Pages

Kamis, Februari 14, 2013

KASAD : Modernisasi Alutsista TNI AD Bertahap

MEDAN-(IDB) : Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, mengatakan sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) di lingkungan TNI AD perlu diganti, dan pembeliannya dilakukan bertahap. Alutsista yang akan dibeli tersebut dikaitkan dengan fungsi organisasi dalam sistem pertahanan dan keamanan yang dijalankan guna menjaga keutuhan NKRI.

"TNI AD mendapatkan anggaran 14 triliun rupiah untuk membeli dan menyempurnakan alutsista setelah mendapatkan persetujuan dari DPR," kata Kasad seusai meninjau alutsista Kodam I Bukit Barisan di Medan, Rabu (13/2).

Edhie mengungkapkan anggaran 14 triliun rupiah tersebut disetujui dan dialokasikan DPR untuk kepentingan pengadaan alutsista untuk saat ini. Namun, ia enggan menanggapi mengenai tingkat kecukupan anggaran tersebut untuk membeli dan menyempurnakan alutsista. "Kalau negara menyiapkan 14 triliun rupiah, saya harus mengamankan pada saat pengadaan 14 triliun rupiah," kata mantan Pangkostrad itu.

Ia mencontohkan pembelian tank Leopard, meriam, dan roket yang memiliki jarak tembak mencapai 100 km. "Bukan beratnya, tetapi jarak tembaknya bisa mencapai 100 km," kata Kasad didampingi Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewijk F Paulus.

Pihaknya juga akan melengkapi alutsista bagian penerbangan TNI AD dengan membeli 24 helikopter jenis 412 dan sedang menegosiasikan 20 helikopter jenis black hawk. Jika pembelian alutsista tersebut telah direalisasikan, pihaknya akan mendistribusikannya ke berbagai satuan atau cadangan dari pusat yang siap untuk digerakkan sewaktu-waktu.

Namun, pendistribusian tersebut akan dilakukan secara bertahap disebabkan adanya daerah lain yang juga membutuhkan penyempurnaan alutsista.

Memotivasi Prajurit

Selain itu, Kasad memotivasi prajurit Komando Daerah Militer I Bukit Barisan untuk menjadi prajurit profesional dan tangguh. Motivasi tersebut disampaikan dalam dialog langsung dengan sekitar seribu prajurit dari berbagai satuan setelah defile pasukan di Makodam Bukit Barisan di Medan.

"Prajurit Kodam I Bukit Barisan harus mampu meningkatkan kemampuan untuk mampu menjadi personel yang profesional dalam menjalankan tugas," kata dia.

Selain itu, prajurit Kodam I Bukit Barisan harus siap menerima alutsista yang disediakan pemerintah. Dengan kemampuan yang baik serta kesiapan dalam menggunakan dan menerima alutsista yang ada, prajurit Kodam I Bukit Barisan akan lebih menjalankan tugasnya dalam menjaga keutuhan NKRI. "Prajurit harus profesional dan siap menerima alutsista agar lebih tangguh dan lebih hebat," kata dia.

Pada kesempatan itu, Kasad juga menjelaskan maksud kunjungannya, yakni melihat secara dekat kekuatan yang ada di Kodam I Bukit Barisan. Pihaknya ingin melihat langsung kesiapan prajurit Kodam I Bukit Barisan, keberadaan alutsista, dan kesiapan dalam penugasan ke depan.

Kunjungan tersebut juga telah dilakukan karena daerah lain untuk mengetahui kondisi dan kesiapan prajurit dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga keutuhan NKRI. "Makanya saya harus mengunjungi setiap Kodam," kata dia didampingi Asops Kasad, Mayjen TNI Dedi Kusnadi, dan Aspers Kasad, Mayjen TNI Sunindyo.





Sumber : KoranJakarta

Satgas Indobatt Latihan Bersama Dengan Batalyon Perancis

BEIRUT-(IDB) : Satgas Indobatt (Indonesian Battalyon) Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dan Batalyon Perancis (Francbatt) yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB di Lebanon, melaksanakan latihan bersama selama 4 hari mulai tanggal 13-16 Februari 2013 di sekitar AOR (Area of Responsibility) Indobatt, Lebanon Selatan.

Upacara latihan bersama dipimpin oleh Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto dalam suatu upacara militer, bertempat di Lapangan Soekarno Markas Indonesian Battalyon UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan, Rabu (13/2/2013), diikuti oleh Wadansatgas Indobatt Mayor Inf Pio L. Nainggolan, para Kepala Seksi, Komandan Kompi, Perwira Staf, 4 Pleton Pasukan Indobatt dan 1 Pleton dari Francbatt dibawah kendali Kapten A. Coincy

Dansatgas Indobatt dalam sambutannya mengatakan, antara lain bahwa latihan bersama ini selain untuk menciptakan hubungan baik antara kedua negara yakni Indonesia dan Perancis, sekaligus pula dapat meningkatkan kemampuan kita dalam bersama-sama mensukseskan Misi Perdamaian ini di Lebanon.

“Perhatikan faktor keamanan dan keselamatan karena keberhasilan dalam melaksanakan latihan bersama ini, salah satunya adalah berjalan dengan lancar tanpa suatu permasalahan”, ujar Dansatgas.

Sudah menjadi suatu kepercayaan tersendiri bagi Batalyon Perancis untuk memilih Indonesian Battalyon dalam melakukan latihan bersama, walaupun Francbatt terletak di wilayah Sektor Barat dan Indobatt di Sektor Timur namun sudah sejak lama Batalyon Perancis tertarik untuk melakukan latihan bersama ini.

Upacara diakhiri dengan penyematan tanda latihan kepada masing-masing perwakilan yang disematkan langsung oleh Dansatgas Indobatt, dilanjutkan acara coffee morning bersama di Dining Room Satgas yang dihibur oleh Tarian Inang dari Sumatera Barat asuhan Pabintal Satgas Mayor Laut (KH) H. Sri Depranoto. S.Ag.
 
Simulasi Perang, Prajurit Indobatt Masuk Bunker
 
Kondisi keamanan di wilayah daerah misi di Lebanon meningkat, bahkan Head Quarter (HQ) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB juga merasakan imbas dari meningkatnya status keamanan ini, Selasa (12/2/2013).
  Satgas Indo FPC (Force Protection Company) TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL sebagai penanggung jawab keamanan HQ UNIFIL, khususnya Green Hill Area langsung mendapatkan perintah untuk menambah perkuatan di semua sektor sesuai dengan Standart Operational Procedur yang ada.

Setelah Dansatgas FPC TNI Mayor Inf Yuri Elias Mamahi menerima perintah tentang perubahan Alert Status dari merah ke hitam, beliau langsung memberikan perintah kepada Duty Officer untuk membunyikan sirene sebagai tanda bahwa telah terjadi peningkatan Alert Status.

Dengan sigap seluruh personil Indo FPC TNI berkumpul di lapangan Sudirman dan dengan tangkas menaiki kendaraan yang telah disiapkan untuk mengantar para personil tersebut memasuki tempat Defence Post yang telah ditentukan, termasuk penempatan 3 sniper di Observation Post dalam mengamankan area Italy Air sesuai dengan koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan pihak Italia.
Selanjutnya, karena eskalasi semakin meningkat, Dansatgas FPC TNI kembali mendapatkan perintah untuk mengaktifkan Shelter Plan, semua personel yang berada di Sudirman Camp segera mendapatkan perintah untuk memasuki shelter yang telah disiapkan, pengendalian operasional terhadap personel yang bertugas di lapangan dilakukan dari dalam bungker tersebut.


Kejadian tersebut hanya sekenario Latihan Shelter Exercise di Rubbhall Sudirman Camp, Naqoura, Lebanon. Dalam latihan sesuai prosedur tetap UNIFIL, Alert Status Keamanan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Kuning, Merah dan Hitam.
Latihan Shelter Exercise bagi Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 merupakan latihan lanjutan dari Defence Post.


Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, untuk menjaga tingkat kesiapan dan kewaspadaan setiap kontingen yang tergabung dalam misi ini agar tetap dalam kondisi siap operasional.

Menurut Dansatgas Indo FPC TNI Mayor Inf Yuri Elias Mamahi yang turut dalam latihan tersebut.

"Dengan memberikan yang terbaik dalam latihan ini kita telah tunjukan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki profesionalisme yang tinggi yang tidak kalah dengan negara-negara yang tergabung dalam misi UNIFIL," ucapnya.
Ia merasa bangga kepada seluruh personil yang terlibat dalam latihan ini, dengan performance yang sudah ditampilkan pada latihan ini.


"Kita dapat menjawab semua tugas yang diberikan oleh UNIFIL demi membawa nama baik bangsa Indonesia," kata Dansatgas.
 
 
 
 
 
 
Sumber : PelitaOnline 

Giliran Korea Selatan Pamer Persenjataan

SEOUL-(IDB) : Dua hari setelah uji coba nuklir Korea Utara, Pemerintah Korea Selatan, Kamis (14/2/2013), memperkenalkansebuah misil penjelajah baru yang diklaim bisa menghantam langsung anggota komando tertinggi Korea Utara.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengundang sejumlah wartawan untuk menyaksikan presentasi rekaman video yang menampilkan uji coba penembakan misil itu dari sebuah kapal perang dan kapal selam.

"Misil penjelajah yang kami perkenalkan hari ini adalah senjata dengan presisi tinggi yang bisa mengidentifikasi dan menghantam jendela kantor markas komando Korea Utara," kata juru bicara Kemenhan Korsel, Kim Min-seok.

Misil ini, lanjut Kim, memiliki kekuatan mematikan dan bisa menghentikan aktivitas markas besar musuh di masa perang.

Angkatan Bersenjata Korsel dalam kewaspadaan tinggi sejak Pyongyang mengancam akan melakukan ujio coba nukli yang akhirnya dilaksanakan pada Selasa (12/2/2013).

Uji coba itu nampaknya dilakukan agar Korea Selatan lebih mengencangkan "otot-otot" militernya serta memamerkan teknologi militernya.

"Dengan misil ini, kami bisa menembak fasilitas apapun, peralatan bahkan target individual di lokasi mana saja di Utara, kapan saja dibutuhkan," kata seorang perwira tinggi AD Korsel, Mayor Jenderal Ryu Young, jeo.

Sebelumnya, Korea Selatan mengatakan segera mempercepat pengembangan misil jarak jauhnya yang bisa menjangkau seluruh sudut Korea Utara.

Pada Oktober 2012, Korea Selatan dan Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan kapasitan jangkauan sistem misil balistiknya hingga tiga kali lipat. Seoul mengklaim kesepakatan ini dilakukan untuk mengimbangi pengembangan sistem misil Korea Utara.





Sumber : Kompas

Sering Langgar HAM, Densus 88 Diusulkan Bubar

JAKARTA-(IDB) : Tuntutan agar kinerja Detasemen Khusus 88 Mabes Polri dievaluasi makin menguat. Rabu (13/2) sekitar 200 orang memadati aula gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Mereka sepakat agar satuan yang dibentuk khusus untuk menangani terorisme itu dibubarkan.

"Densus 88 telah banyak sekali melanggar hak asasi manusia. Tidak ada transparansi dan tidak bisa dikritik," ujar Wakil Ketua Komnas HAM M. Nurkhoiron dalam diskusi yang bertema Bubarkan Densus 88! itu. Selain Komnas HAM, datang juga sebagai pembicara Achmad Mihdan dari Tim Pengacara Muslim, Ismail Yusanto dari Hizbut Tahrir Indonesia, dan ulama-ulama dari Poso.

Menurut Nurkhoiron, Komnas HAM masih melengkapi data tentang berbagai pelanggaran Densus 88. "Kami masih mencari bukti-bukti, sehingga bisa menunjukkan juga kepada pihak kepolisian dan seluruh pihak yang berwenang bahwa kesalahan Densus 88 ini perlu segera diselesaikan bahkan diakhiri," katanya.

Saat ini, data yang masuk sudah 80 persen. "Di Makassar ada penembakan, padahal korban sama sekali tidak menunjukkan perlawanan, ditembak di depan masjid," katanya.

Nurkhoiron mengaku sedang menelusuri bukti yang disampaikan informan. "Kami juga menyimpan video yang merekam anak-anak seusia 17-an, disuruh telanjang dan disuruh lari, kemudian di tembak dari belakang. Ini akan saya usut apakah valid atau rekayasa," bebernya.

Achmad Michdan dari TPM menambahkan, selama ini pelanggaran Densus 88 hanya ramai sesaat di media. Namun tak pernah ada tindak lanjutnya. "Perilaku Densus juga bebas kritik karena sistemnya yang rahasia dan tertutup," katanya.

Dia mencontohkan berbagai kasus salah tangkap yang terjadi. Yang paling baru, saat TPM membebaskan tiga terduga teroris yang diciduk di Jakarta pada Oktober 2012 lalu. "Setelah mereka bebas, petugas yang salah menangkap tidak ada sanksi apapun. Padahal, yang ditangkap sudah trauma dan namanya hancur di masyarakat," katanya.

Ismail Yusanto dari Hizbut Tahrir Indonesia menyebut Densus tidak independen dan penuh agenda pesanan asing. "Mereka mengerjakan proyek terorisme ala Amerika Serikat," katanya.

Dimintai tanggapan soal ini, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mempersilahkan masyarakat menyampaikan kritiknya. "Prinsipnya Densus maupun satuan lain sama. Ada tata aturan dan kode etik yang kalau itu dilanggar bisa diproses secara internal maupun pidana," katanya.

Namun, dari hasil evaluasi selama ini kinerja Densus dinilai wajar. "Tidak ada pelanggaran. Karena itu, jika ada yang merasa dirugikan silakan melapor sesuai prosedur,"katanya.
 
 
 
 
 
Sumber : JPNN

Tiga Kapal Militer Bela Diri Jepang Kunjungi Indonesia

Akhir pekan ini latihan bersama dengan TNI AL di perairan Jakarta.

JAKARTA-(IDB) : Militer Jepang pekan ini mengerahkan tiga kapal laut untuk kunjungan persahabatan ke Indonesia selama beberapa hari. Tiga kapal itu juga akan mengadakan latihan bersama dengan TNI Angkatan Laut.

Armada persahabatan itu adalah Kesatuan Latihan Laut Samudera Angkatan Bela Diri Laut Jepang, yang dikomandoi oleh Kolonel Laut Hideki Takuma dengan kapal pengawal Hatakaze (4.600 ton), Harayuki (2.950 ton) dan Asayuki (3.050 ton). "Mereka dijadwalkan singgah di Jakarta selama 13-16 Februari 2013," demikian ungkap Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dalam keterangan tertulis kepada VIVAnews hari ini.

Kesatuan Latihan Laut Jepang itu tiba di Jakarta Rabu pagi dan bersandar di Terminal Peti Kemas 2, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Selain mengadakan resepsi dengan komunitas diplomatik ASEAN, mereka Kamis esok melaksanakan kunjungan kehormatan kepada Panglima Armada Barat TNI AL.



Setelah menggelar pertandingan olahraga persahabatan dan menerima kunjungan para siswa sekolah Jepang di Jakarta, misi muhibah itu akan bertolak dari pelabuhan pada Sabtu 16 Februari 2013. Pada hari yang sama mereka menjalani latihan persahabatan dengan TNI Angkatan Laut di perairan Jakarta.
 
Kesatuan Latihan Laut ini terdiri dari 105 siswa calon perwira yang lulus ujian seleksi dan telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah calon perwira yang ada di kota Etajima, prefektur Hiroshima.

Selain diperkuat tiga kapal pengawal, kesatuan ini juga memiliki helikopter patroli SH-60J. Helikopter ini berawak tiga orang.





Sumber : Vivanews

Koarmabar Tingkatkan Fasilitas Dukungan Operasional Unsur KRI

pangarmabar-sub
JAKARTA-(IDB) : Meningkatkan dampak penangkalan terhadap terjadinya tindak pelanggaran di laut khususnya di wilayah perairan tanggung Jawab Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), unsur –unsur KRI yang terlibat dalam  kegiatan  operasi yang digelar oleh Gugus Tempur Laut dan Gugus Keamanan Laut  Koarmabar secara periodik agar melaksanakan kegiatan sandar  di dermaga-dermaga TNI AL yang tersebar di wilayah perairan Indonesia bagian barat.

Demikian penekanan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Arief Rudianto, S.E., pada saat paparan pengembangan   Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) dibawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat dalam rangka meningkatkan dukungan operasional  TNI AL  di  Mako Koarmabar, Jalan Gunung Sahari No. 67, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan tersebut Pangarmabar menyampaikan,  unsur-unsur KRI   yang tergabung dalam kegiatan operasi yang digelar sepanjang tahun seperti Operasi Arung Pari, Operasi Malacca Strait Sea Patrol (MSSP), Operasi Alur Pari dan Operasi Taring Pari  agar secara periodik dan bergantian   merapat di pos-pos terdepan yang telah memiliki fasilitas dermaga khususnya yang berdekatan dengan perbatasan dengan negara tetangga diantaranya di Pulau Nipa, Pulau Tolop , Pulau Laut, Sabang dan sebagainya.

Sedangkan unsuk KRI yang sedang melaksanakan operasi di perairan Natuna dan sekitarnya agar secara berlanjut dan bergantian melaksanakan sandar di dermaga Angkatan Laut terdekat di Sabang Mawang, Natuna.

Unsur-unsur KRI yang digelar oleh Gugus Tempur Laut (Guspurla) dan Gugus keamanan Laut  (Guskamla) Koarmabar yang melaksanakan operasi di perairan sepanjang Selat Malaka dan Samudera Indonesia dapat merapat di dermaga TNI AL Belawan,  Lanal Sabang maupun di dermaga umum pelabuhan yang tersebar di Indonesia bagian Barat .  Terrmasuk di  pangkalan-pangkalan yang memiliki wilayah perairan di Samudra Indonesia diantaranya  Lanal  Simelue, Padang dan Sibolga.

Hal tersebut kata Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., untuk meningkatkan moril pajurit TNI AL khususnya yang bertugas di pos-pos Angkatan Laut dan pos-pos pengamat Angkatan Laut. Selain itu kehadiran unsur KRI diwilayah perairan tersebut dapat memberikan dampak penangkalan terhadap bentuk-bentuk pelanggraan di laut dan dapat memberikan rasa aman kepada para pengguna laut di kawasan perairan kawasan Barat Indonesia.





Sumber : Koarmabar

Alat Khusus Untuk Penerjun Kostrad


terjungpayung112

DEPOK-(IDB) : Upaya menunjang kinerja pasukan di zona konflik, anggota Kostrad, , dibekali alat terjun payung khusus. Alat itu dapat berputar 360 derajat dan dilengkapi perangkat komputer dan komunikasi jarak jauh.

Kapten Inf Agus Susanto, Kepala Pelaksana Teknis Penerangan Kostrad, mengatakan dengan alat itu, prajurit yang diterjunkan di lapangan, khususnya zona konflik, dapat efektif beropersi. “Alat ini juga diharapkan bisa meminimalisir angka kecelakaan penerjun,” ujarnya usai simulasi alat itu pada acara yang dibuka Panglima Kostrad, Letjen TNI Muhammad Munir, Selasa (13/2) siang.

Menurutnya, alat itu bakal bisa dikombinasikan dengan simulasi virtual yang membuat penerjun bisa berinteraksi dengan lingkungan yang disimulasikan komputer. “Lingkungan maya ini ditampilkan di layar komputer atau melalui tampilan stereoskopik berbentuk kacamata digital dengan mengikutsertakan tambahan informasi hasil penginderaan. Ini seperti suara melalui speaker atau HP,” jelasnya.

Teks : Bintara Pelatih, Sertu Rahmat, memberi pelatihan pada prajurit Batalion Infantri Linud 330 tentang peragaan alat terjun payung terbaru.




Sumber : Poskota

Uji Tembak Integrasi Sista Hanud

http://www.pussenarhanud.mil.id/images/TD2000.jpgGARUT-(IDB) : Uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam dilaksanakan pada hari Selasa 29 Januari 2013 dan Senin 4 Februari 2013 di Balai Produksi dan Pengujian Roket (BPPR) LAPAN dan Pangkalan TNI AU, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Pelaksanaan uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam dibagi menjadi dua bagian yaitu uji penembakan meriam 57 mm AA (Anti Aircraft) tanggal 29 Januari 2013 dan uji penembakan misil tanggal 4 Februari 2013. Pada penembakan meriam 57 mm AA dilaksanakan penembakan amunisi 57 mm HE (High Explosive) dengan sasaran balon udara dan penembakan amunisi 57 mm proximity dengan sasaran benda hexagonal yang diikat ke balon udara, sedangkan untuk penembakan misil menggunakan sasaran target drone S-70 buatan China.

Ukuran keberhasilan pada uji penembakan meriam 57 mm AA menggunakan amunisi HE adalah ketepatan tembakan dengan menghitung banyaknya proyektil yang masuk ke dalam lingkaran 15 mil pada layar monitor FCDV-1, apabila lebih dari 30 % proyektil masuk pada lingkaran ini maka pengujian dinyatakan memenuhi syarat. Untuk pengujian amunisi 57 mm proximity sistem proximity fuse pada proyektil harus dapat bekerja dan meledak di dekat sasaran. Sedangkan untuk penembakan misil harus mengenai target drone secara langsung (direct hit).


http://www.pussenarhanud.mil.id/images/TD2000f.png
Hasil tembakan amunisi 57 mm proximity pertama (gb.kiri) dan kedua (gb.kanan)

Hasil uji penembakan amunisi 57 mm HE, seluruh proyektil yang berjumlah 27 butir masuk dalam lingkaran 15 mil yang terlihat di monitor FCDV-1. Untuk penembakan amunisi proximity, pada penembakan pertama proyektil meledak pada jarak 20 s.d. 30 m sebelum sasaran, pada penembakan kedua proyektil meledak pada jarak 2 s.d. 5 m dari sasaran. Sedangkan untuk penembakan misil mendapatkan hasil direct hit pada penembakan yang kedua.

http://www.pussenarhanud.mil.id/images/TD2000g.png
Misil pertama miss (gb.kiri), sesaat sebelum terjadi impact pada misil kedua (gb.kanan)

Dalam uji tembak ini didapatkan dua hal baru, yang pertama kinerja teknologi proximity pada amunisi 57 mm yang dapat meningkatkan kill probability meriam 57 mm dan yang kedua adalah kesulitan pembidikan misil dengan menggunakan elektro optik apabila sasaran terbang di bawah langit yang tertutup awan karena pantulan panas matahari pada tepi awan dapat mengalihkan penguncian elektro optik. 

Dengan selesainya Uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam maka kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah penggantian gearbox seluruh kendaraan materiil kontrak dengan yang menggunakan sistem syncromesh, pengujian kendaraan, pengiriman Alut Sista ke asrama Denarhanud Rudal 001 Dam IM, Lhokseumawe dan diakhiri dengan pelatihan operator dan teknisi di asrama Denarhanud Rudal 001.





Sumber : Pussenarhanud

Komisi I Minta Kasus Terbakarnya KRI Klewang Tak Terulang Lagi

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR Hayono Isman meminta peristiwa terbakarnya kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, KRI Klewang-625 di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jatim September 2012 lalu tidak boleh terulang lagi.

Apalagi status kapal tersebut belum menjadi milik TNI Angkatan Laut karena belum diserahterimakan. Namun ia juga berharap, kapal jenis itu tetap dapat diproduksi kembali sebagai upaya modernisasi alutsista TNI AL khususnya.

"Kita sampaikan apresiasi terhadap investor yang mau membuka pabrik pembuatan kapal bagi TNI yang dibangun di Banyuwangi, Jatim tersebut. Meskipun ya mamang kita prihatin dengan terbakarnya kapal perang KRI Klewang itu, tetapi bukan berarti perusahaan itu divonis mati," ujar Hayono Isman di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (13/2).

Hal ini disampaikan Hayono terkait hasil RDP dengan sejumlah Industri Pertahanan untuk membahas sejumlah hal dukungan untuk modernisasi alutsista TNI dari produksi dalam negeri sendiri. RDP dihadiri jajaran pejabat PT PAL, PT DI, PT Dahana, PT Pindad, PT Dok Koja Bahari (DKB), dan dari swastanya PT Lundin Industry Invest," tuturnya.

Hayono juga meminta perusahaan yang mengerjakan kapal perang KRI Klewang itu tetap diberi kesempatan untuk berkembang dan melanjutkan kontrak pengadaan kapal perang lainnya.

Menyikapi terbakarnya KRI Klewang itu sendiri, Komisi I menyerahkan sepenuhnya pada TNI untuk melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab dari terbakarnya kapal itu.

"Kalau soal penyebab kebakarnya kapal itu sendiri saya tidak paham, karena teknis sekali penjelasannya. Komisi I DPR intinya hanya minta, kondisi itu diperbaiki agar jangan sampai terulang kembali. Kalau kapal perang mudah terbakar seperti itu, kan repot kita," tegasnya.

KRI Klewang 625 ini didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon. PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat denga kecepatan hingga 30 knot.

Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009 yang didanai dari APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar. Namun sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.





Sumber : Jurnamen

Menhan RI - Spanyol Tandatangani MoU Kerjasama Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka mempererat hubungan diplomasi, khususnya peningkatan hubungan kerjasama di Bidang Pertahanan antara Indonesia  dan Spanyol, Rabu (13/2) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro bersama Menhan .Spanyol Pedro Morenes Eulate menandatangani Draft Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama di bidang pertahanan.
 
MoU peningkatan kerja sama militer Spanyol-Indonesia ini telah digagas kedua negara sejak tahun 2007 lalu, atas kebijakan Pemerintah Spanyol untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan dengan kawasan Asia Pasifik yang diterapkan bukan saja oleh Kemlu tapi juga Kemhan.

Usai penandatanganan MoU, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan beberapa kerjasama pertahanan dengan cakupan atensi untuk memfasilitasi peningkatan hubungan pertahanan melalui kerja sama teknologi dan pengetahuan, promosi dan melakukan kegiatan pendekatan.

Lebih rinci Menhan RI menjelaskan, bidang Industri kedirgantaraan dalam pengadaan pesawat CN 235, CN 295, dan pesawat terbaru CN 212- 400 juga merupakan bagian dari kesepakatan. Nantinya Pemerintah Spanyol berencana untuk memberikan Lisensi Produk pembuatan pesawat kepada industri pesawat PT. Dirgantara Indonesia.

Ditambahkan Menhan Purnomo Yusgiantoro, dalam MoU tersebut juga disepakati mengenai kerjasama operasi militer selain perang. Salah satunya diungkapkan Menhan adalah kerjasama Humanitarian Assistance dan Disaster Relief. Kerjasama ini di nilai sangat penting karena memadukan kombinasi dari keterlibatan elemen militer dan elemen sipil.

“ Disini kita sama-sama saling belajar untuk bekerjasama operasi militer selain perang khususnya penanganan bencana, karena banyak terjadi bencana di negara kita,” ungkap Menhan.

Upaya peningkatan kerjasama pertahanan lainnya yang diadakan dimasa datang oleh kedua negara adalah potensi kerjasama Maritim dalam hal pembangunan kapal antara industri strategis di kedua negara.

Turut menyaksikan penandatanganan MoU, Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, Rafael Conde de Saro, Kepala Staf Angkatan Laut Spanyol, Laksamana D. Jaime Munoz-Delgado, kepala Kabinet Laksamana D. Javier Pery Parades. Disamping itu Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Staf Ahli Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin, Kabaranahan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso serta para pajabat dijajaran Kementerian Pertahanan RI. 

Spanyol Izinkan Indonesia Rakit Pesawat CN 212-400

Spanyol memberikan lisensi kepada Indonesia untuk merakit pesawat CASA sipil CN 212-400. Hal ini merupakan wujud kerja sama yang terjalin lama antara Indonesia dan Spanyol di bidang industri pesawat. 
"Pesawat CN 212-400 merupakan pesawat angkut kecil dan rencananya untuk pabrik akan dibangun di Bandung, kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia dengan Spanyol," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai bertemu Menhan Spanyol Pedro Morenes Eulates, Rabu, 13 Februari 2013.
Dalam kesempatan itu Purnomo mengharapkan Indonesia dapat menjadi agen pemasaran yang baik untuk pesawat angkut tersebut. Sebelumnya Indonesia juga pernah membeli pesawat CASA C-295 sebanyak 9 buah senilai US$325 juta.
Sebelumnya tahun lalu, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang sempat lesu membuat kejutan. Perusahaan BUMN ini dapat proyek triliunan rupiah untuk menggarap beberapa perangkat militer dan sipil. Salah satunya bekerja sama dengan perusahaan CASA Spanyol, yaitu pesawat CN-212.
Sekitar 25-50 engineer PT DI tahun lalu menjalani pelatihan untuk mendalami teknologi CN-295. Pesawat CN-212 hasil kerja sama RI-Spanyol juga diborong sebanyak 50 pesawat oleh PT Merpati Nusantara Airline seharga US$ 7 juta atau Rp 66,03 miliar per unit.  






Sumber : DMC