semarang heli latihnya sudah tidak layak terbang.
    Sebenarnya di Curug lebih representative sebagai penyelenggaranya karena Certificatenya sudah standar International sayang penyelenggara annya sekarang sudah tidak jalan lagi.
    Dulu Curug "Top" nya sekolah penerbang.
    Simulator yg bersifat "Full Flight Simulator" nggak tahu ada apa nggak?

    BalasHapus
  5. Cermin bobroknya management hampir seluruh penyelenggara pemerintahan di Indonesia, hampir semua sentra pelayanan masyarakat merupakan "loket" untuk "menjagal" kantong masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Lihat dan perhatikan saja buktinya, sampai pada pelayanan agama terutama "Haji" dan "Nikah" merupakan ajang "pemerasan" dari para pelayan masyarakat itu, sehingga wajar kalau negara kita mungkin tidak pernah sejahtera dan barokah.
    Dari mulai eselon palin tinggi sampai eselon paling rendah semua "Korup" Mau jadi tentara yg jelas mau setor nyawa buat Negara saja "Mbayar", jadi Polisi "Mbayar" mau naik pangkat "Mbayar", mau penempatan kerja "Mbayar" mau apa saja "Mbayar" di negeri ini.
    "Mbayar" lah kalau nggak "Mbayar" ke laut saja, ciiiuuuusssss.

    BalasHapus
  6. Ano 05.05 Dulu Curug TOP-nya sekolah Penerbangan di Asia Tenggara, sekarang TOP-nya birokrasi yang ruwet dan mengakibatkan untuk beberapa tahun nggak dapat menyelenggarakan pendidikan penerbang.
    Beli pesawatnya sih bagus "Tobago", tapi bermasalah di bahan bakarnya, Hadeeeeh...........
    Mestinya makin banyak orang pinter apalagi lulusan luar negeri, harusnya lebih maju dan unggul dalam segala hal, tapi ini malah mundur, kalah waktu masih sederhana dan belum banyak orang pinternya.
    Sontoloyo banget negeriku......

    BalasHapus
    Balasan
    1. turut berduka cita atas meninggalanya tobago yg kehabisan bahan bakar :D

      Hapus
  7. Ano 11.00, Tobago blm mati, bahan bakar Avigas dilayani dengan harga khusus oleh yang ngejual.
    Tapi jadual terbangnya dibatasi, maka peranan Full Flight Simulator sangat berperan, tapi nggak tau ya, pengadaannya jadi apa nggak? termasuk emulator untuk kelas teknik mesin, avionik dan air frame serta atc-nya.
    Kita berharap, di tangan SDM sekarang yang sangat profesional dan pinter sekali karena sekolah di negeri "Londo", Curug nanti akan kembali jadi "TOP GUN" sipil Indonesia seperti waktu masih di tangani oleh SDM jaman masih sederhana dahulu kala.


    BalasHapus