WASHINGTON DC-(IDB) : Pentagon, Kamis
(28/2/2013), menyatakan pesawat-pesawat tempur F-35 Angkatan Udara AS
yang sempat dikandangkan selama sepekan akan kembali mengudara.
Jet-jet tempur F-35 harus dikandangkan setelah dalam sebuah uji coba di California ditemukan retakan di salah satu bilah mesin pesawat canggih itu.
"Penerbangan dan operasi F-35 akan kembali normal paling cepat pada Jumat (1/2/2013), tergantung kondisi cuaca," kata juru bicara Pentagin Kyra Hawn.
Dalam pemeriksaan selama sepakan itu, Hawn menambahkan, tidak ditemukan adanya keretakan mesin lain dari 50 unit F-35 yang dimiliki AU Amerika Serikat itu.
Berakhirnya larangan terbang itu merupakan kabar baik bagi skuadron tempur F-35 yang bernilai 396 miliar dolar itu. Armada F-35 ini adalah program persenjataan terbesar Pentagon yang terancam mengalami pemangkasan anggaran besar-besaran saat pemotongan anggaran otomatis berlaku pada Jumat.
Berakhirnya larangan terbang itu hanya berselisih dua hari setelah kepala prgram F-35 Pentagon mengkritik pembuat mesin Pratt & Whitney dan kontraktor utama Lockheed Martin Corp karena dituding mencoba memeras keuangan Pentagon.
Juru bicara Pratt & Whitney, Matthew Bates, mengatakan pimpinan program F-35 memutuskan untuk mengandangkan pesawat-pesawat ini setelah ditemukan adanya retakan pada bilah turbin pada 19 Februari lalu.
Kerusakan itu ditemukan dalam sebuah pemeriksaan rutin yang dilakukan setiap 50 jam terbang Bates mengatakan pihaknya bekerja siang malam dengan para pakar Pentagin untuk mencari penyebab keretakan bilah turbin itu.
Jet-jet tempur F-35 harus dikandangkan setelah dalam sebuah uji coba di California ditemukan retakan di salah satu bilah mesin pesawat canggih itu.
"Penerbangan dan operasi F-35 akan kembali normal paling cepat pada Jumat (1/2/2013), tergantung kondisi cuaca," kata juru bicara Pentagin Kyra Hawn.
Dalam pemeriksaan selama sepakan itu, Hawn menambahkan, tidak ditemukan adanya keretakan mesin lain dari 50 unit F-35 yang dimiliki AU Amerika Serikat itu.
Berakhirnya larangan terbang itu merupakan kabar baik bagi skuadron tempur F-35 yang bernilai 396 miliar dolar itu. Armada F-35 ini adalah program persenjataan terbesar Pentagon yang terancam mengalami pemangkasan anggaran besar-besaran saat pemotongan anggaran otomatis berlaku pada Jumat.
Berakhirnya larangan terbang itu hanya berselisih dua hari setelah kepala prgram F-35 Pentagon mengkritik pembuat mesin Pratt & Whitney dan kontraktor utama Lockheed Martin Corp karena dituding mencoba memeras keuangan Pentagon.
Juru bicara Pratt & Whitney, Matthew Bates, mengatakan pimpinan program F-35 memutuskan untuk mengandangkan pesawat-pesawat ini setelah ditemukan adanya retakan pada bilah turbin pada 19 Februari lalu.
Kerusakan itu ditemukan dalam sebuah pemeriksaan rutin yang dilakukan setiap 50 jam terbang Bates mengatakan pihaknya bekerja siang malam dengan para pakar Pentagin untuk mencari penyebab keretakan bilah turbin itu.
Sumber : Kompas