Pages

Jumat, Februari 15, 2013

Persiapan Kedatangan F-16 Tim USAF Survei Lanud Iswahjudi

MADIUN-(IDB) : Guna mempercepat pencapaian program Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essestial Force/MEF). Tim dari Amerika Serikat, USAF mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi terkait hibah pesawat tempur F-16, Selasa (12/2). Tim USAF diterima Langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E.
Pada kesempatan tersebut Danlanud Iswahjudi mengatakan, bahwa hibah pesawat tersebut merupakan bentuk kerjasama dibidang keamanan kawasan dalam kerangka perjanjian kemitraan komprehensif antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat.

Lebih lanjut Marsma TNI Yuyu Sutisna, S.E., menambahkan semoga dengan telah dilakukan survei di Lanud Iswahjudi oleh tim dari USAF, mampu memberikan masukan demi kelancaran pelaksanaan hibah pesawat tempur F-16. Dengan adanya penambahan pesawat tempur F-16 tersebut, mampu menambah kekuatan alat utama sistem senjata TNI khususnya TNI Angkatan Udara serta mempercepat pencapaian Program Minimum Essential Force (MEF), ungkap Marsma TNI Yuyu.

Sementara tim USAF, selama mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi akan meninjau Skadron Teknik 042 serta Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi. Direncanakan pesawat F-16 yang akan dihibahkan sudah ditingkatkan kemampuannya, sehingga pesawat akan mampu terbang dalam kurun waktu sekitar 15 sampai 20 tahun.




Sumber : TNI AU

Wadansatgas Indobatt Pimpin Patroli Udara

BEIRUT-(IDB) : Semakin seringnya Pesawat Israel yang melintasi Pertahanan Udara Lebanon khususnya diwilayah AO (Area Operation) mengundang Komandan Satgas XXIII-G/UNIFIL, Mayor Inf Lucky Avianto untuk segera melaporkan kejadian ini kepada Satuan Atas dalam hal ini Sektor Timur yang membawahi Indobatt UN POSN 7-1.
 
Hal tersebut segera ditindak lanjuti oleh Pasiops Udara, Lettu Pnb Pinandita Insan untuk segera melakukan patroli udara. Dalam tekhnis pelaksanaannya Lettu Pnb Pinandita yang sudah melaporkannya ke Satuan Atas langsung berkordinasi dengan Italia Air Battalion untuk bersama-sama melakukan Patroli Udara bersama, Minggu (10/2/2013)..
 
Dipimpin oleh Wadansatgas Indobatt Konga XXIII-G/UNIFIL, Mayor Inf Pio L. Nainggolan bersama dengan Kasi Cimic Kapten Inf Taufik Ismail, Pasiops Kapten Inf M. Erfani, Kapten Ckm Bambang, Danki A Lettu Inf Y. Ginting serta Pasi Intel Lettu Inf Agan Permana dengan menumpang Pesawat Heli jenis Bell 212 milik Italia Air Battalion Patroli Udara yang mengambil wilayah AO Indobatt dilaksanakan.
 
Sebelum pelaksanaan Patroli Udara, Wadansatgas beserta Pasiops Udara dan Pilot menentukan titik yang menjadi area operasi, setelah area ditentukan segera keadaan cuaca dijelaskan oleh Pilot, dan jika semuanya sudah lengkap Patroli segera dilaksanakan.
 
Sementara ditempat terpisah Dansatgas juga berpesan agar selalu memperhatikan faktor keamanan, mengingat cuaca yang beberapa hari ini kurang baik, tambahnya pula agar para personel yang melakukan Patroli Udara selalu memperhatikan ketentuan yang berlaku agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.





Sumber : PMPP

Analisis : Daftar Belanja MEF Tahap II

ANALISIS-(IDB) : Program modernisasi persenjataan TNI untuk memantapkan postur tentara modern sedang berlangsung menuju penyelesaian babak pertama.  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro baru-baru ini mengatakan sampai dengan akhir tahun 2014 program yang dikenal dengan sebutan MEF (Minimum Essential Force) akan mencapai 38% dari nilai target MEF.  Itu artinya pada babak kedua nanti yang berlangsung selama 5 tahun berikutnya akan dikejar penyelesaian target 62% MEF yang digadang-gadang itu.

Pemerhati pertahanan UI Andi Widjajanto memprediksi bahwa anggaran militer untuk MEF kedua tahun 2015-2019 akan mencapai US$20 Milyar.  Kalau kita membandingkan dengan anggaran MEF  tahap I tahun 2010-2014 yang mencapai US$ 15 milyar dengan pencapaian 38%, maka angka 20 milyar dollar AS itu sebanding dengan target sisa 62% yang ingin dicapai.  Titik kritis dari perjalanan mencapai target 100% pada “babak kedua” nanti ada pada pengambil kebijakan yang nota bene pemerintahan baru pasca 2014. Jika pemerintahan baru nanti “senafas” dengan yang sekarang meski figur beda atau punya ide yang sama untuk menyelesaikan target MEF TNI, diniscayakan perjalanan MEF akan sesuai dengan harapan kita semua.
Proyeksi Anggaran Pertahanan RI menurut Andi Widjajanto
Berdasarkan itu maka prediksi perkuatan alutsista dan postur TNI pada tahapan kedua nanti boleh jadi akan bergambar seperti ini :

Ø  Pengadaan 1 Skuadron Sukhoi Family, peluang pada SU35 BM
Ø  Pengadaan 2 Skuadron dari jenis Typhoon atau Rafale
Ø  Pengadaan 1 skuadron F16 blok 52 tawaran hibah batch 2
Ø  Pengadaan 3 CN295 AEW
Ø  Pengadaan 3 pesawat angkut A400M
Ø  Pengadaan 4 pesawat angkut Hercules type J
Ø  Pengadaan 5 radar militer
Ø  Pengadaan 1 skuadron UAV batch 2
Ø  Pengadaan 4 pesawat intai taktis maritim CN235 MPA
Ø  Pengadaan 3 pesawat intai strategis maritim
Ø  Pengadaan rudal SAM jarak menengah untuk 10 hanud area
Ø  Pengadaan rudal anti kapal produksi bersama Cina –RI untuk KCR
Ø  Pengadaan rudal surface to surface Lapan-Pindad jarak 300 km
Ø  Pengisian penuh alutsista marinir  di Batam dan P Brandan
Ø  Penyelesaian final  pangkalan utama armada timur  di Sorong
Ø  Pengisian bertahap satuan marinir setingkat divisi di Sorong
Ø  Pengisian 180 KRI untuk alokasi 3 armada tempur laut
Ø  Pengisian penuh satuan kapal cepat rudal armada barat
Ø  Alokasi KRI untuk hotspot Belawan, Natuna, Tarakan, Kupang
Ø  Pengisian 1 skuadron tempur di Biak
Ø  Pengisian 1 skuadron tempur di Kupang
Ø  Pengisian 1 skuadron tempur di Gorontalo
Ø  Pengisian 1 flight tempur di Banda Aceh
Ø  Pengisian 1 flight tempur di Natuna
Ø  Pengisian 1 skuadron angkut berat Hercules di Makassar
Ø  Pengisian 1 skuadron helikopter Penerbad di Kalimantan
Ø  Pengisian 1 skuadron helikopter Penerbad di Papua
Ø  Pengisian 1 skuadron helikopter Penerbad di Sumatera
Ø  Pengadaan 3 Kapal Selam selain Changbogo
Ø  Pengadaan 5 Kapal Perusak Kawal Rudal
Ø  Pengadaan 6 Kapal Cepat Rudal 40 m
Ø  Pengadaan 6 Kapal Cepat Rudal 60 m
Ø  Pengadaan 3 Kapal LPD
Ø  Pengadaan 3 Kapal LST
Ø  Pengadaan Tank Amfibi BMP-3F batch 3 untuk 4 batalyon marinir
Ø  Pengadaan Panser Amfibi BTR-80A batch 2 untuk 2 batalyon marinir
Ø  Pengadaan howitzer 155m untuk 4 batalyon marinir
Ø  Pengadaan MLRS R-han 50 km untuk 6 batalyon marinir
Ø  Penambahan 2 batalyon rudal/roket TNI AD di Kalimantan
Ø  Penambahan 2 batalyon rudal /roket TNI AD di Sumatera
Ø  Penambahan 3 batalyon infantri TNI AD di Papua
Ø  Penambahan 1 batalyon kavaleri TNI AD di Kupang
Ø  Pengadaan Panser Anoa batch 4 untuk 10 batalyon TNI AD
Ø  Pengadaan MBT batch 2 untuk 2 batalyon TNI AD
Ø  Pengadaan Tank Medium batch 2 untuk 3 batalyon TNI AD
Ø  Pengadaan MLRS  Astross II batch 2 untuk 2 batalyon  TNI AD
Ø  Pengadaan meriam 155m Caesar batch 2 untuk 4 batalyon TNI AD
Ø  Pengadaan MLRS Rhan 50 km untuk 10 batalyon TNI AD
Ø  Pengadaan rudal SAM jarak pendek  30 obyek vital dan pangkalan
 
 
 
 
Sumber : Analisis

Optimis Dengan KFX/IFX Project

Model KFX/IFX
JAKARTA-(IDB) : Hingga nanti terbang dan operasional permasalahan kerja sama pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan, KFX/IFX tetap menjadi topik hangat di kalangan military enthusiast. 

Apalagi, sempat berhembus kabar, Korea Selatan akan menunda pembiayaan KFX/IFX di tahun 2013. Rasa pesimis pun menghantui proyek ini. 

Akan tetapi, Kementrian Pertahanan, sebagai pemangku kebijakan justru merasa tetap optimis dengan kelanjutan proyek KFX/IFK. Seperti yang dituturkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, Prof. Dr. Ir. Eddy S. Siradj, M.Sc kepada ARC berikut ini:

Kabalitbang Kemhan
Katanya pembiayaan program KFX tertunda? 
Bukan pembiayaannya tapi programnya ditunda karena terjadi pergantian parlemen, pergantian presiden, jadi mereka harus mengkaji ulang

Tapi kita tetap akan komit untuk meneruskan?  
Kita tetap komit tapi kan dua tahun pertama ini kontrak Technology Development (TD) Phase, sudah selesai. Sekarang masuk ke Engineering and Manufacturing Development (EMD) Phase.

Bukannya harusnya mulai awal tahun ini?  
EMD ini kita harus bicarakan lagi kontraknya, bentuk kerjasamanya, butuh waktu lama untuk mensetup kontraknya.

Jadi kontraknya terpisah? 
Terpisah, pertama TD Phase dulu dua tahun, EMD Phase baru production Phase.

Kira-kira EMD bisa kapan dibicarakan? 
Dari hasil Joint Committee Meeting (JCM) kemaren sekitar 2014 akan dimulai.

Bagaimana dengan konfigurasi? 
Sudah ada konfigurasi, tapi belum final karena diserahkan ke air force. Karena konfigurasi Korea dengan kita akan berbeda. Korea tidak butuh jangkauan, Indonesia butuh jangkauan. Jadi kita butuh tanki tambahan. Kita butuh drag chute. Jadi konfigurasinya akan beda untuk kita.
Spesifikasi dan konfigurasi KFX/IFX 
Supplier system? Radar, mesin? 
Dalam EMD Phase ini kita akan melakukan lokalisasi masalah technology readyness, masalah lisensi, kita juga perlu security agreement dengan negara-negara lain yang mana komponen-komponennya akan kita beli. Itu membutuhkan fase yang panjang sekali.

Akan dibahas di EMD.  Kita juga akan selalu melakukan G-to-G meeting.

Jadi timnya tidak akan dibubarkan? 
Oh tidak, kita sudah buat yang namanya Indonesia Design Center di Bandung yang bisa menampung 100 orang engineer lengkap dengan komputer. Nanti mereka akan kita take-care terus.

Berarti selama setahun ini mereka akan menganggur? 
]Tidak, karena ada program yang banyak, namanya engineering services. Mereka harus melakukan analisis weaponry, analisis engineering, evaluasi TD Phase. Mereka akan terus melakukan. Karena program kita tahun ini tetap ada anggaran untuk kegiatan terus.

Apakah Korea akan tetap komit dengan program KFX?
 
Masalahnya begini, sekeliling mereka semuanya sudah menggunakan pesawat generasi kelima, Jepang, China dan Rusia. Sedangkan yang kita kembangkan adalah generasi empat setengah. Mereka merasa mereka perlu juga pesawat generasi lima juga. Mereka membeli pesawat generasi kelima keluar, nanti offset pembelian itu, digunakan untuk membangun KFX. Makanya mereka mencari offset industri. yaitu dengan FX-III.

Sekarang mereka sudah melakukan ini. Saya dapat sms dari korea, mereka sudah lakukan seminar di Air Force dan dewan mereka sudah melakukan pembahasan mengenai itu.

Di indonesia banyak yang kaget ketika Korea mengumumkan penundaan KFX dan program FX-III. Kita share dengan korea itu 20:80. Kita perkirakan sekitar Rp 80 milyar. Itu dalam TD Phase yang sudah kita serahkan ke Korea.

Perkembangan KFX
Tidak akan sia-sia pak?
 
 "Engineering kita sekarang ada 50 engineer. Tadinya kita, kalau share 20 persen, hanya dapat data 20 persen. Ternyata kita mampu menyerap data 50 sampai 60 persen. Bahkan kalau mau 100 persen data juga bisa kita serap. Di PTDI ada satu ruangan di lantai dua yang kita set-up ruangannya kita kembangkan untuk Design Center Indonesia."





Sumber : ARC

Spanyol Minati Industri Kapal Militer Nasional

JAKARTA-(IDB) : Ini kabar baik bagi industri dan BUMN pertahanan Indonesia. Pemerintah Spanyol menaruh minat untuk menjadi konsumen dan mitra produk-produk alutsista Indonesia.
Ini disampaikan Menhan Spanyol Pedro Morenes Eulate saat bertemu Menhan Purnomo Yusgiantoro di kantornya Rabu (13/2).  Pertemuan berlangsung tertutup dengan didahului upacara penyambutan militer.

Dalam pertemuan itu, kedua menteri membahas sejumlah strategi pertahanan negara, seperti peningkatan pendidikan, perencanaan, inovasi, dukungan logistik, hingga akuisisi produk pertahanan. "Kita setuju untuk memperkuat kerja sama. MoU mencakup atensi kedua negara untuk memfasilitasi peningkatan kerja sama yang telah dibangun sejak 2007,"ujar Menhan Purnomo usai pertemuan.

Purnomo menjelaskan, kerja sama bidang ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi berkaitan dengan penggunaan sistem dan perangkat militer yang terkait teknologi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Strategis."Teknisnya kita akan detailkan nanti antar BUMN dengan mitranya dari Spanyol," katanya.

Hubungan baik antara Indonesia dan Spanyol terjalin khususnya di bidang industri pesawat terbang. Hal tersebut ditandai dengan produksi pesawat jenis Cassa sipil dan militer. "Kita sudah ada joint production antara PTDI dan Airbus Spanyol untuk jenis N -295," katanya. 

Nah, lanjutnya, dalam pembicaraan kemarin ada arah kerjasama yang lebih luas hingga merambah ke industri perkapalan."Kami ingin mengintensifkan bidang industri perkapalan Spanyol, Navantia untuk kerja sama dengam perusahaan kapal Indonesia," katanya.

Seperti diketahui, kapal perang Indonesia lebih banyak diproduksi dalam negeri. Misalnya dua kapal cepat rudal (KCR-60) yang sekarang sedang dikebut oleh PT PAL . Kapal dengan panjang 60 meter, lebar 8,10 meter dan berat total 457 ton itu diproyeksikan memperkuat armada perang. Kapal ini bahkan bisa dilengkapi alat antiserangan kapal selam. Kontrak penyelesaian kapal cepat rudal jatuh tempo Maret dan Desember 2013.

Kapal perang lain yang segera dimiliki AL yakni PC 40. Jenis PC 40 merupakan kapal perang patroli. Jika sudah selesai , kapal-kapal PT PAL itu akan bergabung dengan 156 kapal yang dimiliki TNI AL. Sehingga dengan tambahan yang baru, AL memiliki kapal 162 buah kapal perang.

Masih ditambah kapal selam yang dipesan di Korea Selatan. "Nanti akan ada tim lanjutan yang menjajaki kemungkinan industri kapal perang ke Spanyol," kata menteri asal Semarang itu.





Sumber : JPNN